KOMPARASI RESPONS PRODUKSI SUSU SAPI PERAH YANG DIBERI IMBUHAN BIOPLUS VS SUPLEMENTASI LEGOR

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

PENGARUH PEMBERIAN KONSENTRAT... PERIODE LAKTASI TERHADAP BERAT JENIS, KADAR LEMAK DAN KADAR BAHAN KERING SUSU SAPI

PEMANFAATAN Indigofera sp. DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK PADA DOMBA JANTAN

PENGUASAAN DAN PEMANFAATAN INOVASI TEKNOLOGI PENGKAYAAN PAKAN SAPI POTONG/SAPI PERAH

THE EFFECT OF PROBIOTIC FEED SUPPLEMENT ON MILK YIELD, PROTEIN AND FAT CONTENT OF FRIESIAN HOLSTEIN CROSSBREED

KANDUNGAN LEMAK, TOTAL BAHAN KERING DAN BAHAN KERING TANPA LEMAK SUSU SAPI PERAH AKIBAT INTERVAL PEMERAHAN BERBEDA

PENCAPAIAN BOBOT BADAN IDEAL CALON INDUK SAPI FH MELALUI PERBAIKAN PAKAN

PENGARUH SUBSTITUSI KONSENTRAT KOMERSIAL DENGAN TUMPI JAGUNG TERHADAP PERFORMANS SAPI PO BUNTING MUDA

ABSTRAK. Kata kunci : Imbangan Pakan; Efisiensi Produksi Susu; Persistensi Susu. ABSTRACT

Evaluasi Kecukupan Nutrien pada Sapi Perah Laktasi... Refi Rinaldi

RESPON PRODUKSI SUSU SAPI FRIESIAN HOLSTEIN TERHADAP PEMBERIAN SUPLEMEN BIOMINERAL DIENKAPSULASI SKRIPSI PIPIT

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

RESPONS KOMPOSISI TUBUH DOMBA LOKALTERHADAP TATA WAKTU PEMBERIAN HIJAUAN DAN PAKAN TAMBAHAN YANG BERBEDA

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPRODUKSI SUSU SAPI PERAH LAKTASI MELALUI PERBAIKAN PAKAN DAN FREKUENSI PEMBERIANNYA

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2007

KELARUTAN MINERAL KALSIUM (Ca) DAN FOSFOR (P) BEBERAPA JENIS LEGUM POHON SECARA IN VITRO SKRIPSI SUHARLINA

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh penggunaan ajitein dalam pakan terhadap produksi dan kualitas susu sapi perah

PENAMPILAN DOMBA LOKAL YANG DIKANDANGKAN DENGAN PAKAN KOMBINASI TIGA MACAM RUMPUT (BRACHARIA HUMIDICOLA, BRACHARIA DECUMBENS DAN RUMPUT ALAM)

Pengaruh Waktu Pemerahan dan Tingkat Laktasi terhadap Kualitas Susu Sapi Perah Peranakan Fries Holstein

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

EVALUASI PEMBERIAN PAKAN SAPI PERAH LAKTASI MENGGUNAKAN STANDAR NRC 2001: STUDI KASUS PETERNAKAN DI SUKABUMI

STATUS NUTRISI SAPI PERANAKAN ONGOLR DI KECAMATAN BUMI AGUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

MATERI DAN METODE. Metode

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba yang Digunakan Dalam Penelitian

Pengaruh Imbangan Hijauan-Konsentrat dan Waktu Pemberian Ransum terhadap Produktivitas Kelinci Lokal Jantan

PEMANFAATAN LIMBAH PRODUKSI MIE SEBAGAI ALTERNATIF PAKAN TERNAK

PENGARUH PENGGUNAAN PROBIOTIK PADA COMPLETE FEED TERHADAP KUANTITAS DAN KUALITAS PRODUKSI SUSU SAPI PERAH LAKTASI

Roosena Yusuf. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman Jalan Tanah Grogot Kampus Gunung Kelua Samarinda Kaltim ABSTRACT

S. Sarah, T. H. Suprayogi dan Sudjatmogo* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro

MATERI DAN METODE. Materi

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN

PERUBAHAN TERHADAP KADAR AIR, BERAT SEGAR DAN BERAT KERING SILASE PAKAN LENGKAP BERBAHAN DASAR JERAMI PADI DAN BIOMASSA MURBEI

