KOMPARASI RESPONS PRODUKSI SUSU SAPI PERAH YANG DIBERI IMBUHAN BIOPLUS VS SUPLEMENTASI LEGOR (Comparation of Milk Production in Dairy Cattle Treated by Bioplus and Supplemented by Legor) M. WINUGROHO 1, Y. WIDIAWATI 1, W. PRASETIYANI2, IWAN 2, M.T. HIDAYANTO 2 dan INDAH 2 1 Balai Penelitian Ternak, PO Box 221, Bogor 16002 2 Universitas Muhamadiyah Malang, Malang. ABSTRACT Feed management is the basic weakneses in dairy cattle industry in Indonesia. The study presented was investigated the effect of shrub legume supplemented to the basal diet of dairy cattle on milk production compared to the animals treated by probiotik Bioplus added to the basal diet. Twenty pregnant and lactation dairy cattle were divided into 4 groups of treatment, namely Group I is control group fed by basal diet; Group II fed basal diet supplemented by shrub legumes (Legor 400 g/day); Group III fed by basal diet treated by probiotik Bioplus (500 g) plus Candida utilis (5 g/day); and Group IV fed by basal diet supplemented by shrub legumes (Legor 400 g/day) plus treated by probiotik Bioplus (500 g) plus Candida utilis (5 g/day). The basal diet offered consist of 8 kg concentrate and grass or rice straw (NRC, 1989). The data on milk production were recorded during 45 days after 14 days adaptation period to the feeds. The data collected were than calibrated and calculated based on 305 days of production. After that, the data were analysed by using Complete Randomized Design. When significant differences was found, the data was then tested by Duncan test.after 25 days of observation period, there were problems on the quality of concentrate and the amount od grass/rice straw availability. However, all the animals received simiar amount of grass/rice starw, therefore the different respons of the animals was due to the treatment given. The average dry matter consumption was similar for all treatment Groups (P>0.05). They fed 15.4 kg/head/day. Milk production for Group I, II, III and IV was 2162; 2574; 2156 and 1961 litre/305 days, respectively. They were not different significanty (P>0.05). However, probiotik Bioplus and C. utilis signifinantly increased protein content of the milk from 4.3-4.7% (P<0.05) but not for fat content (3%; P>0.05). It can be concluded that probiotik Bioplus combined with C. utilis increased protein content of milk. Key Words: Bioplus, Shrub Legume, Legor, Milk Production ABSTRAK Salah satu kelemahan fundamental industri susu peternakan rakyat adalah dalam aspek manajemen pakannya. Dalam studi ini sapi perah diberi imbuhan probiotik Bioplus dan dibandingkan dengan ternak yang diberi suplementasi campuran lebuminosa pohon lamtoro, gamal dan kaliandra (60, 20, 20) (Legor). Dua puluh ekor sapi perah laktasi dan bunting muda dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan. Lama observasi adalah 45 hari dan dalam periode ini ternak diberi 8 kg konsentrat komersial dan campuran rumput/jerami (NRC, 1989). Kelompok I adalah kontrol, Kelompok II ternak diberi tambahan Legor 400 g/hari, Kelompok III ternak diberi tambahan 500 g Bioplus yang diperkaya dengan Candida utilis, 5 g/ekor/hari. Sementara itu, Kelompok IV ternak diberi tambahan kombinasi perlakuan II dan III. Peubah yang diamati adalah produksi susu. Data yang diperoleh dikalibrasi dan dihitung berdasarkan produksi 305 hari sehingga dapat diolah dengan Rancangan Acak lengkap (RAL) dilanjutkan dengan uji Duncan. Ditengah masa observasi terjadi kelangkaan hijauan dan perubahan kualitas konsentrat tetapi semua ternak diatur agar menerima sekaman ransum yang sama sehingga respons ternak hanya disebabkan oleh perlakuan saja. Rataan konsumsi bahan kering ransum adalah 15,4 kg/ekor/hari untuk semua kelompok (P>0,05). Produksi susu adalah 2162, 2574, 2156 dan 1961 liter/305 hari untuk masing-masing kelompok I, II, III dan IV (P>0.05). Imbuhan Bioplus yang diperkaya dengan C. utilis meningkatkan kandungan protein susu dari 4,3% menjadi 4,7% (P<0,05) dan tidak pada kandungan lemaknya dengan rataan 3% (P>0,05). Disimpulkan bahwa imbuhan Bioplus 385
