BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masalah persediaan merupakan salah satu masalah penting yang harus diselesaikan oleh perusahaan. Salah satu upaya dalam mengantisipasi masalah persediaan ini adalah dengan mengadakan suatu sistem pengendalian pada persediaan. Kebutuhan akan sistem pengendalian persediaan muncul karena adanya permasalahan yang mungkin dihadapi oleh perusahaan seperti kelebihan atau kekurangan persediaan. Jika perusahaan mengalami kelebihan persediaan maka banyak resiko yang harus diatasi perusahaan seperti kerusakan barang, biaya perawatan barang, serta modal persediaan yang besar. Sebaliknya apabila perusahaan kekurangan persediaan maka akan menimbulkan kekecewaan bagi para pelanggan, hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan dan menimbulkan rasa kurang percaya dan beralihnya pelanggan ke produsen saingan yang akhirnya akan merugikan perusahaan itu sendiri (Nasution, 2008). Mengacu pada hal tersebut, setiap perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa, harus dapat mengendalikan persediaan bahan baku secara tepat agar persediaan bahan baku untuk produksi cukup jumlahnya sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancar dan dari segi biaya persediaannya juga efisien. Ukuran cukup untuk jumlah persediaan tidak sama antara satu perusahaan dengan perusahaan lain. 1
2 PT Trisinar Indopratama merupakan salah satu perusahaan manufaktur plasticware yang beralamat kantor di Jalan Kebon Jeruk Raya No. 1A 1B 1C Jakarta Barat. Perusahaan ini memproduksi tempat makan, tempat minum, peralatan rumah tangga standard lokal dan ekspor. Bahan baku utama yang digunakan oleh perusahaan ini adalah biji plastik. Agar proses produksi dapat berjalan dengan lancar, PT TSI harus menyediakan bahan baku biji plastik yang bermutu secara cukup dengan biaya yang serendah-rendahnya. Berdasarkan observasi awal, dapat diketahui bahwa pengambilan keputusan pembelian bahan baku di PT TSI masih menggunakan cara perhitungan tradisional. Hal ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Gambar 1.1 Jumlah Pemakaian dan Pembelian Biji Plastik Tahun 2015 Sumber : Output Report Sistem Oracle PT Trisinar Indopratama (Di Olah) Adapun kebutuhan bahan baku biji plastik berdasarkan data pemakaian bahan baku biji plastik pada tahun 2015 rata-rata sejumlah
3 20.527 kg dalam setiap bulannya. Kebutuhan tersebut dipenuhi dengan melakukan pembelian bahan baku satu kali dalam sebulan. Jadi, frekuensi pembelian bahan baku PT TSI dalam satu tahun sebanyak 12 kali. Perhitungan ini sesuai dengan teori Hansen dan Mowen (2007 : 471) tentang manajemen persediaan tradisional bahwa laba yang maksimal mensyaratkan untuk meminimalkan biaya yang berkaitan dengan persediaan dan mendukung pemesanan dalam satuan-satuan kecil serta mendorong jumlah persediaan yang sedikit atau bahkan tidak ada. Permasalahan pada perusahaan ini adalah seringnya terjadi kelebihan persediaan bahan baku yang mengakibatkan penumpukan bahan baku pada gudang. Kelebihan persediaan ini mengakibatkan tertanamnya modal yang juga berkaitan dengan tidak optimalnya biaya bahan baku yang akan dikeluarkan perusahaan. Oleh karena itu, diperlukannya suatu pengendalian untuk persediaan bahan baku tersebut. Pengendalian persediaan dilakukan untuk menyeimbangkan antara pengadaan jumlah persediaan dengan biaya persediaan. Sehingga biaya persediaan tersebut dapat ditekan seminimal mungkin dan juga dapat memperlancar jalannya proses produksi (Ristono, 2009). Menurut Sinulingga, (2009) untuk mengantisipasi kekurangan persediaan khususnya akibat fluktuasi permintaan yang sering di luar batas antisipasi normal maka persediaan pengaman (safety stock) ditentukan. Safety stock yang semakin besar memungkinkan kehabisan persediaan semakin kecil, tetapi akibatnya adalah holding safety stocknya semakin
4 besar sehingga tujuan yang ingin dicapai adalah mencari keseimbangan antara holding cost tambahan karena adanya safety stock dan perkiraan dari biaya kehabisan persediaan. Tingkat optimal dari safety stock adalah bila biaya total persediaannya minimum (Nasution, 2008). Berdasarkan fenomena tersebut, perlu adanya penelitian khusus yaitu Pengendalian Persediaan Bahan Baku Biji Plastik Dalam Mengefisienkan Biaya Persediaan Berdasarkan Economic Order Quantity Studi kasus pada PT Trisinar Indopratama - Jakarta. B. Rumusan Masalah Penelitian 1. Berapakah jumlah pembelian bahan baku yang paling ekonomis oleh PT TSI berdasarkan metode Economic Quantity Order? 2. Berapa frekuensi pembelian yang efektif oleh PT TSI berdasarkan metode Economic Order Quantity? 3. Kapan dilakukan pemesanan kembali atau Re Order Point bahan baku oleh PT TSI berdasarkan metode Economic Order Quantity? 4. Berapa persediaan pengaman yang harus disediakan oleh PT TSI berdasarkan metode Economic Order Quantity? 5. Berapa lama jarak antar pemesanan yang efisien oleh PT TSI berdasarkan metode Economic Order Quantity? 6. Berapakah efisiensi total biaya persediaan berdasarkan metode Economic Order Quantity oleh PT TSI tahun 2015?
5 C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui jumlah pembelian bahan baku yang optimal berdasarkan metode 2. Untuk mengetahui frekuensi pembelian yang efektif berdasarkan metode 3. Untuk mengetahui titik pemesanan ulang atau Re Order Point berdasarkan metode 4. Untuk mengetahui persediaan pengaman berdasarkan metode 5. Untuk mengetahui jarak antar pemesanan yang efisien berdasarkan metode 6. Untuk mengetahui efisiensi total biaya persediaan berdasarkan metode D. Manfaat Penelitian 1. Mengetahui jumlah pembelian optimal berdasarkan metode Economic Order Quantity oleh PT TSI. 2. Mengetahui frekuensi pembelian yang efektif berdasarkan metode 3. Mengetahui titik pemesanan ulang atau Re Order Point berdasarkan metode 4. Mengetahui persediaan pengaman berdasarkan metode Economic Order Quantity oleh PT TSI.
6 5. Mengetahui jarak antar pemesanan yang efisien berdasarkan metode 6. Mengetahui efisiensi total biaya persediaan berdasarkan metode Economic Order Quantity oleh PT TSI tahun 2015. 7. Sebagai bahan kepustakaan untuk penelitian selanjutnya. 8. Sebagai bahan pengajuan perbaikan manajemen persediaan bagi perusahaan.