BAB V KONSEP DESAIN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PENGOMPOSAN SAMPAH 5.1. Konsep Umum Konsep desain perencanaan dan perancangan Pusat Pengomposan Sampah (PPS) Kota Yogyakarta ini menggunakan pendekatan Biomimicry Architecture, menekankan bagaimana sistem yang bekerja pada alam dapat ditransformasikan dalam bangunan arsitektur Pusat Pengomposan Sampah. Berkaitan tentang tiga hal, yaitu biomimikri, fungsi bangunan, dan siklus kehidupan (rantai makanan), bangunan Pusat Pengomposan Sampah ini dirancang dengan menyatukan ketiga hal tersebut dalam satu kesatuan. Biomimikri mencakup berbagai hal tentang alam dan sistem kerjanya, termasuk tentang siklus kehidupan, dan bagaimana semua itu dapat diadaptasikan ke dalam fungsi bangunan Pusat Pengomposan Sampah. Gambar 5.1 Biomimikri dalam Kehidupan 109
Pusat Pengomposan Sampah ini memiliki dua fungsi, sebagai tempat pengomposan sampah (proses produksi) dan sebagai sarana rekreasi edukatif, yang salah satunya adalah adanya bangunan tanam. Fungsi bangunan sebagai tempat pengomposan sampah yang ditambah fungsi rekreasi berupa bangunan tanam (tanaman sayuran) secara tidak langsung menjelaskan bagaimana proses yang terjadi di alam, yaitu proses memakan dan dimakan dalam rantai makanan. Hal inilah yang ingin disampaikan lewat desain Pusat Pengomposan Sampah. Selain menampilkan fungsi edukatif dengan fasilitas yang disediakan, bangunan Pusat Pengomposan Sampah sendiri didesain dengan memiliki makna bagaimana proses kehidupan dalam sebuah siklus. Bagaimana manusia itu menghasilkan sampah, bagaimana sampah dari manusia itu diproses hingga dapat dimanfaatkan sebagai kompos bagi tanaman, bagaimana tanaman tersebut nantinya akan kembali dikonsumsi oleh manusia dan menghasilkan sampah lagi, begitu seterusnya. Bagan 5.1 Siklus Tertutup dalam Kehidupan Manusia Tumbuhan Sampah Kompos Sumber: Analisa Penulis, 2014 Proses tersebut sejalan dengan penekanan bangunan yang dirancang dengan pendekatan biomimikri yaitu bangunan yang terinspirasi dari tumbuhan dan bagian-bagian di dalamnya (daun) serta mencoba 110
menerapkan sistem pada daun tersebut ke dalam bangunan. Daun dipilih karena adanya keterkaitan fungsi bangunan Pusat Pengomposan Sampah dengan fungsi daun pada tumbuhan. Pada tumbuhan, daun disebut sebagai the food factory, dimana daun melakukan fungsi fotosintesis yaitu membuat makanan bagi tumbuhan. Daun melakukan proses produksi sama seperti Pusat Pengomposan Sampah. Tetapi, dalam proses produksinya, daun tetap dapat mempertahankan dirinya dan tidak merusak lingkungan sekitarnya. Berbagai hal dalam daun yang ingin diterapkan ke dalam desain bangunan Pusat Pengomposan Sampah adalah tentang bagaimana sistem kerja dalam daun berkaitan dengan utilitas bangunan, bagaimana struktur daun dan bentuk serta cara daun menanggapi lingkungan sekitarnya. Bagan 5.2 Skema Penerapan Daun dalam Bangunan PPS Fotosintesis Struktur Tulang Daun Struktur Bangunan Iritabilitas Sistem Dalam Daun DAUN BANGUNAN PPS Sistem Utilitas Transpirasi Morfologi Daun Sumber: Analisa Penulis, 2014 Bentuk dan Penampilan Bangunan 5.2. Konsep Perencanaan Pusat Pengomposan Sampah 5.2.1. Tapak Site terpilih adalah sebuah lahan kosong berupa sawah dengan kondisi lahan datar dan memiliki luas kurang lebih 21.000 m 2. Lahan yang 111
