TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. Menurut sejarah persebarannya Belimbing termasuk satu jenis buah tropis

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA. Di sektor produksi barang-barang dan jasa dihasilkan sedangkan di sektor

beberapa desa salah satunya adalah Desa Yosowilangun Kidul

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Tanaman salak memiliki nama ilmiah Salacca edulis reinw. Salak

PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komoditas hortikultura yang banyak dibudidayakan masyarakat

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan mempunyai

TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Komoditas Bawang Merah

margin pemasaran dapat dihitung dengan rumus matematis sebagai berikut:

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. mall, plaza, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya; Pasar Tradisional adalah

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam dan luar negeri terhadap tanaman selada, komoditas ini mempunyai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA. berupa konsentrat dan hijauan menjadi susu yang sangat bermanfaat bagi

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam menopang kehidupan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Belimbing manis (Averrhoa carambola L.) termasuk keluarga Oxalidaceae,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak ada petualang dunia, tanaman cabai (Capsicum sp) tidak akan dikenal oleh. sebagai salah satu daerah dari benua Asia.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Agronomi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

Kajian Efisiensi Tataniaga Cabai Merah Pada Pedagang Pengecer di Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Melinjo (Gnetum gnemon, L.) termasuk tumbuhan berbiji terbuka

VII ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KERAGAAN PASAR

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum pemasaran adalah proses aliran barang yang terjadi di dalam pasar.

BAB I PENDAHULUAN. mikrobia asli yang terdapat pada kulit buah. Fermentasi secara tradisional ini hasilnya

I. PENDAHULUAN. pangan, tanaman hias, hortikultura, perkebunan dan kehutanan. Potensi ekonomi

ANALISIS TATANIAGA KENTANG DARI DESA JERNIH JAYA KECAMATAN GUNUNG TUJUH KABUPATEN KERINCI KE KOTA PADANG OLEH MEGI MELIAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Salah satu sektor pertanian yang dikembangkan saat ini adalah intensifikasi

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Komoditi Kubis 2.2. Sistem Tataniaga dan Efisiensi Tataniaga

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh masyarakat. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kesadaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditi perkebunan yang penting dalam perekonomian nasional.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SISTEM PEMASARAN AGRIBISNIS Sessi 4

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. ke konsumen membentuk suatu jalur yang disebut saluran pemasaran. Distribusi

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Analisis pemasaran cengkeh di kabupaten Wonogiri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Umum Nanas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kerangka Teoritis Kelayakan Usahatani

TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

ANALISIS PEMASARAN DODOL SIRSAK

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

BAB IV METODE PENELITIAN

I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang terkenal dengan sebutan negara agraris,

II. TINJAUAN PUSTAKA. komoditas pertanian tersebut karena belum berjalan secara efisien. Suatu sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. yang melimpah. Dalam sektor pertanian, Indonesia menghasilkan berbagai produk

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia sejak tahun Anggur merupakan salah satu buah-buahan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. keadaan lingkungan (agroklimat) yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BUDIDAYA TANAMAN DURIAN

I. PENDAHULUAN. kontribusi besar dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Dalam beberapa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Yoyo Sunaryo Nitiwidjaja Fakultas Pertanian Unswagati Cirebon. Kata Kunci : Faktor Internal dan Eksternal, Kelompok Tani, dan Produksi Bawang merah

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskanberdasarkanlatarbelakangdanrumusanmasalah, Indonesia mempunyai banyak wilayah yang dapat dijadikan sebagai lahan

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif,

TINJAUAN PUSTAKA. di bawah permukaan laut. Kota ini dilalui oleh dua sungai yaitu Sungai Deli dan. Sungai Babura yang bermuara di Selat Malaka.

