CARA PENDEKATAN PERHITUNGAN KUANTITAS PEMBESIAN PADA KOLOM STRUKTUR BETON BERTULANG

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN APPROXIMATE COST ESTIMATE PADA STRUKTUR BETON BERTULANG BANGUNAN RUKO (SOHO)

APPROXIMATE COST ESTIMATE

APPROXIMATE COST ESTIMATE BERDASARKAN KANDUNGAN BESI DAN KEBUTUHAN BEKISTING PADA STRUKTUR BETON BERTULANG BANGUNAN TINGGI

PROPORSI HARGA UPAH, BAHAN DAN ALAT PADA ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BETON BERTULANG PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI

Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra Surabaya, 2

PROPORSI BIAYA TIAP SATUAN PEKERJAAN STRUKTUR BETON BERTULANG PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI

PROPORSI KOMPONEN BIAYA HARGA BAHAN, UPAH DAN ALAT PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI

KETERKAITAN KUANTITAS PEKERJAAN DENGAN DURASI DAN TENAGA KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI

STUDI HARGA SATUAN UPAH UNTUK PROYEK BANGUNAN TINGGI Michael Purnomo 1, Elvin Laynardo 2, Indriani Santoso 3, Budiman Proboyo 4

ANALISA DURASI RENCANA AKTIVITAS DAN EVALUASI PELAKSANAAN JADWAL PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG BERTINGKAT (STUDI KASUS PADA PROYEK X )

Sri Indah Setiyaningsih, Penghitungan Struktur Beton Dan Perbandingan Perhitungan Biaya Menurut SNI

STUDI TENTANG HARGA SATUAN UPAH PADA PROYEK KONSTRUKSI

STUDI KASUS HARGA SATUAN UPAH DAN BAHAN UNTUK PROYEK BANGUNAN SATU LANTAI

HUBUNGAN ANTARA KUANTITAS PEKERJAAN DENGAN DURASI PADA PEKERJAAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat studi kasus dan analisa, serta perbandingan

PR 1 MANAJEMEN PROYEK

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

METODE PELAKSANAAN DAN ANALISIS PERBANDINGAN KEBUTUHAN TULANGAN ANTARA GAMBAR KERJA DENGAN SNI 7394:2008 PADA PEMBANGUNAN RUKO R2 NO

PENERAPAN METODE LINEAR PROGRAMMING UNTUK ANALISIS PEMOTONGAN BESI TULANGAN PADA PROYEK BANGUNAN GEDUNG DI JAKARTA

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA SISA MATERIAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KAMPUS WILMAR BUSINESS INSTITUTE MEDAN

Pelat Dinding Tangga Pondasi Sistem Informasi Definisi Sistem Informasi

RING BALK. Pondasi. 2. Sloof

Cara menghitung koefisien analisa harga satuan bangunan

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN. Ruko atau rumah toko adalah suatu proyek konstruksi yang pada umumnya

sedangkan harga upah yang diperhitungkan merupakan upah borongan.

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UGM KOMPLEKS KINANTI MENGGUNAKAN METODE PRACETAK (PRECAST) DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING FRAME

ANALISA PERBANDINGAN HARGA SATUAN PEKERJAAN BETON BERTULANG BERDASARKAN SNI DAN SOFTWARE MS PROJECT

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

LAPORAN. Ditulis untuk Menyelesaikan. Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI. Pendidikan Program Diploma III. oleh: NIM NIM.

BAB III METODOLOGI. LAPORAN TUGAS AKHIR III 1 Perencanaan Struktur Gedung Perkantoran Badan Pusat Statistik

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lizna Gustiana Rahmi, 2015

RASIO KEBUTUHAN BETON, BESI TULANGAN, DAN BEKISTING UNTUK PEKERJAAN STRUKTUR PADA PROYEK APARTEMEN & HOTEL

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember 2013

BAB I PENDAHULUAN. Proyek merupakan pelaksanaan sesuatu bangunan mulai dari perencanaan sampai

ANALISIS HARGA SATUAN PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PONDASI BERDASARKAN ANALISA PADA PROYEK DAN SOFTWARE MS. PROJECT

STUDI PERBANDINGAN KOEFISIEN MATERIAL DAN EVALUASI INDEKS PRODUKTIFITAS PADA PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA, PLESTERAN DAN ACIAN

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga jenis bahan bangunan yang sering digunakan dalam dunia

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

EVALUASI DAN ANALISA JADWAL PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS PROYEK X )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG

SISTEM SAMBUNGAN PADA PONDASI TAPAK BETON BERTULANG

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. pengamatan struktur plat lantai, pengamatan struktur core lift.

