BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran di sekolah dewasa ini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini, yang mana praktik-praktik pembelajaran di lapangan cenderung

BAB I. pembelajaran yang berlangsung sehingga siswa cenderung pasif. Sikap siswa yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia

I. PENDAHULUAN. tugas dan kewajiban guru. Oleh karena itu, seorang guru memerlukan strategi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. unsur yang terkait didalamnya saling mendukung. Dalam kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

`BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan pembelajaran. Peran guru tidak hanya mentransfer ilmu kepada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pada saat ini pendidikan mengalami perkembangan yang pesat. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mempunyai. tujuan. Tujuan tersebut dinyatakan dalam rumusan kemampuan atau

I. PENDAHULUAN. untuk lebih menyiapkan anak didik dengan keterampilan-keterampilan baru,

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang diajarkan mulai dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku, hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, pemerintah maupun pihak yang berhubungan langsung dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. pasal 25 ayat 1 menyatakan beban kerja guru mencakup kegiatan pokok

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. dibangun melalui pengembangan keterampilan-keterampilan proses sains seperti

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan selanjutnya, sehingga pembelajaran di SD haruslah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam menciptakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kimia kelas XI IPA 1 di

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dalam pembinaan sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. tanggal 1-5 Oktober 2012, rerata hasil belajar peserta didik di SD Negeri 1

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era indutrialisasi, perkembangan zaman semakin maju dengan pesat.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Jumlah 21

BAB 1 PENDAHULUAN. Guru tidak hanya sebagai pengajar tapi juga fasilitator yang membimbing dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam bahasa Inggris yaitu natural science, artinya Ilmu Pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana sebenarnya belajar itu (belajar untuk belajar). Dalam arti yang lebih

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi suatu Negara agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Berawal dari kesuksesan di bidang pendidikan suatu

I. PENDAHULUAN. berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dimana kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. interaksi tersebut diharapkan tidak hanya terjadi komunikasi satu arah dari guru

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses penyampaian pelajaran dibutuhkan pendekatan-pendekatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. (2012:5) guru berperan aktif sebagai fasilitator yang membantu memudahkan

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Proses pendidikan dipandang sebagai aktivitas yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang masih bersifat teacher-centered karena tidak memerlukan alat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis untuk mewujudkan. sumber daya manusia dalam menghadapi perkembangan dan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang pendidikan sebagai salah satu bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. dengan tanggung jawab, sehigga kebebasan yang bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam membina kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

48 Media Bina Ilmiah ISSN No

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal pada dasarnya bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari sejak SD. sampai SMA bahkan perguruan tinggi.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi sekarang ini kemajuan IPTEK terus berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. hanyalah salah satu faktor saja -dari sekian banyak faktor- yang perlu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masayarakat dan organisasi dalam lingkungan pendidikan. Terdapat banyak

2013 IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG SIFAT BAHAN DAN KEGUNAANNYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sendiri dan sejalan dengan kemampuan yang dimiliki peserta didik. dapat dimengerti dan dipahami oleh siswa dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku yang diinginkan. Sekolah sebagai lembaga. formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai salah satu sektor yang paling penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai bangsa yang menginginkan kemajuan. pendidikan, karena pendidikan berperan penting dalam meningkatkan potensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

belajarmengajar, misalnya menyediakan Infocus, peta konsep, laboratorium, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan pemberian stimulus-stimulus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia pendidikan dewasa ini semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah mengantar para siswa menuju

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran di sekolah dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik terhadap pelajaran. (Trianto 2007:1) menjelaskan bahwa hal ini nampak meratanya hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan merupakan hasil dari kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu. Dalam arti yang lebih substansial bahwa proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dan proses berpikirnya sehingga aktivitas belajar siswa di dalam kelas menjadi berkurang dan pembelajaran yang bersifat konvensional seperti yang sering dilakukan saat ini, dinilai kurang mampu untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa karena siswa tidak berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Seperti yang kita ketahui bahwa aktivitas belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan siswa untuk memperoleh suatu perubahan seperti perubahan tingkah laku dan keterampilan dalam usaha mengembangkan dirinya untuk lebih maju sehingga memperoleh manfaat dari kegiatan yang dilakukan. Untuk mengembangkan diri siswa baik secara fisik dan mentalnya, siswa tentunya harus aktif dalam proses belajar dan mengajar di kelas. Dengan kata lain siswa tidak hanya menunggu penjelasan materi pelajaran dari guru, namun siswa yang harus