dipergunakan untuk bangunan kurang lebih 30% dari luas total bangunan. Selebihnya dipergunakan untuk sirkulasi bangunan dan penghijauan sekitar bangunan. 5.2.2. Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.2 Situasi Tapak Ruang luar difungsikan sebagai area terbuka yang membatasi fungsi utama bangunan dengan lingkungan sekitar. Selain itu juga difungsikan sebagai lahan parkir pengunjung. Konsep penataan ruang luar mengadaptasi sistem sirkulasi pada daun berkaitan dengan alur masuk dan keluarnya pengunjung nantinya, juga untuk penataan area terbuka pada Pusat Pengomposan Sampah. Area Terbuka Jalur Sirkulasi Ruang Luar Gambar 5.3 Contoh Adaptasi Jalur Pada Daun (Tata Ruang Luar) Sumber: monster-bego.blogspot.com dan Pemikiran Penulis, 2014 112
5.2.3. Konsep Tata Ruang Dalam Ruang dalam menaungi dua fungsi utama, yaitu fungsi produksi pengomposan sampah dan fungsi rekreasi edukatif berupa pemanfaatan hasil kompos lewat adanya bangunan tanam dan koridor pengamatan sebagai sarana edukasi pasif. Fungsi Produksi Fungsi Rekreasi Gambar 5.4 Potongan Daun dan Adaptasi Daun pada Tata Ruang Dalam Sumber: monster-bego.blogspot.com dan Pemikiran Penulis, 2014 Sesuai dengan sistem ruang pada daun, maka tata ruang dalam dibagi menjadi dua fungsi besar, yaitu fungsi produksi dan fungsi rekreasi. Dimana fungsi produksi mencoba mengadaptasi fungsi produksi (fotosintesis) pada daun yaitu berada di jaringan palisade, sementara fungsi rekreasi mengadaptasi fungsi jaringan mesofil yaitu sebagai tempat menyimpan hasil produksi (fotosintesis). Hal ini disesuaikan dengan fungsi bangunan dan fungsi daun yang saling memiliki fungsi yang sama. 5.2.4. Konsep Dasar Sistem Parkir Sistem parkir dibagi menjadi tiga, yaitu sistem parkir pengunjung, sistem parkir karyawan dan sistem parkir untuk kendaraan angkut barang dan sampah. Konsep sistem parkir yang digunakan mengadaptasi tentang proses pertukaran gas di ruang antar sel daun melalui stomata. Ruang 113
antar sel sebagai tempat parkir, sementara stomata sebagai tempat sirkulasi kendaraan. Stomata Ruang Antar Sel Gambar 5.5 Potongan Daun dan Adaptasi pada Sistem Parkir Sumber: monster-bego.blogspot.com dan Pemikiran Penulis, 2014 5.3. Konsep Perancangan Pusat Pengomposan Sampah 5.3.1. Organisasi Ruang Organisasi ruang dalam bangunan Pusat Pengomposan Sampah merupakan sebuah organisasi linier. Ruang-ruang dalam bangunan Pusat Pengomposan Sampah berurutan dan memiliki alur kegiatan yang harus dilewati satu per satu. Sementara untuk sifat bentuk bangunannya adalah kluster. Dalam hal ini, bangunan dibedakan atas kluster untuk fungsi produksi dan fungsi rekreasi. Namun, di dalam setiap fungsi memiliki alur kegiatan yang membentuk organisasi ruangnya linier. Alur Kegiatan Fungsi Rekreasi Fungsi Produksi Gambar 5.6 Pola Organisasi Ruang 114
Bagan 5.3 Bagan Hubungan Ruang Ruang Direktur Utama Ruang Bagian HRD Ruang Bagian Produksi Ruang praktek kompos Ruang Praktek Penggunaan Kompos Ruang Genset Area Produksi Ruang Wakil Direktur Ruang Bagian Pemasaran Koridor pengamatan Ruang loker Ruang Istirahat Ruang Bagian Rekreasi Ruang Galeri Ruang ganti Receptionist pengunjung pengelola Tempat parkir Toilet Mushola kantin karyawan Secara keseluruhan, ada dua fungsi dengan dua alur kegiatan yang berbeda. Sebagai sarana rekreasi edukatif, alur kegiatannya berurutan mulai dari pengenalan sampah, melihat proses pengomposan hingga melakukan praktek pengomposan dan melihat hasil kompos yang telah dimanfaatkan dalam bangunan tanam. Setiap proses di dalamnya dilakukan secara berurutan. Hal ini juga berkaitan dengan konsep Pusat Pengomposan Sampah yang ingin memberikan pengenalan dan 115
