BAB 3 METODE PERCOBAAN. - Heating mantle - - Neraca Analitik Kern. - Erlenmeyer 250 ml pyrex. - Beaker glass 50 ml, 250 ml pyrex. - Statif dan klem -

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. Tahap pelaksanaan percobaan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu : memanaskannya pada oven berdasarkan suhu dan waktu sesuai variabel.

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Alat dan Bahan Alat-alat - Beaker glass 50 ml. - Cawan porselin. - Neraca analitis. - Pipet tetes.

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen

Penelitian ini akan dilakukan dengan dua tahap, yaitu : Tahap I: Tahap perlakuan awal (pretreatment step)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 BAHAN DAN METODE

BAB V METODOLOGI. Dalam pelaksanaan percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

BAB 3 METODE PENELITIAN. 1. Neraca Analitik Metter Toledo. 2. Oven pengering Celcius. 3. Botol Timbang Iwaki. 5. Erlenmayer Iwaki. 6.

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu :

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :

LAMPIRAN A ANALISA MINYAK

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

LAMPIRAN 2 PEMBUATAN LARUTAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli September 2013 bertempat di

BAB V METODOLOGI. 1.1 Alat dan bahan yang digunakan Alat yang digunakan. 1. Spektrofotometri Visible. 2. Magnetic Stirer. 3.

BAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

BAB 3 METODE PERCOBAAN Penentuan Kadar Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) a. Gelas ukur pyrex. b. Pipet volume pyrex. c.

PERBANDINGAN HASIL ANALISIS BEBERAPA PARAMETER MUTU PADA CRUDE PALM OLEIN YANG DIPEROLEH DARI PENCAMPURAN CPO DAN RBD PALM OLEIN TERHADAP TEORETIS

KETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April September 2013 bertempat di

BAHAN DAN METODE. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

BABffl METODOLOGIPENELITIAN

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013.

Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen

LAMPIRAN A. Prosedur pembuatan larutan dalam penelitian pemanfaatan minyak goreng bekas. labu takar 250 ml x 0,056 = 14 gram maka

BAB 3 METODE PERCOBAAN

BAB 3 ALAT DAN BAHAN. 1. Gelas ukur 25mL Pyrex. 2. Gelas ukur 100mL Pyrex. 3. Pipet volume 10mL Pyrex. 4. Pipet volume 5mL Pyrex. 5.

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Mandi Padat Transparan dengan Penambahan Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera) BAB III METODOLOGI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

Metodologi Penelitian

Penentuan Bilangan Asam dan Bilangan Penyabunan Sampel Minyak atau Lemak

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia dan

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Minyak goreng bekas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Teknologi Hasil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

G O N D O R U K E M 1. Ruang lingkup

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN INFORMASI DAN KISI-KISI

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

BAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml -

Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik, laboratorium

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

Desikator Neraca analitik 4 desimal

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT B. METODE PENELITIAN. 1. Analisis Mutu Minyak Sawit Kasar. 2. Pengukuran Densitas Minyak Sawit Kasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel

BAB V METODOLOGI. Tabel 3. Alat yang digunakan dalam praktikum No Nama Alat Jumlah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai POM di Gorontalo, Jalan Tengah, Toto

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

BAB 3 BAHAN DAN METODE. - Buret 25 ml pyrex. - Pipet ukur 10 ml pyrex. - Gelas ukur 100 ml pyrex. - Labu Erlenmeyer 250 ml pyex

BAB V METODOLOGI Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat Pembuatan Lem Tembak. No. Nama Alat Jumlah. 1. Panci Alat Pengering 1. 3.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

LAMPIRANA DIAGRAM ALIR METODE PENELITIAN

r = pengulangan/replikasi 15 faktor nilai derajat kebebasan Penurunan bilangan peroksida pada minyak jelantah.

Lampiran 1. Pohon Industri Turunan Kelapa Sawit

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

K O P A L SNI

BAB 3 BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : - Labu leher tiga Pyrex - Termometer C

OPTIMASI RASIO PALM FATTY ACID DESTILATE ( PFAD ) DAN SABUN LOGAM PADA PEMBUATAN PELUMAS PADAT (GREASE ) BIODEGRADABLE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah termasuk penelitian deskriptif.

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

Setelah dingin disimpan di tempat yang bersih dan kering.