PENGARUH PENGGUNAAN UREA-MINYAK DALAM RANSUM TERHADAP ph, KECERNAAN BAHAN KERING,BAHAN ORGANIK, DAN KECERNAAN FRAKSI SERAT PADA SAPI PO

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Peternakan Rakyat di Ciater Peternakan rakyat di Ciater Kabupaten Subang merupakan peternakan yang

Willyan Djaja, S. Kuswaryan, dan U.H. Tanuwiria Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Bandung

IMBANGAN HIJAUAN-KONSENTRAT OPTIMAL UNTUK KONSUMSI RANSUM DAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH HOLSTEIN LAKTASI

PENGGUNAAN BAHAN PAKAN LOKAL SEBAGAI UPAYA EFISIENSI PADA USAHA PEMBIBITAN SAPI POTONG KOMERSIAL: Studi Kasus di CV Bukit Indah Lumajang

KONSUMSI DAN PRODUKSI PROTEIN SUSU SAPI PERAH LAKTASI YANG DIBERI SUPLEMEN TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza) DAN SENG PROTEINAT

Strategi Peningkatan Produktivitas Sapi Bali Penggemukan Melalui Perbaikan Pakan Berbasis Sumberdaya Lokal di Pulau Timor

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian

I. PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhan protein hewani adalah kambing. Mengingat kambing

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012

HASIL DAN PEMBAHASAN

AKTIVITAS ISOLAT MIKROBA RUMEN KERBAU YANG DISIMPAN PADA SUHU RENDAH

Pertumbuhan dan Komponen Fisik Karkas Domba Ekor Tipis Jantan yang Mendapat Dedak Padi dengan Aras Berbeda

PEMBAHASAN. Zat Makanan Ransum Kandungan zat makanan ransum yang diberikan selama penelitian ini secara lengkap tercantum pada Tabel 4.

KECERNAAN BAHAN KERING BEBERAPA JENIS PAKAN PADA TERNAK SAPI BALI JANTAN YANG DIPELIHARA DENGAN SISTEM FEEDLOT ABSTRACT

SKRIPSI TRESNA SARI PROGRAM STUD1 ILMU NUTFUSI DAN MAKAWAN TERNAK

PERUBAHAN MASSA PROTEN, LEMAK, SERAT DAN BETN SILASE PAKAN LENGKAP BERBAHAN DASAR JERAMI PADI DAN BIOMASSA MURBEI

Pengaruh Penggunaan Zeolit dalam Ransum terhadap Konsumsi Ransum, Pertumbuhan, dan Persentase Karkas Kelinci Lokal Jantan

PENDAHULUAN. memadai, ditambah dengan diberlakukannya pasar bebas. Membanjirnya susu

PRODUKSI DAN. Suryahadi dan Despal. Departemen Ilmu Nutrisi &Teknologi Pakan, IPB

EFEK SUPLEMEN PAKAN TERHADAP PUNCAK PRODUKSI SUSU SAPI PERAH PADA LAKTASI PERTAMA

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

PENGANTAR. Latar Belakang. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi yang sangat besar

PENAMPILAN DOMBA EKOR TIPIS ( Ovis aries) JANTAN YANG DIGEMUKKAN DENGAN BEBERAPA IMBANGAN KONSENTRAT DAN RUMPUT GAJAH ( Pennisetum purpureum)

ABSTRACT. Keywords: Azotobachter, milk production, feed efficiency, fermented, dairy cattle PFH

EVALUASI PEMBERIAN PAKAN SAPI PERAH LAKTASI MENGGUNAKAN STANDAR NRC 2001: STUDI KASUS PETERNAKAN DI SUKABUMI

PERBAIKAN MUTU PAKAN UNTUK PENINGKATAN KUALITAS DAN KUANTITAS SUSU SAPI PERAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk. Domba Lokal memiliki bobot badan antara kg pada

I. PENDAHULUAN. nutrien pakan dan juga produk mikroba rumen. Untuk memaksimalkan

PENGARUH KUALITAS PAKAN TERHADAP KEEMPUKAN DAGING PADA KAMBING KACANG JANTAN. (The Effect of Diet Quality on Meat Tenderness in Kacang Goats)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanduknya mengarah ke depan (Rahman, 2007). Sapi FH memiliki produksi susu

