A LA TAR BELAKANG MASALAH

dokumen-dokumen yang mirip
earnings per share (EPS), dan volume perdagangan] terhadap risiko sistematis

BAB 1 PENDAHULUAN. telah memperlihatkan kemajuan seiring dengan perkembangan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. more assets that will be held over some future time period, sedangkan Jogiyanto

BAB I PENDAHULUAN. sejak awal berdirinya perusahaan tersebut. Meningkatkan kemakmuran

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

2.1 Penelitian Terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang (obligasi),

BAB I PENDAHULUAN. debt to equity ratio, rasio profitabilitas yaitu return on equity, earning per

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

BAB I PENDAHULUAN. diperjualbelikan, salah satunya dalam bentuk ekuitas (saham). Pasar

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dalam melakukan investasi adalah untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada pertengahan tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN. yang tak kalah baik dari pelaku usaha pendahulunya. Hal ini mendorong para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia juga terbilang berkembang dengan pesat. Perkembangan

SKRIPSI. Disusun oleh :

BAB I PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan untuk mobilisasi dana baik dari dalam maupun dari luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas yang ada pada suatu negara tersebut. Peranan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu bagian dari pasar keuangan (Financial Market), di

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka panjang dengan menjual saham maupun obligasi. Perusahaan akan

BAB I PENDAHULUAN. Proses penghimpunan dan pengalokasian dana masyarakat terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari minat masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi mengenai investasi dan deregulasi pemerintah sehingga meningkatkan

PENGARUH RETURN SAHAM DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP RISIKO SISTEMATIK. (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari perusahaan go public semakin

BAB I PENDAHULUAN. demi untuk kemakmuran pemiliknya. Dikatakan makmur apabila pemegang saham

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. peluang kepada masyarakat untuk menerima return saham, sesuai dengan. karakteristik investasi yang dipilih sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang seperti obligasi saham, dan lainnya (Wikipedia). penjualan saham meningkat secara signifikan.

BAB I PENDAHULUAN. (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. 1

BAB I PENDAHULUAN. muncul berkaitan dengan efisiensi informasi. Hal ini dapat terjadi karena pasar

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah memberikan informasi yang berguna kepada investor, kreditor,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain setiap perusahaan harus mengembangkan usahanya yang

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi di masa yang akan datang. (Jones, 2004). Tujuan kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN. return yang setinggi-tingginya dari investasi yang dilakukannya. Tetapi,

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal saat ini sudah marak diperbincangkan di kalangan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dekade 1950-an yang disebut dengan Teori Portofolio Markowitz. Teori ini

I. PENDAHULUAN. ditopang oleh banyaknya permintaan akan hunian yang semakin tinggi sejalan

BAB I PENDAHULUAN. yang diukur oleh pertambahan Produk Domestik Bruto (PDB). Tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. luas. Banyak orang yang menginvestasikan uang mereka dalam pasar modal, yaitu

ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melakukan investasinya selain di bank atau investasi berwujud seperti emas

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan informasi bagi pihak-pihak yang

NILAI-NILAI FUNDAMENTAL DAN PENGARUHNYA TERHADAP BETA SAHAM SYARIAH PADA JAKARTA ISLAMIC INDEKS

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu instrument sistem keuangan pasar modal merupakan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang ini. Terlebih lagi dengan perekonomian di Indonesia saat ini yang

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, persaingan merupakan hambatan yang harus

BAB II KAJIAN PUSTAKA. jangka panjang akan menimbulkan suatu efek yang biasa disebut dengan

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities maupun perusahaan swasta.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Globalisasi yang terjadi saat ini memberikan dampak yang signifikan bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (shahib al-mal) juga memiliki tujuan investasi yang berbeda, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin ketatnya persaingan usaha di Indonesia mendorong perusahaan untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. berupa dana yang bersifat abstrak berupa surat-surat berharga di bursa efek.

