TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit Eucalyptus spp. Ada beberapa penyakit penting yang sering menyerang tanaman. Eucalyptus spp.

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. kurang 700 jenis. Jenis Eucalyptus sp. dapat berupa semak dan perdu sampai

TINJAUAN PUSTAKA. Eucalyptus spp. merupakan salah satu tanaman yang bersifat fast growing

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Dwidjoseputro (1978), Cylindrocladium sp. masuk ke dalam

Pengenalan Penyakit yang Menyerang Pada Tanaman Kentang

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Eucalyptus spp. mempunyai sistematika sebagai berikut: : Spermatophyta (Menghasilkan biji) : Dycotyledone (berkeping dua)

PENYAKIT-PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN HUTAN RAKYAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman eukaliptus termasuk famili Myrtaceae, genus Eucalyptus dengan

TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun klasifikasi Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. menurut. : Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.)

PENYAKIT VASCULAR STREAK DIEBACK (VSD) PADA TANAMAN KAKAO (THEOBROMA CACAO L) DAN. Oleh Administrator Kamis, 09 Februari :51

(Gambar 1 Gejala serangan Oidium heveae pada pembibitan karet)

TINJAUAN LITERATUR. Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Eukaliptus termasuk famili Myrtaceae, genus Eukaliptus dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.

MENGENAL LEBIH DEKAT PENYAKIT LAYU BEKTERI Ralstonia solanacearum PADA TEMBAKAU

Getas, 2 Juni 2009 No : Kepada Yth. Hal : Laporan Hasil Kunjungan Kebun Getas PTP Nusantara IX

PELAKSANAAN PENELITIAN

1. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan tanaman asli daratan Cina dan telah dibudidayakan sejak 2500

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit antraknosa pada tanaman cabai disebabkan oleh tiga spesies cendawan

Penyakit Layu Bakteri pada Kentang

UJI INFEKSI Phaeophleospora sp. PADA KLON HIBRID Eucalyptus grandis x Eucalyptus urophylla

TINJAUAN PUSTAKA. Fungi mikoriza arbuskular (FMA) merupakan fungi obligat, dimana untuk

Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional di masa yang akan datang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan tanaman pangan penghasil beras yang tergolong dalam famili

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Taksonomi Tanaman Karet Sistem klasifikasi, kedudukan tanaman karet sebagai berikut :

PENDAHULUAN. Eli Korlina PENDEKATAN PHT

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Agrios (1996) taksonomi penyakit busuk pangkal batang

UJI INFEKSI Cylindrocladium sp., TERHADAP KLON HIBRIDA TURUNAN. INFECTION TEST Cylindrocladium sp., IN THE HYBRID CLONES of

DAFTAR GAMBAR. optimal, dan yang tidak dipupuk

STUDI TERHADAP PENYAKIT DAUN TANAMAN EUKALIPTUS DI KEBUN PERCOBAAN PT. TOBA PULP LESTARI SEKTOR AEK NAULI

LAPORAN PRAKTIKUM HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN TAHUNAN PENYAKIT PADA KOMODITAS PEPAYA. disusun oleh: Vishora Satyani A Listika Minarti A

PENYAKIT PENYAKIT YANG SERING MENYERANG CABAI MERAH (Capsicum annuum L.)

IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH

Mengenal Penyakit Busuk Batang Vanili. Oleh : Umiati

II. TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENYAKIT Fusarium spp. PADA TANAMAN KARET. Hilda Syafitri Darwis, SP.MP. dan Ir. Syahnen, MS.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.)

II. TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Biologi Kutu Perisai Aulacaspis tegalensis

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Eucalyptus spp. merupakan anggota suku Myrtaceae, marga

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jarak pagar berupa perdu dengan tinggi 1 7 m, daun tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), klasifikasi jamur C. cassiicola. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei.

TINJAUAN PUSTAKA Jeruk Besar

Penyakit Daun Hasil Bakteri pada Tanaman Berdaun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

TINJAUAN PUSTAKA. tanaman. Tipe asosiasi biologis antara mikroorganisme endofit dengan tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E

II. TINJAUAN PUSTAKA. Cabai merupakan tanaman semusim berbentuk perdu tegak, batang berkayu

DESKRIPSI VARIETAS UNGGUL UBI KAYU UK-1

PENYAKIT BIDANG SADAP

DESKRIPSI VARIETAS UNGGUL UBIKAYU UK-1

BAB I PENDAHULUAN. beras, jagung dan gandum (Samadi, 1997). Mengacu pada program pemerintah akan

WASPADA PENYAKIT Rhizoctonia!!