MATERI DAN METODE. Materi

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu

RESPONS SAPI PO DAN SILANGANNYA TERHADAP PENGGUNAAN TUMPI JAGUNG DALAM RANSUM

KAJIAN PENGOLAHAN JERAMI PADI SECARA KIMIA DAN BIOLOGI SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENAMPILAN SAPI PERANAKAN ONGOLE

PENAMPILAN PRODUKSI KERBAU LUMPUR JANTAN MUDA YANG DIBERI PAKAN AMPAS BIR SEBAGAI PENGGANTI KONSENTRAT JADI

UPAYA UNTUK MENINGKATKAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN PAKAN PADA KAMBING PERANAKAN ETAWAH MENGGUNAKAN SUPLEMEN KATALITIK

Pengaruh Pemberian Silase Biomassa Jagung...Eman Sulaeman

KAJIAN EKONOMI PEMANFAATAN JERAMI PADI FERMENTASI SEBAGAI PAKAN DASAR PADA RANSUM KAMBING PERANAKAN ETAWAH JANTAN MUDA

STUDI PERBANDKNGAN MIKROBA RUMEN ANTARA DOMBA DAN KAMBING LOKAL

TINGKAH LAKU MAKAN KAMBING KACANG YANG DIBERI PAKAN DENGAN LEVEL PROTEIN-ENERGI BERBEDA

PENDAHULUAN. karena Indonesia memiliki dua musim yakni musim hujan dan musim kemarau.

Pengaruh Formulasi Pakan Hijauan (Rumput Gajah, Kaliandra dan Gamal) terhadap Pertumbuhan dan Bobot Karkas Domba

TOTAL PRODUKSI GAS DAN DEGRADASI BERBAGAI HIJAUAN TROPIS PADA MEDIA RUMEN DOMBA YANG DIBERI PAKAN MENGANDUNG SAPONIN DAN TANIN SKRIPSI RIANI JANUARTI

HASIL DAN PEMBAHASAN

Yunilas* *) Staf Pengajar Prog. Studi Peternakan, FP USU.

INDIGOFERA SEBAGAI SUBSTITUSI HIJAUAN PADA PAKAN SAPI POTONG DI KABUPATEN BULUKUMBA SULAWESI SELATAN. A. Nurhayu, dan Daniel Pasambe ABSTRAK

MATERI DAN METODE. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan

PENGARUH TINGKAT PROTEIN-ENERGI RANSUM TERHADAP KINERJA PRODUKSI KAMBING KACANG MUDA

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian

PRODUKTIVITAS KARKAS DAN KUALITAS DAGING SAPI SUMBA ONGOLE DENGAN PAKAN YANG MENGANDUNG PROBIOTIK, KUNYIT DAN TEMULAWAK

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 5 Agustus

HASIL DAN PEMBAHASAN

Ransum Ternak Berkualitas (Sapi, Kambing, dan Domba)

METODE. Materi. Gambar 2. Contoh Domba yang Digunakan dalam Penelitian Foto: Nur adhadinia (2011)

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK DAN KETINGGIAN PERMUKAAN MEDIA HIDROPONIK SISTEM DRIP TERHADAP HASIL DAN KANDUNGAN NUTRISI RUMPUT GAJAH SKRIPSI

Evaluasi Pertambahan Bobot Badan Sapi Aceh Jantan yang Diberi Imbangan Antara Hijauan dan Konsentrat di Balai Pembibitan Ternak Unggul Indrapuri

Transkripsi:

KOMPARASI RESPONS PRODUKSI SUSU SAPI PERAH YANG DIBERI IMBUHAN BIOPLUS VS SUPLEMENTASI LEGOR (Comparation of Milk Production in Dairy Cattle Treated by Bioplus and Supplemented by Legor) M. WINUGROHO 1, Y. WIDIAWATI 1, W. PRASETIYANI2, IWAN 2, M.T. HIDAYANTO 2 dan INDAH 2 1 Balai Penelitian Ternak, PO Box 221, Bogor 16002 2 Universitas Muhamadiyah Malang, Malang. ABSTRACT Feed management is the basic weakneses in dairy cattle industry in Indonesia. The study presented was investigated the effect of shrub legume supplemented to the basal diet of dairy cattle on milk production compared to the animals treated by probiotik Bioplus added to the basal diet. Twenty pregnant and lactation dairy cattle were divided into 4 groups of treatment, namely Group I is control group fed by basal diet; Group II fed basal diet supplemented by shrub legumes (Legor 400 g/day); Group III fed by basal diet treated by probiotik Bioplus (500 g) plus Candida utilis (5 g/day); and Group IV fed by basal diet supplemented by shrub legumes (Legor 400 g/day) plus treated by probiotik Bioplus (500 g) plus Candida utilis (5 g/day). The basal diet offered consist of 8 kg concentrate and grass or rice straw (NRC, 1989). The data on milk production were recorded during 45 days after 14 days adaptation period to the feeds. The data collected were than calibrated and calculated based on 305 days of production. After that, the data were analysed by using Complete Randomized Design. When significant differences was found, the data was then tested by Duncan test.after 25 days of observation period, there were problems on the quality of concentrate and the amount od grass/rice straw availability. However, all the animals received simiar amount of grass/rice starw, therefore the different respons of the animals was due to the treatment given. The average dry matter consumption was similar for all treatment Groups (P>0.05). They fed 15.4 kg/head/day. Milk production for Group I, II, III and IV was 2162; 2574; 2156 and 1961 litre/305 days, respectively. They were not different significanty (P>0.05). However, probiotik Bioplus and C. utilis signifinantly increased protein content of the milk from 4.3-4.7% (P<0.05) but not for fat content (3%; P>0.05). It can be concluded that probiotik Bioplus combined with C. utilis increased protein content of milk. Key Words: Bioplus, Shrub Legume, Legor, Milk Production ABSTRAK Salah satu kelemahan fundamental industri susu peternakan rakyat adalah dalam aspek manajemen pakannya. Dalam studi ini sapi perah diberi imbuhan probiotik Bioplus dan dibandingkan dengan ternak yang diberi suplementasi campuran lebuminosa pohon lamtoro, gamal dan kaliandra (60, 20, 20) (Legor). Dua puluh ekor sapi perah laktasi dan bunting muda dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan. Lama observasi adalah 45 hari dan dalam periode ini ternak diberi 8 kg konsentrat komersial dan campuran rumput/jerami (NRC, 1989). Kelompok I adalah kontrol, Kelompok II ternak diberi tambahan Legor 400 g/hari, Kelompok III ternak diberi tambahan 500 g Bioplus yang diperkaya dengan Candida utilis, 5 g/ekor/hari. Sementara itu, Kelompok IV ternak diberi tambahan kombinasi perlakuan II dan III. Peubah yang diamati adalah produksi susu. Data yang diperoleh dikalibrasi dan dihitung berdasarkan produksi 305 hari sehingga dapat diolah dengan Rancangan Acak lengkap (RAL) dilanjutkan dengan uji Duncan. Ditengah masa observasi terjadi kelangkaan hijauan dan perubahan kualitas konsentrat tetapi semua ternak diatur agar menerima sekaman ransum yang sama sehingga respons ternak hanya disebabkan oleh perlakuan saja. Rataan konsumsi bahan kering ransum adalah 15,4 kg/ekor/hari untuk semua kelompok (P>0,05). Produksi susu adalah 2162, 2574, 2156 dan 1961 liter/305 hari untuk masing-masing kelompok I, II, III dan IV (P>0.05). Imbuhan Bioplus yang diperkaya dengan C. utilis meningkatkan kandungan protein susu dari 4,3% menjadi 4,7% (P<0,05) dan tidak pada kandungan lemaknya dengan rataan 3% (P>0,05). Disimpulkan bahwa imbuhan Bioplus 385