ESTIMASI BIAYA PROYEK JALAN LAYANG CIMINDI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Judul Tugas Akhir Perencanaan Struktur Gedung Lima Lantai Kantor Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang.

PENENTUAN KOEFISIEN PRODUKTIFITAS PEKERJAAN BEKISTING DAN PEMBESIAN PADA PROYEK GRHA WIDYA MARANATHA

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

Dosen Pembimbing Ir. Sukobar, MT. NIP

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang sedang berkembang.

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. gambar- gambar yang akan menjadi acuan dalam perancangan,. Berikut adalah gambar dan

STUDI PERBANDINGAN ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN BEKISTING

KONTROL PERHITUNGAN KEBUTUHAN TULANGAN BETON BERTULANG PADA TIPE RUKO R6 GENAP NOMOR 2 DI PROYEK CITRALAND BAGYA CITY MEDAN

PERENCANAAN ULANG GEDUNG PERKULIAHAN POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK

PERHITUNGAN STRUKTUR STRUKTUR BANGUNAN 2 LANTAI

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

DESAIN PERMODELAN DINDING BETON RINGAN PRECAST RUMAH TAHAN GEMPA BERBASIS KNOCKDOWN SYSTEM

BAB III METODE PENELITIAN SKRIPSI

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB VII TINJAUAN KHUSUS OPTIMASI PEMBESIAN BORED PILE. Material merupakan komponen yang penting dalam menentukan

Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP DAHNIAR ADE AYU R NRP

Tim Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Kristen Petra. [pic] Gambar 1 Tampak Depan Gedung Gereja.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat Indonesia akan bangunan semakin meningkat. Hal

PROSENTASE DEVIASI BIAYA PADA PERENCANAAN KONSTRUKSI BALOK BETON KONVENSIONAL TERHADAP BALOK BETON PRATEGANG PADA PROYEK TUNJUNGAN PLAZA 5 SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gane, V (2004) dalam tulisannya Parametrik Design a Paradigm

Modifikasi Perencanaan Gedung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja Jakarta Dengan Metode Pracetak

STUDI PERENCANAN PONDASI PADA PEMBANGUNAN RUANG VIP RSUD GAMBIRAN KEDIRI DENGAN ALTERNATIF PEMAKAIAN PONDASI DALAM DAN PONDASI DANGKAL

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) C-41

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

1.1. JUDUL TUGAS AKHIR

BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA PEKERJAAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Tugas akhir ini berjudul Perancangan Struktur Gedung Mall dan Hotel

STUDI TENTANG UPAH DAN UPAH LEMBUR TENAGA KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kata Kunci : halfslab, plat komposit bondek, metode plat lantai.

BAB I PENDAHULUAN. proyek yang berhasil adalah penggunaan biaya yang efisien. Material adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sebagai salah satu kota yang berkembang dengan pesat di dunia

Laporan Tugas Akhir Rekayasa Nilai Pembangunan RS Mitra Husada Slawi 29

PENENTUAN KEAKURATAN INDEKS TUKANG BESI DAN PEKERJA PADA PEKERJAAN BALOK, KOLOM, PELAT LANTAI ANTARA BOW/SNI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STUDI PEMBUATAN BEKISTING DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN, KEKAKUAN DAN KESTABILAN PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN TRILIUM DENGAN METODE PRACETAK (PRECAST) PADA BALOK DAN PELAT MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING

ANALISIS PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA PROYEK RUMAH TINGGAL BERDASARKAN ANALISA BOW DAN SNI 2007

BAB III METODOLOGI. penjelas dalam suatu perumusan masalah. Data sekunder berupa perhitungan

PERBANDINGAN JUMLAH TENAGA KERJA, WAKTU, DAN BIAYA PELAT LANTAI DAN BALOK RUKO R8 DENGAN METODE PRECAST

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SERBAGUNA 2 LANTAI

TONNY RIZKYA NUR S ( ) DOSEN PEMBIMBING :