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Pesinyalan (Signalling Theory)

BAB I PENDAHULUAN. tertentu (Jogiyanto,2003). Investasi ke dalam produksi yang efisien dapat

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan individu maupun organisasi menanamkan modalnya adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakatnya menunjukkan bahwa investasi pasar modal Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan perusahaan adalah memberi keuntungan yang maksimal

BAB I PENDAHULUAN. Langkah awal perkembangan transaksi saham syariah pada pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan investasi di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. macam aktivitas. Menginvestasikan sejumlah dana pada aset rill (tanah, emas, satu tahun, seperti saham dan oblogasi.

BAB I PENDAHULUAN. penanam saham dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Semua investasi mengandung ketidakpastian atau memiliki resiko

BAB I PENDAHULUAN. individu-individu atau badan usaha yang mempunyai kelebihan dana (surplus

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

Nurdin (1999), dengan objek penelitiannya adalah perusahaan - perusahaan. Properti yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode , seperti

BAB I PENDAHULUAN. investasi bagi para pemilik modal atau investor (Adji, Suwerli dan Suratno,

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak yang besar bagi pihak-pihak yang bergelut dalam

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Saham adalah salah satu aset yang diperjualbelikan oleh perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Hal ini mungkin disebabkan karena tingginya kesadaran penduduk di

BAB I PENDAHULUAN. go public yang terdaftar di bursa efek setiap tahun berkewajiban untuk

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang dikutip dari situs

dibidang keuangan serta surat-surat berharga jangka panjang dan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan wahana yang mempertemukan pihak yang. kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (peminjam)

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana berinvestasi bagi masyarakat dalam instrument keuangan seperti

BAB I PENDAHULUAN. alternatif bagi perusahaan (Lubis, 2006). Dari sudut pandang ekonomi, pasar modal

ANALISIS FUNDAMENTAL. 1

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BABI PENDAHULUAN A LA TAR BELAKANG MASALAH Perkembangan bisnis yang menggunakan pnns1p-pnns1p syariah merupakan fenomena baru dalam kancah perekonomian Indonesia. Bangkitnya ekonomi islam di Indonesia dewasa ini menjadi fenomena yang menarik dan menggembirakan terutama bagi penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Dewan Standar Akuntansi telah mengesahkan PSAK No. 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah pada tanggal 1 Mei 2002. Tanggal 5 Mei 2000, PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) bersama-sama dengan PT. Danareksa Investment Management (DIM) meluncurkan Jakarta Islamic Indeks (JII) yang mencakup seluruh emiten yang kegiatan usahanya memenuhi ketentuan hukum syariah, yang kemudian diumumkan daftar halalnya pada tanggal 3 Juli 2000. Pada tanggal 14 dan 15 Maret 2003, Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) meluncurkan prinsip pasar modal syariah. Ini membuktikan betapa bisnis yang berbasis syariah turut menjadi perhatian dari perbagai kalangan termasuk kalangan profesi dan pemerintah, dan diharapkan akan meningkatkan akselerasi pengembangan pasar modal syariah di Indonesia. Pasar modal, baik pasar modal syariah dan pasar modal konvensional yang memperdagangkan berbagai jenis sekuritas selalu terkait dengan return dan risiko. Risiko yang tinggi tercermin dari ketidakpastian return yang akan diterima di masa yang akan datang. 1

