BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2013), kanker menempati urutan ke-3

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada jaringan payudara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. World Health Organization (WHO), di tahun 2012 ada 14,1 juta kasus baru kanker

BAB I PENDAHULUAN. Pasien dengan penyakit kronis pada stadium lanjut tidak hanya mengalami

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah-masalah lain, fisik, psikososial dan spiritual (World Health Organization,

BAB I PENDAHULUAN. abnormal yang melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,

A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12%

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kanker. Badan Kesehatan Dunia (WHO, 2012) memprediksi, akan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang insidennya

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization, 2014). Data proyek Global Cancer (GLOBOCAN) dari

BAB 1 PENDAHULUAN. yang mengerikan, hal ini dikarenakan kanker merupakan penyakit yang

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. ketidaktahuan keluarga maupun masyarakat terhadap jenis gangguan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. kadar gula darah, dislipidemia, usia, dan pekerjaan (Dinata, dkk., 2015). Angka

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. yang tumbuh melampaui batas normal yang kemudian dapat menyerang semua

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan holistik adalah pemberian asuhan keperawatan untuk. kesejahteraan bio-psiko-sosial dan spiritual individu, keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan penyakit dengan angka kematian tinggi. Data Global

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya secara normal (Soematri, 2012).Secara global lebih dari 500 juta

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi menggantikan sebagian fungsi ginjal. Terapi pengganti yang. adalah terapi hemodialisis (Arliza, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker menurut American Cancer Society (2012) merupakan suatu kelompok

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang merupakan amanat dari Undang-Undang Dasar Negara Republik. gangguan lain yang dapat mengganggu kesehatan jiwa.

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress) di dalam satu atau lebih. fungsi yang penting dari manusia (Komarudin, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung. Di tahun 2008, stroke dan

Dr. H. Lilian B Koord. Blok Kedokteran Keluarga

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. wanita dan penyebab kematian tertinggi pada wanita umur tahun (Bland,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengalami peningkatan, terutama di negara-negara yang sedang berkembang. Di

BAB l PENDAHULUAN. peningkatan jumlah anak di Indonesia. Hal ini memberi konsekuensi

GAMBARAN FISIK DAN PSIKOLOGIS KLIEN DENGAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Kanker payudara bisa terjadi pada perempuan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perawatan Paliatif adalah pendekatan yang meningkatkan kualitas hidup pasie

BAB 1 PENDAHULUAN. gagal untuk mempertahankan metabolism dan keseimbangan cairan dan elektrolit,

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan gangguan fungsi ginjal yang

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sosial, dan ekonomi individu, yang dapat menyerang berbagai usia dan

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan di RS Islam Surakarta, pada tahun 2013 pasien kanker

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. tahun dan penyebab kematian kedua pada kelompok anak usia 5-14 tahun (Minino

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. awam menyebutnya dengan tumor ganas. Menurut World Health Organization /

BAB 1 PENDAHULUAN. klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Darurat (IGD) rumah sakit mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Data WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa 78%

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. siklus kehidupan dengan respon psikososial yang maladaptif yang disebabkan

PALLIATIVE CARE HENDRA

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian secara observasional analitik dengan rancangan cross sectional.

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi dari makanan diet khusus selama dirawat di rumah sakit (Altmatsier,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan jiwa adalah proses interpesonal yang berupaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. mencari pertolongan medis sehingga harus dilakukan pengelolaan nyeri sejak

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks adalah kanker pembunuh perempuan nomor satu. maka pengobatan yang diberikan adalah kemoterapi (Baradero,2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. menginduksi pertumbuhan dan pembelahan sel. tubuh tidak membutuhkan sel untuk membelah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronis (Chronic Renal Failure) adalah kerusakan ginjal progresif

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit menular maupun tidak menular sekarang ini terus. berkembang. Salah satu contoh penyakit yang saat ini berkembang

BAB I PENDAHULUAN. gejala, yang akan berkelanjutan pada organ target, seperti stroke (untuk otak),

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamisnya kehidupan masyarakat. Masalah ini merupakan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN TINDAKAN KEMOTERAPI DI RUANG CENDANA RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskuler. Insiden dan mortalitas kanker terus meningkat. Jumlah penderita

BAB I PENDAHULUAN.

