*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

dokumen-dokumen yang mirip
*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI PULAU NAIN KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA

Kata Kunci : Pola Asuh Ibu, Status Gizi Anak Balita

ASUPAN MAKANAN DAN PERTUMBUHAN BADUTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JUMPANDANG BARU KOTA MAKASSAR

Pengaruh Riwayat Pemberian ASI Terhadap Perkembangan Anak Usia Prasekolah di TK Kristen Imanuel Surakarta

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Fator-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Pemeriksaan Antenatal Care K4 di Puskesmas Sipatana Kota Gorontalo

Volume VI Nomor 3, Agustus 2016 ISSN: Latar Belakag

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ABSTRACT. : Unmet need, Family Planning

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Jalan Bedah RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 4, Desember 2017 ISSN

Sri Lestari Kartikawati, Endang Sutedja, Dzulfikar DLH ABSTRAK

* Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado * Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA 0 23 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTO RAJO KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2016

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA

SUMMARY HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DAN LINGKUNGAN LUAR RUMAH DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA KAIDUNDU KECAMATAN BULAWA KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2013

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

Analisis Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap A RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap F RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

HUBUNGAN LOCUS OF CONTROL DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap Anggrek RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

HUBUNGAN BAURAN PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN MEMILIH BEROBAT DI POLIKLINIK AMBUN PAGI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Delsa Dezolla *

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Karakteristik sampel, faktor risiko tumbuh kejar. dijadikan sebagai sampel, terdiri atas 13 bayi KMK dan 13 bayi SMK.

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN LAHIR ANAK DAN POLA ASUH IBU DENGAN KEJADIAN STUNTING

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Usia Menarche Siswi SMP Adabiah

PENGETAHUAN IBU TENTANG KEPUTIHAN DI KOTA MANADO

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

PENDIDIKAN IBU, KETERATURAN PENIMBANGAN, ASUPAN GIZI DAN STATUS GIZI ANAK USIA 0-24 BULAN

Stunting berhubungan dengan perkembangan motorik anak di Kecamatan Sedayu, Bantul, Yogyakarta

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN KESEHATAN RUMAH TINGGAL TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA BALITA DI DESA SAMBANGAN KECAMATAN BATI-BATI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2012

Hubungan Status Gizi dengan Status Sosial Ekonomi Keluarga Murid Sekolah Dasar di Daerah Pusat dan Pinggiran Kota Padang

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN IMBALAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN

JST Kesehatan, Januari 2016, Vol.6 No.1 : ISSN

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya angka kematian bayi dan anak merupakan ciri yang umum

ABSTRAK. Diella Natasha Wijaya, 2016, Pembimbing I: Grace Puspasari,dr.,M.Gizi Pembimbing II: Penny Setyawati M,dr.,SpPK.MKes

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, STATUS PENDIDIKAN, DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

Sukmawati 1), Sri Dara Ayu1 ) 1) Dosen Jurusan Gizi Poltekes Makassar ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan dasar manusia seperti perawatan dan makanan

HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 6-24 BULAN DI RW 2 WILAYAH PUSKESMAS BATUA KOTA MAKASSAR

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 5 No. 2 MEI 2016 ISSN

Unnes Journal of Public Health

Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Penderita Pasca Stroke Dalam Upaya Rehabilitasi Di RS St. Elisabeth Medan

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI REMAJA PUTRI MADRASAH ALIYAH AL-HUDA KOTA GORONTALO

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI DENGAN STATUS GIZI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI PUSKESMAS KOLONGAN KECAMATAN KALAWAT KABUPATEN MINAHASA UTARA

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X. Prodi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung 2

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

Nurlindah (2013) menyatakan bahwa kurang energi dan protein juga berpengaruh besar terhadap status gizi anak. Hasil penelitian pada balita di Afrika

PERBEDAAN. NASKAH an. Diajukan oleh : J FAKULTAS

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesempatan Indonesia untuk memperoleh bonus demografi semakin terbuka dan bisa

HUBUNGAN ANTARA KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANGKRAH KOTA SURAKARTA

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENGETAHUAN DAN POLA ASUH IBU DENGAN WASTING DAN STUNTING PADA BALITA KELUARGA MISKIN