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pisang (Musa paradisiaca) termasuk keluarga Musaceae, yang sangat digemari

TINJAUAN PUSTAKA. Tomat (Lycopersicum Esculentum L. Mill.) Di Desa Bangun Rejo Kecamatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tomat (Lycopersicon esculentum L.) merupakan tanaman asli dari Amerika

METODOLOGI PENELITIAN

II.TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari luar negeri yang beriklim sedang (sub tropis). Menurut sejarahnya, tanaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. terdapat di Indonesia, baik sebagai tanaman liar maupun sebagai tanaman di

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai agroekologi dataran rendah sampai dataran tinggi yang hampir semua dapat menghasilkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KERANGKA PENDEKATAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik berarti melakukan budidaya tanaman tanpa media tanah. Dalam

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Di Indonesia, dikenal cukup banyak ragam varietas belimbing. Diantaranya varietas Sembiring, Siwalan, Dewi, Demak kapur, Demak kunir, Demak jingga, Pasar minggu, Wijaya, Paris, Filipina, Taiwan, Bangkok, dan varietas Malaysia. Tahun 1987 telah dilepas dua varietas belimbing unggul nasional yaitu: varietas Kunir dan Kapur (BAPPENAS, 2009). Dari dua macam buah belimbing, yang rasanya manis dan berbentuk bintanglah (Averrhoa carambola) yang dikenal secara umum sebagai belimbing. Sedangkan jenis kedua adalah belimbing sayur atau belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi), yang rasanya asam. Dari kedua jenis buah yang termasuk suku Oxalidaceae itu, belimbing manis memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi sehingga lebih banyak dibudidayakan (Rukmana, 1997). Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Divisi Sub-divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae (tumbuh-tumbuhan) : Spermatophyta (tumbuhan berbiji) : Angiospermae (berbiji tertutup) : Dicotyledonae (biji berkeping dua) : Oxalidales : Oxalidaceae : Averrhoa : Averrhoa carambola L. (belimbing manis); (Rukmana, 1997).

Untuk pertumbuhan dibutuhkan keadaan angin yang tidak terlalu kencang, karena dapat menyebabkan gugurnya bunga atau buah. Curah hujan sedang, di daerah yang curah hujannya tinggi seringkali menyebabkan gugurnya bunga dan buah, sehingga produksinya akan rendah. Tempat tanamnya terbuka dan mendapat sinar matahari secara memadai dengan intensitas penyinaran 45 50 %, Namun juga toleran terhadap naungan (tempat terlindung). Suhu dan kelembaban ataupun iklimnya termasuk tipe A (amat basah), B (agak basah), C (basah), dengan 6 12 bulan basah dan 0 6 bulan kering, namun paling baik di daerah yang mempunyai 7,5 bulan basah dan 4,5 bulan kering. Ketinggian tempat yang cocok untuk tanaman belimbing yaitu di dataran rendah sampai ketinggian 500 mdpl (BAPPENAS, 2009). Hampir semua jenis tanah yang digunakan untuk pertanian cocok pula untuk tanaman belimbing. Tanahnya subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainasenya baik. Derajat keasaman tanah untuk tanaman belimbing yaitu memiliki ph 5,5 7,5. Kandungan air dalam tanah atau kedalaman air tanah antara 50 200 cm dibawah permukaan tanah (BAPPENAS, 2009). Belimbing kaya vitamin C dan juga asam oksalat. Selain itu di dalam buah belimbing juga terkandung mineral mineral yang berguna untuk tubuh seperti kalium, kalsium, fosfor, dan zat besi. Buah belimbing berfungsi sebagai buah penyegar pada salad buah buahan dan pada masakan yang disajikan di restoran restoran Itali (Wijaya, 2009). Perkiraan permintaan setiap tahun semakin meningkat, peningkatan permintaan tersebut adalah sebesar 6,1% /tahun (1995 2000), 6,5% /tahun (2000 2005), 6,8% /tahun (2005 2010), dan mencapai 8,9% /tahun (2010 2015).