HASIL DAN PEMBAHASAN

TEKNIK BUDIDAYA TOMAT

II. TINJAUAN PUSTAKA

(STEK-SAMBUNG) SAMBUNG)

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

Mengukur Serangan Penyakit Terbawah Benih (Hawar Daun) Pada Pertanaman Padi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. organisme hidup yaitu tumbuhan (Praptoyo, 2010). Kayu termasuk salah satu hasil

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Diagnosa Penyakit Akibat Jamur pada Tanaman Padi (Oryza sativa) di Sawah Penduduk Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat

DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009

TINJAUAN PUSTAKA. miring. Sycanus betina meletakkan tiga kelompok telur selama masa hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Latin. Salah satu spesies tanaman stroberi, Fragaria chiloensis L telah

BUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Lahan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Ralstonia solanacearum

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

Strategi Pengelolaan untuk Mengurangi Serangan Phythopthora capsici pada Tanaman Lada

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

SI KARAT TEBU DI MUSIM HUJAN

Serangan Penyakit Cacar Daun Cengkeh

Lampiran 1. Deskripsi Varetas Adira-1

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun Balai Benih Induk Hortikultura Provinsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Penyakit busuk akar (root rot disease) telah menjadi ancaman besar Hutan

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Agrios (1996), penyakit bercak coklat sempit diklasifikasikan

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium cepa L. Aggregatum group) salah satu komoditas sayuran penting di Asia Tenggara karena seringkali

PERKEMBANGAN SERANGAN PENYAKIT CACAR DAUN CENGKEH (Phyllosticta sp.) PADA TANAMAN CENGKEH TRIWULAN II TAHUN 2013 WILAYAH KERJA BBPPTP SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini kebutuhan kayu di Indonesia semakin meningkat. Peningkatan

TINJAUAN PUSTAKA. merata sepanjang tahun. Curah hujan (CH) untuk pertanaman pepaya berkisar

LAMPIRAN. 1. Deskripsi jenis Anggrek yang ditemukan di Hutan Pendidikan USU

DAN CABANG PADA ENAM KLON KARET ABSTRACT

TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH

Penyakit Busuk Daun Kentang

6. Panjang helaian daun. Daun diukur mulai dari pangkal hingga ujung daun. Notasi : 3. Pendek 5.Sedang 7. Panjang 7. Bentuk daun

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT SEMANGKA. Dr. M. SYUKUR, SP, MSi INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

BP2LHK Manabo Kampus Kreatif Sahabat Rakyat

Alternatif pengendalian terhadap si Helopeltis sp. Oleh : Vidiyastuti Ari Y, SP POPT Pertama

Pemanfaatan Teknik Kultur In Vitro Untuk Mendapatkan Tanaman Pisang Ambon Tahan Penyakit Fusarium

BLAS (BLAST) Blas pada tulang daun: luka pada tulang daun berwarna coklat kemerahan hingga coklat yang dapat merusak seluruh daun yang berdekatan.

SIKLUS PENYAKIT DAN PENGHITUNGAN INTENSITAS PENYAKIT TANAMAN. Compilled by N.Istifadah

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk

Hercules si Perusak Tanaman Pala dan Cengkeh

G3K2 G1K1 G2K3 G2K2. 20cm. Ulangan 2 20cm G3K3 G3K1 G3K2. Ulangan 3 20cm. 20cm G1K1 G1K3 G1K2

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA Penyakit Eucalyptus spp Ada beberapa penyakit penting yang sering menyerang tanaman Eucalyptus spp. antara lain: 1. Penyakit pada akar a. Busuk akar Phytophthora Penyakit ini disebabkan oleh Phytophthora cinnamomi dan Phytophthora nicotianea di Afrika Selatan. Gejala dari phon yang terinfeksi pada umumnya daun yang layu. Hal ini diikuti dengan busuknya kambium akar dan pangkal akar. Kulit dari akar biasanya terkelupas. Jika pangkal akar terinfeksi, pohon akan mati (SAPPI, 2014). 2. Penyakit pada batang a. Busuk Botryosphaeria Penyakit ini disebabkan oleh Botryosphaeria eucalyptorum dan Botryosphaeria ribis. Banyak gejala yang diasosiasikan dengan infeksi Botryosphaeria pada Eucalyptus. Gejala yang umum adalah kematian pada pucuk pohon dan ini menyebabkan infeksi pada hati kayu dan perubahan warna kayu yang dilapisi oleh bagian luar kayu yang sehat (SAPPI, 2014). b. Busuk Cryphonectria Ada dua spesies yang menyebabkan penyakit ini di Afrika Selatan. Cryphonectria eucalypti yang merupakan patogen minor dan Cryphonectria cubensis yang merupakan patogen major.