pemahaman kepada setiap pengunjung tentang sampah dan manfaatnya sekaligus menciptakan konsep sebuah siklus kehidupan dalam bangunan. Sebagai sarana proses produksi, alur kegiatan juga berurutan. Hal ini berkaitan dengan fungsi pengomposan yang memiliki urutan-urutan yang harus dilalui satu per satu. Dihubungkan dengan konsep daun yang digunakan, fungsi produksi mencoba mengadapsi alur kegiatan yang terjadi dalam daun ketika fotosintesis berlangsung, mulai dari bahan yang masuk hingga hasil produksi yang diperoleh. Bagan 5.4 Bagan Hubungan Ruang Area Produksi Ruang sampah anorganik Ruang sampah Uncompostable Ruang Sorting 1 Ruang Sorting 2 Ruang Pencacahan Gudang Mesin Ruang Granul Gudang penyimpanan kompos Ruang kemas Gudang Agro Bangunan Tanam Ruang Ayak Ruang Sampah Siap Kompos Ruang Pengomposan Laboratorium Uji Kompos 116
5.3.2. Pengelompokan Kegiatan Bagan 5.5 Pengelompokan Kegiatan Kegiatan Produksi Kompos Rekreasi Agro keluar Rekreasi Edukatif Pengelola masuk Pengelompokan kegiatan dibedakan menjadi tiga kegiatan, yaitu pengelola, produksi, dan rekreasi. Tetapi berkaitan dengan fungsi bangunan Pusat Pengomposan Sampah, pengelompokkan dibedakan menjadi dua, yaitu untuk fungsi rekreasi dan fungsi produksi. Dua fungsi ini coba dikaitkan dengan fungsi dalam daun, kemudian diadaptasi ke dalam desain bangunan Pusat Pengomposan Sampah. Fungsi produksi kompos sesuai dengan fungsi produksi makanan atau fotosintesis dalam daun. Sementara fungsi rekreasi berkaitan dengan pemanfaatan hasil produksi kompos menjadi media tanam. Hal ini sama dengan fungsi mesofil dalam daun yang digunakan sebagai tempat menyimpan hasil fotosintesis. PPS DAUN Gambar 5.7 Pengelompokan Kegiatan Sumber: Pemikiran Penulis dan www.pustakasekolah.com, 2014 117
5.3.3. Sirkulasi dalam Bangunan Sirkulasi dalam bangunan menerapkan sistem floem dan xilem pada daun. Dimana xilem dalam daun berfungsi sebagai pembawa air dan mineral untuk kepentingan produksi. Dalam bangunan, fungsi xilem diadaptasi sebagai sirkulasi untuk karyawan pengelola atau yang berkaitan dengan proses produksi. Sementara untuk floem, yang berfungsi sebagai pembawa hasil fotosintesis pada tumbuhan, dalam bangunan coba untuk diadaptasi sebagai area sirkulasi bagi pengunjung. Gambar 5.8 Alur Sirkulasi Xilem Floem pada Daun Sumber: www.pustakasekolah.com dan Pemikiran Penulis, 2014 Sirkulasi dalam bangunan dibagi atas 3 sirkulasi, yaitu khusus produksi, pengelola, dan khusus pengunjung. Area khusus produksi masih berhubungan dengan area pengelola sehingga ada penghubung antara dua ruangan dengan dua fungsi berbeda tersebut. Sementara untuk area pengunjung hanya sebatas dapat melihat kegiatan produksi yang tengah berlangsung dan tidak terhubung dengan area pengelola sehingga dibuat sirkulasi sendiri yang tidak dapat mengganggu kegiatan produksi yang sedang berlangsung. Hal ini seperti tampak pada contoh potongan di Gambar 5.9. 118
Koridor Pengamatan Koridor Pengamatan Ruang Produksi Ruang Pengelola Ruang Produksi dan Pengelola Gambar 5.9 Gambaran Potongan Bangunan 5.4. Konsep Bentuk Massa dan Penampilan Bangunan 5.4.1. Bentuk Massa Bangunan Bentuk massa bangunan Pusat Pengomposan Sampah mengambil konsep dari bentuk morfologi daun. Denah bangunan merupakan hasil dari bayangan daun saat terkena cahaya matahari pagi. Gambar 5.10 Contoh Beberapa Daun Saat Membentuk Bayangan Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014 Massa bangunannya adalah hasil rangkaian daun-daun yang membentuk bayangan yang coba untuk dilihat susunan sistem dalam daun yang terbentuk ketika bayangan daun tercipta. 119