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN

HUBUNGAN IKLAN MAKANAN DAN MINUMAN DI MEDIA MASSA DENGAN FREKUENSI KONSUMSI JUNK FOOD PADA REMAJA DI SMA NEGERI 13 PALEMBANG TAHUN 2009

BAB 1 : PENDAHULUAN. tidak dapat ditanggulangi dengan pendekatan medis dan pelayanan masyarakat saja. Banyak

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI BATITA UMUR 1-3 TAHUN DI DESA MOPUSI KECAMATAN BOLAANG MONGONDOW INDUK SULAWESI UTARA 2014

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

MAULANA WIJAYA NIM. J

HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT PENYAKIT DIARE DAN ISPA DENGAN STATUS GIZI PADA BADUTA 6-24 BULAN DI PULAU MANTEHAGE KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA

TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PLERET

Julia Alistawaty Purba 1, Erna Mutiara 2, Heru Santosa 2 ABSTRACT

FAKTOR RISIKO PENGASUHAN GIZI ANAK 0-6 BULAN. Langkah Awal Suatu Upaya Pemberdayaan Pengasuhan Ibu akan Gizi Anak

KEMANDIRIAN KELUARGA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PERILAKU SEKS DAN KEHAMILAN REMAJA

ABSTRACT. : Ice chocolate, hygiene handler, Coliform, Escherichia coli

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak balita merupakan kelompok usia yang rawan masalah gizi dan penyakit.

BAB I PENDAHULUAN. Mulai dari kelaparan sampai pola makan yang mengikuti gaya hidup yaitu

HUBUNGAN POLA ASUH DAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN PSIKOMOTOR ANAK USIA 6-12 BULAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP POLA ASUH IBU BALITA DI KABUPATEN BANYUMAS (Studi di Puskesmas Banyumas dan Puskesmas II Kembaran)

HUBUNGAN ANTARA PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT PENYAKIT INFEKSI DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK BATITA DI DESA MOPUSI KECAMATAN LOLAYAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Jurnal Kesehatan Masyarakat

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

Hubungan Frekuensi Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) dengan Berat Badan Anak Usia di Bawah Dua Tahun

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stunting merupakan salah satu indikator masalah gizi yang menjadi fokus

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DAN POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA BONGKUDAI KECAMATAN MODAYAG BARAT Rolavensi Djola*

Kata Kunci : Pelatihan, Motivasi, Dukungan Keluarga dan Masyarakat, Keaktifan Kader Posyandu

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi kurang sering terjadi pada anak balita, karena anak. balita mengalami pertumbuhan badan yang cukup pesat sehingga

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: ISPA, Pengetahuan Ibu, ASI Eksklusif, Merokok, Jenis Bahan Bakar Memasak

FAKTOR RISIKO TERJADINYA PNEUMONIA PADA ANAK BALITA

EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DASAR DI PUSKESMAS PADANG PANYANG KECAMATAN KUALA PESISIR KABUPATEN NAGAN RAYA

