Keputusan Dirjen Pelayanan Medik No. 78 / Yanmed / RS Umdik / YMU / I / 91 Tentang Penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit

dokumen-dokumen yang mirip
DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 749a MENKES/PER/XII/1989 TENTANG REKAM MEDIS/MEDICAL RECORDS

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM PERMATA MEDIKA KEBUMEN NOMOR / 2015 TENTANG

1. UU 29/2004 Tentang Praktik Kedokteran (UUPK) Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib membuat rekam medis Rekam

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA NOMOR : 224/RSPH/I-PER/DIR/VI/2017 TENTANG PEDOMAN REKAM MEDIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PERATURAN YANG TERKAIT DENGAN RM

ASPEK HUKUM REKAM MEDIS By: Raden Sanjoyo D3 Rekam Medis FMIPA Universitas Gadjah Mada

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal,

5. HAKEKAT PERMENKES 269/MENKES/PER/III/2008 TENTANG RM dan PERTAURAN TERKAIT LAINNYA LILY WIDJAYA,SKM.,MM D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

PANDUAN PELEPASAN INFORMASI REKAM MEDIS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

S U R A T E D A R A N No. : HK

PERATURAN YANG TERKAIT DENGAN RM

RIATI ANGGRIANI,SH,MARS,MHum ANGGOTA PERHUKI DKI

PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS

TUGAS ONLINE 2 MANAJEMEN REKAM MEDIS

INFOKES, VOL. 3 NO. 1 Februari 2013 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan di berbagai instansi kesehatan dengan dukungan dari

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era perdagangan bebas dunia yang dimulai dengan Asean Free Trade

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. (1)

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang terus mengalami perkembangan adalah rumah sakit.rumah sakit

PENGARUH SIKAP PETUGAS REKAM MEDIS TERHADAP KELENGKAPAN PENGISIAN FORMULIR PEMERIKSAAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM HERNA MEDAN TAHUN 2015

FORM CHECKLIST KELENGKAPAN REKAM MEDIS RS. SIAGA RAYA- JAKARTA SELATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencari dan menerima pelayanan kedokteran dan tempat pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk

RUMAH SAKIT. Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soeselo Slawi

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pada hakekatnya adalah proses pengambilan keputusan dalam. kemampuan manajemen menggunakan informasi tersebut.

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

Pokok bahasan. Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Dalam

Lampiran 1 PENGANTAR KUESIONER Kepada Yth: Ibu Pimpinan Bidan Praktik Swasta di Kabupaten Bantul

PANDUAN REKAM MEDIK PUSKESMAS KARANGLEWAS. No Dokumen :PD/C.VII/UKP/ /IV/2016 Tanggal Terbi:4 April No Revisi : -

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN SWASTA DIBIDANG MEDIK DAN PENUNJANG MEDIK

BAB I PENDAHULUAN. sakit memegang peranan penting terhadap meningkatnya derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penting dan sangat melekat dengan kegiatan pelayanan, sehingga ada

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

HUBUNGAN PERILAKU DOKTER TERHADAP KELENGKAPAN RESUME MEDIS PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DR. SOEGIRI LAMONGAN TAHUN 2016

TINJAUAN ALUR PROSEDUR PEMUSNAHAN DOKUMEN REKAM MEDIS IN AKTIF DI RSU PANDAN ARANG BOYOLALI PERIODE 2007

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1

REKAMAN MEDIK KESEHATAN / RMK ( MEDICAL RECORD ) Dra. Yusmainita, SpFRS, Apt RSUP. H. Adam Malik 2009

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT KURUN KECAMATAN KURUN Jl. TAMANGGUNG PANJI No. 18 (0537) 31026, KUALA KURUN 74511

MANAJEMEN REKAM MEDIS DALAM STANDAR AKREDITASI VERSI 2012

BAB I PENDAHULUAN. aktif dalam mewujudkan derajat kesehatanyang optimal, dalam hal bidang

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSU HAJI MEDAN TAHUN

PERATURAN YANG TERKAIT DENGAN RM

Perbedaan jenis pelayanan pada:

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan catatan dan dokumen

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN REMUNERASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT WALIKOTA BOGOR,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Rekam medis a. Pengertian rekam medis Menurut permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 rekam medis adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan informasi tentang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah Sakit merupakan suatu sistem atau bagian yang integral

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI No.269/MENKES/PER/III/2008

