PENGARUH ALAT PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B3 TK AISYIYAH V PALU

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B2 DI TK SAMPOROA DHARMA WANITA PERSATUAN KOTA PALU. Ari Okta Pratiwi 1

HUBUNGAN KEGIATAN MONTASE DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B1 TK ALKHAIRAAT TONDO PALU

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DI KELOMPOK B TK ABA II PANTOLOAN

HUBUNGAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU

PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN KREATIVITAS SENI MELIPAT KERTAS (ORIGAMI) PADA ANAK TK AL-KHAIRAAT BOBO KECAMATAN DOLO BARAT

MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK KASAR ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA KELOMPOK B TK AL-HIDAYAH TALISE PALU UTARA

METODE PENELITIAN. untuk umum dan generalisasi (Sugiyono, 2012:199).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH KEGIATAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK PERMATAKU DESA LENJU KECAMATAN SOJOL UTARA KABUPATEN DONGGALA.

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) DI KELOMPOK A TK PERTIWI DONGGALA

BAB I PENDAHULUAN. masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala. kemampuan anak sedang berkembang cepat.

PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B TK PEMBINA PALU

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

PERANAN FINGER PAINTING TERHADAP KEMAMPUAN ANAK MENGENAL KONSEP WARNA DI KELOMPOK B TK NURUL ISLAM LAMBARA KECAMATAN TAWAELI

PENGARUH KEGIATANMEWARNAI GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B2 TK BUSTANUL ATHFAL AISYIYAH III PALU

HUBUNGAN KEGIATAN MELIPAT KERTAS (ORIGAMI) DENGAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK A TK MELATI TONDO KECAMATAN MANTIKULORE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

PERANAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK DI KELOMPOK B TK PGRI BAIYA

HUBUNGAN PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK DI KELOMPOK B1 TK ALKHAIRAAT TAVANJUKA. Widhi adyanita 1

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK AISYIYAH PARIGI

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE DARI BAHAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH SIMPANG IV AGAM.

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan perilaku dari tidak matang menjadi matang. Gerakan yang menggunakan yaitu otot-otot halus atau sebagian anggota

BAB II KAJIAN PUSTAKA. hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA KELOMPOK B DI TK UMMAHAT DDI

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KREATIVITAS DAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN ORIGAMI PADA ANAK KELOMPOK B BA AISYIYAH NGALAS II

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. anak usia dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan,

Ni Made Susanti 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PERMAINAN KARTU ANGKA TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK DI KELOMPOK B3 RA DEPAG 1 PALU BARAT

PENGARUH PERMAINAN MODIFIKASI BOLA BASKET TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU

MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA KELOMPOK B TK EL. ROY BALEURA KECAMATAN LORE TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERCOBAAN SAINS SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK B2 TK GAMALIEL PALU

KATMINI AR. KOESDYANTHO NIM:

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-kanak. pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari

Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MERONCE DENGAN MEDIA MANIK-MANIK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL BROMO MEDAN

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat. Sarjana S-1. Pendidikan Anak Usia Dini.

JURNAL. Oleh: MUIN DWI ASTUTI NPM P. Dibimbing oleh : 1. DEMA YULIANTO, M.Psi. 2. ANIK LESTARININGRUM, M.Pd.

NAMA : ELNI NIM : :

BAB I PENDAHULUAN. lakukan sendiri dan bagaimana mereka dapat melakukannya. Perpindahan

PENGARUH METODE BERCERITA MENGGUNAKAN BUKU CERITA BERGAMBAR TERHADAP KETERAMPILAN ANAK BERBICARA DI TK BETHEL KECAMATAN LORE SELATAN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.dalam standar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. anak-anak telah semakin meningkat dan menjadi lebih tepat dan pada usia 5 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Usia prasekolah dianggap sebagai usia keemasan (the golden age) karena pada

Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini di TK Khasanah Islamic Entrepreneur Preschool

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini. kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi.