Cryphonectria yang disebabkan Cryphonectria cubensis pada umumnya membunuh pohon muda pada dua tahun pertama pertumbuhan dengan terkelupasnya pangkal batang. Pohon yang berpenyakit ini biasanya tiba-tiba mati pada musim panas (SAPPI, 2014). c. Busuk Coniothyrium Coniothyrium zuluensi adalah agen penyebab penyakit ini. Infeksi yang dapat dikenali adalah adanya spot-spot kecil pada jaringan muda dan hijau batang. Luka ini akan bersatu dan menimbulkan tonjolan yang besar berwarna hitam pada kulit kayu (SAPPI, 2014). 3. Penyakit pada daun a. Foliar spot dan foliar blight Penyakit ini disebabkan oleh Cylindrocladium sp., merupakan patogen yang menyerang tanaman Eucalyptus sp. Cylindrocladium sp. merupakan salah satu jenis dari marga Calonectria de Not. yang menyebabkan penyakit pada pembibitan dan pada tanaman termasuk akar dan leher akar, hawar tunas, hawar daun dan bercak daun (Old, 2003). b. Hawar pucuk Penyakit ini disebabkan oleh Cryptosporiopsis eucalypti. Gejala penyakit ini berkembang di sekitar daun dan batang Eucalyptus spp., biasanya tersebar secara menyeluruh, lembut dan berwarna coklat, luka nekrotik yang menjalar, bentuknya bundar dengan diameter 1-2 cm.

Luka yang berat ditunjukkan dengan warna coklat tua atau abu- abu di seluruh permukaan daun (Old, 2003). c. Penyakit Mycosphaerella Penyakit yang ditimbulkan berupa bintik daun, bisul dan kerut daun yang disebabkan oleh Mycosphaerella. Tetapi marga ini belumlah pasti ditemukan pada tanaman Eucalyptus sp., karena banyak variasi gejala yang ditunjukkan oleh infeksi Mycosphaerella dengan hasil yang berbeda dalam hal ukuran luka, warna dan morfologi. Daun yang terinfeksi akan berkembang menjadi bintik dan bisul (Old, 2003). d. Penyakit Phaeophleospora Penyakit ini disebabkan oleh Phaeophleospora yang biasanya terdapat pada pembibitan dan menjangkit penanaman jenis tertentu. Gejala yang ditunjukkan berupa bercak daun berwarna kemerahan pada permukaan atas daun dan adanya spora berwarna hitam pada bagian permukaan bawah daun. e. Penyakit Pestalotia Penyakit ini disebabkan oleh Pestalotia sp. Serangan Pestalotia pada daun menimbulkan gejala bercak yang dimulai dari tepi daun ujung, yang kemudian meluas ke tengah daun. Serangan fase awal hampir selalu terjadi di ujung daun. Diduga bahwa stoma di daerah ujung memberikan kondisi yang kondusif bagi perkembangan konidiaspora.

Penyakit daun Phaeophleospora Penyakit ini disebabkan oleh Phaeophleospora yang biasanya terdapat pada pembibitan dan menjangkit penanaman jenis tertentu. Gejala yang ditunjukkan berupa bercak daun berwarna kemerahan pada permukaan atas daun dan adanya spora berwarna hitam pada bagian permukaan bawah daun. Apabila satu daun tanaman telah terinfeksi patogen ini maka akan terjadi penularan penyakit pada daun yang berdekatan hingga dapat mengakibatkan kematian bibit tanaman. Penularan sering kali terlihat dimulai dari bagian pangkal bibit tanaman hingga mencapai daun bagian ujung tanaman. Patogen ini biasanya berada di bawah tajuk pohon dan dapat menyebabkan penghancuran secara signifikan pada semai di pembibitan (Old, 2003). Penyakit ini umumnya ditemukan pada tanaman Eucalyptus di Sumatera Utara. Plot percobaan dari E. globulus di Habinsaran terinfeksi dalam jumlah besar. Penyakit ini biasanya ditemukan pada daun dewasa, terutama pada bibitbibit yang persediaannya berlebih. Penyakit ini dikenali dengan bercak warna ungu hingga ungu kecoklatan. Jika level infeksi sudah tinggi, penyakit ini dapat menyebabkan gugurnya daun pada usia muda (Alfenas, 1993). Menurut Simpson (2005) ada lima spesies Phaeophleospora yang diketahui menyerang tanaman Eucalyptus, antara lain: a. P. delegatensis b. P. destructans c. P. epicoccoides d. P. eucalypti e. P. lilianiae

