BAB V KONSEP DESAIN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PENGOMPOSAN SAMPAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB 5 Konsep Perancangan

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. Secara umum, arahan yang diberikan dalam rangka perencanaan Apartemen Di

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG

BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Konsep dasar rancangan yang mempunyai beberapa fungsi antara lain: 1.

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

BAB V KONSEP. Konsep Dasar dari Balai Pengobatan Kanker terpadu adalah Thibbun Nabawi. Adapun pemaparan konsep adalah sebagai berikut:

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP Pendekatan Aspek Kinerja Sistem Pencahayaan Sistem Penghawaan Sistem Jaringan Air Bersih

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG

BAB V KONSEP PERANCANGAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Peningkatan Jumlah Volume Sampah di Yogyakarta

BAB V KONSEP PERANCANGAN

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

BAB V. Tabel 5.1. Besaran Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Belajar-Mengajar (Sumber: Analisa Pribadi, 2016)

BAB V PROGRAM PERANCANGAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH ALAM

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MUSEUM PALEONTOLOGI PATIAYAM

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PERMUKIMAN SEHAT, NYAMAN FARID BAKNUR, S.T. Pecha Kucha Cipta Karya #9 Tahun 2014 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMAN 54 JAKARTA

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API TAMBUN BEKASI

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum. Jenis Ruang

PASAR MODERN DI BEKASI TA-115

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Dari pertimbangan diatas dibuat konsep tata ruang

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

Tabel 2.7: Hasil Studi Banding Aspek Kampus Perkapalan Undip Kampus Perkapalan ITS Kampus Perkapalan UI Kesimpulan Aspek Kontekstual

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT HOTEL

SENTRA JAMUR SEBAGAI WAHANA REKREASI DAN EDUKASI JAMUR DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR KUDUS

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Fasilitas Pendukung Kawasan Kampung Inggris Pare

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

HOTEL KAPSUL DENGAN PENDEKATAN PENGARUH PERILAKU ISTIRAHAT PENGHUNI DI TANAH ABANG JAKARTA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT INFORMASI DAN PELAYANAN TERPADU ANAK USIA DINI DI YOGYAKARTA

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE A DI CILACAP

Bab V Konsep Perancangan

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR III DESTI RAHMIATI, ST, MT

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Shopping Center ini terletak di Buring kecamatan

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN AREA PENDIDIKAN R. PUBLIK. Gambar 3.0. Zoning Bangunan Sumber: Analisa Penulis

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AGROBISNIS, KABUPATEN SEMARANG

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum. Jenis Ruang

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS...

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB. 4 ANALISA TAPAK 4.1 ANALISA TAPAK ANALISA TAPAK TERHADAP SIRKULASI MATAHARI

Transkripsi:

BAB V KONSEP DESAIN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PENGOMPOSAN SAMPAH 5.1. Konsep Umum Konsep desain perencanaan dan perancangan Pusat Pengomposan Sampah (PPS) Kota Yogyakarta ini menggunakan pendekatan Biomimicry Architecture, menekankan bagaimana sistem yang bekerja pada alam dapat ditransformasikan dalam bangunan arsitektur Pusat Pengomposan Sampah. Berkaitan tentang tiga hal, yaitu biomimikri, fungsi bangunan, dan siklus kehidupan (rantai makanan), bangunan Pusat Pengomposan Sampah ini dirancang dengan menyatukan ketiga hal tersebut dalam satu kesatuan. Biomimikri mencakup berbagai hal tentang alam dan sistem kerjanya, termasuk tentang siklus kehidupan, dan bagaimana semua itu dapat diadaptasikan ke dalam fungsi bangunan Pusat Pengomposan Sampah. Gambar 5.1 Biomimikri dalam Kehidupan 109