Peningkatan Motorik Halus Melalui Kegiatan Paper Quilling Pada Anak Kelompok B3 Di TK. Darul Falah Cukir Diwek Jombang

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

PENINGKATAN KREATIVITAS SENI RUPA KOLASE DENGAN MEDIA DAUN PADA ANAK KELOMPOK B TK KEMALA BHAYANGKARI 03 BANYUMANIK SEMARANG

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI

SKRIPSI Diajukan Untuk Sebagian Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD OLEH :

ARTIKEL PENELITIAN. Disusun Oleh : INA SALAMAH NPM :

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S 1 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

perkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang menyebutkan bahwa:

HUBUNGAN METODE BERCERITA DENGAN KEMAMPUAN ANAK BERBICARA DI KELOMPOK B PAUD MADAMBA PALU

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kognitif saja tetapi juga tidak mengesampingkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Ea Siti Julaeha, 2014 Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

PENGARUH PERCOBAAN SAINS SEDERHANA TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL 1 PALU

PENGARUH MEDIA KARTU HURUF HIJAIYYAH TERHADAP KEMAMPUAN ANAK MENGENAL HURUF HIJAIYYAH DI KELOMPOK B TK 1 AL-KHAIRAAT KASIMBAR

MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK ALKHAIRAAT MAKU KEC. DOLO

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN BENTUK MENGGUNAKAN BUBUR KORAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AL QUR AN AMAL SALEH PADANG

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DI KELOMPOK B TK DHARMAWANITA LABUAN PANIMBA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL HURUF HIJAIYAH MELALUI KARTU HURUF DI KELOMPOK B TK AL-KHAIRAAT BALAMOA

BAB I PENDAHULUAN. usia enam tahun menurut Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I1 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Utamanya untuk Pendidikan anak Usia Dini. Menurut UU

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK A TK PKK KAVAYA MARANA KEC. SINDUE

Mengenalkan Konsep Huruf Dengan Metode Permainan Kartu Huruf Pada Anak

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan

PERANAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN ANAK DI KELOMPOK B1 RAUDHATUL ATHFAL AL IKHLAS PALU. Yayan Hidayanti 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN KOLASE DENGAN BERBAGAI MEDIA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yang di miliki. Di dalam diri mereka telah melekat harkat dan martabat sebagai

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS. Warjiatun

DEMA YULIANTO, TITIS AWALIA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI SINGING GAME DI KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA DONGGALA

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN KETRAMPILAN MENGANYAM PADA ANAK MELALUI MEDIA DAUN-DAUNAN PADA KELOMPOK B RA NUR-SALAM JURON NGUTER SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENIRU GARIS PADA ANAK KELAS A TK ABA MERBUNG KLATEN SELATAN TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGARUH PENGGUNAAN MAZE ALUR TULIS TERHADAP KETERAMPILAN MOTORIK HALUS PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK ARTIKEL JURNAL SKRIPSI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MEWARNAI DI KELOMPOK B TK KKLKMD SEDYO RUKUN BAMBANGLIPURO BANTUL SKRIPSI

Ria Pratiwi 1s. Kata kunci:media Kartu Angka, Kemampuan, Lambang Bilangan Pendahuluan

KARYA ILMIAH. Oleh : SUSIWATI A1/111186

PENGARUH PERMAINAN LOMPAT TALI TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK DI KELOMPOK B RA AL-MUHAJIRIN PALU ABSTRAK

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

PENGGUNAAN PEWARNA TUMBUH-TUMBUHAN UNTUK MENGEMBANGKAN KREATIVITAS MENGGAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B TK TUNAS RIMBA PALU. Ria Rezikita Darwis 1 ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGISI POLA DENGAN MEDIA BIJI-BIJIAN DI TK NEGERI I PEMBINA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

PENGARUH KEGIATAN MELUKIS BERMEDIA KAPAS TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

Transkripsi:

1 PENGARUH ALAT PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B3 TK AISYIYAH V PALU ARIFAH ANANDA RIZKI D.KANDUPI ABSTRAK Masalah pokok dalam tulisan ini adalah perkembangan motorik halus yang belum berkembang sesuai harapan. Sehubungan dengan masalah tersebut, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh alat permainan edukatif terhadap perkembangan motorik halus. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, adapun subjek seluruh di kelompok B3 TK Aisyiyah V Palu yang berjumlah 15. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi, data dianalisis dengan teknik presentase. Data sebelum penelitian, kelenturan 7% kategori (BSB), 20% kategori (BSH), 33% kategori (MB), dan 40% kategori (BB). Kecepatan, 7% (BSB), 20% (BSH), 20% kategori (MB), 53% kategori (BB). Ketepatan, 7% kategori (BSB), 13% kategori (BSH), 20% kategori (MB), dan 60% kategori (BB). Sesudah menggunakan APE ada peningkatkan motorik halus, kelenturan 33% kategori (BSB), 53% kategori (BSH), 7% kategori (MB) dan 7% kategori (BB). Kecepatan 33% kategori (BSB), 47% kategori (BSH), 13% kategori (MB) dan 7% kategori (BB). Ketepatan 33% kategori (BSB), 53% kategori (BSH), 7% kategori (MB) dan 7% kategori (BB). Disimpulkan bahwa ada pengaruh alat permainan edukatif terhadap perkembangan motorik halus, terbukti ada peningkatan rata-rata 40% kategori (BSB), 71% kategori (BSH), 31% kategori (MB), 58% kategori (BB). Kata Kunci : Alat Permainan Edukatif, Motorik Halus. PENDAHULUAN Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di Kelompok B3 TK Aisyiyah V Palu, ditemukan masalah yang berkaitan dengan motorik halus belum berkembang sesuai harapan contohnya kurangnya kelenturan, kecepatan, ketepatan. Disebabkan kurangnya kreatifitas guru dalam merangsang perkembangan motorik halus, kurangnya latihan pada. Hal ini karena belum optimalnya pembelajaran yang dilakukan guru dalam upaya mengembangkan perkembangan motorik halus. Pentingnya mengatasi masalah tersebut pada karena motorik halus sangat berkaitan erat dengan pengembangan lainnya seperti Mahasiswa Program Studi PG-PAUD, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako, No. Stambuk 411 13 005

2 kognitif, sosialemosional, seni, nilai agama dan moral, bahasa. Apabila fisik motorik halus berkembang dengan baik maka dapat mandiri tanpa bantuan orang lain. Upaya mengembangkan motorik halus perlu adanya penggunaan alat permainan edukatif, alat permainan edukatif di pilih karena alat permainan edukatif dapat menunjang perkembangan motorik halus. Alat permainan edukatif adalah sarana atau peralatan yang digunakan untuk bermain mengandung nilai pendidikan yang dapat merangsang aspek perkembangan, alat yang dimaksud berupa gunting, lem, media gambar, krayon. Menurut Depdiknas dalam Shofyatun, (2010:55) Alat Permainan Edukatif (APE) adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai sarana atau peralatan untuk bermain yang mengandung nilai edukatif (pendidikan) yang dapat merangsang pertumbuhan otak mengembangkan seluruh aspek kemampuan (potensi). Menurut pendapat Sugianto dalam Eliyawati (2005:62). Alat permainan edukatif (APE) sebagai alat permainan yang dirancang secara khusus untuk kepentingan pendidikan. Berkaitan dengan alat permainan usia dini maka pengertian APE untuk usia dini adalah alat permainan yang dirancang untuk tujuan meningkatkan aspek-aspek perkembangan usia dini. Motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil seperti keterampilan menggunakan tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat. Sehingga gerakan ini tidak memerlukan tenaga melainkan membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat. Menurut Sujiono (2008:12), mengemukakan bahwa : Motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otototot kecil seperti keterampilan menggunakan tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat. Oleh karena itu, gerakan ini tidak terlalu membutuhkan tenaga, namun gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat. Semakin baiknya gerakan motorik halus, membuat dapat berkreasi, seperti menggunting kertas, menggambar, mewarnai, serta mengayam, namun tidak semua memiliki kematangan untuk memguasai kemampuan ini pada tahap yang sama.