PERBANDINGAN ANALISA BIAYA PENGGUNAAN PELAT LANTAI BERONGGA DENGAN PELAT LANTAI KONVENSIONAL

kenaikan upah rata-rata per lantai. Harga upah mengalami kenaikan untuk tiap

EKO PRASETYO DARIYO NRP : Dosen Pembimbing : Ir. Djoko Irawan, MS

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Vittoria Residences Apartement terdiri dari 3 tower dengan : c. Podium 5 lantai, dengan 1 lantai semi basement

DIPLOMA III TEKNIK SIPIL - FTSP STEFANUS HENDY L DIANA WAHYU HAYATI DISUSUN OLEH : DOSEN PEMBIMBING :

Transkripsi:

CARA PENDEKATAN PERHITUNGAN KUANTITAS PEMBESIAN PADA KOLOM STRUKTUR BETON BERTULANG David Christiando Angir 1, Daniel Erwin Ekajaya 2, Indriani Santoso 3, Budiman Proboyo 4 ABSTRAK : Estimasi khususnya estimasi biaya, digunakan pada dunia konstruksi sebelum proyek dimulai atau pada saat tender. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kuantitas pembesian dengan menggunakan dua metode yang berbeda. Dalam penelitian ini, kuantitas pembesian akan dicari dengan metode dua metode, yaitu metode pendekatan dan metode definitif (bar bending schedule). Data yang digunakan adalah denah struktur, denah detail kolom dan RAB untuk kolom struktur bertulang. Metode pendekatan ini menghitung kebutuhan volume besi per meter panjang. Hasilnya nanti akan dikali dengan tinggi kolom tersebut sehingga menghasilkan kebutuhan satu kolom tersebut yang disebut W pendekatan. Selain itu, kebutuhan besi juga dihitung dengan menggunakan Bar Bending Schedule dan menghasilkan W BBS. Kemudian kita mencari nilai sebagai hasil bagi dari W pendekatan dengan W BBS. Dari hasil peneltian, didapat 2 nilai α, yaitu untuk tulangan utama dan sengkang. Hasilnya, nilai α untuk tulangan utama sebesar 1.16, sedangkan nilai α untuk sengkang sebesar 1.09. Nilai α ini yang akan dikalikan dengan W pendekatan untuk mendapatkan hasil yang akan digunakan sebagai W BQ. Penggunaan metode pendekatan membuat hasil perhitungan lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan bar bending schedule. KATA KUNCI : estimasi biaya, kolom, kuantitas pembesian, struktur beton bertulang, metode definitf, metode pendekatan, rencana anggaran biaya dan bar bending schedule 1. PENDAHULUAN Estimasi adalah suatu perkiraan terhadap biaya di masa yang akan datang dari berbagai aktivitas konstruksi, yang didasarkan pada data nyata (Hardie, 1987). Dalam estimasi biaya konstruksi ada dua hal utama yaitu measurement dan pricing (Hardie, 1987). Measurement mempunyai arti pengukuran, yang berhubungan dengan kuantitas. Besi merupakan salah satu material utama untuk struktur beton bertulang. Perhitungan kuantias pembesian dapat menggunakan metode definitif (bar bending schedule). Bar Bending Schedule ini berisi tentang detail bentuk tulangan, jumlah tulangan, panjang tulangan, serta dimensi tulangan yang diperlukan (Amerincan Concrete Institute, 2000). Dari Bar Bending Schedule ini nantinya akan menghasilkan kuantitas besi dalam satuan berat. Salah satu masalah dalam pembuatan bar bending schedule adalah pengerjaannya membutuhkan waktu relatif lama. Maka dari itu, diperlukan cara lain untuk dapat mempermudah estimasi kuantitas pembesian tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan metode pendekatan. Metode pendekatan ini menggunakan perhitungan kuantitas pembesian per satuan panjang. Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memperkirakan kuantias pembesian pada suatu beton bertulang terutama kolom, dengan waktu yang singkat dan hasil yang sedekat mungkin dengan Bar Bending Schedule. Dengan begitu maka pekerjaan estimasi diharapkan akan menjadi lebih mudah. 1 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, m21413049@john.petra.ac.id 2 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, m21413147@john.petra.ac.id 3 Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra,indriani@petra.ac.id 4 Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, bproboyo@petra.ac.id 34