meningkatkan kandungan protein susu sapi perah dan disarankan agar dilakukan uji coba dengan jumlah sapi yang lebih banyak. Kata Kunci: Bioplus, Leguminosa Pohon, Legor, Produksi Susu PENDAHULUAN Konsumsi susu sapi meningkat seiring dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya konsumsi susu segar. Namun demikian susu yang sekarang beredar di Indonesia masih di dominasi susu import. Produksi susu dalam negeri belum dapat memenuhi permintaan susu yang semakin tinggi. Rendahnya produksi susu umumnya disebabkan karena pakan yang ketersediaannya masih berfluktuasi khususnya pada masa pancaroba, dimana kualitas pakan yang tersedia kurang baik. Selain itu perubahan suhu lingkungan juga sangat besar kontribusinya terhadap cekaman pada sapi perah yang berpengaruh terhadap turunnya produksi susu Turunnya produksi susu umum terjadi pada masa pancaroba dan musim panas. Penurunan ini dapat mencapai 15% dari produksi normal. Hal ini disebabkan selain karena terjadinya perubahan suhu yang menyebabkan sapi terkena cekaman panas, juga disebabkan karena kualitas dan kuantitas hijauan yang kurang baik. Penambahan pakan tambahan komersial yang harganya mahal akan menambah beban biaya produksi sehingga semakin menambah kerugian peternak. Pada studi usaha penggemukan sapi potong dan pemeliharaan kambing yang dipelihara pada temperatur udara yang panas (33 o C), supplementasi Legor dan/atau Bioplus mampu mempertahankan produksinya (SANTOSO et al. 1995; WINUGROHO et al. 2000). Legor adalah campuran dari tiga tree legume, (Leucaena, Gliricidia dan Kaliandra), yang kaya asam amino yang dapat merangsang produksi susu. Penggunaan campuran tiga macam legum pohon, Leucaena, Gliricidia dan Kaliandra sebagai suplemen telah terbukti dapat meningkatkan efisiensi penggunaan ransum dan penambahan bobot hidup (WIDIAWATI 2002). Sementara itu, Bioplus dapat mencegah cekaman panas akibat perubahan suhu lingkungan juga cekaman akibat perubahan pakan yang terjadi. Hasil penelitian terakhir menunjukkan bahwa kombinasi Bioplus dengan Candida utilis memberikan respons produksi yang lebih baik ketika diuji pada domba dan sapi potong (WINUGROHO et al. 2002). Oleh karena itu dilakukan pengujian penerapan paket teknologi pakan alternatif yang terdiri dari kombinasi Legor dan Bioplus yang diperkaya dengan C. utilis untuk dapat mengatasi permasalahan pada sapi perah. MATERI DAN METODE Pada penelitian ini diuji terapkan pakan alternatif yang terdiri dari probiotik Bioplus yang diperkaya dengan khamir C. utilis dan Legor yaitu campuran 3 pohon leguminosa yaitu lamtoro, gamal dan kaliandra (60 : 20 : 20) sumber asam amino untuk merangsang produksi susu. Penelitian menggunakan 20 ekor sapi perah produksi bobot hidup (300-400 kg) dengan masa laktasi I sampai III. Metoda penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (STEEL dan TORRIE, 1980). Lokasi penelitian adalah BPT-HMT Batu Malang. Duapuluh ekor sapi tersebut kemudian dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan yaitu: Kelompok I: Kontrol Kelompok II: Pemberian Legor Kelompok II: Pemberian Bioplus + C. utilis Kelompok IV: Pemberian kombinasi Bioplus + C. utilis dan Legor Ternak pada semua kelompok perlakuan diberi pakan basal yang sama yaitu konsentrat, complete feed dan campuran rumput/jerami. Jumlah pakan yang diberikan dihitung untuk memenuhi kebutuhan pakan sapi perah yang sedang laktasi (NRC, 1989). Bioplus diberikan sebanyak 500 g/ekor satu kali pada awal penelitian, sedangkan C. utilis setiap hari sebanyak 5 g/ekor/hari. Legor diberikan setiap hari sebanyak 400 g/ekor. 386
