BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1. Variabel Tergantung : Prokrastinasi 2. Variabel Bebas : Kecemasan B. Definisi Operasional 1. Prokrastinasi Prokrastinasi adalah suatu perilaku yang tidak efisian dalam menggunakan waktu, kebiasaan penundaan yang tidak berujung dan proses penghindaran tugas, yang seharusnya hal itu tidak perlu dilakukan seseorang karena adanya ketakutan untuk gagal, serta adanya pandangan bahwa segala sesuatu harus dilakukan dengan benar dan penundaan tersebut sudah merupakan kebiasaan atau pola yang menetap yang selalu dilakukan seseorang ketika menghadapi suatu tugas dan penundaan tersebut disebabkan oleh adanya keyakinan-keyakinan yang irrasional dalam memandang tugas. Aspek yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada aspek prokrastinasi yang diungkap oleh Schouwenberg (Ferrari, Jhonson dan McCown, 1995) yaitu (a) penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan tugas, (b) keterlambatan/kelambatan dalam mengerjakan tugas, (c) kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual, (d) melakukan aktifitas lain yang lebih menyenangkan daripada menyelesaikan tugas. Prokrastinasi dalam penelitian ini menggunakan pengukuran tinggi rendahnya skor yang dimiliki responden 29
0 berdasarkan pada tanggapan responden terhadap pernyataan yang tercantum dalam skala. Semakin tinggi skor yang diperoleh akan menunjukkan tingginya prokrastinasi. Sebaliknya, semakin rendah skor responden akan menunjukkan rendahnya prokrastinasi. 2. Kecemasan Kecemasan dalam penelitian ini merupakan sebuah perasaan yang tidak menyenangkan sebagai reaksi terhadap adanya perasaan takut dan tidak jelas yang mempengaruhi proses penulisan skripsi pada mahasiswa. Aspek yang akan diungkap dari kecemasan dimana mengacu pada teori dari Blackburn & Davidson (1994) yaitu aspek suasana hati, pikiran, motivasi, perilaku, dan biologis. Kecemasan diketahui pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi akan terlihat dari skor total yang diperoleh dalam skala kecemasan. Semakin tinggi skor kecemasan yang diperoleh, maka semakin tinggi pula kecemasan yang dirasakan mahasiswa tersebut. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah skor kecemasan yang diperoleh maka semakin rendah pula kecemasan yang dirasakan oleh mahasiswa tersebut. C. Responden Penelitian Pada penelitian ini responden yang digunakan adalah mahasiswa/mahasiswi Universitas Islam Indonesia yang sedang mengerjakan skripsi dan terancam untuk drop out karena dinilai melebihi tenggat waktu untuk menyelesaikan pendidikan strata satu. Karakteristik responden ini adalah
1 mahasiswa/mahasiswi Universitas Islam Indonesia dengan kisaran angkatan 2008-2009. Jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah 40 orang yang terdiri dari 25 orang mahasiswa dan 15 mahasiswi Universitas Islam Indonesia. D. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif. Pengumpulan data berbentuk angket dengan menggunakan skala psikologis sebagai alat untuk mengungkap atribut psikologis yang dijadikan variabel dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan dua macam skala, yaitu skala prokrastinasi dan skala kecemasan. Skala ini menggunakan penilaian modifikasi skala Likert dengan empat alternatif jawaban yang digunakan, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Skor atas alternatif jawaban bergerak dari 4-1 pada aitem favourable, dan sebaliknya bergerak dari 1-4 pada aitem unfavourable. 1. Skala prokrastinasi Tingkat prokrastinasi pada penelitian ini diukur dengan menggunakan skala prokrastinasi penyusunan skripsi. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini berupa skala prokrastinasi yang digunakan oleh Samudra (2014) berdasarkan pada aspek-aspek prokrastinasi yang dikemukakan oleh Schouwenberg (Ferrari, Jhonson dan McCown, 1995). Cara pemberian skor yang dipakai dalam skala ini didasarkan pada sistem skala Likert dengan skor yang bergerak dari 1 sampai 4. Pilihan jawaban terdiri dari empat kategori yaitu :