PENGARUH BEBAN KERJA DENGAN TINGKAT STRES PADA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasien Intensive Care Unit (ICU) umumnya berada dalam kondisi yang

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. utama dari penyakit degeneratif, kanker dan kecelakaan (Ruswati, 2010). Salah

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun Oleh : UT UILA J

BAB 1 PENDAHULUAN. juga dengan masyarakat (Maslim, 2002 ; Maramis, 2010). masalah yang mesti dihadapi, baik menggunakan fisik ataupun psikologig

BAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang

BAB I PENDAHULUAN. Pneumonia merupakan infeksi akut di parenkim paru-paru dan sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terhadap kualitas hidup anak, termasuk pada anak dengan Leukemia Limfoblastik

BAB I PENDAHULUAN. menyebar pada organ tubuh yang lain (Savitri et al, 2015). Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan. Kesehatan jiwa menurut undang-undang No.3 tahun 1966 adalah

IDENTIFIKASI PASIEN TERMINAL

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatankegiatan tertentu dalam rangka mencapai tujuan optimal, baik komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berkaitan dengan penyakit yang mengancam, meliputi pencegahan dan pembebasan

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, dokter, dan kualitas keperawatan yang dirasakan. Pengalaman pasien

BAB I PENDAHULUAN. pada perempuan. Menurut riset yang dilakukan oleh International Agency for

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir adalah gangguan pada

BAB I PENDAHULUAN. Bagi sebagian besar pasien, masuk rumah sakit karena sakitnya dan harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan jiwa bukan hanya sekedar terbebas dari gangguan jiwa,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan motorik, verbal, dan ketrampilan sosial secara. terhadap kebersihan dan kesehatan.

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2013), kanker menempati urutan ke-3 sebagai penyakit tidak menular terbanyak di Indonesia. Prevalensi kanker nasional yaitu 1,4 per 1000 penduduk, dimana penderita kanker cenderung lebih banyak perempuan (2,2%) dari pada laki-laki (0,6%) disemua umur yang terdiagnosa kanker (Riskesdas, 2013). Provinsi dengan angka kejadian kanker tertinggi di Tanah Air adalah DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) yaitu 4,1 per 1000 penduduk (Riskesdas, 2013). Hal ini juga didukung dengan data dari bagian radioterapi RSUP Dr. Sardjito sebagai rumah sakit terbesar dan rumah sakit rujukan di provinsi DIY, yang menyebutkan bahwa mereka menerima sedikitnya 1.000 penderita kanker dari berbagai stadium per tahun dan sekitar 70% penderita kanker datang pada stadium lanjut ( Wibowo, 2010). Menurut hasil studi pendahuluan peneliti dibagian rekam medis RSUP Dr. Sardjito, jumlah pasien kanker paliatif pada tahun 2013 di ruang rawat inap I (IRNA I) sebanyak 260 pasien. Pada tahun 1990 Menteri Kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan surat himbauan agar semua rumah sakit yang merawat penderita kanker hendaknya memiliki Tim Kanker Rumah Sakit. Sebelumnya surat ini telah didahului Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia 604/MENKES/SK/IX/1989 sehubungan 1