Penelitian dilakukan selama 45 hari. Imbuhan pakan diberikan pada hari pertama penelitian. Ternak diberi masa adaptasi terhadap imbuhan pakan selama 2 minggu, kemudian dilakukan pengamatan konsumsi bahan kering dan produksi susu selama 30 hari. Parameter yang diamati adalah konsumsi bahan kering, produksi susu dan kualitas susu (protein dan lemak). Data produksi susu yang diperoleh selama 30 hari kemudian dikalibrasi untuk mendapatkan produksi susu selama 305 hari untuk kemudian dianalisa statistik. HASIL DAN PEMBAHASAN Komposisi pakan basal yang diberikan selama periode penelitian tertera pada Tabel 1. Tabel 1. Komposisi pakan basal yang diberikan pada sapi perah/ekor selama 45 hari masa penelitian Bahan pakan Rumput Gajah Jerami padi Complete feed Konsentrat Jumlah 11 kg 3 kg 8 kg 8 kg Sementara itu, kandungan nutrisi dari setiap bahan pakan yang digunakan tertera pada Tabel 2. Data hasil pengamatan terhadap konsumsi bahan kering pakan dari setiap ternak pada kelompok perlakuan tertera pada Tabel 3, bahwa pemberian Bioplus yang dikombinasikan dengan C. utilis, tidak berpengaruh secara nyata terhadap konsumsi bahan kering pakan (P>0,05). Hasil ini berbeda dengan hasil-hasil terdahulu yang menunjukkan bahwa pemberian kombinasi kedua probiotik tersebut dalam jangka panjang dapat memberikan respons produksi yang lebih baik dengan meningkatkan pertambahan bobot hidup harian ketika diuji pada domba dan sapi potong (WINUGROHO, et al, 2002). Hal ini diduga disebabkan karena pada periode penelitian ini pengamatan yang dilakukan terlalu singkat (30 hari) sehingga dampak kerja dari probiotik Bioplus dan C. utilis belum dapat terlihat. Hasil pengamatan terhadap produksi susu selama masa pengamatan 30 hari tertera pada Tabel 4. Dari table diatas dapat dilihat bahwa pemberian Legor dapat meningkatkan produksi susu dari 9,4 liter/hari pada kelompok kontrol menjadi 12,1 liter/hari. Pemberian probiotik Bioplus yang dikombinasikan dengan C. utilis, maupun kombinasi Legor dan kedua Probiotik tidak meningkatkan produksi susu. Namun demikian peningkatan produksi susu yang terjadi setelah diberi Legor tidak nyata secara statistik. Peningkatan yang terjadi diduga karena terdapatnya penambahan suplai asam amino yang berasal dari Legor pada ransum yang diberikan. Namun diduga jumlah asam amino yang ditambahkan belum dapat meningkatkan secara nyata produksi susu. Tabel 2. Kandungan bahan kering, protein kasar, lemak kasar, serat kasar dan gross energi (GE) bahan pakan yang digunakan selama periode penelitian Bahan pakan BK (%) PK (%) LK (%) SK (%) GE (kal/g) Rumput Gajah 75,37 13,13 8,38 27,62 5257,43 Jerami 81,07 4,29 7,42 35,83 2335,20 Complete feed 52,24 12,95 7,97 37,51 5367,48 Konsentrat 86,99 25,91 18,25 28,31 5128,63 BK = Bahan kering PK = Protein kasar LK = Lemak kasar SK = Serat kasar GE = Gross energi 387
Tabel 3. Konsumsi bahan kering pakan (g) sapi perah dari keempat kelompok perlakuan yang diamati selama 30 hari Kelompok perlakuan I 15447 15446 15326 15552 15289 15413 II 15174 16076 15958 15719 15153 15616 III 15214 15271 15496 15433 15394 15362 IV 15622 15205 15330 15794 15255 15441 Sementara itu, penambahan kombinasi Legor dan kedua probiotik tidak memberikan dampak positif terhadap produksi susu. Diduga bahwa penambahan probiotik Bioplus dan khamir C. utilis menambah populasi mikroba dalam rumen, sehingga penggunaan/pemecahan protein pakan yang dikonsumsi ternak oleh mikroba rumen bertambah dan mengurangi jumlah protein yang dapat dimanfaatkan oleh ternak. Namun demikian, penelitian ini hanya menggunakan 5 ekor