meningkatkan kandungan protein susu sapi perah dan disarankan agar dilakukan uji coba dengan jumlah sapi yang lebih banyak. Kata Kunci: Bioplus, Leguminosa Pohon, Legor, Produksi Susu PENDAHULUAN Konsumsi susu sapi meningkat seiring dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya konsumsi susu segar. Namun demikian susu yang sekarang beredar di Indonesia masih di dominasi susu import. Produksi susu dalam negeri belum dapat memenuhi permintaan susu yang semakin tinggi. Rendahnya produksi susu umumnya disebabkan karena pakan yang ketersediaannya masih berfluktuasi khususnya pada masa pancaroba, dimana kualitas pakan yang tersedia kurang baik. Selain itu perubahan suhu lingkungan juga sangat besar kontribusinya terhadap cekaman pada sapi perah yang berpengaruh terhadap turunnya produksi susu Turunnya produksi susu umum terjadi pada masa pancaroba dan musim panas. Penurunan ini dapat mencapai 15% dari produksi normal. Hal ini disebabkan selain karena terjadinya perubahan suhu yang menyebabkan sapi terkena cekaman panas, juga disebabkan karena kualitas dan kuantitas hijauan yang kurang baik. Penambahan pakan tambahan komersial yang harganya mahal akan menambah beban biaya produksi sehingga semakin menambah kerugian peternak. Pada studi usaha penggemukan sapi potong dan pemeliharaan kambing yang dipelihara pada temperatur udara yang panas (33 o C), supplementasi Legor dan/atau Bioplus mampu mempertahankan produksinya (SANTOSO et al. 1995; WINUGROHO et al. 2000). Legor adalah campuran dari tiga tree legume, (Leucaena, Gliricidia dan Kaliandra), yang kaya asam amino yang dapat merangsang produksi susu. Penggunaan campuran tiga macam legum pohon, Leucaena, Gliricidia dan Kaliandra sebagai suplemen telah terbukti dapat meningkatkan efisiensi penggunaan ransum dan penambahan bobot hidup (WIDIAWATI 2002). Sementara itu, Bioplus dapat mencegah cekaman panas akibat perubahan suhu lingkungan juga cekaman akibat perubahan pakan yang terjadi. Hasil penelitian terakhir menunjukkan bahwa kombinasi Bioplus dengan Candida utilis memberikan respons produksi yang lebih baik ketika diuji pada domba dan sapi potong (WINUGROHO et al. 2002). Oleh karena itu dilakukan pengujian penerapan paket teknologi pakan alternatif yang terdiri dari kombinasi Legor dan Bioplus yang diperkaya dengan C. utilis untuk dapat mengatasi permasalahan pada sapi perah. MATERI DAN METODE Pada penelitian ini diuji terapkan pakan alternatif yang terdiri dari probiotik Bioplus yang diperkaya dengan khamir C. utilis dan Legor yaitu campuran 3 pohon leguminosa yaitu lamtoro, gamal dan kaliandra (60 : 20 : 20) sumber asam amino untuk merangsang produksi susu. Penelitian menggunakan 20 ekor sapi perah produksi bobot hidup (300-400 kg) dengan masa laktasi I sampai III. Metoda penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (STEEL dan TORRIE, 1980). Lokasi penelitian adalah BPT-HMT Batu Malang. Duapuluh ekor sapi tersebut kemudian dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan yaitu: Kelompok I: Kontrol Kelompok II: Pemberian Legor Kelompok II: Pemberian Bioplus + C. utilis Kelompok IV: Pemberian kombinasi Bioplus + C. utilis dan Legor Ternak pada semua kelompok perlakuan diberi pakan basal yang sama yaitu konsentrat, complete feed dan campuran rumput/jerami. Jumlah pakan yang diberikan dihitung untuk memenuhi kebutuhan pakan sapi perah yang sedang laktasi (NRC, 1989). Bioplus diberikan sebanyak 500 g/ekor satu kali pada awal penelitian, sedangkan C. utilis setiap hari sebanyak 5 g/ekor/hari. Legor diberikan setiap hari sebanyak 400 g/ekor. 386