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA TATELU KECAMATAN DIMEMBE KABUPATEN MINAHASA UTARA Wulan K. Nangley*, Grace D. Kandou*, Nancy S. H. Malonda* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Masa balita adalah masa kehiduan yang sangat enting dan erlu erhatian yang serius karena ada masa ini berlangsung roses tumbuh kembang yang sangat esat. Tujuan enelitian ini yaitu untuk mengetahui aakah terdaat hubungan antara ola asuh ibu dengan status gizi balita di Desa Tatelu Kecamatan Dimembe Kabuaten Minahasa Utara. Desain enelitian yang digunakan yaitu survey analitik dengan rancangan cross sectional. Poulasi dalam enelitian adalah balita di Desa Tatelu khususnya yang berusia 6-24 bulan dengan jumlah 61 balita. Samel dalam enelitian ini diambil secara total samling. Hasil enelitian berdasarkan uji statistik fisher s Exact test dieroleh hasil bahwa tidak terdaat hubungan antara sika merawat dengan status gizi berdasarkan indeks BB/U (=), PB/U (=) dan BB/PB (=). Tidak terdaat hubungan antara sika memberi makan dengan status gizi berdasarkan indeks BB/U (=), PB/U (=0.588) dan BB/PB (=). Terdaat hubungan antara raktek merawat dengan status gizi berdasarkan indeks BB/U dengan nilai =0.001, PB/U (=0.004), namun tidak terdaat hubungan antara raktek merawat dengan BB/PB (=). Tidak terdaat hubungan antara raktek memberi makan dengan status gizi berdasarkaan indeks BB/U (=0.659), terdaat hubungan antara raktek memberi makan dengan status gizi berdasarkan indeks PB/U (=0.004), BB/PB (=). Kesimulan tidak terdaat hubungan antara sika erawat anak dan sika memberi makan dengan status gizi berdasarkan indeks (BB/U, PB/U dan BB/PB), terdaat hubungan antara raktek merawat dan raktek memberi makan dengan status gizi BB/U dan PB/U. Kata Kunci: Pola Asuh, ABSTRACT Toddler is a very imortant eriod and needed an attention because growth eriod is raid in this time. The urose of this study is to determine the relationshi between mother s arenting with nutritional status of children in the Tatelu, Dimembe, North Minahasa. The research design used analytic survey with cross sectional aroach. The oulation is toddlers 6-24 months. Samles are 61 and taken with total samling. Based on Fisher's Exact Test statistic, there is no correlation between caring attitude with nutritional status based on BB/U index ( = 1,000), PB/U ( = ) and BB/PB ( = 1,000). There is no correlation between feeding attitude with nutritional status based on index of BB/U ( = 1,000), PB/U ( = 0.588) and BB/PB ( = 1,000). There is a correlation between caring ractice with nutritional status based on index of BB/U with value = 0.001, PB/U ( = 0.004), but there is no correlation between caring ractice and nutritional status based on BB/PB index ( = 1,000). There is no correlation between feeding ractice with nutritional status based on index of BB/U ( = 0659), there is correlation between feeding ractice with nutritional status based on PB/U index ( = 0.004), BB / PB ( = 1,000). Conclusion there is no correlation between child care attitude and feeding attitude with nutritional status based on index (BB/U, PB/U and BB/PB), there is a relationshi between caring ractice and feeding ractice with nutritional status of BB/U and PB/U. Keywords: Parenting, Nutritional Status PENDAHULUAN Masa balita adalah masa kehiduan yang sangat enting dan erlu erhatian yang serius karena ada masa ini berlangsung roses tumbuh kembang yang sangat esat. Pola asuh adalah salah satu faktor yang berkaitan dengan tumbuh kembang anak. Peran orang tua dalam roses engasuhan sangatlah enting, emberian nutrisi yang lengka dan seimbang daat menjadi dasar untuk tumbuh kembang anak yang otimal (Fikawati dkk, 2015). Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, di Indonesia terdaat 19,6% balita kekurangan gizi yang terdiri dari 5,7% balita dengan status gizi buruk, 13,9% berstatus