2 dengan pembentukan Komite Nasional Penaggulangan Penyakit Kanker, yang memiliki 4 (empat) subkomite yaitu pencegahan, deteksi dini, terapi dan perawatan paliatif dan bebas nyeri (Tejawinata, 2012). Hal tersebut juga dikuatkan dengan adanya Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 812/Menkes/Sk/Vii/2007 tentang Kebijakan Perawatan Paliatif (Kemenkes, 2007). Perawatan paliatif adalah perawatan yang berfokus pada kenyamanan pasien dari gejala distres kanker stadium lanjut (WHO, 1990 cit. Stayer, 2012). Pada tahun 2005, WHO mendifinisikan kembali perawatan paliatif yaitu pendekatan yang meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga dalam menghadapi masalah terkait dengan penyakit mengancam jiwa, melalui pencegahan dan mengurangi penderitaan dengan cara identifikasi dini dan pengkajian yang sempurna dan penatalaksanaan nyeri dan masalah lain, fisik, psikososial, dan spiritual (WHO, 2005 cit. Adam, et al, 2006) dan dukungan terhadap keluarga yang merasa kehilangan atau berduka (WHO, 2007). Pemberian pelayanan perawatan paliatif dilakukan oleh tim paliatif (Kemenkes, 2007) dan fokus pendekatannya adalah kepada pasien dan keluarga (McCorkle dan Pasacreta, 2001). Peran tim paliatif diantaranya yaitu memberikan dukungan pada pasien dan keluarga, menyediakan dan meningkatkan manajemen gejala fisik dan emosional serta melakukan kolaborasi untuk memenuhi kebutuhan pasien (Fisher, 2006) serta memberikan informasi mengenai prognosis penyakit pasien (Innes dan Payne, 2009).

3 Pada perawatan paliatif, pasien mendapatkan pelayanan berupa penatalaksanaan nyeri, penetalaksanaan keluhan fisik lain, asuhan keperawatan, dukungan psikologis, dukungan sosial, dukungan kultural dan spiritual, serta dukungan persiapan dan selama masa duka cita yang ditujukan untuk keluarga (Kemenkes, 2007). Pertimbangan dalam penyedian pelayanan perawatan paliatif yaitu mencakup perawatan yang kontinyu sesuai dengan kebutuhan pasien dan keluarga (Fallon, 2006). Pengobatan pada pasien kanker paliatif dilakukan secara farmakologis dan non farmakologis. Pengobatan ini biasanya dilakukan 6 sampai 8 pengobatan secara bersama (Fallon, 2006). Pengobatan pasien kanker paliatif dapat menimbulkan berbagai efek diantaranya, kebingungan, gelisah, mual, muntah, dan nyeri kronik (Fallon, 2006) bahkan, prevalensi nyeri kronik pasien kanker diperkirakan mencapai 30-50% dari pasien kanker yang aktif menjalani pengobatan (Portenoy dan Lesage, 2001 cit. Payne, Seimor, dan Ingleton, 2008). Gejala-gejala yang dialami penderita kanker stadium lanjut ini sangat mempengaruhi kesejahteraan emosional, tidak hanya pasien tetapi juga keluarga. Keadaan tersebut mengganggu aktivitas sehari-hari (Tanaka, Akechi, Okuyama, Nishiwaki, dan Uchitomi, 2002). Anggota keluarga sebagai peserta dan pengamat perawatan pasien, mereka mengahadapi beberapa masalah psikologis. Masalah psikologis tersebut diantaranya, stress (Kristjannson, 1993), cemas dan depresi (Grunfeld et al, 2004). Salah satu