2. LANDASAN TEORI Pekerjaan konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan upaya pembangunan sesuatu bangunan, mencakup pekerjaan pokok dalam bidang teknik sipil dan arsitektur, meskipun tidak jarang juga melibatkan disiplin lain seperti teknik industri, mesin, elektro, geoteknik, maupun lansekap (Prasko, 2012). Pada dasarnya, bagian-bagian konstruksi bangunan meliputi bangunan bawah dan bangunan atas. Bangunan bawah berguna untuk menopang bangunan bawah sehingga harus mempunyai struktur yang kuat, tidak mudah bergerak, dan kondisinya stabil. Yang termasuk bagian bangunan bawah meliputi pondasi dan balok beton. Bangunan atas merupakan bagian yang berfungsi mendukung maksud pendirian bangunan tersebut. Bagian-bagian bangunan atas di antaranya dinding, kolom, ventilasi, balok latei, balok ring, kuda-kuda, dan atap (Bagian-bagian Konstruksi Bangunan, dari Pondasi sampai Atap, n.d.). Pada dunia konstruksi, estimasi biaya konstruksi sering digunakan untuk mengetahui perkiraan biaya yang akan digunakan pada suatu proyek konstruksi. Adanya rentang waktu memungkinkan terjadi perubahan besarnya perkiraan biaya awal dengan biaya yang akan dikeluarkan (Setiyadi, 2005). Menurut Hardie (1987), proses estimasi dibagi menjadi 2 bagian yaitu pengukuran dan penentuan harga. Pengukuran meliputi deskripsi pekerjaan, penetapan dimensi, dan perhitungan kuantitas. Salah satu bagian estimasi yang dihitung adalah kebutuhan bahan untuk kolom struktur beton bertulang. Kolom adalah bagian dari bangunan atas yang terletak di atas sloof dan di sela-sela dinding. Kolom memiliki kegunaan sebagai penyangga utama dari beban yang ada diatasnya. Kolom juga berguna untuk mengikat dinding supaya kondisinya tetap stabil (Bagian-bagian Konstruksi Bangunan, dari Pondasi sampai Atap, n.d.). Dalam struktur beton bertulang, terdapat tiga komponen utama yaitu cor beton, besi beton, dan bekisting. (Sastraatmadja,1994) Diantara ketiga material tersebut, besi beton memiliki pengaruh terbesar terhadap biaya pekerjaan beton bertulang. Pada perhitungan pembesian, detail tulangan perlu diperhatikan dengan baik. Hal ini bertujuan agar bangunan yang dikerjakan sesuai dengan perhitungan perencana. Panjang penyaluran, kait, dan sambungan merupakan beberapa hal yang termasuk dalam detail tulangan. Aturan mengenai detail tulangan ini telah ditulis secara jelas di SNI 2847:2013. 3. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian yang akan dilakukan dengan cara mengolah data gambar struktur proyek ruko (SOHO) untuk mendapatkan kuantitas pembesian pada kolom struktur beton bertulang. Pertama yang dilakukan adalah menghitung kuantitas besi kolom dengan bar bending schedule. Ada dua jenis tulangan yang akan dihitung, yaitu tulangan utama dan tulangan sengkang. Setelah itu dilakukan perhitungan kuantitas pembesian dengan metode pendekatan per satuan panjang. Yaitu dengan cara memotong kolom sepanjang kurang lebih satu meter, kemudian dicari kuantitas besi per meter kolom dengan cara mengalikan panjang tulangan utama dengan jumlah tulangan serta berat jenisnya. Hal yang sama dilakukan untuk perhitungan kuantitas tulangan sengkang. Bilamana ada perbedaan jarak sengkang pada daerah tepi dan tengah, dilakukan rata-rata dahulu. Setelah mendapatkan kuantitas besi kolom pada struktur beton bertulang, baik menggunakan bar bending schedule serta metode pendekatan, maka dicari suatu nilai koefisien (α). Nilai ini dipakai sebagai pengali untuk kuantitas besi dengan metode pendekatan agar hasilnya sama atau mendekati kuantitas besi dengan bar bending schedule. Nilai α didapat dengan membagi hasil kuantitas pembesian dengan bar bending schedule dengan hasil kuantitas pembesian dengan metode pendekatan pada kolom yang sama. Setelah itu didapatkan nilai α untuk semua kolom, dicari nilai rata-rata yang nantinya bisa dipakai. 4. ANALISA DATA Data proyek ruko atau SOHO diperoleh dari salah satu kontraktor dari Surabaya, berjumlah 75 ruko dengan pembagian tiga zona. Namun pada kesempatan ini, penelitian dilakukan pada 29 ruko yang berada di zona 1 saja. Bangunan ini dibagi dalam tiga gedung (ABC) dengan jumlah lantai 4 dan 3 yaitu Lantai 1 (EL. ±0,00), Lantai 2 (EL. +3,78), Lantai 3 (EL. +7,01), Lantai 4 (EL. +13,47). Jenis pekerjaan konstruksi yang akan dibahas adalah pekerjaan struktur atas yaitu pekerjaan kolom struktur beton bertulang. Tinggi antar lantai (elevasi ke elevasi) digunakan menjadi acuan dalam 35