gizi kurang dan sebesar 4,5% balita dengan status gizi lebih. Berdasarkan data yang dieroleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara, di wilayah Minahasa Utara tahun 2014 terdaat balita dengan gizi buruk yaitu 0,02%, balita gizi kurang 2,51%, balita gizi lebih 0,23%, sedangkan ada tahun 2015 terdaat balita dengan gizi baik yaitu 95,1%, balita dengan gizi kurang 2,48%, gizi buruk 0,04% dan gizi lebih 0,14%. Menurut data dari Puskesmas Tatelu ada tahun 2017 di Desa Tatelu terdaat 7 balita dengan masalah berat badan BGM dan 3 balita dengan masalah BBLR. Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang diatas maka enulis tertarik meneliti mengenai hubungan antara ola asuh ibu dengan status gizi balita di Desa Tatelu Kecamatan Dimembe Kabuaten Minahasa Utara. METODE PENELITIAN Jenis enelitian ini menggunakan survey analitik dengan endekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tatelu Kecamatan Dimembe Kabuaten Minahasa Utara ada bulan Agustus Oktober 2017. Pengambilan samel dalam enelitian ini dilakukan secara total samling yaitu seluruh balita yang berusia 6-24 bulan sebanyak 61 balita yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pengumulan data dengan wawancara kuesioner dan engukuran antroometri. Analisis univariat dilakukan ada tia variabel dan analisis bivariate digunakan untuk mencari dan memeroleh hubungan antara ola asuh ibu yang terdiri dari sika merawat, sika memberi makan, raktek merawat dan raktek memberi makan dengan status gizi balita. Dalam enelitian ini analisis yang digunakan yaitu uji fisher s Exact test. HASIL DAN PEMBAHASAN Hubungan Sika Dengan Tabel 1. Sika Dengan Status Gizi BB/U Sika Gizi Gizi 51 83,6 9 14,8 60 98,4 1 1,6 0 0 1 1,6 52 85,2 9 14,8 61 100 Tabel 1, menunjukan bahwa dalam hasil ukur terhada sika merawat balita dengan status gizi balita berdasarkan indeks antroometri BB/U, dari 60 balita (98,4%) yang mendaatkan sika merawat baik, terdaat 52 balita dengan status gizi baik dan 10 balita dengan status gizi kurang. Sedangkan terdaat 1 balita (1,6) yang mendaatkan sika merawat kurang baik memiliki status gizi baik. Exact test dieroleh nilai = sehingga nilai lebih besar dari nilai α (0.05). Hasil uji menunjukan bahwa tidak terdaat hubungan antara sika merawat balita dengan status gizi berdasarkan indeks antroometri BB/U. Hasil enelitian ini sesuai dengan enelitian yang dilakukan oleh (Lembong, 2015) yang menyatakan bahwa tidak terdaat hubungan yang signifikan antara sika merawat anak balita dengan status gizi balita. Masalah terhada status gizi bukan hanya disebabkan

oleh ola asuh saja melainkan karena berbagai faktor diantaranya ola konsumsi, enyakit yang diderita anak dan endaatan keluarga. Tabel 2. Sika Dengan Status Gizi PB/U Sika Pendek 48 78,7 12 19,7 60 98,4 1 1,6 0 0 1 1,6 49 80,3 12 19,7 61 100 Tabel 2, menunjukan bahwa dalam hasil ukur terhada sika merawat balita dengan status gizi balita berdasarkan indeks antroometri PB/U, dari 60 balita (98,4%) yang mendaatkan sika merawat yang baik terdaat 48 balita dengan status gizi normal dan sebanyak 12 balita termasuk dalam kategori endek. Sedangkan terdaat 1 (1,6%) balita yang mendaatkan sika merawat kurang baik termasuk dalam kategori normal. Exact test dieroleh nilai = sehingga nilai lebih besar dari nilai α (0.05). Hasil uji menunjukan bahwa tidak terdaat hubungan antara sika merawat balita dengan status gizi berdasarkan indeks antroometri PB/U. Hasil enelitian ini didukung oleh enelitian yang dilakukan oleh (Ni mah, 2015) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara sika merawat dengan status gizi karena tingkat engetahuan ibu yang tinggi tidak menjamin memiliki balita dengan status gizi yang normal. Ibu yang memiliki engetahuan yang baik diharakan mamu mengalikasikan engetahuan yang dimiliki dalam kehiduan sehari-hari. Tabel 3. Sika Dengan Status Gizi BB/PB Sika Kurus 55 90,2 5 8,2 60 98,4 1 1,6 0 0 1 1,6 56 91,8 5 8,2 61 100 Tabel 3, menunjukan bahwa dalam hasil ukur terhada sika merawat balita dengan status gizi balita berdasarkan indeks antroometri BB/PB, dari 60 balita (98,4%) yang mendaatkan sika merawat yang baik terdaat 55 balita dengan status gizi normal dan sebanyak 5 balita termasuk dalam kategori kurus. Sedangkan terdaat (1,6%) yang mendaatkan sika merawat kurang baik termasuk dalam kategori normal. Exact test dieroleh nilai = sehingga nilai lebih besar dari nilai α (0.05). Hasil uji menunjukan bahwa tidak terdaat hubungan antara sika merawat balita dengan status gizi berdasarkan indeks antroometri BB/PB. Hasil enelitian ini berbeda dengan hasil enelitian yang dilakukan (Pratiwi et al, 2016) yang menyatakan bahwa terdaat hubungan yang signifikan antara ola asuh kesehatan dengan status gizi. Persentase balita dengan status gizi kurang aling banyak dengan ola asuh kesehatan sedang sebanyak 64,0% dan ada balita dengan status gizi normal aling banyak dengan ola asuh kesehatan baik sebanyak 50,0%.