Jelaslah bahwa prospek usahatani (agribisnis) belimbing amat cerah bila dikelola secara intensif dan komersial, baik dalam bentuk kultur perkebunan, pekarangan, maupun Tabulampot (Rahardi dkk, 2007). Selain di Indonesia, budi daya belimbing juga dilakukan di negara-negara kawasan Asia Tenggara lainnya, seperti Malaysia, Thailand, dan Filipina. Kini, pohon buah belimbing sudah menyebar secara luas ke negara-negara tropis lainnya. Bahkan Amerika dan Australia yang beriklim subtropis pun sudah dirambah belimbing, meskipun terbatas pada daerah yang iklimnya mirip iklim tropis seperti di Kalifornia (Amerika Serikat) atau Queensland (Australia) (BAPPENAS, 2009). Nilai gizi belimbing cukup baik, bila dibandingkan dengan beberapa buahbuahan yang banyak dikonsumsi terutama sebagai cumber vitamin C, seperti tercantum pada tabel berikut : Tabel 2. Nilai gizi dari beberapa jenis buah buahan sumber vitamin c, setiap 100 gr bahan Jenis buah Air (gr) Posfor (mg) Besi (mg) Vit A (SI) Vit B (mg) Vit C (mg) Belimbing manis 86.9 12 11 170 0.03 35 Jeruk 100.97 16 0.2 420 0 49 Jambu biji 82.86 28 1.1 25 0.02 95 Nenas 40.81 16 0.5 0 0 50 Rambutan 53.86 11 0.3 130 0.08 24 Pepaya 75.87 12 1.7 365 0.04 78 Sumber : Departemen Gizi Hortikultura, 1981. Ada beberapa sistem pemasaran buah belimbing yang berlaku di Indonesia. Petani produsen dapat menawarkan langsung buah belimbingnya ke konsumen atau ke pedagang pengecer. Dengan cara ini, petani dapat menentukan sendiri harga jualnya. Jika transportasi memungkinkan, petani dapat menjual ke pedagang pengumpul atau pedagang besar (grosir). Hal ini lebih menguntungkan,

sebab harga jualnya pun lebih tinggi dibandingkan dijual langsung ke konsumen. Cara pemasaran lain yang dilakukan adalah petani berhubungan dengan tengkulak atau penebas. Cara ini merugikan petani sebab buah belimbingnya dihargai relatif lebih murah (Tim Penulis, 1999). Berdasarkan penelitian terdahulu tentang analisis pemasaran belimbing yang dilakukan di Kelurahan Karangsari Kecamatan Sukorejo Kota Blitar, dengan tujuan penelitian adalah sebagai berikut : (1) untuk mengetahui saluran pemasaran belimbing Karangsari, (2) untuk mengetahui besarnya marjin pemasaran, share harga, share biaya dan keuntungan antar lembaga yang terkait dengan pemasaran belimbing Karangsari. Diperoleh bahwa : (1) Berdasarkan analisis struktur pasar pemasaran belimbing di Kelurahan Karangsari tidak efisien, (2) Berdasarkan analisis perilaku pasar pemasaran belimbing Karangsari tidak efisien (Niendin, 2008). Landasan Teori Sistem usaha tani mengandung pengertian para pelaksana usaha tani masyarakat yang berkaitan dengan tujuannya. Secara umum, tujuan utama pertanian adalah usaha tani yang diterapkan sebagian besar petani kita adalah untuk memenuhi pola kebutuhan keluarga (pola subsistence). Tetapi ada juga yang bertujuan untuk dijual ke pasar (market oriented) (Daniel, 2002). Peranan agribisnis dalam suatu negara agraris seperti Indonesia adalah besar sekali. Hal ini disebabkan oleh karena cakupan aspek agribisnis adalah meliputi kaitan mulai dari proses produksi, pengolahan sampai pemasaran termasuk di dalamnya (Soekartawi, 1999).