Gambar 5.11 Bentuk dan Massa Daun yang Diadaptasi dalam PPS Sumber: Dokumentasi Pribadi (kiri) dan monster-bego.blogspot.com (kanan), 2014 5.4.2. Penampilan Bangunan Konsep Penampilan bangunan Pusat Pengomposan Sampah, diadaptasi dari bagaimana perilaku daun menanggapi cahaya matahari serta meninggalkan konsep sampah yang bau menjadi menarik bagi orang luar untuk dijadikan tempat alternatif wisata. Fasad bangunan dipadukan dengan penerapan bentuk morfologi daun yang berserat dengan struktur struktur daun yang semakin mengecil dan sistem buka tutup stomata berkaitan dengan penghawaan dalam bangunan. Gambar 5.12 Morfologi Daun dan Stomata pada Daun Sumber: monster-bego.blogspot.com, 2014 120
5.5. Konsep Sirkulasi 5.5.1. Sirkulasi Manusia Sirkulasi manusia terdiri dari sirkulasi pengunjung, sirkulasi pengelola dan karyawan. Sirkulasi manusia sendiri dibedakan menjadi dua, yaitu sirkulasi dalam bangunan dan sirkulasi di luar bangunan. Sirkulasi baik di dalam dan di luar bangunan memiliki sirkulasi yang berbeda antara pengunjung, karyawan, dan pengelola. Untuk sirkulasi dalam bangunan, seperti yang telah dijelaskan dalam sub bab sebelumnya, menerapkan sistem sirkulasi xilem dan floem dalam daun. Sedangkan untuk sirkulasi pengelola dan pengunjung dibedakan menjadi sirkulasi depan dan belakang. Pengunjung lewat jalan depan bangunan, sementara karyawan melewati jalan samping atau belakang bangunan. Sirkulasi Pengunjung Sirkulasi Karyawan dan Pengelola Gambar 5.13 Sirkulasi Pengunjung, Karyawan dan Pengelola 5.5.2. Sirkulasi Sampah dan Angkut Barang Sirkulasi sampah dan angkut barang diletakkan melingkar melewati jalur luar bangunan. Ada dua alternatif yang bisa dipilih. Alternatif pertama yaitu sampah datang dilewatkan jalan luar melewati belakang bangunan. Alternatif kedua, sampah datang dan masuk lewat jalan masuk pemukiman dan memutar melewati belakang bangunan. 121
Gambar 5.14 Alternatif Sirkulasi Masuk dan Keluar Sampah 5.5.3. Sirkulasi Pencapaian terhadap Bangunan Untuk pencapaian bangunan sendiri, bangunan dapat dicapai dari dua arah, yaitu dari arah Piyungan melewati Jalan Wonosari (sebagai akses pencapaian utama), juga bisa lewat arah Bantul yaitu Pleret, sehubungan dengan jalan utama depan bangunan yang merupakan Jalan Piyungan-Pleret. Gambar 5.15 Sirkulasi Pencapaian Terhadap Bangunan 122
Pola pencapaian terhadap bangunan antara lain adalah sebagai berikut. Dapat dicapai dengan berjalan kaki Dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan pribadi (mobil atau motor) Dapat dicapai dengan angkutan umum yang melalui Jalur Piyungan-Pleret 5.6. Konsep Sistem Bangunan 5.6.1. Sistem Struktur Konsep sistem strukturnya mengadaptasi sistem struktur penulangan daun dan juga bentuk daun pada umumnya. Sistem struktur yang digunakan adalah struktur bentang panjang, disesuaikan dengan kebutuhan ruang dalam bangunan. Gambar 5.16 Berbagai Bentuk Bidang Daun Sumber: Radford AE, 1986 123