LAMPIRAN. Siapkan semua limbah kotoran babi dalam keadaan segar

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

Lampiran 7 Persentase bumbu berdasarkan berat daging (Resep Standar) Lampiran 8 Rekap Data Uji Beda Sie Reuboh pada Penelitian Pendahuluan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Fakultas Kedokteran, Universiras Muhammadiyah Yogyakarta, Laboratorium

BAB III. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah minyak sawit mentah

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 26 Agustus 2015 di Laboratorium Produksi dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah

Transkripsi:

21 BAB 3 METODE PERCOBAAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat alat - Heating mantle - - Neraca Analitik Kern - Erlenmeyer 250 ml pyrex - Pipet volume 25 ml, 50 ml pyrex - Beaker glass 50 ml, 250 ml pyrex - Statif dan klem - - Buret 50 ml duran - Hot plate HJ-3 - Oven memmert 30-2300C - Magnetic stirer spinbarr - Labu takar 100 ml, 250 ml, 500 ml, 1000 ml pyrex - Spatula - - Pendingin udara (Air Condensor) 60 cm -

22 3.1.2. Bahan Bahan - Palm Fatty Acid Distillate - Palm Kernel Fatty Acid Distillate - Alkohol absolute - KOH Pellet - Serbuk Phenolpthalein (PP) - HCl 0,5 N - Aquadest - HCl ( p ) 37% - Kristal H 2 C 2 O 4 3.2. Persiapan Analisa 3.2.1. Penyediaan Sampel Sampel yang diperlukan untuk analisa Bilangan Penyabunan adalah Palm Fatty Acid Distillate dan Palm kernel Fatty Acid Distillate. Sebelum dilakukan analisa, maka sampel Palm Fatty Acid Distillate dan Palm Kernel Fatty Acid Distillate dipersiapkan terlebih dahulu dengan cara memanaskan sampel didalam Oven pada suhu 80 0 C selama 15 menit agar sampel homogen dan mudah dalam melakukan penimbangan.

23 3.2.2. Pembuatan Larutan Pereaksi 3.2.2.1. Prosedur Pembuatan Larutan KOH Alkohol 0,5 N dalam 500 ml Labu Takar Ditimbang sebanyak 14,03 gram KOH pellet. Dilarutkan dengan alkohol absolute Dimasukkan kedalam labu takar 500 ml kemudian diencerkan dengan alkohol absolute sampai garis batas. Dihomogenkan dengan stirrer. 3.2.2.2. Prosedur Pembuatan Larutan KOH 0,0798 N Ditimbang 4,40 gram KOH Pellet. Dilarutkan dengan aquadest Dimasukkan dalam labu takar 1000 ml kemudian diencerkan dengan aquadest sampai garis tanda. Dihomogenkan dengan stirrer. 3.2.2.3. Prosedur Pembuatan Larutan H 2 C 2 O 4 0,1 N Dikeringkan kristal H 2 C 2 O 4.2H 2 O secukupnya dalam oven selama 1 jam Didinginkan dalam desikator selama 30 menit. Ditimbang H 2 C 2 O 4.2H 2 O sebanyak 3,17 gram kedalan beaker glass. Dilarutkan dengan aquadest.

24 Dimasukkan kedalam labu takar 500 ml kemudian diencerkan dengan aquadest sampai garis tanda. Dihomogenkan dengan stirrer. 3.2.2.4. Prosedur Standarisasi KOH 0,0798 N Dipipet 5 ml larutan H 2 C 2 O 4.2H 2 O 0,1 N kemudian dimasukkan kedalam Erlenmeyer 100 ml. Ditambahkan 3 tetes indikator phenolphtalein 1%. Dititrasi dengan larutan KOH sampai terbentuk larutan merah rose. Dicatat volume KOH yang digunakan. Dihitung Normalitas actual larutan KOH. Perhitungan V 1. N 1 = V 2. N 2 3.2.2.5. Prosedur Pembuatan Indikator Phenolpthalein 1% Ditimbang sebanyak 1 gram serbuk Phenolphtalein. Dilarutkan dengan alkohol absolute. Dimasukkan kedalam labu takar 100 ml dilarutkan dengan Alkohol absolute sampai garis batas. Dimasukkan dalam botol dan diberi label.