Pusat Pengomposan Sampah ini memiliki dua fungsi, sebagai tempat pengomposan sampah (proses produksi) dan sebagai sarana rekreasi edukatif, yang salah satunya adalah adanya bangunan tanam. Fungsi bangunan sebagai tempat pengomposan sampah yang ditambah fungsi rekreasi berupa bangunan tanam (tanaman sayuran) secara tidak langsung menjelaskan bagaimana proses yang terjadi di alam, yaitu proses memakan dan dimakan dalam rantai makanan. Hal inilah yang ingin disampaikan lewat desain Pusat Pengomposan Sampah. Selain menampilkan fungsi edukatif dengan fasilitas yang disediakan, bangunan Pusat Pengomposan Sampah sendiri didesain dengan memiliki makna bagaimana proses kehidupan dalam sebuah siklus. Bagaimana manusia itu menghasilkan sampah, bagaimana sampah dari manusia itu diproses hingga dapat dimanfaatkan sebagai kompos bagi tanaman, bagaimana tanaman tersebut nantinya akan kembali dikonsumsi oleh manusia dan menghasilkan sampah lagi, begitu seterusnya. Bagan 5.1 Siklus Tertutup dalam Kehidupan Manusia Tumbuhan Sampah Kompos Sumber: Analisa Penulis, 2014 Proses tersebut sejalan dengan penekanan bangunan yang dirancang dengan pendekatan biomimikri yaitu bangunan yang terinspirasi dari tumbuhan dan bagian-bagian di dalamnya (daun) serta mencoba 110

menerapkan sistem pada daun tersebut ke dalam bangunan. Daun dipilih karena adanya keterkaitan fungsi bangunan Pusat Pengomposan Sampah dengan fungsi daun pada tumbuhan. Pada tumbuhan, daun disebut sebagai the food factory, dimana daun melakukan fungsi fotosintesis yaitu membuat makanan bagi tumbuhan. Daun melakukan proses produksi sama seperti Pusat Pengomposan Sampah. Tetapi, dalam proses produksinya, daun tetap dapat mempertahankan dirinya dan tidak merusak lingkungan sekitarnya. Berbagai hal dalam daun yang ingin diterapkan ke dalam desain bangunan Pusat Pengomposan Sampah adalah tentang bagaimana sistem kerja dalam daun berkaitan dengan utilitas bangunan, bagaimana struktur daun dan bentuk serta cara daun menanggapi lingkungan sekitarnya. Bagan 5.2 Skema Penerapan Daun dalam Bangunan PPS Fotosintesis Struktur Tulang Daun Struktur Bangunan Iritabilitas Sistem Dalam Daun DAUN BANGUNAN PPS Sistem Utilitas Transpirasi Morfologi Daun Sumber: Analisa Penulis, 2014 Bentuk dan Penampilan Bangunan 5.2. Konsep Perencanaan Pusat Pengomposan Sampah 5.2.1. Tapak Site terpilih adalah sebuah lahan kosong berupa sawah dengan kondisi lahan datar dan memiliki luas kurang lebih 21.000 m 2. Lahan yang 111

dipergunakan untuk bangunan kurang lebih 30% dari luas total bangunan. Selebihnya dipergunakan untuk sirkulasi bangunan dan penghijauan sekitar bangunan. 5.2.2. Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.2 Situasi Tapak Ruang luar difungsikan sebagai area terbuka yang membatasi fungsi utama bangunan dengan lingkungan sekitar. Selain itu juga difungsikan sebagai lahan parkir pengunjung. Konsep penataan ruang luar mengadaptasi sistem sirkulasi pada daun berkaitan dengan alur masuk dan keluarnya pengunjung nantinya, juga untuk penataan area terbuka pada Pusat Pengomposan Sampah. Area Terbuka Jalur Sirkulasi Ruang Luar Gambar 5.3 Contoh Adaptasi Jalur Pada Daun (Tata Ruang Luar) Sumber: monster-bego.blogspot.com dan Pemikiran Penulis, 2014 112

