REVALUASI & PELEPASAN ASET TETAP
Revaluasi Aset Tetap Merupakan penilaian kembali aset tetap Sesuai dengan IFRS (International Financial Reporting Standards) Apabila perusahaan akan melaksanakan revaluasi, maka hal itu harus diterapkan pada semua aset yang ada dalam kelompok aset yang bersangkutan. Aset-aset yg berdasarkan pengalaman terbukti mengalami perubahan harga yang cepat harus direvaluasi secara tahunan, akan tetap untuk aset-aset yg tidak demikian bisa dilakukan lebih jarang.
Contoh Revaluasi Aset Tetap PT Permata Hijau akan melaksanakan revaluasi atas aset tetapnya dengan harga perolehan Rp100.000.000 dengan umur 5 tahun, tanpa nilai residu. Dengan asumsi perusahaan tersebut menerapkan metode depresiasi garis lurus, maka pada akhir tahun 1, perusahaan membuat jurnal sebagai berikut : Beban Depresiasi 20.000.000 Akumulasi Depresiasi Aset Tetap 20.000.000 Maka Nilai Buku Sebesar 80.000.000 (100.000.000-20.000.000)
Pada akhir tahun I, Perusahaan jasa penilai independen (appraisers) menetapkan bahwa nilai wajar untuk aset tersebut adalah Rp85.000.000. Untuk melaporkan aset sebesar nilai wajarnya, maka PT Permata harus mengeliminasi akun akumulasi depresiasi aset tetap, menurunkan aset tetap menjadi sebesar nilai wajarnya, dan mencatat surplus revaluasi Rp5.000.000 dengan jurnal sbb : Akum Depresiasi Aset Tetap 20.000.000 Aset tetap 15.000.000 Surplus Revaluasi 5.000.000
PENGELUARAN SELAMA MASA MANFAAT Reparasi Rutin pengeluaran untuk mempertahankan agar aset bisa beroperasi secara efisien dan produktif. Pengeluaran ini biasanya berjumlah kecil dan terjadi berulang2 (rutin) cth tune-ups, ganti oli, mengecat gedung. Perusahaan mencatat pengeluaran ini pada beban reparasi. Berhubung pengeluaran ini diperlakukan sbg beban yg akan dihadapkan dgn pendapatan pada periode terjadi, maka pengeluaran2 demikian disebut pengeluaran pendapatan (Revenue Expenditures)
Penambahan dan Perbaikan pengeluaran yang terjadi untuk meningkatkan efisiensi operasi, kapasitas produksi, atau masa manfaat suatu aset tetap. Pengeluaran semacam ini biasanya berjumlah besar tetapi jarang terjadi. Penambahan dan perbaikan akan menaikkan investasi perusahaan dalam fasilitas produktif. Pengeluaran semacam ini disebut pengeluaran modal (capital expenditure)
Pelepasan Aset Tetap Aset tetap dalam suatu perusahaan bisa dilepaskan melalui 3 cara yaitu : 1. Dihentikan pemakaiannya 2. Dijual 3. Ditukar
Pelepasan Aset Tetap Pada saat pelepasan terjadi, perusahaan harus mencatat depresiasi untuk masa sejak dicatatnya depresiasi yang terakhir sampai saat terjadinya penyelesaian. Selanjutnya nilai buku dieliminasi dengan : 1. Mendebet (mengurangi) akumulasi depresiasi sejumlah depresiasi yang telah dilakukan sampai dengan saat pelepasan 2. Mengkredit (mengurangi) akun aset tetap sebesar biaya perolehan aset tetap yang bersangkutan.
PENGHENTIAN PEMAKAIAN ASET TETAP Contoh PT Perdana memutuskan untuk menghentikan pemakaian sejumlah komputer yang seluruhnya memiliki biaya perolehan sebesar Rp32.000.000,00. Akumulasi depresiasi komputer berjumlah Rp32.000.000,00 (nilai buku = 0), maka jurnalnya adalah sebagai berikut : Akum.Dep. Komputer 32.000.000 Peralatan Komputer 32.000.000
PENGHENTIAN PEMAKAIAN ASET TETAP (Masih ada Nilai Buku) Contoh PT Nakula menghentikan pemakaian sebuah mesin yang memiliki harga perolehan Rp180.000.000 dan akumulasi depresiasi Rp140.000.000. Jurnal untuk mencatat adalah sbb: Akum. Depresiasi 140.000.000 Rugi Penghentian Mesin 40.000.000 Mesin 180.000.000
Sekilas Info Jika aset tetap dengan nilai buku 0, namun aset tetap masih bisa digunakan, maka perusahaan tetap harus melaporkan harga perolehan dan nilai akumulasi penyusutan dalam neraca perusahaan. Tetapi perusahaan tidak perlu membuat penyesuaian untuk depresiasi, hingga kelak aset tetap tersebut dihentikan pemakaiannya. Pelaporan aset tetap tersebut di neraca untuk menunjukkan kepada pemakai laporan keuangan bahwa aset tetap tersebut masih digunakan.