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara

BAB I PENDAHULUAN. kuliah pengelolaan system rekam medis 1 yang diberikan dosen pengasuh, juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan institusi pelayanan yang sangat komplek, padat

SKPD Penanggungjawab : DINAS KESEHATAN DAERAH. PERSYARATAN sebagai lampiran :

KOMITE FARMASI DAN TERAPI. DRA. NURMINDA S MSi, APT

TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PEMINJAMAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI UNIT PENYIMPANAN RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2015 SUHERI PARULIAN GULTOM ABSTRAK

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. harus dipelihara kerena bermanfaaat bagi pasien, dokter dan rumah sakit. pengobatan dan perawatan kepada pasien.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah sebuah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan. lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis yang

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMO 3 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PELAKSANAAN PENYIMPANAN DAN PENJAJARAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI RUANG FILING RSUD dr. MOEWARDI ABSTRAK

WALIKOTA TANGERANG SELATAN. Menimbang : a. bahwa pembangunan di bidang kesehatan pada. dasarnya ditujukan untuk peningkatan

PENATAAN REKAM MEDIS. LILY WIDJAJA, Amd.PK., SKM., MM.

BAB IV KRSIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga

BAB 1 PENDAHULUAN. dokumen tempat mencatat segala transaksi pelayanan medis yang diberikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tidak terlepas dari peran tenaga medis dan nonmedis.

Transkripsi:

Keputusan Dirjen Pelayanan Medik No. 78 / Yanmed / RS Umdik / YMU / I / 91 Tentang Penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit I. PENDAHULUAN a. Bahwa dalam rangka upaya peningkatan mutu serta efisiensi pelayanan kesehatan di rumah sakit, perlu adanya dukungan dari berbagai faktor yang terkait. b. Bahwa sebagai salah satu faktor yang ikut mendukung keberhasilan upaya tersebut terlaksananya penyelenggaraan rekam medis yang sesuai dengan standar yang berlaku. c. Adanya Peraturan Pemerintah no. 10 tahun 1966 tentang wajib Simpan Rahasia Kedokteran / Lembaga Negara Tahun 1966 no. 21 Tambahan Lembaran Negara no. 2803; sebagai dasar menjamin terlaksananya rekam medis di rumah sakit. d. Adanya keputusan Menteri Kesehatan no. 034 / Birhup / 1972 tentang Perencanaan dan Pemeliharaan Rumah Sakit dimana antara lain disebutkan bahwa guna menunjang terselenggaranya Rencana Induk yang baik, maka setiap rumah sakit diwajibkan : 1. Mempunyai dan merawat statistik yang up-to-date. 2. Membina medical record yang berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan. e. Keputusan Menteri Kesehatan no. 134/1978 tentang struktur Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum dimana antara lain disebutkan bahwa salah satu Sub Bagian adalah Pencatatan Medik. f. Dalam perundang-undangan yang ada, rekam medis belum dapat dikelola dengan memuaskan. Untuk mengatasi masalah tersebut diterbitkan Peraturan Menteri Kesehatan no. 749a / Menkes / Per / XII / 89 tentang rekam Medis / medical record. g. Peraturan Menteri Kesehatan no. 749a / Menkes / Per / XII / 89 mengatur pengelolaan rekam medis di semua sarana pelayanan kesehatan karena itu perlu dipetunjuk pelaksanaan penyelenggaraan rekam medis di rumah sakit. h. Petunjuk pelaksanaan ni dimaksudkan sebagai : 1. Pedoman bagi rumah sakit dalam menyelenggarakan rekam medis. 2. Dasar untuk menjamin kesamaan pengertian dalam hal penyelenggaraan rekam medis.

