PERAN CERAMAH TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AIDS PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 SURAKARTA SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodefeciency Virus).

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human. Immunodeficiency Virus) (WHO, 2007) yang ditemukan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

I. PENDAHULUAN. pasangan yang sudah tertular, maupun mereka yang sering berganti-ganti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial yang utuh bukan hanya bebas penyakit atau kelemahan dalam segala aspek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodefficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kegiatan Penanggulangan HIV/AIDS Melalui Serosurvey Di Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Sitti Fatimah 1, Hilmiyah 2

BAB I PENDAHULUAN sebanyak 1,1 juta orang (WHO, 2015). menurut golongan umur terbanyak adalah umur tahun dengan

BAB I PENDAHULUAN. abad ini, dan menimbulkan kekhawatiran di berbagai belahan bumi. Pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. (2004), pelacuran bukan saja masalah kualitas moral, melainkan juga

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP BAGI WANITA PENGHUNI PANTI KARYA WANITA WANITA UTAMA SURAKARTA TENTANG PENCEGAHAN HIV/AIDS

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune. rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV 1.

BAB I PENDAHULUAN. dari dua jenis virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV)/ Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan. Pada akhir abad ke-20 dunia dihadapkan dengan permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS.

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan AIDS (Acquired Immuno-Deficiency Syndrome). Virus. ibu kepada janin yang dikandungnya. HIV bersifat carrier dalam

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh menurunnya daya tubuh akibat infeksi oleh virus HIV

BAB I PENDAHULUAN. Millennium Development Goals (MDGs), sebuah deklarasi global yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang

BAB I PENDAHULUAN. sistem imun dan menghancurkannya (Kurniawati, 2007). Acquired

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. (HIV/AIDS) merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dan masih sering timbul sebagai KLB yang menyebabkan kematian

BAB I PENDAHULUAN. meninggal akibat HIV/AIDS, selain itu lebih dari 6000 pemuda umur tahun

BAB I PENDAHULUAN. masalah berkembangnya Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Masalah HIV/AIDS yang

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI KELAS XI SMA YADIKA CICALENGKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala yang timbul akibat

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS PADA KELOMPOK HOMOSEKSUAL (GAY) DAN HETEROSEKSUAL DI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan menjadi salah satu masalah nasional maupun internasional. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. yang diakibatkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus). Jalur transmisi

BAB I PENDAHULUAN. suatu pendekatan untuk meningkatkan kemauan (willingness) dan. meningkatkan kesehatannya (Notoatdmodjo, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. Pandemi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), saat ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Angka HIV/AIDS dari tahun ke tahun semakin meningkat. Menurut laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV (Human Imunodeficiency Virus) merupakan penyebab penyakit yang di

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 pasal 5 ayat 1, yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (AIDS) pada tahun 1981 telah berkembang menjadi masalah kesehatan. (UNAIDS) dalam laporannya pada hari AIDS sedunia tahun 2014,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus golongan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan suatu kumpulan

BAB I PENDAHULUAN orang orang orang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah HIV-AIDS, mulai dari penularan, dampak dan sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia, sedangkan Acquired Immunodeficiency Syndrom. penularan terjadi melalui hubungan seksual (Noviana, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit HIV/AIDS merupakan suatu penyakit yang terus berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrom (AIDS) merupakan sekumpulan gejala

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

BAB 1 PENDAHULUAN. Penduduk Indonesia tahun , BPS, BAPPENAS, UNFPA, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan. masalah global. Menurut data WHO (World Health Organization) (2014),

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Imunnodeficiency Virus (HIV)/ Acquired Imunne Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. Immuno Deficiency Syndrom) merupakan masalah kesehatan terbesar di dunia

BAB I PENDAHULUAN. dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya. (Depkes, 2010)

3740 kasus AIDS. Dari jumlah kasus ini proporsi terbesar yaitu 40% kasus dialami oleh golongan usia muda yaitu tahun (Depkes RI 2006).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. data WHO (World Health Organization) tahun 2012, penemuan kasus. HIV (Human Immunodeficiency Virus) di dunia pada tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya dengan yang negatif remaja dengan mudah terbawa ke hal yang

HIV/AIDS (Human Immunodeficiency/Acquired Immune Deficiency. Syndrome) merupakan isu sensitive dibidang kesehatan. HIV juga menjadi isu