aktif dalam memahami materi pelajaran agar mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Demikian pula dengan pembelajaran ekonomi, menurut Priyoananto (2007:36) bahwa banyak guru yang mengeluhkan rendahnya kemampuan siswa dalam menerapkan konsep ekonomi. Hal ini terlihat dari rendahnya kemampuan siswa dalam memahami konsep ekonomi dan menyelesaikan soal-soal ekonomi sehingga mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa baik dalam ulangan harian, ulangan semester, maupun ujian akhir sekolah, padahal dalam pelaksanaan proses pembelajaran di kelas biasanya guru memberikan tugas (pemantapan) secara kontiniu berupa latihan soal. Kondisi riil dalam pelaksanaannya latihan yang diberikan tidak sepenuhnya dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menerapkan konsep ekonomi. Studi empiris yang dilakukan di kelas X SMA Negeri 11 Medan menyatakan hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi siswa rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari 40 orang siswa dalam satu kelas yang mengikuti ulangan harian pada standar kompetensi memahami konsep ekonomi dalam kaitannya dengan kegiatan ekonomi konsumen dan produsen hanya 16 orang (sekitar 40%) yang tuntas dan mencapai nilai KKM 70. Sedangkan nilai tertinggi dalam kelas tersebut hanya diperoleh oleh 5 orang siswa yaitu nilai 80. Adapun faktor yang diduga menjadi penyebabnya adalah dari dalam diri siswa, lingkungan keluarga, guru, metode pembelajaran, minat dan motivasi siswa yang rendah sehingga pembelajaran menjadi kurang efektif dan hasil belajar siswa pun menjadi rendah. Hal ini dapat kita lihat melalui tabel berikut ini.

Tabel 1.1 Daftar Persentase Nilai Ulangan Harian Pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Medan Kelas Jumlah Siswa Tuntas Persentase Ketuntasan Tidak Tuntas Persentasi Ketidaktuntasan X-1 42 22 52,4% 20 47,6% X-2 42 19 45,3% 23 54,7% X-3 42 23 54,7% 19 45,3% X-4 43 18 41,9% 25 58,1% X-5 43 20 46,5% 23 53,5% X-6 42 20 47,6% 22 52,4% X-7 40 19 47,5% 21 52,5% X-8 41 18 43,9% 23 56,1% X-9 40 16 40% 24 60% Permasalahan di atas perlu diupayakan pemecahannya, salah satunya adalah melakukan tindakan yang mengubah suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan yang melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran sehingga minat dan motivasi siswa terhadap pelajaran ekonomi muncul kembali. Peneliti menawarkan alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan penerapan kolaborasi model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dan Kartu Arisan. Materi yang diajarkan adalah kegiatan ekonomi konsumen dan produsen pada standar kompetensi memahami konsep ekonomi dalam kaitannya dengan kegiatan ekonomi konsumen dan produsen. Dan di dalam materi ini terdapat sub pokok materi antara lain manfaat dan nilai barang bagi pelaku ekonomi, pola perilaku konsumen, pola perilaku produsen, peran pelaku ekonomi ( circulair flow diagram).

Salah satu tujuan guru mengajar adalah agar siswa memahami ilmu pengetahuan yang diajarkan. Dalam konteks ini, maka pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi pelajaran sangat penting bagi guru. Banyak model pembelajaran yang bisa digunakan untuk menyesuaikan materi pelajaran dengan keadaan dan kondisi siswa salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dikolaborasikan dengan Kartu Arisan. Kegiatan ekonomi konsumen dan produsen tidak bisa dipisahkan pada materi pelajaran ekonomi di SMA, karena konsep materi ini bisa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari siswa. Untuk memahami konsep materi terlebih dahulu siswa harus mendapatkan pengalaman yang konkrit dengan keadaan lingkungan, sosial dalam melakukan kegiatan ekonomi konsumen dan produsen. Jika biasanya materi kegiatan ekonomi konsumen dan produsen ini diajarkan dengan metode ceramah maka siswa tidak akan memahami inti dari mata pelajaran itu dengan baik. Oleh karena itu, maka perlu diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan Kartu Arisan. Tetapi sebelum siswa melakukan diskusi kelompok, sebaiknya terlebih dahulu siswa diberikan penjelasan mengenai manfaat dan tujuan siswa mempelajari materi ini. Dengan demikian penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD akan lebih efektif, karena model mempembelajaran ini memungkinkan untuk dikolaborasikan dengan Kartu Arisan. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa terlebih dahulu diberikan materi pengantar untuk mempersiapkan siswa dalam melakukan diskusi kelompok. Kemudian siswa diberi kesempatan untuk melakukan diskusi kelompok untuk memperdalam pemahaman siswa

tentang materi yang sedang dipelajari. Selanjutnya setiap kelompok mempersentasikan hasil diskusinya guna mendapatkan umpan balik dengan teman sekelasnya dan guru. Selanjutnya siswa-siswa yang mempunyai kinerja yang bagus diberikan penghargaan (reward) oleh guru. Sementara model pembelajaran kooperatif tipe Kartu Arisan adalah fase kedua setelah model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Model pembelajaran kooperatif tipe Kartu Arisan adalah salah satu model pembelajaran yang mendorong siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Model pembelajaran ini melatih daya ingat siswa terhadap pemahaman materi khususnya materi kegiatan ekonomi konsumen dan produsen karena setelah melakukan diskusi dan persentase kelompok, guru mengadakan evaluasi dengan menyuruh siswa membuat soal dan jawaban dikertas yang berbeda sesuai dengan materi yang telah didiskusikan, dan juga untuk mencapai tujuan dan manfaat pembelajaran dan mempererat hubungan sosial antar siswa yang pada akhirnya mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar ekonomi siswa. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Penerapan kolaborasi model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dan Kartu Arisan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 11 Medan.