II. PENGERTIAN a. Rekam Medis di rumah sakit adlaah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas, anamnesis, pemeriksaan, diagnosis pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang diberikan kepada seorang pasien selama dirawat di rumah sakit yang dilakukan di unit-unit rawat jalan termasuk unit gawat darurat dan unit rawat nginap. b. Rumah sakit yang dimaksud adalah rumah sakit umum dan rumah sakit khusus, baik milik Departemen Kesehatan, Pemerintah Daerah, ABRI, BUMN maupun Swasta. c. Dokter adalah dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter gigi spesialis. d. Dokter tamu adalah seorang dokter yang statusnya bukan sebagai dokter tetap di suatu rumah sakit. e. Residens adalah dokter umum yang sedang mengikuti spesialisasi. f. Tenaga kesehatan lain adalah tenaga paramedis perawatan dan paramedis non perawatan yang ikut memberikan pelayanan kesehatan secara langsung kepada pasien. III. TATA CARA PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT a. Setiap rumah sakit wajib membuat rekam medis, sesuai dengan petunjuk teknis dari Direktur Jenderal Pelayanan Medik. b. Tenaga yang berhak membuat rekam medis di rumah sakit adalah : 1. Dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis yang bekerja di rumah sakit tersebut. 2. Dokter tamu pada rumah sakit tersebut. 3. Residens yang sedang melaksanakan kepaniteraan klinik. 4. Tenaga medis perawatan dan paramedis non perawatan yang terlibat langsung didalam pelayanan-pelayanan kepada pasien di rumah sakit meliputi antara lain : perawat, perawat gigi, bidan, tenaga laboratorium klinik, gizi, anastesia, penata rontgen, rehabilitasi medik dan sebagainya. 5. Dalam hal dokter luar negeri melakukan alih teknologi kedokteran yang berupa tindakan / konsultasi kepada pasien, yang membuat rekam medis adalah dokter yang ditunjuk oleh Direktur Rumah Sakit.

c. Kelengkapan isi rekam medis : 1. Setiap tindakan / konsultasi yang dilakukan terhadap pasien, selambatlambatnya dalam waktu 1x24 jam harus ditulis dalam lembaran rekam medis. 2. Semua pencatatan harus ditandatangani oleh dokter / tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan kewenangannya dan ditulis nama terangnya serta diberi tanggal. 3. Pencatatan yang dibuat oleh mahasiswa kedokteran dan mahasiswa lainnya ditandatangani dan menajdi tanggung jawab dokter yang merawat atau oleh dokter yang membimbingnya. 4. Pencatatan yang dibuat oleh residens harus diketahui oleh dokter pembimbingnya. 5. Dokter yang merawat dapat memperbaiki kesalahan penulisan dan melakukannya pada saat itu juga serta dibubuhi paraf. 6. Penghapusan tulisan dengan cara apapun tidak diperbolehkan. d. Penyimpanan rekam medis : 1. Penyimpanan rekam medis dapat dilakukan dengan cara sentralisasi dan desentralisasi. Yang dimaksud sentralisasi adalah penyimpanan rekam dipusatkan di satu tempat / unit rekam medis / medical record. Yang dimaksud desentralisasi adalah penyimpanan rekam medis di masingmasing unit pelayanan. Rumah sakit yang belum mampumelakukan penyimpanan rekam medis dengan sistemsentralisasi, dapat menggunakan sistem desentralisasi. 2. Rekam medis rumah sakit disimpan sekurang-kurangnya 5 tahun, terhitung dari tanggal terakhir berobat. 3. Dalam hal rekam medis yang berkaitan denan kasus-kasus tertentu dapat disimpan lebih dari 5 tahun. 4. Penyimpanan rekam medis dapat dilakukan sesuai dengan perkembangan teknologi penyimpanan, antara lain dengan mikrofilm. e. Tata cara memusnahkan rekam medis : 1. Rekam medis yang sudah memenuhi syarat untuk dimusnahkan dilaporkan kepada Direktur Rumah Sakit.

2. Direktur rumah sakit membuat surat keputusan tentang pemusnahan rekam medis dan menunjuk Tim Pemusnah Rekam Medis. 3. Tim Pemusnah Rekam Medis melaksanakan pemusnahan dan membuat Berita Acara Pemusnahan yang disyahkan Direktur Rumah Sakit. 4. Berita Acara dikirim kepada Pemilik Rumah Sakit dnegan tembusn kepada Direktur Jenderal Pelayanan Medik. IV. PEMILIKAN DAN PEMANFAATAN REKAM MEDIS a. Berkas rekam medis adalah milik rumah sakit. b. Direktur Rumah Sakit bertanggungjawab atas : 1. Hilangnya, rusaknya atau pemalsuan rekam medis. 2. Penggunaan oleh Badan / orang yang tidak berhak. c. Isi rekam medis adalah milik pasien yang wajib dijaga kerahasiaannya. d. Untuk melindungi kerahasiaan tersebut dibuat ketentuan-ketentuan sebagai berikut : 1. Hanya petugas rekam medis yang diizinkan masuk ruang penyimpanan berkas rekam medis. 2. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi rekam medis untuk badanbadan atau perorangan, kecuali yang telah ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3. Selama penderita dirawat, rekam medis menajdi tanggung jawab perawat ruangan dan menjaga kerahasiaannya. e. Peminjaman Rekam Medis : 1. Peminjaman rekam medis untuk keperluan pembuatan makalah, riset, dan lain-lain oleh seorang dokter / tenaga kesehatan lainnya sebaiknya dikerjakan di kantor rekam medis. 2. Mahasiswa kedokteran dapat meminjam rekam medis jika dapat menunjukkan surat pengantar dari dokter ruangan. 3. Dalam hal pasien mendapat perawatan lanjutan di rumah sakit / institusi lain, berkas rekam medis tidak boleh dikirimkan, akan tetapi cukup diberikan resume akhir pelayanan.