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang menginfeksi

BAB I PENDAHULUAN. akan mempunyai hampir tiga kali jumlah orang yang hidup dengan HIV dan AIDS

Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian HIV dan AIDS Di Puskesmas Kassi-kassi Kota Makassar

BAB 1 PENDAHULUAN. seksual. Kondisi yang paling sering ditemukan adalah infeksi gonorrhea,

BAB I PENDAHULUAN. yang mengakomodasi kesehatan seksual, setiap negara diharuskan untuk

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN DENGAN METODE PEER EDUCATOR TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG HIV/AIDS

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di dunia, baik negara maju maupun negara berkembang. Upaya

HIV/AIDS. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2013, salah satu penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

BAB 1 PENDAHULUAN. pesan yang akan disampaikan (Azrul & Azwar, 1983). Sedangkan Glanz, dkk.,

BAB I PENDAHULUAN. STUDI ini secara garis besar memotret implementasi program LSM H2O (Human

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu adalah memerangi HIV/AIDS, dengan target

BAB I PENDAHULUAN. HIV dan AIDS merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia. Menurut World

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di negara berkembang, dimana penyakit IMS membuat

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

PERAN CERAMAH TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AIDS PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S1 Diajukan Oleh : SLAMET WIDODO J 500 060 039 Kepada: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan AIDS merupakan penyakit yang menular dan mematikan. Sebagai suatu masalah kesehatan, AIDS menjadi perhatian serius bagi setiap negara, karena telah menyebar ke seluruh dunia, sehingga tidak ada satu negarapun yang dapat mengklaim bebas dari AIDS (BKKBN, 2004). Sejak ditemukan kasus AIDS pertama di Amerika Serikat pada tahun 1981 penyakit ini selalu menarik perhatian dunia kedokteran maupun masyarakat luas. Hal ini disebabkan oleh karena AIDS memiliki angka kematian yang tinggi dan jumlah penderita yang meningkat dalam waktu singkat. Sejak itu pula penelitian dan pengetahuan mengenai AIDS dan virus HIV berkembang dengan sangat pesat (Budimulja dan Daili, 2005). Komisi Penanggulangan AIDS (2007) mengungkapkan bahwa HIV dan AIDS adalah masalah darurat dan global. Diseluruh dunia lebih dari 20 juta orang meninggal sementara 40 juta orang telah terinfeksi. Fakta yang lebih memprihatinkan adalah bahwa diseluruh dunia setiap hari virus HIV menular kepada sekitar 2000 anak di bawah 15 tahun, terutama berasal dari penularan ibu-bayi, menewaskan 1400 anak dibawah 15 tahun, dan menginfeksi lebih dari 6000 orang muda dalam usia produktif antara 15-24 tahun yang juga merupakan mayoritas dari orang-orang yang hidup dengan HIV dan AIDS (ODHA). Widyabuana (2008) mengemukakan Indonesia adalah negara dengan status sebagai salah satu negara di Asia dengan pertumbuhan kasus HIV paling cepat. Pada tahun 2005 terdapat 5.321 kasus HIV/AIDS, hanya ada di 16 provinsi namun pada akhir tahun 2008 angkanya sudah meningkat tajam menjadi 16.110 kasus sudah menjangkiti 32 provinsi dan 214 kabupaten/ kota