Pasar pada awalnya mengacu pada suatu geografis tempat transaksi berlangsung. Pada perkembangan selanjutnya mungkin definisi ini sudah tidak sesuai lagi, terutama dengan berkembangnya teknologi informasi yang memungkinkan transaksi dapat dilakukan tanpa melalui kontak langsung antara penjual dengan pembeli. Dengan demikian pasar dapat didefinisikan sebagai tempat ataupun terjadinya pemenuhan kebutuhan dan keinginan dengan menggunakan alat pemuas yang berupa barang ataupun jasa dimana terjadi pemindahan hak milik antara penjual dan pembeli (Sudiyono, 2004). Pemasaran produk agraris, termasuk hortikultura, cenderung merupakan proses yang kompleks, sehingga saluran distribusi lebih panjang dan mencakup lebih banyak perantara. Ada beberapa ciri produksi pertanian yang mempengaruhi hasil hasil pertanian : pertama, produksi dilakukan secara kecil kecilan. Kedua, produksi terpencar. Ketiga, produksi musiman, menyebabkan kesulitan dalam tataniaganya, dimana harus ada fasilitas fasilitas penyimpanan yang sudah pasti menyebabkan bertambahnya biaya tataniaga (Soekartawi, 2002). Pemasaran sebagai kegiatan produksi mampu meningkatkan guna tempat, guna bentuk dan guna waktu. Dalam menciptakan guna tempat, guna bentuk dan guna waktu ini diperlukan biaya pemasaran. Biaya pemasaran ini diperlukan untuk melakukan fungsi fungsi pemasaran oleh lembaga lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran dari produsen kepada konsumen akhir. Pengukuran kinerja pemasaran ini memerlukan ukuran efisiensi pemasaran. Sistem pemasaran yang kurang efisien ini akan mengakibatkan biaya pemasaran relatif besar. Dengan demikian akan mengakibatkan harga jual produk hasil pertanian menjadi tinggi. Tingginya biaya pemasaran ini akan dibebankan

kepada produsen dengan menekan tingkat harga dan menaikkan harga di konsumen, sehingga produsen dan konsumen akan dirugikan (Ginting, 2006). Lembaga pemasaran adalah badan atau usaha atau individu yang menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan jasa dan komoditi dari produsen kepada konsumen akhir serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau individu lainnya. Lemabaga pemasaran ini timbul karena adanya keinginan kensumen untuk memperoleh komoditi yang sesuai dengan waktu, tempat dan bentuk keinginan konsumen. Tugas lembaga pemasaran ini adalah menjalankan fungsi fungsi pemasaran serta memenuhi keinginan konsumen semaksimal mungkin. Konsumen memberikan balas jasa kepada lembaga pemasaran ini berupa margin pemasaran (Sudiyono, 2004). Proses tataniaga mengandung beberapa fungsi yang harus ditampung oleh pihak produsen dan lembaga lembaga atau mata rantai penyaluran produk produknya. Seringkali fungsi fungsi tersebut menimbulkan masalah masalah yang harus dipecahkan baik oleh pihak produsen yang bersangkutan maupun oleh lembaga lembaga yang merupakan mata rantai saluran produk produknya itu (Kartasapoetra, 1992). Ada tiga tipe fungsi pemasaran, yaitu : A. Fungsi Pertukaran (Exchange Functions) 1. Pembelian (Buying) 2. Penjualan (Selling) B. Fungsi Fisis (Physical Functions) 3. Penyimpanan (Storage) 4. Pengangkutan (Transportation)

5. Pemrosesan (Processing) C. Fungsi Pelancar/ Penyedia Sarana (Facilitating Functions) 6. Standarisasi (Standardization) 7. Pembiayaan (Financing) 8. Penanggung Resiko (Risk bearing) 9. Informasi Pasar (Market intelligence) (Kohls and Joseph, 1980) Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran (pedagang) dalam menyalurkan hasil pertanian dari produsen ke konsumen. Lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses bisa lebih dari satu. Bila si produsen tersebut bertindak sebagai penjual produknya, maka biaya pemasaran bisa dieliminasi. Besarnya biaya pemasaran berbeda satu sama lainnya, tergantung pada hal berikut : a. Macam komoditas yang dipasarkan b. Lokasi / daerah produsen c. Macam dan peranan lembaga tataniaga. Margin pemasaran adalah selisih harga yang dibayarkan oleh konsumen dengan harga yang diterima oleh produsen. Margin ini akan diterima oleh lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran tersebut. Makin panjang pemasaran (semakin banyak lembaga pemasaran yang terlibat) maka makin besar marjin pemasaran (Daniel, 2002).. Margin pemasaran adalah perbedaan antara harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima petani. Margin pemasaran terdiri dari biaya-biaya untuk melakukan fungsi-fungsi pemasaran dan keuntungan lembaga-