4 sumber stress mungkin adalah tingkat kepuasan pengalaman anggota keluarga mengenai perawatan yang mereka dan pasien terima (Kristjannson, 1993). Hinton (1979) pada studi prospektif membandingkan antara perawatan di rumah sakit dengan hospice care dengan hasil perawatan di hospice care skor pasien paling baik pada depresi, kecemasan, dan kemarahan, mereka lebih sadar terhadap diagnosis mereka, dan mereka lebih puas terhadap perawatan yang mereka terima dibandingkan dengan perawatan di rumah sakit. Pada penelitian lain, mengenai efek dari karakteristik klinik dari pasien dying dan kepuasan caregiver dengan perawatan paliatif, ditemukan lebih dari setengah (52%) dari informal caregiver (salah satunya adalah keluarga) sangat puas terhadap penyediaan perawatan oleh perawat komunitas. Namun, jika dibandingkan dengan hanya 39% dan 35% merasa sangat puas pada dokter umum dan dokter rumah sakit (Fakhoury et al, 1997). Addington-Hall et al (1991) dalam sebuah penelitian menyatakan bahwa pada kebutuhan keluarga di rumah sakit ditemukan ketidakpuasan pada ketidakadekuatan kontrol gejala, kesulitan dalam mendapatkan informasi, dan kekurangan pelayanan komunitas yang adekuat. Hasil ini dikonfirmasi oleh Field et al (1992) yang menyatakan bahwa carer (termasuk keluarga) mungkin tidak banyak mendapatkan kontak dengan staf sebagaimana mereka seharusnya mendapatkan itu, mengingat bahwa tujuan dari staf adalah memenuhi kebutuhan psikologis dari pasien dan keluarga.

5 Di Indonesia, studi mengenai kepuasan keluarga pasien kanker terhadap pelayanan perawatan paliatif dilakukan di RSUP Dr. Sardjito di ruang ICU. Hasil studi menujukan bahwa keluarga merasa sangat puas terhadap perawatan pasien, merasa tidak puas terhadap kondisi ruang tunggu ICU, merasa sangat puas terhadap proses pengambilan keputusan, dan merasa kurang puas terhadap kebutuhan informasi (Anjaswari, Setiyarini, dan Kristanti, 2012). Kepuasan keluarga merupakan salah satu indikator penting tercapainya perawatan paliatif yang efektif (Abu-Saad, 2001). Oleh karena itu, mengukur kepuasan keluarga terhadap perawatan menjadi hal yang penting dilakukan oleh penyedia layanan kesehatan (Kristjanson, 1993). Hal tersebut bertujuan agar penyedia layanan kesehatan dapat memberikan perawatan yang mempromosikan kepuasan keluarga dan meminimalkan potensi sumber stress (Kristjanson, 1993), karena ketika terjadi ketidakpuasan dapat berakibat pelanggan/keluarga dan pasien meninggalkan tempat penyedia layanan dan beralih ke pilihan lain (Irawan, 2003). Selain itu, dapat berakibat pada perawatan pasien dan mempengaruhi psikologis keluarga (Gries et al, 2008). Berdasarkan fenomena dan fakta dari uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai gambaran kepuasan keluarga pasien kanker paliatif terhadap pelayanan perawatan paliatif di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

6 B. Rumusan Masalah Penelitian RSUP Dr. Sardjito setiap tahun menerima ribuan pasien kanker dan sebagian besar dalam stadium lanjut sehingga perawatan paliatif menjadi sangat penting untuk dilaksanakan. Dalam perawatan paliatif kepuasan keluarga adalah salah satu indikator tercapainya perawatan yang efektif. Oleh karena itu, peneliti merasa perlu untuk mengadakan penelitian mengenai gambaran kepuasan keluarga pasien kanker paliatif terhadap pelayanan perawatan paliatif di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kepuasan keluarga pasien kanker paliatif terhadap pelayanan perawatan paliatif di RSUP Dr. Sardjito. D. Manfaat Penelitian Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan data empirik terkait kepuasan keluarga pasien kanker paliatif terhadap perawatan paliatif. Selain bermanfaat secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan mampu bermanfaat juga bagi berbagai pihak. 1. Bagi Profesi Kesehatan Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan oleh profesi kesehatan sebagai: a) gambaran dan evaluasi pelaksanaan pelayanan perawatan paliatif sehingga diharapkan terjadi perbaikan dan pengembangan program perawatan paliatif untuk tercapainya kepuasan keluarga