2 di Indonesia (Komisi Penanggulangan AIDS, 2008). Pada bulan Desember akhir tahun 2009 hingga febuari 2010 tercatat penderita AIDS 19.973 yang tersebar di 32 provinsi dengan peringkat tertinggi kasus AIDS terdapat pada provinsi Jawa Barat sebanyak 3598, Jawa Timur sebanyak 3227 kasus, DKI Jakarta 2828 kasus, Papua 2808 kasus, di Bali 1615 kasus, Kalimantan Barat 794 kasus dan Jawa Tengah menduduki peringkat 7 kasus AIDS di Indonesia dengan jumlah 717 kasus (Ditjen PPM dan PL Depkes RI, 2010). Pada kasus AIDS di Jawa Tengah akhir bulan Desember 2009 kasus terbanyak berada di kabupaten Semarang sebanyak 100 kasus, Banyumas 45 kasus dan 44 kasus di Surakarta, sisanya tersebar di 16 kabupaten di Jawa Tengah (Komisi Penanggulangan AIDS Jateng, 2010). Penderita paling banyak pada usia 20 sampai 29 tahun (Ditjen PP dan PL Depkes RI, 2010). Hal ini menunjukkan bahwa remaja memiliki resiko tinggi dalam penularan HIV/AIDS, karena kecenderungan melakukan hubungan seks pada usia muda ketika saluran vagina belum matang dan jaringannya mudah terluka sehingga mudah terinfeksi HIV, ditambah dengan ketidakstabilan emosi, serta kurangnnya pengetahuan dan informasi mengenai HIV/ AIDS (Yayasan Kusuma Bangsa cit Nastiti, 2007). Sifat dari kehidupan sosial masyarakat Indonesia juga mempengaruhi jalannya epidemi. Banyak kalangan masih menyebarkan pesan ketidaksukaannya terhadap kampanye penggunaan kondom untuk hubungan seks yang aman. Komunikasi yang buruk diantara pasangan dalam kebutuhan seksual. Faktor-faktor tersebut seringkali diperparah oleh tingginya aksi kekerasan seksual disebagian komunitas dan bahwa aktifitas seksual diantara anak muda seringkali dimulai jauh pada usia yang lebih muda daripada yang diperkirakan oleh orang tua, guru dan orang dewasa lainnya. Kebijakan dan pengembangan program masih tetap lemah akibat dari berbagai macam sebab termasuk kurangnya data yang dapat diandalkan dari luas dan jangkauan epidemi. Terbatasnya dana yang tersedia untuk program nasional menunjukkan rendahnya prioritas yang diberikan pada epidemi ini (Hermawan, 2007).

3 Penelitian tentang seroprovalense HIV dan laporan AIDS menyimpulkan epidemik juga mengenai remaja. Remaja terinfeksi HIV memerlukan pelayanan medis psikososial yang ekstensif. Oleh karena itu, merupakan kebutuhan yang mendesak untuk mengembangkan cara yang menyediakan informasi dan intervensi yang akurat, sesuai umur, dan sesuai kebudayaan setempat untuk mencegah dan mengurangi resiko, identifikasi remaja resiko tinggi dan memberikan terapi serta konseling sesuai tingkat resiko, menyediakan pelayanan medis dan psikososial yang berkelanjutan. Semua pelayanan kesehatan primer dan penyelenggara pelayanan yang bekerja dengan remaja harus mempunyai penengetahuan tentang HIV, sehingga dapat menyatukan metode penilaian, rujukan dan terapi infeksi HIV. Kebijakan perlu dikembangkan untuk identifikasi dan menghubungkan remaja resiko tinggi dengan sistem yang akan menyediakan pelayanan yang komprehensif, meliputi penilaian resiko, intervensi pencegahan dan pelayanan psikososial sebelum remaja terinfeksi, atau konseling dan pelayanan medis untuk diagnosis dini dan penatalaksanaan penyakit terkait HIV (Soetjiningsih, 2007). Berdasarkan hal tersebut peneliti berkeinginan untuk meneliti peran ceramah terhadap tingkat pengetahuan tentang AIDS pada siswa kelas XI di SMK Negeri 4 Surakarta. 2. Rumusan Masalah Adakah perbedaan tingkat pengetahuan tentang AIDS sebelum dan sesudah dilakukan ceramah pada siswa kelas XI di SMK Negeri 4 Surakarta? 3. Tujuan Penelitian Mengetahui Adakah perbedaan tingkat pengetahuan tentang AIDS sebelum dan sesudah dilakukan ceramah pada siswa kelas XI di SMK Negeri 4 Surakarta

4 4. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis Sebagai penelitian awal untuk melihat adakah adakah perbedaan tingkat pengetahuan tentang AIDS sebelum dan sesudah dilakukan ceramah pada remaja. 2. Secara praktis Bagi pemangku kebijakan yang berkaitan dengan program AIDS setelah mengetahui tingkat pengetahuan AIDS dalam penelitian ini dapat dilakukan pembuatan modul yang sesuai bagi remaja. Dapat digunakan sebagai penelitian lanjut tentang pencegahan AIDS pada remaja.