3 Sumantri (2005:143), menyatakan bahwa : Motorik halus adalah pengorganisaian penggunaan kelompok otot-otot kecil seperti dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata dan tangan, keterampilan yang mencakup pemanfaatan dengan alat-alat untuk berkerja dengan obyek yang kecil atau pengontrolan terhadap mesin misalnya mesin ketik, menjahit, dan lain-lain. Menurut Martuti, A (2008:142), mengatakan bahwa APE membantu proses perkembangan berguna untuk pengembangankan aspek fisik, yaitu kegiatan yang dapat menunjang atau merangsang perkembangan fisik motorik halus, seperti menggunting, menempel, meronce, plastisin, mewarnai. Menurut Jalidjama (2007:5), Alat Permainan Edukatif (APE) memiliki tujuan dalam pengembangan pembelajaran di TK yaitu memperjelas materi yang di berikan, memberikan motivasi dan merangsang untuk melakukan eksplorasi dan bereksperimen dalam mengembangkan fisik motorik halus serta memberikan kesenangan pada yang bermain (belajar). Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa melalui alat permainan edukatif motorik terlatih khususnya motorik halus yang meliputi gerakan jari-jemari, dapat pula melatih kelenturan jari tangan. Melalui kegiatan mewarnai, menggunting, dan menempel akan merasa senang dan gembira. Karena dalan kegiatan ini motorik halus dapat berkembang sesuai harapan. METODE PENELITIAN Metode penelitian ini adalah kualitatif dan jenis adalah deskriptif. Subjek dan settingnya seluruh di kelompok B3 TK Aisyiyah V Palu, berjumlah 15 terdiri dari 8 orang laki-laki dan 7 orang perempuan yang terdaftar pada tahun 2016/2017. Variabel penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel I dan variabel II.. Teknik analisis data menggunakan perhitungan persentase dengan menggunakan rumus, yaitu :

4 Keterangan : P = Persentase yang dicapai F = Jumlah jawaban dari setiap alternatif jawaban N = Jumlah sampel 100% = Angka tetap Rancangan penelitian yang digunakan dari rumus Sugiyono (2015:110), adalah one-group pretest-posttestdesign. Desainnya sebagai berikut : X Gambar 3.1 Rancangan Penelitian Keterangan : = Pretest X = Treatment = Posttest Rancangan Sugiyono ini direkayasa sesuai dengan subjek penelitian yaitu TK, maka rancangan dan penelitian ini sebagai berikut : Keterangan : X = Observasi awal = Perlakuan = Observasi Akhir X Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, dokumentasi, dan wawancara. HASIL PENELITIAN Dari hasil pengamatan sebelum dan sesudah diberi perlakuan dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 1 Rekapitulasi Perkembangan Motorik Halus Anak Sebelum Penggunaan APE Kategori Kelenturan Aspek Yang Diamati Kecepatan Ketepatan Ratarata % F % F % F % (BSB) 1 7 1 7 1 7 7 (BSH) 3 20 3 20 2 13 18 (MB) 5 33 3 20 3 20 24 (BB) 6 40 8 53 9 60 51 Jumlah 15 100 15 100 15 100 100