5.2.3. Konsep Tata Ruang Dalam Ruang dalam menaungi dua fungsi utama, yaitu fungsi produksi pengomposan sampah dan fungsi rekreasi edukatif berupa pemanfaatan hasil kompos lewat adanya bangunan tanam dan koridor pengamatan sebagai sarana edukasi pasif. Fungsi Produksi Fungsi Rekreasi Gambar 5.4 Potongan Daun dan Adaptasi Daun pada Tata Ruang Dalam Sumber: monster-bego.blogspot.com dan Pemikiran Penulis, 2014 Sesuai dengan sistem ruang pada daun, maka tata ruang dalam dibagi menjadi dua fungsi besar, yaitu fungsi produksi dan fungsi rekreasi. Dimana fungsi produksi mencoba mengadaptasi fungsi produksi (fotosintesis) pada daun yaitu berada di jaringan palisade, sementara fungsi rekreasi mengadaptasi fungsi jaringan mesofil yaitu sebagai tempat menyimpan hasil produksi (fotosintesis). Hal ini disesuaikan dengan fungsi bangunan dan fungsi daun yang saling memiliki fungsi yang sama. 5.2.4. Konsep Dasar Sistem Parkir Sistem parkir dibagi menjadi tiga, yaitu sistem parkir pengunjung, sistem parkir karyawan dan sistem parkir untuk kendaraan angkut barang dan sampah. Konsep sistem parkir yang digunakan mengadaptasi tentang proses pertukaran gas di ruang antar sel daun melalui stomata. Ruang 113

antar sel sebagai tempat parkir, sementara stomata sebagai tempat sirkulasi kendaraan. Stomata Ruang Antar Sel Gambar 5.5 Potongan Daun dan Adaptasi pada Sistem Parkir Sumber: monster-bego.blogspot.com dan Pemikiran Penulis, 2014 5.3. Konsep Perancangan Pusat Pengomposan Sampah 5.3.1. Organisasi Ruang Organisasi ruang dalam bangunan Pusat Pengomposan Sampah merupakan sebuah organisasi linier. Ruang-ruang dalam bangunan Pusat Pengomposan Sampah berurutan dan memiliki alur kegiatan yang harus dilewati satu per satu. Sementara untuk sifat bentuk bangunannya adalah kluster. Dalam hal ini, bangunan dibedakan atas kluster untuk fungsi produksi dan fungsi rekreasi. Namun, di dalam setiap fungsi memiliki alur kegiatan yang membentuk organisasi ruangnya linier. Alur Kegiatan Fungsi Rekreasi Fungsi Produksi Gambar 5.6 Pola Organisasi Ruang 114

Bagan 5.3 Bagan Hubungan Ruang Ruang Direktur Utama Ruang Bagian HRD Ruang Bagian Produksi Ruang praktek kompos Ruang Praktek Penggunaan Kompos Ruang Genset Area Produksi Ruang Wakil Direktur Ruang Bagian Pemasaran Koridor pengamatan Ruang loker Ruang Istirahat Ruang Bagian Rekreasi Ruang Galeri Ruang ganti Receptionist pengunjung pengelola Tempat parkir Toilet Mushola kantin karyawan Secara keseluruhan, ada dua fungsi dengan dua alur kegiatan yang berbeda. Sebagai sarana rekreasi edukatif, alur kegiatannya berurutan mulai dari pengenalan sampah, melihat proses pengomposan hingga melakukan praktek pengomposan dan melihat hasil kompos yang telah dimanfaatkan dalam bangunan tanam. Setiap proses di dalamnya dilakukan secara berurutan. Hal ini juga berkaitan dengan konsep Pusat Pengomposan Sampah yang ingin memberikan pengenalan dan 115

pemahaman kepada setiap pengunjung tentang sampah dan manfaatnya sekaligus menciptakan konsep sebuah siklus kehidupan dalam bangunan. Sebagai sarana proses produksi, alur kegiatan juga berurutan. Hal ini berkaitan dengan fungsi pengomposan yang memiliki urutan-urutan yang harus dilalui satu per satu. Dihubungkan dengan konsep daun yang digunakan, fungsi produksi mencoba mengadapsi alur kegiatan yang terjadi dalam daun ketika fotosintesis berlangsung, mulai dari bahan yang masuk hingga hasil produksi yang diperoleh. Bagan 5.4 Bagan Hubungan Ruang Area Produksi Ruang sampah anorganik Ruang sampah Uncompostable Ruang Sorting 1 Ruang Sorting 2 Ruang Pencacahan Gudang Mesin Ruang Granul Gudang penyimpanan kompos Ruang kemas Gudang Agro Bangunan Tanam Ruang Ayak Ruang Sampah Siap Kompos Ruang Pengomposan Laboratorium Uji Kompos 116