menentukan tinggi kolom. Khusus tingkat 1, tinggi kolom akan ditambah dengan kedalaman kolom sampai di permukaan pondasi. Untuk skema penulangan sesuai dengan gambar perencanaan dari kontraktor. 4.1. Analisa Perhitungan Kuantitas Besi Kolom Perhitungan kuantitas pembesian kolom dilakukan dengan menggunakan bar bending schedule untuk kolom jenis K4-1 pada tingkat 1 dengan penampang seperti Gambar 1, dengan hasil perhitungan seperti pada Tabel 1. Gambar 1. Potongan Kolom Tabel 1. BBS Kolom K4-1 Nama Kode Pola Penulangan Ø D L (m) N g (kg/m) W BBS (kg) 5310 Tul Utama 1 16 5.56 10 1.578 87.76 250 75 Sengkang 2 8 1.33 420 Sengkang 3 75 75 8 0.32 29 0.395 18.88 Untuk perhitungan dengan metode pendekatan, diambil sampel dengan pemotongan pada jarak antar tulangan sengkang sepanjang kurang lebih satu meter dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Metode Pendekatan Kolom K4-1 Potongan per 1.05m Total Kode L N W W Tul (No 1) 1.05 10 16.57 67.55 Tul (No 2) 1.33 Tul (No 3) 0.32 6 3.91 15.92 Langkah selanjutnya mencari koefisien α dengan membagi hasil kuantitas pembesian bar bending schedule dengan metode pendekatan yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3. 36

420 5310 Tabel 3. Kuantitas Besi Kolom K4-1 Nama Kode Pola Dia. L N g W BBS W pend. Penulangan (mm) (mm) (bh) (kg/m) (kg) (kg) α Tul Utama 1 D16 5560 10 1.58 87.76 67.55 1.30 250 75 Sengkang 2 Ø8 1330 Sengkang 3 75 Ø8 320 29 0.39 18.88 15.92 1.19 Dengan cara yang sama dilakukan perhitungan untuk kolom jenis lainnya (K1-1, K2-1, K3-1, K3-2, K3-3, K4-1, K4-2, K5-1, K5-2) untuk tingkat lainnya (Tingkat 1, Tingkat 2, Tingkat 3, Tingkat 4) dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Rekapitulasi Kuantitas Pembesian Kolom Tingkat Kolom W BBS W pend. α Tul Utama Sengkang Tul Utama Sengkang Tul Utama Sengkang 1 K4-2 106.25 18.88 81.06 15.92 1.31 1.19 1 K4-1 88.54 18.88 67.55 15.92 1.31 1.19 1 K4-1 87.76 18.88 67.55 15.92 1.30 1.19 1 K3-2 70.84 12.93 54.04 10.90 1.31 1.19 1 K3-2 70.20 12.48 54.04 10.90 1.30 1.14 1 K5-2 106.25 25.86 81.06 21.81 1.31 1.19 1 K2-1 45.43 11.79 35.68 9.94 1.27 1.19 1 K2-1 44.60 11.38 35.68 9.94 1.25 1.14 1 K3-1 44.60 12.93 35.68 10.90 1.25 1.19 1 K3-1 45.43 12.93 35.68 10.90 1.27 1.19 2 K4-2 73.30 13.02 61.18 12.02 1.20 1.08 2 K4-1 61.08 13.02 50.98 12.02 1.20 1.08 2 K5-2 73.30 17.84 61.18 16.46 1.20 1.08 2 K2-1 31.26 8.13 26.92 7.50 1.16 1.08 2 K3-1 30.26 8.92 26.92 8.23 1.12 1.08 2 K3-1 31.26 8.92 26.92 8.23 1.16 1.08 3 K3-3 73.30 8.92 61.18 8.23 1.20 1.08 3 K3-2 48.87 8.92 40.78 8.23 1.20 1.08 3 K2-1 31.26 8.13 26.92 7.50 1.16 1.08 3 K5-1 45.39 17.84 40.39 16.46 1.12 1.08 3 K1-1 31.26 6.55 26.92 6.04 1.16 1.08 3 K3-1 31.26 8.92 26.92 8.23 1.16 1.08 3 K2-1 27.67 7.72 26.92 7.50 1.03 1.03 3 K1-1 27.92 6.22 26.92 6.04 1.04 1.03 4 K3-2 42.55 8.47 40.78 8.23 1.04 1.03 4 K3-3 63.83 8.47 61.18 8.23 1.04 1.03 4 K3-1 26.67 8.47 26.92 8.23 0.99 1.03 4 K3-1 27.67 8.47 26.92 8.23 1.03 1.03 4 K2-1 27.92 7.72 26.92 7.50 1.04 1.03 4 K5-1 41.51 16.94 40.39 16.46 1.03 1.03 4 K1-1 27.92 6.22 26.92 6.04 1.04 1.03 37