5 Berdasarkan tabel 1, kelenturan dalam mewarnai gamabar kategori BSB 1, kategori BSH 3, kategori MB 5, kategori BB 6, kecepatan dalam menggunting gambar kategori BSB 1, kategori BSH 3, kategori MB 3, kategori BB 8, ketepatan dalam menempel gambar kategori BSB 1, kategori BSH 2, kategori MB 3, kategori BB 9. Tabel 2 Rekapitulasi Perkembangan Motorik Halus Anak Sesudah Penggunaan APE Kategori Kelenturan Aspek Yang Diamati Kecepatan Ketepatan Ratarata % F % F % F % (BSB) 5 33 5 33 5 33 33 (BSH) 8 53 7 47 8 53 51 (MB) 1 7 2 13 1 7 9 (BB) 1 7 1 7 1 7 7 Jumlah 15 100 15 100 15 100 100 Berdasarkan tabel 2, kelenturan dalam mewarnai gambar kategori BSB 5, kategori BSH 8, kategori MB 1, kategori BB 1, kecepatan dalam menggunting gambar kategori BSB 5, kategori BSH 7, kategori MB 2, kategori BB 1, ketepatan dalam menempel gambar kategori BSB 5, kategori BSH 8, kategori MB 1, kategori BB 1. Tabel 3. Hasil Pengamatan Sebelum dan Sesudah Perkembangan Motorik Halus Anak KATEGORI SEBELUM SESUDAH PENINGKATAN I II III I II III Ratarata Rata- F % F % F % F % F % F % % rata % BSB 1 7 1 7 1 7 5 33 5 33 5 33 7 33 BSH 3 20 3 20 2 13 8 53 7 47 8 53 18 51 MB 5 33 3 20 3 20 1 7 2 13 1 7 24 9 BB 6 40 8 53 9 60 1 7 1 7 1 7 51 7 Jumlah 15 100 15 100 15 100 15 100 15 100 15 100 100 100

6 Keterangan : I Kelenturan Jari Jemari Anak Mewarnai Gambar II Kecepatan Jari Jamari Anak Menggunting Pola Gambar III Ketepatan Jari Jemari Anak Menempel Gambar Sesuai tabel, dapat diketahui sebelum dan sesudah perkembangan motorik halus, bahwa sebelum perkembangan motorik halus, kelenturan terdapat 1 (7%) ketegori (BSB), 3 (20%) kategori (BSH), 5 (33%) kategori (MB), dan ada 6 (40%) kategori (BB). Kecepatan terdapat 1 (7%) kategori (BSB), 3 (20%) kategori (BSH), 3 (20%) kategori (MB), dan ada 8 (63%) kategori (BB). Ketepatan terdapat 1 (7%) kategori (BSB), 2 (13%) kategori (BSH), 3 (20%) kategori (MB), dan ada 9 (60%) kategori (BB), dari 15 terdapat 3 kategori BSB, ada 8 kategori BSH, ada 11 kategori MB, dan ada 23 kategori BB. Selanjutnya, sesudah perkembangan motorik halus terjadi peningkatan, kelenturan terdapat 5 (33%) kategori (BSB), 8 (53%) kategori (BSH), 1 (7%) kategori (MB), dan ada 1 (7%) kategori (BB). Kecepatan terdapat 5 (33%) kategori (BSB), 7 (47%) kategori (BSH), 2 (13%) kategori (MB), dan ada 1 (7%) kategori (BB). Ketepatan terdapat 5 (33%) kategori (BSB), 8 (53%) kategori (BSH), 1 (7%) kategori (MB), dan ada 1 (7%) kategori (BB). Terdapat 15 kategori BSB, ada 23 kategori BSH, ada 4 kategori MB, dan 3 kategori BB Dengan demikian, dilihat dari hasil rekapitulasi sebelum perkembangan motorik halus dan sesudah, ada perbedaan tingkat perkembangan motorik halus di kelompok B3 TK Aisyiyah V Palu yang berarti sebelum diterapkan perkembangan motorik halus belum begitu berkembang sesuai harapan setelah diberikan perkembangan terdapat motorik halus menjadi lebih baik sesuai harapan.

