BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa Mandarin merupakan salah satu bahasa internasional yang banyak digunakan oleh orang di dunia berdasarkan data dari UNESCO yang dirilis pada tahun 2008. Dengan berkembangnya negara Tiongkok sebagai kekuatan ekonomi kedua dunia saat ini, semakin banyak juga yang ingin belajar bahasa Mandarin. Menurut Suman, Ching-Mei, dan Sufong (2008), dengan permintaan pendidikan untuk pembelajaran bahasa Mandarin, penduduk dalam jumlah besar diseluruh dunia diharapkan dapat lebih mengerti mengenai budaya dan tradisi Tiongkok melalui pembelajaran bahasa. Selain itu, bahasa Mandarin secara cepat menjadi bahasa yang dominan di komunikasi internasional. Di Indonesia telah keluar Keputusan Presiden No. 6 Tahun 2000 tentang pencabutan Instruksi No. 4 Tahun 1967 tentang agama, kepercayaan dan adat istiadat China, dimana warga Tionghoa di Indonesia bebas mempublikasikan budaya, merayakan hari besar keagamaan hingga kebebasan untuk mempelajari dan menggunakan bahasa Mandarin di khalayak umum. Mulai tahun 2002, Depdiknas mulai menerapkan bahasa Mandarin sebagai pilihan bahasa asing dalam kurikulum pendidikan. Beberapa sekolah di Jakarta mulai dari sekolah internasional seperti Sekolah Tiara Bangsa (ACS Jakarta), BPK Penabur International, Sekolah Pelita Harapan, Jubilee School, sekolah nasional yang memiliki label nasional plus seperti
Sekolah Bukit Sion maupun sekolah nasional biasa, seperti Sekolah BPK Penabur, telah mulai memasukkan kurikulum bahasa Mandarin ke dalam matapelajaran mereka. Beberapa universitas yang berada di Jakarta pun ada yang mengadakan program pendidikan bahasa Mandarin tingkat S1, seperti Universitas Indonesia, Universitas Bina Nusantara, Universitas Al Azhar Indonesia, Universitas Kristen Indonesia, Universitas Darma Persada, Universitas Bunda Mulia, dan Universitas Nasional. Menurut data sensus penduduk pada tahun 2010 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk Indonesia dengan suku bangsa Cina adalah sebesar 2.832.510 jiwa atau dengan kata lain adalah 1,2% dari total penduduk Indonesia pada tahun tersebut. Suku bangsa Cina ini menempati posisi ke 18 dari 31 kelompok suku bangsa yang ada di Indonesia pada sensus tersebut. Jumlah total mahasiswa aktif yang mengambil jurusan Sastra Cina ataupun Bahasa Mandarin di Indonesia, menurut data pada laman Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang diakses pada tahun 2015, adalah 4.125 dari total 4.502.108 mahasiswa. Data sensus dan jumlah mahasiswa tersebut menunjukkan bahwa bahasa Mandarin di Indonesia masih memiliki potensi bisnis. Di dunia bisnis sendiri semakin banyak pihak yang membutuhkan orang-orang yang dapat berbahasa Mandarin. Menurut Bortz dan Poppick (Maret 2015, Money.Com, hal 64), salah satu keahlian yang akan mendatangkan uang adalah memilih bahasa yang tepat. Ada pasar yang besar untuk Mandarin. Satuan biaya penerjemahan dan pengetikan bahasa Mandarin di Indonesia menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 53/PMK.02/2014 adalah sebesar Rp. 238.000. Satuan biaya 2
ini merupakan biaya yang tertinggi yang berlaku untuk bahasa Jepang, Mandarin dan Belanda, dibandingkan dengan bahasa yang lain. Belajar bahasa Mandarin memiliki tantangan tersendiri bagi sebagian besar orang, seperti pelafalan nada dan juga penulisan aksara Mandarin. Menurut tempo.co (29 Agustus 2012) dan juga cnnindonesia.com (6 November 2014), bahasa Mandarin termasuk dalam salah satu bahasa yang sulit untuk dipelajari. Hasil riset yang dilakukan oleh The Foreign Service Institute (FSI) juga menempatkan bahasa Mandarin dalam bahasa yang sangat sulit untuk dipelajari yang setara dengan bahasa Arab, Jepang dan Korea dan membutuhkan waktu 88 minggu atau 2.200 jam untuk menguasainya. Untuk