Penelitian dilakukan selama 45 hari. Imbuhan pakan diberikan pada hari pertama penelitian. Ternak diberi masa adaptasi terhadap imbuhan pakan selama 2 minggu, kemudian dilakukan pengamatan konsumsi bahan kering dan produksi susu selama 30 hari. Parameter yang diamati adalah konsumsi bahan kering, produksi susu dan kualitas susu (protein dan lemak). Data produksi susu yang diperoleh selama 30 hari kemudian dikalibrasi untuk mendapatkan produksi susu selama 305 hari untuk kemudian dianalisa statistik. HASIL DAN PEMBAHASAN Komposisi pakan basal yang diberikan selama periode penelitian tertera pada Tabel 1. Tabel 1. Komposisi pakan basal yang diberikan pada sapi perah/ekor selama 45 hari masa penelitian Bahan pakan Rumput Gajah Jerami padi Complete feed Konsentrat Jumlah 11 kg 3 kg 8 kg 8 kg Sementara itu, kandungan nutrisi dari setiap bahan pakan yang digunakan tertera pada Tabel 2. Data hasil pengamatan terhadap konsumsi bahan kering pakan dari setiap ternak pada kelompok perlakuan tertera pada Tabel 3, bahwa pemberian Bioplus yang dikombinasikan dengan C. utilis, tidak berpengaruh secara nyata terhadap konsumsi bahan kering pakan (P>0,05). Hasil ini berbeda dengan hasil-hasil terdahulu yang menunjukkan bahwa pemberian kombinasi kedua probiotik tersebut dalam jangka panjang dapat memberikan respons produksi yang lebih baik dengan meningkatkan pertambahan bobot hidup harian ketika diuji pada domba dan sapi potong (WINUGROHO, et al, 2002). Hal ini diduga disebabkan karena pada periode penelitian ini pengamatan yang dilakukan terlalu singkat (30 hari) sehingga dampak kerja dari probiotik Bioplus dan C. utilis belum dapat terlihat. Hasil pengamatan terhadap produksi susu selama masa pengamatan 30 hari tertera pada Tabel 4. Dari table diatas dapat dilihat bahwa pemberian Legor dapat meningkatkan produksi susu dari 9,4 liter/hari pada kelompok kontrol menjadi 12,1 liter/hari. Pemberian probiotik Bioplus yang dikombinasikan dengan C. utilis, maupun kombinasi Legor dan kedua Probiotik tidak meningkatkan produksi susu. Namun demikian peningkatan produksi susu yang terjadi setelah diberi Legor tidak nyata secara statistik. Peningkatan yang terjadi diduga karena terdapatnya penambahan suplai asam amino yang berasal dari Legor pada ransum yang diberikan. Namun diduga jumlah asam amino yang ditambahkan belum dapat meningkatkan secara nyata produksi susu. Tabel 2. Kandungan bahan kering, protein kasar, lemak kasar, serat kasar dan gross energi (GE) bahan pakan yang digunakan selama periode penelitian Bahan pakan BK (%) PK (%) LK (%) SK (%) GE (kal/g) Rumput Gajah 75,37 13,13 8,38 27,62 5257,43 Jerami 81,07 4,29 7,42 35,83 2335,20 Complete feed 52,24 12,95 7,97 37,51 5367,48 Konsentrat 86,99 25,91 18,25 28,31 5128,63 BK = Bahan kering PK = Protein kasar LK = Lemak kasar SK = Serat kasar GE = Gross energi 387

Tabel 3. Konsumsi bahan kering pakan (g) sapi perah dari keempat kelompok perlakuan yang diamati selama 30 hari Kelompok perlakuan I 15447 15446 15326 15552 15289 15413 II 15174 16076 15958 15719 15153 15616 III 15214 15271 15496 15433 15394 15362 IV 15622 15205 15330 15794 15255 15441 Sementara itu, penambahan kombinasi Legor dan kedua probiotik tidak memberikan dampak positif terhadap produksi susu. Diduga bahwa penambahan probiotik Bioplus dan khamir C. utilis menambah populasi mikroba dalam rumen, sehingga penggunaan/pemecahan protein pakan yang dikonsumsi ternak oleh mikroba rumen bertambah dan mengurangi jumlah protein yang dapat dimanfaatkan oleh ternak. Namun demikian, penelitian ini hanya menggunakan 5 ekor sapi pada setiap kelompoknya dengan masa pengamatan yang relatif singkat (30 hari). Oleh karena itu pengamatan terhadap populasi yang lebih banyak dan jangka waktu yang lebih lama sangat diharapkan untuk melihat lebih jelas respon ternak terhadap perlakuan yang diberikan. Data hasil pengamatan kandungan lemak dan protein susu tertera pada Tabel 5 dan kandungan protein tertera pada Tabel 6 susu ternak dari setiap perlakuan terlihat bahwa pemberian probiotik Bioplus dan C. utilis meningkatkan kandungan protein susu tetapi tidak meningkatkan lemak susu. Sementara itu, pemberian Legor maupun kombinasi Legor dan probiotik Bioplus + C. utilis tidak berdampak pada kandungan lemak dan protein susu. Hal ini diduga disebabkan karena pemberian probiotik Bioplus dan C. utilis dapat menambah jumlah mikroba rumen sehingga meningkatkan jumlah protein mikroba yang terbentuk. Selain penambahan mikroba dapat menambah enzim yang dapat meningkatkan fermentasi pakan dalam rumen. Seperti pendapat THOMAS dan MARTIN (1988) bahwa penambahan propionat dan protein berpengaruh terhadap kadar protein susu. Tabel 4. Produksi susu (l/hari) setiap ternak pada kelompok perlakuan yang diamati selama 30 hari I 7,4 7,4 8,0 8,8 15,5 9,4 II 7,6 12,7 9,7 11,7 19,0 12,1 III 7,7 7,5 9,5 9,2 12,4 9,3 IV 7,4 7,9 8,3 9,1 7,6 8,1 Tabel 5. Kandungan lemak susu (%) dari setiap ternak pada setiap kelompok perlakuan I 2,6 3,4 3,6 3,3 2,1 3,0 II 2,9 2,7 2,8 3,0 2,1 2,7 III 4,1 3,3 3,1 2,6 2,7 3,2 IV 3,0 3,0 3,4 2,8 3,1 3,1 388