4.3. Rangkuman Setelah mendapatkan semua nilai α pada semua jenis kolom, maka ditarik suatu nilai rata-ratanya yang akan memunculkan satu nilai saja untuk semua jenis kolom dan dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Nilai α Kolom Didapatkan hasil untuk tulangan utama dengan α sebesar 1,16 dan untuk tulangan sengkang dengan α sebesar 1,09. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Perhitungan kuantitas pembesian kolom pada beton struktur bertulang dapat menggunakan bar bending schedule ataupun metode pendekatan per satuan panjang yang telah diteliti ini. Cara perhitungan metode pendekatan dilakukan dengan mengambil penulangan per meter panjang, lalu dikali dengan panjang kolom itu sendiri. Akan tetapi meskipun metode pendekatan lebih sederhana dan tidak membutuhkan waktu lama dalam pengerjaannya, angka hasil perhitungan tersebut perlu dikali dengan koefisien α agar hasilnya sama ataupun mendekati perhitungan dengan bar bending schedule. Pada penelitian ini telah didapatkan nilai α dari berbagai jenis kolom dan menghasilkan satu nilai untuk seluruh jenis kolom pada proyek konstruksi yang diteliti ini, tepatnya 9 jenis kolom dengan jumlah total 453 kolom. Hasil α ini dibagi menjadi dua macam yaitu untuk tulangan utama sebesar 1,16 dan untuk sengkang sebesar 1,09. Setelah mendapatkan nilai α, W BQ dapat dicari dengan rumus: W BQ = W pend. x α W BQ ini yang akan dipakai sebagai kuantitas pembesian yang ada pada Bill of Quantity. Penerapan untuk penelitian ini dapat dilakukan untuk proyek konstruksi lainnya yaitu dengan memakai nilai α yang dikalikan dengan perhitungan kuantitas pembesian memakai metode pendekatan yang akan menghasilkan suatu nilai kuantitas pembesian untuk Bill of Quantity. 5.2. Saran Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan data lebih diperbanyak lagi agar hasil nilai rata-rata dari α membuat W pend. sangat mendekati atau bahkan sama dengan W BBS. Selain itu juga diharapkan dilakukan perhitungan pendekatan nilai α per tingkat, bukan per jenis kolom. 38

6. DAFTAR REFERENSI American Concrete Institute Committee 116. (2000). Cement and Concrete Technology. USA: Author. Bagian-bagian Konstruksi Bangunan, dari Pondasi sampai Atap. (n.d.) Retrieved February 25, 2017, from http://arafuru.com/sipil/bagian-bagian-konstruksi-bangunan-dari-pondasi-sampaiatap.html/ Hardie, Glenn M. (1987). Contruction Estimating Techniques. Prentice-Hall, Inc., USA. Indonesia. Badan Standardisasi Nasional. (2013). Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung. Jakarta. Prasko (2012, August). Pengertian dan Jenis Proyek Konstruksi. Prasko Tujuh Belas. Retrieved February 25, 2017, from http://prasko17.blogspot.co.id Sastraatmadja, A. Soedradjat. (1994). Analisa Anggaran Biaya Pelaksanaan. Nova, Jakarta. Setiyadi. (2005). Estimasi Biaya. Politeknik Negeri Jakarta, Jakarta. 39