7 b) bahan evaluasi untuk meningkatkan kualitas perawatan sehingga tercapai kepuasan dalam pemberian perawatan paliatif bagi keluarga pasien 2. Bagi Dinas Kesehatan Terkait Memberikan masukan untuk perencanaan dan pengembangan pelaksanaan perawatan paliatif sehingga tercapai kepuasan keluarga yang optimal 3. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk penelitian berikutnya mengenai kepuasan keluarga pasien kanker paliatif terhadap perawatan paliatif 4. Bagi Masyarakat Memberikan informasi pada masyarakat tentang adanya perawatan paliatif di Indonesia, khususnya Yogyakarta E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian tentang perawatan paliatif di Indonesia sudah mulai dikembangkan meski masih sangat minim. Berdasarkan pengetahuan dan literatur yang telah penulis telaah, penelitian dengan judul gambaran kepuasan keluarga terhadap perawatan paliatif pasien kanker di RSUP Dr. Sardjito belum pernah dilakukan. Penelitian yang berkaitan dengan perawatan paliatif yang pernah dilakukan adalah penelitian dengan judul Pengalaman Perawatan Dalam Perawatan Paliatif Pada Anak Dengan Kanker di Wilayah Jakarta oleh Ningsih, Afiyanti, dan Hayati (2011). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi

8 deskriptif. Sampel sebanyak 7 perawat yang memberikan perawatan paliatif. Data dikumpulkan melalui wawancara. Hasil penelitian mengidentifikasi enam tema yaitu memahami prinsip perawatan paliatif, cara memberikan perawatan paliatif, kepuasan dalam memberikan perawatan paliatif, tantangan dalam memberikan perawatan paliatif, upaya mengatasi tantangan serta harapan dan kebutuhan untuk meningkatkan perawatan paliatif. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu meneliti perawatan paliatif. Perbedaannya yaitu dalam variabel penelitian, metode penelitian, subjek, dan tempat penelitian. Anjaswari, Setiyarini, dan Kristanti (2012) juga meneliti mengenai paliatif dengan judul Gambaran Kepuasan Keluarga Terhadap Perawatan Paliatif di Ruang Intensive Care Unit RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Subjek penelitian adalah 37 keluarga pasien paliatif di ICU. Data dikumpulkan menggunakan kuisioner Family Satisfaction in the intensive care unit-24 (FS ICU-24) dengan mencari mean dan standar deviasi. Sedangkan untuk total kepuasan menggunakan median dan rentang nilai. Hasil dari penelitian ini menunjukan skor total kepuasan keluarga sangat tinggi. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilaksanakan penulis adalah tema yang diangkat yaitu tentang kepuasan keluarga terahadap perawatan paliatif dan berada di RSUP Dr. Sardjito. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah tempat penelitian, pada penelitian sebelumnya berada di ruang ICU dan penelitian yang akan dilaksanakan berada di bangsal bougenvile. Perbedaan yang lainya adalah waktu dan instrumen penelitian.

9 Penelitian yang dilakukan oleh Suryanto, Sutono, dan Kusuma (2004) dengan judul Persepsi Petugas Kesehatan Terhadap Perawatan Paliatif di RS Dr. Sardjito Yogyakarta menggunakan rancangan penelitian diskriptif non Analitik. Sampel penelitian diambil dengan menggunakan Tehnik non probability sampling, yaitu purposive sampling. Metode yang digunakan adalah melakukan diskusi kelompok terarah, wawancara mendalam, dan pengolahan data sekunder. Responden tenaga kesehatan terdiri dari dokter, perawat, farmasis, dan ahli gizi di instalasi rawat inap RS Dr. Sardjito Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi tenaga kesehatan tentang perawatan paliatif masih bervariasi, namun ditemukan bahwa tenaga kesehatan merasakan suatu kebutuhan akan suatu bentuk pelayanan perawatan paliatif yang memiliki struktur, tim kerja dan SOP. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakuakan adalah teknik sampling dengan menggunakan purpossive sampling. Perbedaannya adalah waktu, sampel dan variable penelitian.