25 3.2.2.6. Prosedur Pembuatan Larutan HCl 5 N dari HCl ( P ) 37% Ditimbang sebanyak 33,76 gram larutan HCl ( p ) 37%. Dimasukkan aquadest sebanyak 20 ml kedalam labu takar 1000 ml. Ditambahkan larutan HCl ( p ) 37% melalui dinding labu takar secara perlahan-lahan. Diencerkan dengan aquadest sampai garis batas. Dihomogenkan dengan stirrer. 3.2.2.7. Prosedur Pembuatan Larutan HCl 0,4580 N dari HCl 5 N Dipipet sebanyak 21 ml larutan HCl 5 N dengan pipet volume. Dimasukkan kedalam labu takar 250 ml. Diencerkan dengan aquadest sampai garis batas. Dihomogenkan dengan stirrer. 3.2.2.8. Prosedur Standarisasi LarutanHCl 0,4580 N Dipipet sebanyak 5 ml larutan HCl 0,5 N. Dimasukkan kedalam Erlenmeyer. Ditambahkan indikator Phenolpthalein 1% sebanyak 3 tetes. Dititrasi dengan larutan KOH 0,0798 N sampai terjadi perubahan warna dari bening menjadi pink.. Dihitung Normalitas actual larutan HCl. Perhitungan V 1. N 1 = V 2. N 2

26 3.3. Proses Analisa 3.3.1. Penentuan Bilangan Penyabunan 3.3.1.1. Perlakuan Untuk Larutan Blanko Dipipet larutan KOH alkohol 0,5 N sebanyak 50 ml dengan pipet volume. Dimasukkan kedalam Erlenmeyer. Diekstraksi bolak-balik selama 1 jam kemudian didinginkan. Ditambahkan indikator Phenlophtalein 1%. Dititrasi dengan larutan HCl 0,4580 N sampai terjadi perubahan warna dari pink menjadi bening. 3.3.1.2. Perlakuan Untuk Sampel Dipanaskan sampel didalam oven. Ditimbang sampel sebanyak 1 gram didalam Erlenmeyer. Dipipet larutan KOH alkohol 0,5 N sebanyak 50 ml dengan pipet volume. Dimasukkan kedalam Erlenmeyer. Diekstraksi bolak-balik selama 1 jam kemudian didinginkan. Ditambahkan indikator Phenlophtalein 1%. Dititrasi dengan larutan HCl 0,4580 N sampai terjadi perubahan warna dari pink menjadi bening.

27 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Analisa Data analisis yang telah dilakukan maka bilangan penyabunan dari Palm Fatty Acid Distillate dapat dilihat pada tabel 4.1 dan bilangan penyabunan pada Palm Kernel Fatty Acid Distillate dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.1. Data Analisa Bilangan Penyabunan dalam PFAD Berat V. V. Bil. Kode sampel N.HCl Blanko Sampel Penyabunan Bil. Penyabunan sampel (gr) (ml) (ml) (mgkoh/g) (mgkoh/g) (Rata-Rata) A1 1,0060 0,4580 47,50 39,55 203,05 A2 1,0375 0,4580 47,50 39,51 197,87 198,04 A3 1,0639 0,4580 47,50 39,50 193,20 B1 1,0528 0,4580 47,50 39,10 205,00 B2 1,0748 0,4580 47,50 39,49 191,48 198,05 B3 1,0412 0,4580 47,50 39,49 197,66 C1 1,0368 0,4580 47,50 39,44 199,74 C2 1,0469 0,4580 47,50 39,42 198,31 198,06 C3 1,0611 0,4580 47,50 39,40 196,14 Keterangan : A = B = C = Sampel PFAD yang berasal dari Dumai Sampel PFAD yang berasal dari Belawan Sampel PFAD yang berasal dari Riau

28 Tabel 4.2. Data Analisis Bilangan Penyabunan dalam PKFAD Berat V. V. Bil. Kode sampel N.HCl Blanko Sampel Penyabunan Bil. Penyabunan Sampel (gr) (ml) (ml) (mgkoh/g) (mgkoh/g) A1 1,0378 0,4580 46,80 36,70 250,06 (Rata-Rata) A2 1,0032 0,4580 46,80 36,80 256,12 251,63 A3 1,0331 0,4580 46,80 36,80 248,71 B1 1,0290 0,4580 46,80 36,40 259,68 B2 1,0733 0,4580 46,80 36,30 251,36 254,60 B3 1,0572 0,4580 46,80 36,40 252,76 C1 1,0721 0,4580 46,80 36,40 249,24 C2 1,0490 0,4580 46,80 36,30 257,18 254,95 C3 1,0539 0,4580 46,80 36,20 258,43 Keterangan : A = B = C = Sampel PKFAD yang berasal dari Dumai Sampel PKFAD yang berasal dari Belawan Sampel PKFAD yang berasal dari Riau 4.2. Perhitungan Bilangan Penyabunan (mgkoh/g) = ( ) x 56,1 Keterangan : A = V. HCl Titrasi Blanko (ml) B = V. HCl Titrasi Sampel (ml) N = Normalitas KOH (N) W = Berat Sampel (g)