1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, penulis mengindentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah cara meningkatkan aktivitas belajar ekonomi siswa di kelas X SMA Negeri 11 Medan dalam mengikuti proses belajar mengajar? 2. Bagaimanakah cara meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa di kelas X SMA Negeri 11 Medan? 3. Bagaimanakah cara menerapkan kolaborasi model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dan Kartu Arisan di kelas X SMA Negeri 11 Medan? 4. Bagaimanakah peningkatan aktivitas dan hasil belajar ekonomi siswa di kelas X SMA Negeri 11 Medan dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dan Kartu Arisan? 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah Penerapan kolaborasi model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dan Kartu Arisan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar ekonomi siswa khususnya pada standar kompetensi memahami konsep ekonomi dalam kaitannya dengan kegiatan

ekonomi konsumen dan produsen di kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun Ajaran 2012/2013. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah peningkatan aktivitas dan hasil belajar ekonomi siswa pada standar kompetensi memahami konsep ekonomi dalam kaitannya dengan kegiatan ekonomi konsumen dan produsen di kelas X SMA Negeri 11 Medan dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dan Kartu Arisan.? 1.5 Pemecahan Masalah Pemecahan masalah yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini yaitu penerapan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) yang dikolaborasikan dengan Kartu Arisan. Dalam penerapan kolaborasi model pembelajaran STAD dan Kartu Arisan ini guru membentuk kelompok terdiri 4-5 siswa dan bersifat heterogen terdapat percampuran antara siswa yang memiliki kemampuan intelektual tinggi, sedang, dan rendah, selanjutnya guru menjelaskan materi pelajaran di depan kelas. Guru memulai diskusi dengan menyuruh setiap kelompok siswa membuat sebuah soal beserta jawaban dalam lembar kartu atau kertas yang berbeda mengenai materi pelajaran yang dilanjutkan dengan pengumpulan soal dan kertas berisi jawaban selanjutnya dibagikan kepada kelompok siswa yang berbeda, soal yang terkumpul digulung dan dimasukkan ke dalam sebuah gelas kemudian di kocok hingga salah satu dari kartu tersebut jatuh, kartu yang jatuh dibacakan oleh

seorang siswa yang kemudian dijawab oleh kelompok siswa pemegang kartu jawaban, apabila jawaban siswa benar akan menambah point dari kelompok yang menjawab dan dipersilakan tepuk tangan. Guru memberikan soal secara individual kepada siswa mengenai materi yang telah didiskusikan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang sedang dibahas, setiap kelompok yang berhasil dengan baik akan diberikan rewards berupa pujian. Guru membuat kesimpulan dan yang terakhir guru memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan di rumah dan menyampaikan salam penutup. Penerapan kolaborasi model pembelajaran tipe STAD dan Kartu Arisan ini, diharapkan mampu meningkatkan aktivitas siswa baik dalam hal berpikir, mengeluarkan pendapat, menjawab soal, bekerjasama dalam kelompok untuk memahami materi pelajaran maupun penyelesaian soal. Selain meningkatkan aktivitas melalui penerapan kolaborasi pembelajaran kooperati tipe STAD dan Kartu Arisan siswa akan lebih memahami materi yang diajarkan, karena siswa dituntut untuk menjawab soal, membuat soal dan jawaban berdasarkan materi yang diajarkan yang tentunya dapat membantu siswa lebih memahami materi pelajaran sehingga hasil belajar ekonomi siswa juga dapat meningkat. Dari uraian di atas maka pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah penerapan kolaborasi model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dan Kartu Arisan diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar ekonomi siswa khususnya pada standar kompetensi

memahami konsep ekonomi dalam kaitannya dengan kegiatan ekonomi konsumen dan produsen di kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun Ajaran 2012/2013. 1.6 Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar ekonomi siswa di kelas X SMA Negeri 11 Medan dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dan Kartu Arisan khususnya pada standar kompetensi memahami konsep ekonomi dalam kaitannya dengan kegiatan ekonomi konsumen dan produsen. 1.7 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai: 1. Bahan masukan bagi penulis dalam meningkatkan wawasan dan pengetahuan mengenai penerapan kolaborasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan Kartu Arisan 2. Bahan masukan bagi sekolah SMA Negeri 11 Medan, khususnya guru bidang studi ekonomi dalam menerapkan kolaborasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan Kartu Arisan. 3. Bahan referensi dan masukan bagi peneliti selanjutnya guna mengetahui sejauh mana kolaborasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan Kartu Arisan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar ekonomi siswa.