Hubungan Sika Dengan Tabel 4. Sika Dengan BB/U Sika Gizi Gizi 47 77 8 13,1 55 90,2 5 8,2 1 1,6 6 9,8 52 85,2 9 14,7 61 100 Tabel 4, menunjukan bahwa dalam hasil ukur terhada sika memberi makan balita dengan antroometri BB/U, dari 55 balita (90,2%) yang mendaatkan sika merawat yang baik terdaat 47 balita dengan status gizi baik dan 8 balita dengan status gizi kurang. Sedangkan terdaat 6 balita (9,8%) yang mendaatkan sika merawat kurang baik diantaranya terdaat 5 balita yang memiliki status gizi baik dan terdaat 1 balita yang mendaatkan sika memberi makan kurang baik memiliki status gizi kurang baik. Exact test dieroleh nilai = sehingga nilai lebih besar dari nilai α (0.05). Hasil uji menunjukan bahwa tidak terdaat hubungan antara sika memberi makan balita dengan status gizi berdasarkan indeks antroometri BB/U. Hasil ini berbeda dengan enelitian yang dilakukan Pratiwi et al (2016), yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara ola asuh makan dengan status gizi. Persentase balita dengan status gizi kurang aling banyak ada balita dengan ola asuh makan rendah sebanyak 56,0% dibandingkan dengan balita dengan status gizi normal, sedangkan ersentase balita dengan status gizi kurang aling banyak dengan ola asuh kesehatan sedang sebanyak 64,0% dan ada balita dengan status gizi normal aling banyak dengan ola asuh kesehatan baik sebanyak 50,0%. Tabel 5. Hubungan Sika Dengan PB/U Sika Pendek 45 73,8 10 16,4 55 90,2 4 6,6 2 3,3 6 9,8 49 80,3 12 19,7 61 100 Tabel 5, menunjukan bahwa dalam hasil ukur terhada sika memberi makan balita dengan antroometri PB/U, dari 55 balita (90,2%) yang mendaatkan sika merawat yang baik terdaat 45 balita dengan status gizi normal dan sebanyak 10 balita termasuk dalam kategori endek. Sedangkan terdaat 6 balita (9,8%) yang mendaatkan sika memberi makan kurang baik diantaranya 4 balita memiliki status gizi normal dan sebanyak 2 balita termasuk dalam kategori endek. Exact test dieroleh nilai =0.588 sehingga nilai lebih besar dari nilai α (0.05). Hasil uji menunjukan bahwa tidak terdaat hubungan antara sika memberi makan balita dengan status gizi berdasarkan indeks antroometri PB/U. Menurut enelitian yang dilakukan oleh (Syarfaini. 2014) diketahui bahwa sebagian besar resonden memiliki sika ositif terhada emberian makan anak balita. Sika ositif muncul karena resonden sudah ernah mendaatkan informasi mengenai nutrisi balita 0,588