Tabel 6. Kandungan protein susu (%) dari setiap ternak pada setiap kelompok perlakuan I 5,1 4,5 4,2 3,9 4,0 4,3 a II 3,6 4,3 4,1 3,8 2,8 3,7 a III 5,1 5,0 4,8 4,2 4,3 4,7 b IV 4,0 4,0 4,9 4,1 4,3 4,2 a Perbedaan huruf pada superskrip menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05) KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah bahwa imbuhan Bioplus meningkatkan kandungan protein susu sapi perah tetapi tidak pada kandungan lemaknya. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ir. Sri Marijati dan sdri Ari Kusumaningrum atas bantuannya selama berjalannya penelitian ini. Terimaksih juga diucapkan kepada staff BPT-HMT yang mengijinkan dan membantu berjalannya penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA NRC. 1989. Nutrient Requirement of Dairy Cattle. 6 th ed. National Academy Press, Washington, D.C. SANTOSO, SUMANTO, T. CHANIAGO. M. WINUGROHO, dan M. SABRANI. 1995. Studi Perbandingan Profitabilitas Usaha Penggemukan Sapi Potong pada PIR Pola Kredit dan Swadaya. Laporan Teknis Balai Penelitian Ternak, Bogor. STEEL, R.G.D. and J.H. TORRIE. 1980. Principles and Procedures of Statistics: A Biometrical Approach. Second edition. McGraw-Hill Book Company, London. THOMAS PC and PA MARTIN. 1988. The Influence of Nutrient Balance on Milk Yield and Competition in Gransworthy: PC Nutrition and Lactation in the Dairy Cow Butterworth. London, Bosto, Singapore, Syudneym Torronto, Welington. WIDIAWATI, Y. 2002. The Utilisation of shrub legumes: Leucaena leucocephala, Gliricidia sepium and Calliandra calothyrsus for growing sheep. Ph.D Thesis, James Cook University, Townsville-Australia. WINUGROHO, M, Y YULIANTI, NURLAELIAH, A. WIYONO, dan S. MARIJATI. 2000. Strategi Manajemen Pakan dan Pemeliharaan untuk Memperbaiki Efisiensi Penyapihan Awal Kinerja Anak anak yang diberi Suplemen dan Probiotik). Kumpulan Hasil Penelitian APBN th Anggaran 2000. Buku I. Balai Penelitian Ternak, Ciawi, Bogor. WINUGROHO, M, Y. WIDYASTUTI, Y. SAEPUDIN, dan S. MARIJATI. 2002. Studi Penggunaan Bubuk Kolostrum dan Bioplus Untuk Produksi Susu (Konsistensi efektifitas bioplus yang disimpan pada ternak fistula). Kumpulan Hasil Penelitian APBN TA. Anggaran 2001. Balai Penelitian Ternak. Bogor. 389