Risiko dapat dibagi dua yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis (Jones, 2000 dan Hartono, 2003). Risiko tidak sistematis merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi. Sedangkan risiko sistematis tidak dapat dihilangkan sekalipun melakukan diversifikasi. Untuk mengukur risiko digunakan beta. Beta suatu sekuritas merupakan pengukur volatilitas antara return suatu sekuritas dengan return pasar. Semakin besar return suatu sekuritas berfluktuasi terhadap return pasar, semakin besar risiko sistematisnya (Hartono dan Surianto, 1999). Beaver et al. (1970) mengembangkan penelitian Ball dan Brown (1968) dengan menyajikan perhitungan risiko sistematis (beta) dengan menggunakan beberapa variabel fundamental yang dianggap berpengaruh terhadap risiko. Argumentasinya, risiko dapat ditentukan dengan menggunakan karakteristik pasar dari sekuritas dan nilai-nilai fundamental perusahaan. Rosenberg dan Guy (1976) menyatakan bahwa pasar secara signifikan dipengaruhi oleh expected rate inflasi, tingkat suku bunga, regulasi, pertumbuhan GNP, dan faktor-faktor lainnya. Menurut Husnan (1996:207) pengumuman tentang angka pertumbuhan GNP, tingkat suku bunga, dan inflasi merupakan informasi yang mempengaruhi semua perusahaan. Penelitian untuk menguji hubungan kondisi makro ekonomi dan fundamental perusahaan pada risiko sistematis saham biasa telah banyak dilakukan, namun pengujian variabel tersebut pada risiko sistematis saham syariah belum banyak dilakukan mengingat pasar modal syariah sendiri merupakan fenomena baru dalam perekonomian Indonesia. Investasi pada 2

saham syariah dianggap lebih berisiko dari saham biasa, mengingat ketidakpastian return yang akan diterima di masa yang akan datang yang didasarkan pada prinsip bagi hasil (profit and loss sharing). Beaver et al. (1970) menguji hubungan dividend payout, growth, leverage, liquidity, asset size, variability in earnings, dan accounting beta terhadap risiko sistematis saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dividend payout, leverage, variability in earnings, dan beta akuntansi berhubungan signifikan dengan risiko sistematis. Tandelilin (1997) menguji pengaruh variabel makro ekonomi yaitu produk domestik bruto, tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga serta variabel fundamental yang terdiri atas rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, dan rasio pasar modal terhadap beta saham biasa. Aruzzi dan Bandi (2003) menguji pengaruh tingkat suku bunga, rasio profitabilitas, dan beta akuntansi terhadap beta saham syariah. Hasil pengujian secara simultan menunjukkan bahwa rasio profitabilitas dan beta akuntansi tidak berpengaruh terhadap beta saham syariah. Hamzah (2005) meneliti pengaruh variabel ekonomi makro, industri, dan karakteristik perusahaan terhadap beta saham syariah. Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel ekonomi makro, industri, dan karakteristik perusahaan berpengaruh signifikan terhadap beta saham syariah. 3

Berdasarkan uraian di atas dan dari hasil beberapa penelitian yang ada, penelitian mt dimaksudkan untuk menguji faktor-faktor perekonomian nasional, gabungan variabel fundamental, dan data pasar yang disinyalir berpengaruh terhadap beta saham syariah. Penelitian ini mengambil topik "Faktor-faktor yang mempengaruhi risiko sistematis saham syariah". B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian yang disampaikan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: apakah variabel makro ekonomi (tingkat suku bunga, tingkat inflasi, dan GNP), nilai-nilai fundamental perusahaan dan karakteristik pasar sekuritas [leverage, earnings variability, beta akuntansi, price earnings ratio (PER), price book value (PBV), dividend yield, earnings per share (EPS), dan volume perdagangan] berpengaruh terhadap risiko sistematis saham syariah. C. TUmAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel makro ekonomi (tingkat suku bunga, tingkat inflasi, dan GNP), nilai-nilai fundamental perusahaan dan karakteristik pasar sekuritas [leverage, earnings variability, beta akuntansi, price earnings ratio (PER), price book value (PBV), dividend yield, earnings per share (EPS), dan volume 4