ada juga yang mendaat engaruh dari orang lain untuk memberikan nutrisi yang teat keada anak balita. Tabel 6. Hubungan Sika Dengan BB/PB Sika Kurus 50 82 5 8,2 55 90,2 6 9,8 0 0 6 9,8 56 91,8 5 8,2 61 100 Tabel 6, menunjukan bahwa dalam hasil ukur terhada sika memberi balita dengan status gizi balita berdasarkan indeks antroometri BB/PB, dari 55 balita (90,2%) yang mendaatkan sika merawat yang baik terdaat 50 balita dengan status gizi normal dan sebanyak 5 balita termasuk dalam kategori kurus. Sedangkan terdaat 6 balita (9,8%) yang mendaatkan sika memberi makan kurang baik termasuk dalam kategori normal. Exact test dieroleh nilai = sehingga nilai lebih besar dari nilai α (0.05). Hasil uji menunjukan bahwa tidak terdaat hubungan antara sika memberi makan balita dengan status gizi berdasarkan indeks antroometri BB/PB. Hasil enelitian yang dilakukan oleh (Munawaroh, 2015) yang menyatakan bahwa terdaat hubungan antara ola asuh emberian makanan terhada status gizi balita. Semakin baik ola asuh yang diberikan maka semakin baik status gizi balita dan sebaliknya aabila ibu memberikan ola asuh yang kurang baik dalam emberian makanan ada balita maka status gizi balita juga akan terganggu. Hubungan Dengan Tabel 7. Hubungan Dengan BB/U Gizi Gizi 51 83,6 5 8,2 56 91,8 1 1,6 4 6,6 5 8,2 52 85,2 9 14,8 61 100 Tabel 7, menunjukan bahwa dalam hasil ukur terhada raktek merawat balita dengan status gizi balita berdasarkan indeks antroometri BB/U, dari 56 balita (91,8%) yang mendaatkan raktek merawat yang baik terdaat 51 balita diantaranya memiliki status gizi baik dan sebanyak 5 balita memiliki status gizi kurang. Sedangkan terdaat 5 balita dengan ersentase 8,2% yang mendaatkan raktek merawat kurang baik diantaranya 1 balita memiliki status gizi baik dan sebanyak 4 balita memiliki status gizi kurang. Exact test dieroleh nilai =0.001 sehingga nilai lebih kecil dari nilai α (0.05). Hasil uji menunjukan bahwa terdaat hubungan antara raktek merawat balita dengan status gizi berdasarkan indeks antroometri BB/U. Hasil enelitian ini berbeda dengan yang di lakukan oleh (Tarnoto, 2013) yang menyatakan bahwa keeratan hubungan antara ola asuh dengan status gizi tergolong rendah. 0.001

Tabel 8. Hubungan Dengan PB/U Pendek 48 78,7 8 13,1 56 91,8 1 1,6 4 6,6 11 8,2 49 80,3 12 19,7 61 100 Tabel 8, menunjukan bahwa dalam hasil ukur terhada raktek merawat balita dengan status gizi balita berdasarkan indeks antroometri PB/U, dari 56 balita (91,8%) yang mendaatkan raktek merawat yang baik terdaat 48 balita dengan status gizi normal dan sebanyak 8 balita termasuk dalam kategori endek. Sedangkan terdaat 11 balita (8,2%) yang mendaatkan raktek merawat kurang baik diantaranya 1 balita memiliki status gizi normal dan sebanyak 4 balita termasuk dalam kategori endek. Exact test dieroleh nilai =0.004 sehingga nilai lebih kecil dari nilai α (0.05). Hasil uji menunjukan bahwa terdaat hubungan antara raktek merawat balita dengan status gizi berdasarkan indeks antroometri PB/U. Hasil enelitian ini sesuai dengan enelitian yang dilakukan oleh (Sawitri et al, 2016) mengatakan bahwa ola asuh ibu dalam merawat anak dimulai sejak masa kehamilan ibu dan harus ada dukungan dari keluarga. Tabel 9. Hubungan Dengan BB/PB 0.004 Tabel 9, menunjukan bahwa dalam hasil ukur terhada raktek merawat balita dengan status gizi balita berdasarkan indeks antroometri BB/PB, dari 56 balita (91,8%) yang mendaatkan raktek merawat yang baik terdaat 51 balita dengan status gizi normal dan sebanyak 5 balita termasuk dalam kategori kurus. Sedangkan terdaat 5 balita (8,2%) yang mendaatkan raktek merawat kurang baik termasuk dalam kategori normal. Exact test dieroleh nilai = sehingga nilai lebih besar dari nilai α (0.05). Hasil uji menunjukan bahwa tidak terdaat hubungan antara raktek merawat balita dengan status gizi berdasarkan indeks antroometri BB/PB. Menurut enelitian yang dilakukan oleh (Ni mah, 2015) menyatakan bahwa Ibu yang memiliki engetahuan yang baik diharakan mamu mengalikasikan engetahuan yang dimiliki dalam kehiduan sehari-hari. Namun, erilaku selain diengaruhi oleh tingkat engetahuan juga diengaruhi oleh faktor lain, misalnya sosio ekonomi, sosio budaya, dan lingkungan. Ibu dengan ola asuh yang baik belum tentu memiliki balita dengan masalah gizi yang lebih kecil dariada ibu dengan ola asuh yang kurang. Anak Kurus 51 83,6 5 8,2 56 91,8 5 8,2 0 0 5 8,2 56 91,8 5 8,2 61 100