Phaeophleospora destructans juga dikenal sebagai Kirramyces destructans terkait dengan penyakit hawar daun pada Eucalyptus grandis berusia satu tahun hingga tiga tahun di Sumatera Utara, Indonesia. Spesies ini adalah patogen agresif yang dapat menyebabkan hawar daun yang luas pada daun muda dan gugurnya daun pada usia muda sebagai akibat dari nekrosis daun dan tangkai daun. Patogen ini ditemukan pada tahun 2000, menyerang perkebunan klonal E. camaldulensis di timur Thailand dan pada tahun 2002 ditemukan untuk pertama kalinya di beberapa lokasi, meliputi selatan, tengah dan utara Vietnam, pada spesies E. camaldulensis, E. urophylla dan klon hibrid. Penyebaran yang cepat menunjukkan adanya serangan patogen ke tanaman hingga bahkan menyerang benih, dan hal ini berpotensi sebagai ancaman serius bagi Eucalyptus di Asia Tenggara dan, mungkin, vegetasi asli dan perkebunan di utara Australia yang berdaerah tropis. Dalam rangka untuk membantu mengatasi penyakit ini, klon toleran dipilih dan ditempatkan di Sumatera (Barber, 2004). Phaeophleospora epicoccoides merupakan salah satu patogen daun yang paling banyak dilaporkan dan diteliti di dunia, terjadi pada berbagai spesies di banyak negara termasuk dari daerah subtropis. Dianggap sebagai patogen yang menyerang pembibitan di Australia dan India, menyebabkan kematian tanaman di Malawi dan Afrika Selatan, defoliasi perkebunan di Australia dan kerusakan yang signifikan di pembibitan dan perkebunan di Indonesia. Gejala yang ditimbulkan bervariasi, spora dapat tersebar, dan menginfeksi bibit dan kebun klonal di pembibitan dengan sanitasi yang buruk (Barber, 2004). P. epicoccoides dan P. destructans memiliki perbedaan pada warna dan tekstur. P. epicoccoides padat, pertumbuhannya lambat, dan berwarna gelap,

sedangkan P. destructans berwarna kemerahmudaan, pertumbuhannya lambat, dan agak lembut. Dibandingkan dengan spesies lain, spora P. Epicoccoides pendek, lebar, multisepta, dan berwarna hijau, sedangkan spora P. Destructans lebih panjang dan lebih tipis (Burgess, 2004). P. epicoccoides dominan ditemukan pada daun yang mulai menua dan menyebabkan daun gugur lebih cepat. Fungi ini tidak digolongkan sebagai patogen mayor. P. destructans adalah patogen mayor yang menyerang daun muda pada pembibitan, pada tanaman induk, dan pada areal penanaman. Bibit yang terinfeksi, tanaman induk, dan stek pada pembibitan dapat rusak total pada kondisi lembab. Material terinfeksi yang dapat bertahan di lapangan, pada akhirnya kondisi pertumbuhan terganggu dan tidak stabil (Burgess, 2004). Tampilan dan tingkat keparahan luka pada daun Eucalyptus umumnya digunakan untuk mengenali spesies Phaeophleospora yang menyebabkan penyakit. Namun, gejala infeksi yang disebabkan oleh P. epicoccoides, P. eucalypti dan P. destructans hampir identik dan sering terjadi kesalahan analisis, tergantung pada inang dan iklim. Selain itu, identifikasi P. eucalypti dan P. destructans berdasarkan morfologi konidia agak sulit karena ukuran spora bervariasi tergantung pada spesies inang. Sebuah teknik diagnostik molekuler yang sederhana dan akurat akan sangat membantu dalam membedakan antara spesies ini dibandingkan dengan teknik konvensional melalui pangamatan morfologi (Andjic, 2007). Daun berpenyakit Destructans dan hawar pucuk yang disebabkan P.destructans adalah penyakit utama yang menyerang Eucalyptus di area Danau Toba. Penyakit ini sudah diteliti di Aek Nauli, kira-kira sepuluh tahun yang lalu.

Salah satu pertanyaan penting yang telah dikemukakan dalam beberapa tahun terakhir adalah apakah kerentanan setiap klon berbeda di tempat yang berbeda. Ini dikarenakan genotipe yang terbentuk karena interaksi lingkungan menentukan apakah klon yang resisten terhadap penyakit destructans dan hawar pucuk dapat efektif di satu area namun tidak di area lain (Wingfield, 2006). Ketika banyak yang sudah dipelajari tentang penyakit destructans dan hawar pucuk selama lima belas tahun terakhir, masih banyak pertanyaan yang memerlukan jawaban. Mungkin hal terpenting dari hal tersebut adalah untuk mengetahui hubungan antara stress dan gejala penyakit yang tampak. Dalam hal ini, sekarang dapat dikenali tentang ada klon-klon yang memiliki kerentanan tinggi terhadap infeksi dan hal ini menyebabkan tanaman berpenyakit, terlepas dari kondisi pertumbuhannya. Juga diketahui bahwa klon-klon yang terbebas dari kondisi stress pada saat percobaan mengalami pertumbuhan yang buruk pada saat ditanam di area dengan kondisi stress (Wingfield, 2010)