Gambar 5.17 Berbagai Bentuk Tepi Daun dengan Penulangan Berbeda Sumber: Radford AE, 1986 Pada daun, keberadaan struktur penulangan daun dapat membuat daun yang tipis dapat mempertahankan kedudukannya. Struktur tulang tersebut bercabang-cabang dengan cabang semakin mengecil dan semakin banyak membentuk serat-serat daun. Hal inilah yang coba diadaptasi ke dalam desain struktur bangunan Pusat Pengomposan Sampah. Struktur selain digunakan sebagai penguat bangunan, juga digunakan sebagai fasad yang mendukung bangunan. Gambar 5.18 Struktur Penulangan Daun Sumber: Radford AE, 1986 124
5.6.2. Sistem Utilitas Bangunan Untuk sistem utilitas bangunan Pusat Pengomposan Sampah mengadaptasi sistem kerja daun seperti halnya sifat-sifat daun yang melakukan fotosintesis, transpirasi, juga kepekaan daun terhadap rangsang (iritabilitas). Sistem fotosintesis, dengan adanya pembuluh xilem dan floem, diadaptasi ke dalam jaringan air dan untuk pendistribusian listrik. Untuk proses transpirasi dalam daun, dimana stomata berperan sebagai jalur keluar masuknya udara, di adaptasi ke dalam sistem penghawaan bangunan. Kemudian, untuk pencahayaan bangunan mencoba untuk mengadaptasi bagaimana kepekaan daun terhadap rangsang cahaya. Jaringan Air Jaringan air dibedakan menjadi jaringan air bersih dan air kotor. Air bersih dalam Pusat Pengomposan Sampah digunakan untuk kebutuhan produksi dan juga untuk kebutuhan pelaku aktivitas yaitu pengunjung, pengelola maupun karyawan. Air yang digunakan memanfaatkan air hujan, air tanah, atau air permukaan. Bagan 5.6 Skema Jaringan Air Air Hujan Air Bersih Air Permukaan Jaringan Air Air Tanah Air Kotor Sewerage System 125
Jaringan Listrik Sistem jaringan listrik menggunakan distribusi listrik dari PLN dan genset. Bagan 5.7 Skema Jaringan Listrik Jaringan Listrik PLN Genset Penghawaan Dalam bangunan Pusat Pengomposan Sampah ini, penghawaan ini dibagi atas dua bagian, yaitu penyegaran bagi para karyawan, pengelola, pengunjung dan penyegaran udara yang digunakan dalam proses produksi, penyimpanan, lingkungan kerja mesin, dan sebagainya. AC yang digunakan dapat berupa AC Central ataupun Split. Bagan 5.8 Skema Penghawaan dalam Bangunan Alami Penghawaan Central AC Split 126
Fire Protection Fire protection dibedakan menjadi dua kategori, yaitu preventif dan represif. Secara preventif, bangunan dilengkapi dengan CCTV dan penggunaan bahan bangunan yang tidak mudah terbakar. Secara represif, dengan memasang alat-alat pemadam dan pendeteksi kebakaran seperti, fire alarm system, sprinkler, fire detector, fire hydrant, heat detector dan smoke detector. Bagan 5.9 Skema Fire Protection Preventif CCTV Material Bangunan Fire Protection Represif Fire Alarm System Sprinkler Fire Detector Fire Hydrant Heat Detector Smoke Detector Transportasi Transportasi dalam bangunan yang digunakan adalah transportasi manual dan mekanis, yaitu tangga, ramps dan conveyor. Bagan 5.10 Skema Transportasi dalam Bangunan Manual Tangga Ramps Transportasi Mekanis Conveyor 127
Persampahan dan Limbah (Waste Water) Sampah yang dihasilkan oleh bangunan, sampah organik akan dikumpulkan dan dimanfaatkan sebagai sampah yang akan diolah dalam praktek pengomposan sampah. Sementara sampah anorganik akan dikumpulkan dan dijual. Untuk limbah akan diolah terlebih dahulu sebelum akhirnya dibuang ke riol kota. Pengolahan dilakukan dengan Sewerage System, yaitu suatu sistem pengelolan air limbah mulai dari pengumpulan (sewer), pengolahan (treatment) sampai dengan pembuangan akhir (disposal) Bagan 5.11 Skema Sistem Persampahan dan Limbah Sampah Organik Persampahan dan Limbah Persampaha Dimanfaatkan sebagai bahan praktek pengomposan Sampah Anorganik Dijual keluar Waste Water Sewerage System 128