sapi pada setiap kelompoknya dengan masa pengamatan yang relatif singkat (30 hari). Oleh karena itu pengamatan terhadap populasi yang lebih banyak dan jangka waktu yang lebih lama sangat diharapkan untuk melihat lebih jelas respon ternak terhadap perlakuan yang diberikan. Data hasil pengamatan kandungan lemak dan protein susu tertera pada Tabel 5 dan kandungan protein tertera pada Tabel 6 susu ternak dari setiap perlakuan terlihat bahwa pemberian probiotik Bioplus dan C. utilis meningkatkan kandungan protein susu tetapi tidak meningkatkan lemak susu. Sementara itu, pemberian Legor maupun kombinasi Legor dan probiotik Bioplus + C. utilis tidak berdampak pada kandungan lemak dan protein susu. Hal ini diduga disebabkan karena pemberian probiotik Bioplus dan C. utilis dapat menambah jumlah mikroba rumen sehingga meningkatkan jumlah protein mikroba yang terbentuk. Selain penambahan mikroba dapat menambah enzim yang dapat meningkatkan fermentasi pakan dalam rumen. Seperti pendapat THOMAS dan MARTIN (1988) bahwa penambahan propionat dan protein berpengaruh terhadap kadar protein susu. Tabel 4. Produksi susu (l/hari) setiap ternak pada kelompok perlakuan yang diamati selama 30 hari I 7,4 7,4 8,0 8,8 15,5 9,4 II 7,6 12,7 9,7 11,7 19,0 12,1 III 7,7 7,5 9,5 9,2 12,4 9,3 IV 7,4 7,9 8,3 9,1 7,6 8,1 Tabel 5. Kandungan lemak susu (%) dari setiap ternak pada setiap kelompok perlakuan I 2,6 3,4 3,6 3,3 2,1 3,0 II 2,9 2,7 2,8 3,0 2,1 2,7 III 4,1 3,3 3,1 2,6 2,7 3,2 IV 3,0 3,0 3,4 2,8 3,1 3,1 388
Tabel 6. Kandungan protein susu (%) dari setiap ternak pada setiap kelompok perlakuan I 5,1 4,5 4,2 3,9 4,0 4,3 a II 3,6 4,3 4,1 3,8 2,8 3,7 a III 5,1 5,0 4,8 4,2 4,3 4,7 b IV 4,0 4,0 4,9 4,1 4,3 4,2 a Perbedaan huruf pada superskrip menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05) KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah bahwa imbuhan Bioplus meningkatkan kandungan protein susu sapi perah tetapi tidak pada kandungan lemaknya. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ir. Sri Marijati dan sdri Ari Kusumaningrum atas bantuannya selama berjalannya penelitian ini. Terimaksih juga diucapkan kepada staff BPT-HMT yang mengijinkan dan membantu berjalannya penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA NRC. 1989. Nutrient Requirement of Dairy Cattle. 6 th ed. National Academy Press, Washington, D.C. SANTOSO, SUMANTO, T. CHANIAGO. M. WINUGROHO, dan M. SABRANI. 1995. Studi Perbandingan Profitabilitas Usaha Penggemukan Sapi Potong pada PIR Pola Kredit dan Swadaya. Laporan Teknis Balai Penelitian Ternak, Bogor. STEEL, R.G.D. and J.H. TORRIE. 1980. Principles and Procedures of Statistics: A Biometrical Approach. Second edition. McGraw-Hill Book Company, London. THOMAS PC and PA MARTIN. 1988. The Influence of Nutrient Balance on Milk Yield and Competition in Gransworthy: PC Nutrition and Lactation in the Dairy Cow Butterworth. London, Bosto, Singapore, Syudneym Torronto, Welington. WIDIAWATI, Y. 2002. The Utilisation of shrub legumes: Leucaena leucocephala, Gliricidia sepium and Calliandra calothyrsus for growing sheep. Ph.D Thesis, James Cook University, Townsville-Australia. WINUGROHO, M, Y YULIANTI, NURLAELIAH, A. WIYONO, dan S. MARIJATI. 2000. Strategi Manajemen Pakan dan Pemeliharaan untuk Memperbaiki Efisiensi Penyapihan Awal Kinerja Anak anak yang diberi Suplemen dan Probiotik). Kumpulan Hasil Penelitian APBN th Anggaran 2000. Buku I. Balai Penelitian Ternak, Ciawi, Bogor. WINUGROHO, M, Y. WIDYASTUTI, Y. SAEPUDIN, dan S. MARIJATI. 2002. Studi Penggunaan Bubuk Kolostrum dan Bioplus Untuk Produksi Susu (Konsistensi efektifitas bioplus yang disimpan pada ternak fistula). Kumpulan Hasil Penelitian APBN TA. Anggaran 2001. Balai Penelitian Ternak. Bogor. 389