2 sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), sangat tidak sesuai (STS). Untuk aitem yang bersifat favourable skor 4 diberikan untuk jawaban SS, skor untuk jawaban S, skor 2 untuk jawaban TS dan skor 1 untuk jawaban STS. Sedangkan skor jawaban unfavourable berkisar antara 1 sampai 4 yaitu skor 1 untuk jawaban SS, skor 2 untuk jawaban S, skor untuk jawaban TS dan skor 4 untuk jawaban STS. Jumlah aitem dalam skala ini adalah 26 aitem yang terdiri dari 19 aitem favourable dan 7 aitem unfavourable dengan distribusi aitem-aitem yang terdapat pada Tabel 1. Tabel 1 Distribusi Aitem Skala Prokrastinasi Aspek Butir favourable Butir unfavourable Penundaan untuk memulai ataupun menyelesaikan tugas yang dihadapi. Nomor butir Jumlah Nomor butir Jumlah 6, 9, 17, 19 4 5, 7, 14, 26 4 Kelambanan mengerjakan skripsi. dalam Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual. 1, 4, 12, 21, 2 5 2, 15 2 11, 1, 16, 20 4 10 1 Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan dari pada mengerjakan skripsi, 8, 18, 22, 24, 25 6 Total 19 7
2. Skala kecemasan Tingkat kecemasan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala kecemasan. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini berupa skala kecemasan yang dibuat dan digunakan oleh Gonso (2014) yang mengacu pada teori dari Blackburn & Davidson (1994). Cara pemberian skor yang dipakai dalam skala ini didasarkan pada system skala Likert dengan skor yang bergerak dari 1 sampai 4. Pilihan jawaban terdiri dari empat kategori yaitu : sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), sangat tidak sesuai (STS). Untuk aitem yang bersifat favourable skor 4 diberikan untuk jawaban SS, skor untuk jawaban S, skor 2 untuk jawaban TS dan skor 1 untuk jawaban STS. Sedangkan skor jawaban unfavourable berkisar antara 1 sampai 4 yaitu skor 1 untuk jawaban SS, skor 2 untuk jawaban S, skor untuk jawaban TS dan skor 4 untuk jawaban STS. Jumlah aitem dalam skala ini adalah aitem yang terdiri dari 17 aitem favorable dan 16 aitem unfavorable dengan distribusi aitem-aitem yang terdapat pada Tabel 2. Tabel 2. Distribusi Aitem Skala Kecemasan Aspek Butir favourable Butir unfavourable Nomor butir Jumlah Nomor butir Jumlah Suasana hati 19, 11, 17, 2 4 29, 1, 21, 4 18 Pikiran 1, 15, 10, 4 5, 14, 25 Motivasi 20, 12, 7 6, 9, 22 Perilaku Biologis 24, 0, 28 26, 1, 2 4, 2, 27 8, 16, Total 17 16
4 E. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrument pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah (Azwar, dalam Widodo, 2006). Alat ukur atau instrumen penelitian dikatakan valid apabila alat ukur yang digunakan untuk memperoleh data itu dapat mengukur apa yang di maksudkan untuk diukur (Suryabrata, 2004). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan validitas konstrak. Validitas konstrak adalah tipe validitas yang menggunakan sejauh mana tes mengungkap suatu trait atau konstrak teoritik yang hendak diukurnya (Allen & Yen, dalam Azwar, 2007). Pengujian validitas konstrak dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor setiap aitem dengan skor total aitem dan menggunakan korelasi product moment. 2. Reliabilitas Reliabilitas adalah ukuran yang menunjukan sejauh mana hasil pengukuran dengan alat ukur yang digunakan dalam penelitian tersebut dapat dipercaya atau mempunyai keandalan sebagai alat ukur. Hal ini, ditunjukan oleh taraf keajegan (konsistensi) skor yang diperoleh oleh para subjek yang diukur
5 dengan alat yang sama, atau diukur dengan alat yang setara pada kondisi yang berbeda(suryabrata, 2004). Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan koefisien Alpha Cronbach untuk melihat konsistensi butir aitem dengan total tes. Semakin tinggi koefisien korelasi, maka semakin tinggi konsistensinya. Menurut Azwar (2007), koefisien reliabilitas berada dalam rentang 0 sampai 1,00. Semakin tingi koefisien reliabilitas yaitu 1,00 atau mendekati angka 1,00 maka semakin reliabilitas alat ukur yang digunakan. F. Analisis Data Analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini menggunakan dua teknik analisis, yakni analisis product moment dari Pearson. Data yang digunakan dalam penelitian ini selanjutnya akan dianalisis dengan metode statistika. Analisis data akan dibantu dengan menggunakan program SPSS (Statistic Program for Sosial Science) 16 for windows.