5.3.2. Pengelompokan Kegiatan Bagan 5.5 Pengelompokan Kegiatan Kegiatan Produksi Kompos Rekreasi Agro keluar Rekreasi Edukatif Pengelola masuk Pengelompokan kegiatan dibedakan menjadi tiga kegiatan, yaitu pengelola, produksi, dan rekreasi. Tetapi berkaitan dengan fungsi bangunan Pusat Pengomposan Sampah, pengelompokkan dibedakan menjadi dua, yaitu untuk fungsi rekreasi dan fungsi produksi. Dua fungsi ini coba dikaitkan dengan fungsi dalam daun, kemudian diadaptasi ke dalam desain bangunan Pusat Pengomposan Sampah. Fungsi produksi kompos sesuai dengan fungsi produksi makanan atau fotosintesis dalam daun. Sementara fungsi rekreasi berkaitan dengan pemanfaatan hasil produksi kompos menjadi media tanam. Hal ini sama dengan fungsi mesofil dalam daun yang digunakan sebagai tempat menyimpan hasil fotosintesis. PPS DAUN Gambar 5.7 Pengelompokan Kegiatan Sumber: Pemikiran Penulis dan www.pustakasekolah.com, 2014 117

5.3.3. Sirkulasi dalam Bangunan Sirkulasi dalam bangunan menerapkan sistem floem dan xilem pada daun. Dimana xilem dalam daun berfungsi sebagai pembawa air dan mineral untuk kepentingan produksi. Dalam bangunan, fungsi xilem diadaptasi sebagai sirkulasi untuk karyawan pengelola atau yang berkaitan dengan proses produksi. Sementara untuk floem, yang berfungsi sebagai pembawa hasil fotosintesis pada tumbuhan, dalam bangunan coba untuk diadaptasi sebagai area sirkulasi bagi pengunjung. Gambar 5.8 Alur Sirkulasi Xilem Floem pada Daun Sumber: www.pustakasekolah.com dan Pemikiran Penulis, 2014 Sirkulasi dalam bangunan dibagi atas 3 sirkulasi, yaitu khusus produksi, pengelola, dan khusus pengunjung. Area khusus produksi masih berhubungan dengan area pengelola sehingga ada penghubung antara dua ruangan dengan dua fungsi berbeda tersebut. Sementara untuk area pengunjung hanya sebatas dapat melihat kegiatan produksi yang tengah berlangsung dan tidak terhubung dengan area pengelola sehingga dibuat sirkulasi sendiri yang tidak dapat mengganggu kegiatan produksi yang sedang berlangsung. Hal ini seperti tampak pada contoh potongan di Gambar 5.9. 118

Koridor Pengamatan Koridor Pengamatan Ruang Produksi Ruang Pengelola Ruang Produksi dan Pengelola Gambar 5.9 Gambaran Potongan Bangunan 5.4. Konsep Bentuk Massa dan Penampilan Bangunan 5.4.1. Bentuk Massa Bangunan Bentuk massa bangunan Pusat Pengomposan Sampah mengambil konsep dari bentuk morfologi daun. Denah bangunan merupakan hasil dari bayangan daun saat terkena cahaya matahari pagi. Gambar 5.10 Contoh Beberapa Daun Saat Membentuk Bayangan Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014 Massa bangunannya adalah hasil rangkaian daun-daun yang membentuk bayangan yang coba untuk dilihat susunan sistem dalam daun yang terbentuk ketika bayangan daun tercipta. 119