lembaga pemasaran. Setiap lembaga pemasaran biasanya melaksanakan fungsifungsi pemasaran yang berbeda sehingga share margin yang diperoleh pada masing masing lembaga pemasaran yang terlibat akan berbeda pula (Sudiyono, 2004). Efisiensi pemasaran diukur dengan menggunakan biaya pemasaran dibagi dengan nilai produk yang dipasarkan. Pasar yang tidak efisien akan terjadi jika biaya pemasaran semakin besar dengan nilai produk yang dipasarkan jumlahnya tidak terlalu besar. Sedangkan efisiensi pemasaran terjadi jika : a. Apabila harga pemasaran dapat ditekan sehingga keuntungan pemasaran dapat lebih tinggi b. Persentase perbedaan harga yang dibayarkan konsumen dan produsen tidak terlalu tinggi c. Adanya kompetisi pasar yang sehat (Soekartawi, 2002). Kerangka Pemikiran Pemasaran produk pertanian merupakan kegiatan menyampaikan suatu produk pertanian dari petani ke konsumen akhir. Produk pertanian akan melalui suatu jalur yang disebut pemasaran. Saluran pemasaran buah belimbing dapat berbeda beda panjang pendeknya. Panjang pendeknya saluran pemasaran ini dilihat dari banyaknya jumlah pedagang (middlemen) yang terlibat dalam saluran tersebut. Setiap saluran pemasaran yang dilalui oleh buah belimbing melakukan fungsi fungsi pemasaran. Fungsi fungsi pemasaran yang dilakukan antara lain fungsi pembelian, fungsi penjualan, fungsi transportasi, fungsi penyimpanan,

fungsi pembiayaan, fungsi sortasi, fungsi pengepakan, fungsi penanggungan resiko dan fungsi informasi pasar. Setiap pedagang (middlemen) melakukan fungsi fungsi pemasaran yang berbeda. Dalam melakukan fungsi pemasaran pedagang mengeluarkan korbanan yang disebut dengan biaya pemasaran. Disamping itu pedagang juga memperoleh balas jasa yang disebut dengan keuntungan. Dalam saluran pemasaran yang melibatkan pedagang, terdapat perbedaan harga antara petani dan konsumen akhir. Selisih harga ini disebut marjin pemasaran. Marjin pemasaran didistribusikan pada dua komponen yaitu biaya pemasaran dan keuntungan pedagang. Tinggi rendahnya marjin pemasaran ini akan mempengaruhi efisiensi pemasaran. Semakin tinggi ongkos pemasaran maka akan semakin rendah efisiensinya. Pemasaran buah belimbing dalam hal ini akan mendapat masalah. Masalah yang paling banyak dihadapi dalam hal ini terutama terjadi pada saat panen raya. Permasalahan ini tentu memerlukan penyelesaian. Penyelesaian masalah masalah ini diharapkan akan mempermudah pemasaran buah belimbing tersebut. Secara sistematis kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut :

Petani Belimbing Fungsi-fungsi Pemasaran Pedagang Pengumpul Pedagang Besar Konsumen Pedagang Pengecer Masalah pemasaran Upaya mengatasi masalah pemasaran Harga di Tingkat Petani Harga di Tingkat Konsumen Marjin Pemasaran Share margin Biaya Pemasaran Keuntungan Pedagang Efisiensi Pemasaran = menyatakan hubungan = menyatakan saluran pemasaran Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

Hipotesis Penelitian Sesuai dengan landasan teori yang telah dibuat, maka diperoleh hipotesis yang akan diteliti bahwa : 1. Efisiensi pemasaran belimbing pada saluran II adalah efisien 2. Efisiensi pemasaran belimbing pada saluran III adalah tidak efisien.