perdagangan] terhadap risiko sistematis saham syariah dengan perioda pengamatan dari tahun 2001 sampai tahun 2005. D. MOTIV ASI PENELITIAN Motivasi yang mendasari dilakukannya penelitian ini adalah karena pengujian atas faktor-faktor yang mempengaruhi risiko sistematis saham syariah belum banyak diteliti secara empiris di pasar modal Indonesia, mengingat pasar modal syariah sendiri merupakan fenomena baru dalam perekonomian Indonesia. Penelitian empiris sebelumnya kebanyakan melakukan pengujian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi risiko sistematis saham biasa. Untuk itu pengujian atas kondisi ekonomi makro dan analisa fundamental perusahaan terhadap risiko sistematis saham syariah menarik untuk dilakukan, mengingat perusahaan yang berbasiskan syariah memperlihatkan pertumbuhan yang menakjubkan dalam kurun waktu yang singkat yang berimbas pada pasar modal. Menurut Achsien (2003) investasi pada pasar modal syariah selalu memberikan return yang lebih baik dibandingkan dengan investasi konvensional, ceteris paribus. Investasi syariah, khususnya yang berdasarkan prinsip bagi hasil, mengandung ketidakpastian return yang lebih tinggi, sehingga mengandung risiko yang lebih tinggi pula. Penelitian ini mengembangkan penelitian terdahulu dengan mempertimbangkan variabel makro disamping variabel fundamental yang berorientasi pasar (rasio pasar modal) yang sering digunakan investor untuk membuat keputusan investasi. 5

E. KONTRIBUSI PENELITIAN Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat untuk menilai risiko sistematis saham yang dapat digunakan untuk memprediksi return. Selain mempertimbangkan risiko dan return, penelitian ini diharapkan memberi informasi kepada investor dan calon investor dalam mempertimbangkan jenis saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta yaitu saham syariah yang tergabung dalam Jakarta Islamic Jndeks (JII) yang memiliki karakteristik khusus berupa kontrol yang ketat dalam hal kehalalan ruang lingkup kegiatan usaha dan memenuhi prinsip syariah. Kehadiran JII ini memberikan altematif investasi berbasis syariah yang diharapkan mampu menarik investor lokal maupun asing yang ingin melakukan investasi berbasis syariah, tetapi selama ini belum terfasilitasi. Dengan kata lain, selain mempertimbangkan risiko dan return, syariah mengharuskan investor untuk melihat dan mempertimbangkan dimensi ketiga yaitu nilainilai islam. Penelitian ini berusaha memperluas pengujian dengan menggunakan perioda yang lebih panjang yaitu selama tahun 2001-2005. Berbeda dengan penelitian terdahulu yang hanya menguji pengaruh variabel independen terhadap risiko sistemastis saham biasa saja, penelitian ini menguji beberapa variabel independen terhadap risiko sistematis saham syariah. Penelitian terdahulu menggunakan variabel tingkat inflasi, tingkat suku bunga, dan kurs rupiah terhadap dolar serta perubahan GDP sebagai indikator perekonomian makro, penelitian ini mencoba memasukkan variabel GNP sebagai indikator perekonomian 6

(Rosenberg dan Guy, 1976) sebagai pembeda dari penelitian Tandelilin (1997) dan Hamzah (2005). GNP adalah produk domestik bruto dikurangi tingkat produksi yang bukan untuk dikonsumsi di dalam negeri. Sehingga bisa diharapkan variabel GNP lebih mencerminkan tingkat output suatu negara yang benar-benar dikonsumsi negara tersebut (BPS, 2004). Penelitian ini merujuk variabel rasio pasar modal yang dirumuskan Tandelilin ( 1997). Rasio pasar mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku. Sudut pandang rasio ini lebih banyak didasarkan pada sudut investor atau calon investor. Selain itu penelitian ini memasukkan volume perdagangan sebagai variabel rasio pasar modal sebagai pembeda dari penelitian Tandelilin (1997). Volume perdagangan merefleksikan aktivitas dan marketabilitas saham perusahaan (Castagna & Matolesy, 1978;Breen & Lerner, 1973). 7