7 PEMBAHASAN 1. Keleturan mewarnai gambar Nining (2011:154), berpendapat bahwa Kelenturan adalah kemampuan seseorang untuk bergerak maksimal yang dapat dilakukan oleh suatu sendi. Menurut Femi (2015:76) mewarnai merupakan suatu bentuk kegiatan kreativitas, dimana diajak untuk memberikan satu atau beberapa goresan warna pada suatu bentuk atau pola gambar, sehingga terciptalah sebuah kreasi seni Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kelenturan adalah kemampuan seseorang untuk bergerak yang dilakukan oleh suatu sendi. Sedangkan mewarnai merupakan kegiatan kreativitas berupa goresan yang dapat mengembangkan motorik halus. Berdasarkan hasil pengamatan sebelum penelitian dalam melatih kelenturan yaitu yang dimasuk kategori BSB terdapat 1 (7%), terdapat 3 (20%) untuk kategori BSH, terdapat 5 (33%) untuk kategori MB, terdapat 6 (40%) pada kategori BB. Melihat hasil pengamatan sebelum penelitian yang tidak tepat, perlu adanya pengulangan dari setiap kegiatan yang dilakukan agar bisa didapatkan hasil yang diharapakan. Setelah dilakukannya pengamatan kembali, sesudah perlakuan terdapat 5 (33%) pada ketegori BSB, terdapat 8 (53%) untuk kategori BSH, kategori MB dan BB hanya terdapat masing-masing 1 (7%) yang belum dapat mewarnai dengan baik. 2. Kecepatan Jari Jemari Menurut Nining (2011:162), kecepatan bukan hanya melibatkan seluruh kecepatan tubuh, tetapi melibatkan waktu reaksi yang dilakukan oleh seseorang pemain terhadap stimulus. Kemampuan ini membuat jarak yang lebih pendek untuk memindahkan tubuh. Kecepatan bukan hanya berarti menggerakan seluruh tubuh dengan cepat, akan tetapi dapat pula menggerakan anggota tubuh dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Menurut Alqur atul aini (2010:31) dalam bukunya (Sumanto, 2005:108-144) menggunting merupakan kegiatan kreatif yang menarik bagi -. Langkah-langkah kerja mengguting, yaitu :

8 a. Tahap Persiapan, yaitu dengan menentukan bentuk, ukuran model yang akan dibuat, serta alat pemotong dan warna kertas yang akan digunakan agar terlihat menarik bagi. b. Tahap Pelaksanaan, yaitu melakukan pemotongan kerta tahap demi tahap sesuai dengan gambar pola dengan rapi sampai selesai. c. Tahap Penyelesaian, yaitu menempelkam hasil guntingan di atas gambar dengan rapi yang telah disediakan guru. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kecepatan adalah kecepatan tubuh yang melibatkan waktu. Sedangkan menggunting merupakan kegiatan kreatif yang menarik bagi untuk mengembangkan aspek perkembangan motorik halus. Berdasarkan hasil penelitian jika dilihat dari pengamatan sebelum penelitian pada aspek kecepatan, hasil yang didapatkan masih kurang baik. Dimana hasil yang diperoleh yang masuk kategori BSB terdapat 1 (7%), kategori BSH terdapat 3 (20%), terdapat 3 (20%) kategori MB, terdapat 8 (53%) pada kategori BB. Melihat hasil pengamatan sebelum penelitian yang kurang baik, perlu adanya pengulangan dari setiap kegiatan yang dilakukan agar bisa didapatkan hasil yang diharapakan. Pada hasil pegamatan sesudah penelitian terdapat 5 (33%) pada kategori BSB, terdapat 7 (47%) pada kategori BSH, kategori MB terdapat 2 (13%), kategori BB hanya terdapat 1 (7%). 3. Ketepatan Jari Jemari Anak. Nining (2011:171), berpendapat bahwa ketepatan (accuracy) adalah kemampuan sesorang untuk mengarahkan sesuatu gerak kesuatu tepat sesuai dengan tujuannya. Menurut Menurut Alqur atul aini dalam bukunya (Sumanto, 2005:102,) menempel merupakan suatu teknik penyelesaian dalam membuat aneka bentuk kerajinan tangan dari bahan kertas dengan memakai lem secara langsung dengan mengunakan tangan. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ketepatan merupakan kemampuan seseoarang untuk mengarahkan benda kesuatu tepat. Sedangkan menempel adalah suatu tehnik penyelesaian untuk membuat suatu kerajinan dalam mengembangkan motorik halus. Berdasarkan data hasil pengamatan sebelun