Gambar 5.11 Bentuk dan Massa Daun yang Diadaptasi dalam PPS Sumber: Dokumentasi Pribadi (kiri) dan monster-bego.blogspot.com (kanan), 2014 5.4.2. Penampilan Bangunan Konsep Penampilan bangunan Pusat Pengomposan Sampah, diadaptasi dari bagaimana perilaku daun menanggapi cahaya matahari serta meninggalkan konsep sampah yang bau menjadi menarik bagi orang luar untuk dijadikan tempat alternatif wisata. Fasad bangunan dipadukan dengan penerapan bentuk morfologi daun yang berserat dengan struktur struktur daun yang semakin mengecil dan sistem buka tutup stomata berkaitan dengan penghawaan dalam bangunan. Gambar 5.12 Morfologi Daun dan Stomata pada Daun Sumber: monster-bego.blogspot.com, 2014 120

5.5. Konsep Sirkulasi 5.5.1. Sirkulasi Manusia Sirkulasi manusia terdiri dari sirkulasi pengunjung, sirkulasi pengelola dan karyawan. Sirkulasi manusia sendiri dibedakan menjadi dua, yaitu sirkulasi dalam bangunan dan sirkulasi di luar bangunan. Sirkulasi baik di dalam dan di luar bangunan memiliki sirkulasi yang berbeda antara pengunjung, karyawan, dan pengelola. Untuk sirkulasi dalam bangunan, seperti yang telah dijelaskan dalam sub bab sebelumnya, menerapkan sistem sirkulasi xilem dan floem dalam daun. Sedangkan untuk sirkulasi pengelola dan pengunjung dibedakan menjadi sirkulasi depan dan belakang. Pengunjung lewat jalan depan bangunan, sementara karyawan melewati jalan samping atau belakang bangunan. Sirkulasi Pengunjung Sirkulasi Karyawan dan Pengelola Gambar 5.13 Sirkulasi Pengunjung, Karyawan dan Pengelola 5.5.2. Sirkulasi Sampah dan Angkut Barang Sirkulasi sampah dan angkut barang diletakkan melingkar melewati jalur luar bangunan. Ada dua alternatif yang bisa dipilih. Alternatif pertama yaitu sampah datang dilewatkan jalan luar melewati belakang bangunan. Alternatif kedua, sampah datang dan masuk lewat jalan masuk pemukiman dan memutar melewati belakang bangunan. 121

Gambar 5.14 Alternatif Sirkulasi Masuk dan Keluar Sampah 5.5.3. Sirkulasi Pencapaian terhadap Bangunan Untuk pencapaian bangunan sendiri, bangunan dapat dicapai dari dua arah, yaitu dari arah Piyungan melewati Jalan Wonosari (sebagai akses pencapaian utama), juga bisa lewat arah Bantul yaitu Pleret, sehubungan dengan jalan utama depan bangunan yang merupakan Jalan Piyungan-Pleret. Gambar 5.15 Sirkulasi Pencapaian Terhadap Bangunan 122

Pola pencapaian terhadap bangunan antara lain adalah sebagai berikut. Dapat dicapai dengan berjalan kaki Dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan pribadi (mobil atau motor) Dapat dicapai dengan angkutan umum yang melalui Jalur Piyungan-Pleret 5.6. Konsep Sistem Bangunan 5.6.1. Sistem Struktur Konsep sistem strukturnya mengadaptasi sistem struktur penulangan daun dan juga bentuk daun pada umumnya. Sistem struktur yang digunakan adalah struktur bentang panjang, disesuaikan dengan kebutuhan ruang dalam bangunan. Gambar 5.16 Berbagai Bentuk Bidang Daun Sumber: Radford AE, 1986 123

Gambar 5.17 Berbagai Bentuk Tepi Daun dengan Penulangan Berbeda Sumber: Radford AE, 1986 Pada daun, keberadaan struktur penulangan daun dapat membuat daun yang tipis dapat mempertahankan kedudukannya. Struktur tulang tersebut bercabang-cabang dengan cabang semakin mengecil dan semakin banyak membentuk serat-serat daun. Hal inilah yang coba diadaptasi ke dalam desain struktur bangunan Pusat Pengomposan Sampah. Struktur selain digunakan sebagai penguat bangunan, juga digunakan sebagai fasad yang mendukung bangunan. Gambar 5.18 Struktur Penulangan Daun Sumber: Radford AE, 1986 124