Penjualan Aset Tetap Apabila hasil penjualan lebih besar dari nilai buku maka perusahaan mendapat laba penjualan aset tetap Apabila hasil penjualan lebih kecil dari nilai buku maka perusahaan menderita rugi
LABA DALAM PENJUALAN ASET TETAP Pada tanggal 1 Juli 2010 PT Mulia menjual mebel kantor dengan harga perolehan Rp60.000.000,00. Tanggal 1 Januari 2010 akumulasi depresiasi adalah sebesar Rp41.000.000,00. Beban depresiasi untuk 6 bulan tahun 2010 adalah sebesar Rp8.000.000. Mebel tersebut laku dengan harga Rp16.000.000,00 buatlah jurnal penjualan!! excel
RUGI DALAM PENJUALAN ASET TETAP Pada tanggal 1 Juli 2010 PT Mulia menjual mebel kantor dengan harga perolehan Rp60.000.000,00. Tanggal 1 Januari 2010 akumulasi depresiasi adalah sebesar Rp41.000.000,00. Beban depresiasi untuk 6 bulan tahun 2010 adalah sebesar Rp8.000.000. Mebel tersebut laku dengan harga Rp9.000.000,00 buatlah jurnal penjualan!! excel
Pertukaran Pertukaran aset tetap sering terjadi dalam praktek, karena perusahaan biasanya ingin menyempurnakan asetnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Pada umumnya perusahaan mengakui keuntungan atau pun kerugian yang timbul dalam transaksi pertukaran aset tetap. Alasan untuk mengakui keuntungan atau kerugian ini adalah karena kebanyakan transaksi aset tetap memiliki substansial komersial. Suatu pertukaran dikatakan memiliki substansial komersial apabila arus kas dimasa datang berubah secara signifikan sebagai akibat pertukaran aset tetap tersebut.
Perlakuan Bila Terjadi Kerugian PT Rajawali menukarkan truk bekas ditambah sejumlah uang dengan mobil Pick Up. Truk bekas memiliki nilai buku Rp420.000.000, (harga perolehan Rp640.000.000 dikurangi akum. Depresiasi Rp220.000.000). Nilai wajar truk di pasar barang bekas adalah Rp260.000.000. untuk mendapatkan pick up, selain menyerahkan truk, perusahaan harus juga menyerahkan uang tunai sebesar Rp170.000.000,00. Perhitungan adalah sbb : xl
Perlakuan Bila Terjadi Keuntungan PT Rajawali menukarkan truk bekas ditambah sejumlah uang dengan mobil Pick Up. Truk bekas memiliki nilai buku Rp200.000.000, (harga perolehan Rp640.000.000 dikurangi akum. Depresiasi Rp440.000.000). Nilai wajar truk di pasar barang bekas adalah Rp260.000.000. untuk mendapatkan pick up, selain menyerahkan truk, perusahaan harus juga menyerahkan uang tunai sebesar Rp80.000.000,00. Perhitungan adalah sbb :
PERTUKARAN ASET SEJENIS SITUASI KEUNTUNGAN JIKA TIDAK MELIBATKAN ADANYA PEMBAYARAN ATAU PENERIMAAN KAS, MAKA KEUNTUNGAN TIDAK DIAKUI JIKA ADA KAS YANG DIBAYARKAN, MAKA SELURUH KEUNTUNGAN TIDAK DIAKUI JIKA ADA KAS YANG DITERIMA, MAKA SEBAGIAN KEUNTUNGAN DIAKUI SBB :
A/B X total keuntungan= Keuntungan yang diakui A = kas diterima B = kas diterima + nilai wajar aset lain yg diterima
Contoh soal tidak ada penerimaan atau pembayaran kas Sebuah peralatan dengan harga perolehan Rp300.000.000 dengan nilai buku Rp150.000.000. Harga pasar Rp175.000.000 ditukar dengan peralatan lain dengan harga Rp400.000.000, akumulasi penyusutan Rp200.000.000 dan harga pasar Rp175.000.000. Catatan : dalam hal ini aset baru diakui sebesar nilai buku aset lama yang diserahkan.
Contoh soal utk pembayaran kas Catatan : Biaya aset baru = harga katalog (list price) aset baru laba yang tidak diakui Biaya aset baru = kas yg diserahkan + nilai buku aset lama. Perusahaan hendak menukarkan peralatan lama dengan yang baru. Untuk pertukaran ini perusahaan mengeluarkan kas sebesar Rp3.900.000. Harga peralatan baru sebesar Rp5.000.000. Harga peralatan lama Rp4.000.000 dengan akumulasi penyusutan Rp3.200.000.
Contoh soal untuk kas diterima PT ABC menukarkan truk A dgn truk B. Informasi yg berhubungan : Harga perolehan truk A 50.000.000 Akum. Peny. Truk A 20.000.000 Harga pasar truk A 40.000.000 Harga pasar truk B 35.000.000 Jumlah uang yg diterima 5.000.000
TERIMA KASIH