9 penelitian hasil yang diperoleh untuk aspek ketepatan, kategori BSB terdapat 1 (7%), kategori BSH terdapat 2 (13%), terdapat 3 (20%) kategori MB, terdapat 9 (60%) pada kategori BB, karena belum memahami tugas yang diberikan. Melihat hasil pengamatan sebelum perlakuan yang kurang baik, perlu adanya pengulangan dari setiap kegiatan yang dilakukan agar bisa didapatkan hasil yang diharapakan. Adapun hasil yang diperoleh setelah dilakukannya pengamatan kembali pada hasil pengamatan sesudah penelitian terdapat 5 (33%) kategori BSB, terdapaat 8 (53%) kategori BSH, terdapat 1 (7%) pada kategori MB dan terdapat 1 (7%) kategori BB. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Dari hasil penelitian sebelum dan sesudah menggunakan alat permainan edukatif dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh alat permainan eduktif terhadap perkembangan motorik halus. Hal ini dapat dilihat dari hasil rekapitulasi sebelum penelitian, dari 15 di terdapat kelompok B3 TK Aisyiyah V Palu yang menjadi subjek penelitian. Terdapat 7% dalam ketegori (BSB), 18% kategori (BSH), 24% kategori MB, dan 51% kategori (BB) sesudah penelitian, dari 15 di kelompok B3 TK Aisyiyah V Palu yang menjadi subjek penelitian. Terdapat 33% dalam ketegori (BSB), 53% kategori (BSH), 7% kategori (MB), dan 7% kategori (BB). terbukti ada peningkatan rata-rata 40% kategori (BSB), 71% kategori (BSH), 31% kategori (MB), 58% kategori (BB). 2. Saran Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian di atas, maka disarankan kepada : 1. Bagi Guru : Diharapkan agar mengembangkan strategi belajar melalui alat permainan edukatif terhadap perkembangan motorik halus. 2. Bagi Anak : Dapat menggembangkan kemampuan motorik halus dalam melakukan suatu kegiatan dengan menggunakan alat permainan edukatif.

10 3. Peneliti lain : Agar penelitian ini menjadi aset penting dalam rangka mengembangkan kemampuan motorik halus melalui alat permainan edukatif, sebagai acuan bagi peneliti lain jika akan melakukan kegiatan sejenis atau yang ada kaitannya dengan pengaruh alat permainan edukatif terhadap perkembangan motorik halus.. 4. Peneliti : Untuk memperluas wawasan dan pengalaman serta apa yang diteliti dapat bermanfaat bagi orang lain serta dapat mengetahui manfaat dari alat permainan edukatif yang dapat mengembangkan kemampuan motorik halus. DAFTAR PUSTAKA Ellyawati,C. (2005). Pemilihan dan perkembangan Sumber Belajar Untuk Anak Usia Dini.Jakarta.Depdiknas. Femi, Olivia. (2015). Gembira Bermain Corat-coret. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Jalidjama. (2007). Alat Permainan Edukatif. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Nining W, Kusnanik, dkk. (2011). Dasar-dasar Fisiologi Olahraga. Unesa University Press Martuti, A.(2008). Mengelola PAUD dengan Aneka Permainan Meraih Kecerdasan Majemuk. Yogyakarta: Kreasi Wacana Sujiono,B,(2008) Metode Pengembangan Fisik.Jakarta: Universitas Terbuka. Shofyatun. (2010). Alat Permainan Edukatif untuk Program PAUD. Jakarta : Tadulako University Press Sumantri,(2005), Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta:Depdiknas Sugiyono, (2015), Metodologi Penelitian. Jakarta:PT Bumi Aksara