5.6.2. Sistem Utilitas Bangunan Untuk sistem utilitas bangunan Pusat Pengomposan Sampah mengadaptasi sistem kerja daun seperti halnya sifat-sifat daun yang melakukan fotosintesis, transpirasi, juga kepekaan daun terhadap rangsang (iritabilitas). Sistem fotosintesis, dengan adanya pembuluh xilem dan floem, diadaptasi ke dalam jaringan air dan untuk pendistribusian listrik. Untuk proses transpirasi dalam daun, dimana stomata berperan sebagai jalur keluar masuknya udara, di adaptasi ke dalam sistem penghawaan bangunan. Kemudian, untuk pencahayaan bangunan mencoba untuk mengadaptasi bagaimana kepekaan daun terhadap rangsang cahaya. Jaringan Air Jaringan air dibedakan menjadi jaringan air bersih dan air kotor. Air bersih dalam Pusat Pengomposan Sampah digunakan untuk kebutuhan produksi dan juga untuk kebutuhan pelaku aktivitas yaitu pengunjung, pengelola maupun karyawan. Air yang digunakan memanfaatkan air hujan, air tanah, atau air permukaan. Bagan 5.6 Skema Jaringan Air Air Hujan Air Bersih Air Permukaan Jaringan Air Air Tanah Air Kotor Sewerage System 125

Jaringan Listrik Sistem jaringan listrik menggunakan distribusi listrik dari PLN dan genset. Bagan 5.7 Skema Jaringan Listrik Jaringan Listrik PLN Genset Penghawaan Dalam bangunan Pusat Pengomposan Sampah ini, penghawaan ini dibagi atas dua bagian, yaitu penyegaran bagi para karyawan, pengelola, pengunjung dan penyegaran udara yang digunakan dalam proses produksi, penyimpanan, lingkungan kerja mesin, dan sebagainya. AC yang digunakan dapat berupa AC Central ataupun Split. Bagan 5.8 Skema Penghawaan dalam Bangunan Alami Penghawaan Central AC Split 126

Fire Protection Fire protection dibedakan menjadi dua kategori, yaitu preventif dan represif. Secara preventif, bangunan dilengkapi dengan CCTV dan penggunaan bahan bangunan yang tidak mudah terbakar. Secara represif, dengan memasang alat-alat pemadam dan pendeteksi kebakaran seperti, fire alarm system, sprinkler, fire detector, fire hydrant, heat detector dan smoke detector. Bagan 5.9 Skema Fire Protection Preventif CCTV Material Bangunan Fire Protection Represif Fire Alarm System Sprinkler Fire Detector Fire Hydrant Heat Detector Smoke Detector Transportasi Transportasi dalam bangunan yang digunakan adalah transportasi manual dan mekanis, yaitu tangga, ramps dan conveyor. Bagan 5.10 Skema Transportasi dalam Bangunan Manual Tangga Ramps Transportasi Mekanis Conveyor 127

Persampahan dan Limbah (Waste Water) Sampah yang dihasilkan oleh bangunan, sampah organik akan dikumpulkan dan dimanfaatkan sebagai sampah yang akan diolah dalam praktek pengomposan sampah. Sementara sampah anorganik akan dikumpulkan dan dijual. Untuk limbah akan diolah terlebih dahulu sebelum akhirnya dibuang ke riol kota. Pengolahan dilakukan dengan Sewerage System, yaitu suatu sistem pengelolan air limbah mulai dari pengumpulan (sewer), pengolahan (treatment) sampai dengan pembuangan akhir (disposal) Bagan 5.11 Skema Sistem Persampahan dan Limbah Sampah Organik Persampahan dan Limbah Persampaha Dimanfaatkan sebagai bahan praktek pengomposan Sampah Anorganik Dijual keluar Waste Water Sewerage System 128