itu biasanya para pelajar dan pekerja membutuhkan bantuan seperti tempat kursus ataupun guru privat untuk belajar bahasa Mandarin. Selain tingkat kesulitan bahasa, ada beberapa kendala juga yang dihadapi seperti waktu dan lokasi. Menurut Adompo (Maret 2013), tahun 2013 sepertinya akan menjadi awal tren cara belajar baru di Indonesia, khususnya dalam pembelajaran jarak jauh. Salah satu yang hangat dibicarakan adalah Massive Open Online Course (MOOC). MOOC adalah solusi terbaik bagi mereka-mereka yang ingin mengembangkan kemampuan diri yang terhalang oleh jarak dan waktu, ataupun biaya. Dengan perkembangan teknologi yang ada sekarang, hanya dibutuhkan sebuah perangkat dan koneksi internet untuk dapat mengakses pembelajaran secara jarak jauh. Dengan adanya perkembangan popularitas bahasa Mandarin, teknologi internet serta tantangan dalam belajar bahasa Mandarin, penulis memiliki rencana untuk membahas mengenai pembuatan rencana bisnis (business plan) untuk tempat kursus 3
Mandarin berbasis daring dengan konsep MOOC untuk membantu para pelajar dan juga para karyawan yang berminat untuk belajar bahasa Mandarin namun terkendala dengan lokasi dan juga waktu untuk pergi ke tempat kursus. 1.2. Rumusan Masalah Pertumbuhan popularitas bahasa Mandarin yang meningkat membuat beberapa sekolah membuat kurikulum untuk mempelajari bahasa tersebut. Namun tingkat kesulitan untuk belajar bahasa Mandarin menjadi suatu permasalahan sendiri bagi orang yang tidak mempunyai dasar untuk mempelajarinya sebagai bahasa kedua. Hal ini menyebabkan para pelajar ataupun para pekerja yang ingin belajar bahasa Mandarin pada umumnya mencari kursus bahasa Mandarin ataupun guru privat untuk membantu dalam bahasa tersebut. Untuk saat ini, para pelajar ataupun para pekerja yang ingin mencari tambahan kursus harus datang ke tempat kursus. Terkadang hal ini dapat menimbulkan masalah bagi mereka jika tempat kursus tersebut jauh. Selain itu, datang ke tempat kursus juga membutuhkan biaya dan waktu. Untuk guru privat, terkadang mereka juga harus menyesuaikan diri dengan waktu yang dimiliki oleh sang guru. Untuk mengatasi masalah ini mereka memerlukan suatu kursus daring. Namun sampai saat ini belum ada tempat kursus bahasa Mandarin daring yang memiliki konsep MOOC di Indonesia. 1.3. Pertanyaan Penelitian Dengan berdasarkan pada uraian terdapat pertanyaan mengenai model tempat kursus Mandarin daring dengan konsep MOOC yang seperti apa yang dapat diterapkan 4
di Indonesia, khususnya untuk pelajar dan masyarakat umum yang ingin belajar bahasa Mandarin secara daring. 1.4. Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang masalah, tujuan penelitian adalah membuat rencana bisnis dari tempat kursus Mandarin berbasis internet dengan konsep MOOC yang target pasarnya adalah para pelajar dan juga masyarakat umum yang sesuai di Indonesia. 1.5. Manfaat Penelitian Manfaat dari penulisan tesis ini adalah memberikan panduan kepada pelaku bisnis dalam membuat tempat kursus Mandarin dengan konsep MOOC untuk pelajar dan masayarakat umum di Indonesia. 1.6. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan pada tesis ini terdiri dari lima bagian. Bab I merupakan pendahuluan yang membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab II adalah landasan teori yang membahas mengenai landasan teori serta model teoritikal untuk merancang bisnis. Bab III berjudul metode penelitian yang membahas mengenai metode penelitian yang berupa level of analysis, sumber data, metode pengumpulan data. Selanjutnya adalah Bab IV yang membahas tentang data yang telah dikumpulkan dan analisa mengenai kanvas model bisnis serta peta empati. Bab V 5
membahas mengenai rencana aksi dan rencana bisnis yang akan dijalankan dari kanvas model bisnis tersebut. 6