f. Rekam medis dapat dipakai sebagai : 1. Sumber informasi medis dari pasien yang berobat ke rumah sakit yang berguna untuk keperluan pengobatan dan pemeliharaan kesehatan pasien. 2. Alat komunikasi antara dokter dengan dokter lainnya, antara dokter dengan paramedis dalam usaha memberikan pelayanan, pengobatan dan perawatan. 3. Bukti tertulis (documentary evidence) tentang pelayanan yang telahn diberikan oleh rumah sakit dan keperluan lain. 4. Alat untuk analisa dan evaluasi terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit. 5. Alat untuk melindungi kepentingan hukum bagi pasien, dokter, tenaga kesehatan lainya di rumah sakit. 6. Untuk penelitian dan pendidikan. 7. Untuk keperluan lain yang ada kaitannya dengan rekam medis. V. ISI REKAM MEDIS RUMAH SAKIT a. Untuk pasien rawat jalan termasuk pasien gawat darurat. Rekam medis memuat informasi pasien antara lain : 1. Identitas pasien. 2. Anamnesis : a). keluhan utama. b). riwayat penyakit sekarang. c). riwayat penyakit yang pernah diderita. d). riwayat penyakit tentang penyakit yang mungkin diturunkan / kontak. 3. Pemeriksaan : a). fisik. b). laboratorium. c). khusus lainnya. (1). Diagnosis kerja / diferensial diagnosis. (2). Pengobatan / tindakan.

b. Untuk pasien rawat nginap. Rekam medis memuat informasi pasien antara lain : 1. Identitas pasien. 2. Anamnesis : a). keluhan utama. b). riwayat penyakit sekarang. c). riwayat penyakit yang pernah diderita. d). riwayat penyakit tentang penyakit yang mungkin diturunkan / kontak. 3. Pemeriksaan : a). fisik. b). laboratorium. c). khusus lainnya. 4. Diagnosis kerja / diferensial diagnosis / diagnosis akhir. 5. Persetujuan tindakan / pengobatan. 6. Pengobatan / tindakan. 7. Catatan konsultasi. 8. Catatan perawat dan tenaga kesehatan lainnya. 9. Catatan observasi klinik dan hasil pengobatan. VI. PENGORGANISASIAN a. Dalam penyelenggaraan rekam medis di rumah sakit, terdapat kegiatankegiatan sebagai berikut : 1. Penerimaan pasien. 2. Pencatatan. 3. Pengelolaan rekam medis. 4. Penyimpanan rekam medis. 5. Pengambilan kembali rekam medis (retrival). b. Pembinaan dan Pengawasan. 1. Direktur rumah sakit wajib melakukan pembinaan terhadap petugas yang berkaitan dengan rekam medis serta pengatahuan dan keterampilan mereka. 2. Direktur rumah sakit wajib membuat prosedur kerja tetap penyelenggaraan rekam medis di rumah sakit masing-masing. 3. Di dalam melakukan pembinaan dan pengawasan Direktur Rumah sakit dapat membentuk dan atau dibantu Komite Medik.

VII. SANKSI a. Direktur Jenderla Pelayanan Medik dapat memberikan sanksi administrasi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku terhadap Pimpinan Rumah Sakit yang tidak melaksanakan ketentuan yang tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan no. 749a / Menkes / Per / XII / 1989. b. Direktur rumah sakit dapat memberikan sanksi administrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundnag-undnagan yang berlaku terhadap semua petugas rumah sakit yang tidak melaksanakan ketentuan yang tercantum dalam Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik ini. VIII. PENUTUP Hal-hal teknis yang belum diatur dalam petunjuk pelaksanaan ini akan ditetapkan dalam Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit. Disalin sesuai dengan aslinya.