Hubungan Dengan Tabel 10. Hubungan Dengan BB/U Gizi Gizi n % n % n % 43 70,5 7 22,5 50 82 9 14,8 2 3,3 11 18 52 85,2 9 24,8 61 100 Tabel 10, menunjukan bahwa dalam hasil ukur terhada raktek memberi makan balita dengan antroometri BB/U, dari 50 balita (82,0%) yang mendaatkan raktek memberi makan yang baik terdaat 43 balita diantaranya memiliki status gizi baik dan sebanyak 7 balita memiliki status gizi kurang. Sedangkan terdaat 11 balita (18,0%) yang mendaatkan raktek memberi makan kurang baik diantaranya 9 balita memiliki status gizi baik dan sebanyak 2 balita memiliki status gizi kurang. Exact test dieroleh nilai =0.659 sehingga nilai lebih besar dari nilai α (0.05). Hasil uji menunjukan bahwa tidak terdaat hubungan antara raktek memberi makan balita dengan status gizi berdasarkan indeks antroometri BB/U. Hasil enelitian ini didukung oleh (Panunggal et al. 2016) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara rilaku ibu dengan emberiam makan untuk anak. Pemberian makanan keada anak daat diengaruhi oleh engetahuan dan sika ibu serta adanya dukungan dari keluarga. Tabel 11. Hubungan Dengan PB/U 0,659 Pendek 44 72,1 6 9,8 50 82 5 8,2 6 9,8 11 18 49 80,3 12 19.07 61 100 Tabel 11, menunjukan bahwa dalam hasil ukur terhada raktek memberi makan balita dengan antroometri PB/U, dari 50 balita (82,0%) yang mendaatkan raktek memberi makan yang baik terdaat 44 balita dengan status gizi normal dan sebanyak 6 balita termasuk dalam kategori endek. Sedangkan terdaat 11 balita (18,0%) yang mendaatkan raktek memberi makan kurang baik diantaranya 5 balita termasuk dalam kategori normal dan sebanyak 6 balita termasuk dalam kategori endek. Exact test dieroleh nilai =0.005 sehingga nilai sesuai dengan nilai α (0.05). Hasil uji menunjukan bahwa terdaat hubungan antara raktek memberi makan balita dengan status gizi berdasarkan indeks antroometri PB/U. Hasil enelitian ini sesuai dengan enelitian yang dilakukan oleh (Sawitri et al, 2016) mengatakan bahwa sebagian besar ibu selalu menyiakan sendiri makanan untuk balita, namun dasar enyusunan menunya masih berdasarkan keinginan ibu atau menu keluarga dengan susunan menu anak tidak beragam atau tidak berdasarkan rinsi gizi seimbang. 0.005

Tabel 12. Hubungan Dengan BB/PB Kurus 46 75,4 4 6,6 50 82 10 16,4 1 1,6 11 18 56 91,8 5 8,2 61 100 Tabel 12, menunjukan bahwa dalam hasil ukur terhada raktek memberi makan balita dengan antroometri BB/PB, dari 50 balita dengan ersentase 82,0% yang mendaatkan raktek memberi makan yang baik terdaat 46 balita dengan status gizi normal dan sebanyak 4 balita termasuk dalam kategori kurus. Sedangkan terdaat 11 balita dengan ersentase 18,0% yang mendaatkan raktek memberi makan kurang baik diantaranya 10 balita termasuk dalam kategori normal dan terdaat 1 balita yang termasuk dalam kategori kurus. Exact test dieroleh nilai = sehingga nilai lebih besar dari nilai α (0.05). Hasil uji menunjukan bahwa tidak terdaat hubungan antara raktek memberi makan balita dengan status gizi berdasarkan indeks antroometri BB/PB. Menurut (Ranuh dan Soetjiningsih, 2014), anak-anak yang mendaatkan emberian makan yang cuku dan bergizi, ertumbuhan fisik dan sel otaknya akan berlansung dengan baik. Pemenuhan gizi yang baik termasuk emberian ASI ekslusif samai anak berumur 6 bulan dan emberian ASI yang diteruskan hingga anak berusia 24 bulan akan berdamak ositif, selain itu emberian MP- P ASI sesuai dengan usia anak daat memengaruhi status gizi anak KESIMPULAN Berdasarkan hasil enelitian diketahui bahwa tidak terdaat hubungan antara sika merawat dan sika memberi makan dengan status gizi berdasarkan indeks antroometri BB/U, PB/U dan BB/PB, terdaat hubungan antara raktek merawat anak dengan status gizi berdasarkan indeks antroometri BB/U dan PB/U, terdaat hubungan antara raktek memberi makan anak dengan status gizi berdasarkan indeks antroometri PB/U. SARAN Bagi masyarakat yang ada di Desa Tatelu khususnya bagi ibu agar daat memerhatikan ola asuh terhada balita baik dalam sika merawat dan memberi makan serta memerbaiki kebiasaan-kebiasaan buruk dalam raktek merawat dan memberi makan balita dan bagi etugas kesehatan yang ada di uskesmas dan osyandu Tatelu serta yang termasuk dalam wilayah kerjanya agar daat meningkatkan kunjungan setia bulannya, meningkatkan elayanan kesehatan keada ibu dan balita, melakukan endekatan ribadi. DAFTAR PUSTAKA Fikawati S, Syafiq A dan Karima K. 2015. Gizi Ibu dan Bayi. Jarkarta: PT Rajagrafindo Persada. Lembong R. 2016. Hubungan Antara Pola Asuh Dengan Pada di Pulai Nain Kecamatan Wori Kabuaten

Minahasa Utara. Skrisi. FKM Universitas Sam Ratulangi Manado. Munawaroh S. 2015. Pola Asuh Memengaruhi. Jurnal. Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Ponorogo. (Online), diakses ada 26 Setember 2017. Ni mah C dan Munawairoh L. 2015. Hubungan Tingkat Pendidikan, Tingkat Pengetahuan dan Pola Asuh Ibu dengan Wasting dan Stunting Pada Keluarga Miskin. Jurnal. Deartemen Gizi Kesehatan FKM Universitas Airlangga Surabaya. (Online), diakses ada 23 Oktober 2017. Panunggal B dan Rakhmawati N. Z. 2014. Hubungan Pengetahuan Dan Sika Ibu Dengan Prilaku Pemberian Usia 12-24 Bulan. Jurnal. Program Studi Ilmu Gizi FK Universitas Dionegoro Semarang. (Online) diakses ada 04 Setember 2017. Pratiwi D. T. Masrul dan Yerizel E. 2016. Hubungan Pola Asuh Ibu dengan Status Gizi di Wilayah Kerja Puskesmas Belimbing Kota Padang. Jurnal. FK Universitas Andalas Padang. (Online), diakses ada 24 Aril 2017. Puskesmas Tatelu. 2017. Laoran Pencaaian Indikator Kinerja Pembinaan Gizi Puskesmas. Dimembe: Puskesmas Tatelu. Ranuh IG. N. G dan Soetjiningsih. 2014. Tumbuh Kembang Edisi-2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG Sawitri R. D, Hertanto W. S dan Ariyanto D. 2016. Pola Asuh dan Status Ggizi Di Kecamatan Lae, Kabuaten Sumbawa, Nusa Tenggara Brat. Jurnal. Program Studi Ilmu Gizi FK Universitas Dieonegoro Semarang. (Online), diakses ada 23 Oktober 2017. Syarfaini. 2014. Gambaran Pola Pengasuhan Gizi Pada Di Kecamatan Taalang Kab. Mamuju Pro. Sulawesi Barat. Jurnal. Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar. (Online), diakses ada 24 Aril 2017. Tarnoto T. 2014. Hubungan Pola Asuh Dengan Pada Usia 6-24 Bulan di Posyandu Desa TimbulharjoSewon Bantul Tahun 2014. Skrisi. Program Studi Bidan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Masyarakat Aisyiyah Yogyakarta. (Online), diakses ada 05 Setember 2017.