29 Contoh Perhitungan : Biangan Penyabunan kode sampel A untuk sampel PFAD Bilangan Penyabunan (mgkoh/g) = ( ) x 56,1 = ( ) x 56,1 = 203,05 mgkoh/g Dilakukan perhitungan yang sama untuk semua sampel. 4.3. Pembahasan Bilangan penyabunan menyatakan banyaknya milligram KOH yanng diperlukan untuk menyabunkan 1 gram minyak atau lemak. Dari data hasil penelitian diperoleh rata-rata bilangan penyabunan dalam sampel Palm Fatty Acid Distillate (198,04-198,06 mgkoh/g) yang lebih rendah dari pada rata-rata bilangan penyabunan dalam Palm Kernel Fatty Acid Distillate (251,63-254,95 mgkoh/g). Standar mutu minyak untuk Palm Fatty Acid Distillate untuk parameter Bilangan Penyabunan adalah 198 mgkoh/g. Sedangkan standart mutu minyak untuk Palm Kernel Fatty Acid Distillate untuk parameter Bilangan Penyabunan adalah 249-263 mgkoh/g. Menurut (Poedjiadi, 1994) besar atau kecilnya bilangan penyabunan ini tergantung pada panjang atau pendeknya rantai karbon asam lemak atau dapat dikatakan juga bahwa besarnya bilangan penyabunan tergantung pada berat asam lemak tersebut. Makin kecil berat molekul lemak, makin besar bilangan

30 penyabunannya. Ditinjau dari komposisi asam lemak PFAD dan PKFAD, asam lemak yang paling banyak dikandung PFAD yaitu asam palmitat sebesar 54,276% dan asam lemak yang paling banyak dikandung PKFAD yaitu asam laurat sebesar 42-55%. Maka bilangan penyabunan pada PFAD lebih kecil dibandingkan PKFAD karena berat molekul asam palmitat lebih besar daripada berat molekul asam laurat. Penurunan atau peningkatan bilangan penyabunan juga dapat disebabkan oleh proses pemurnian, pemucatan, serta pemanasan. Terjadinya penurunan bilangan penyabunan pada minyak kelapa sawit hasil pemurnian dapat diakibatkan karena terbuangnya asam lemak bebas saat proses pemurnian. Pada proses pemucatan, asam lemak yang terdapat dalam minyak sawit teradsorpsi, asam lemak akan berkurang dan menyebabkan bilangan penyabunan meningkat. Dan proses pemanasan yang dilakukan pada setiap tahap dapat menyebabkan hidrolisis pada minyak. Suhu yang tinggi dan penambahan alkali akan berpengaruh terhadap pemutusan ikatan antar atom C dan menyebabkan ikatan komponen asam lemak yang terdapat minyak kelapa sawit akan semakin memendek menyebabkan bilangan penyabunan menjadi besar. Bilangan penyabunan yang diperoleh dari penelitian telah memenuhi standar mutu, hal ini disebabkan saat proses pemurnian minyak sawit tidak tercampur bahan tambahan lain seperti kotoran, air, dan bahan-bahan lain yang tidak semestinya terikut dalam minyak sawit yang dapat menyebabkan asam lemak bebas meningkat sehingga bilangan penyabunan tidak meningkat juga. Proses pemucatan sudah dilakukan pada kondisi optimal serta pemanasan yang dilakukan pada setiap tahap sudah menggunakan suhu yang optimal juga, sehingga bilangan penyabunan pada PFAD dan PKFAD memenuhi standar mutu.

31 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 1. Bilangan penyabunan yang terdapat dalam sampel PFAD yang berasal dari daerah Riau 198,06 mgkoh/g lebih besar dari daerah Belawan 198,05 mgkoh/g dan Dumai 198,04 mgkoh/g. 2. Bilangan penyabunan yang diperoleh pada penelitian sesuai dengan standar mutu yaitu : PFAD 198 mgkoh/g ; PKFAD 249 mgkoh/g 263 mgkoh/g. 5.2. Saran Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk lebih memperhatikan proses penimbangan sampel, sebaiknya sampel tidak mengenai dinding beaker glass serta memperhatikan proses titrasi baik pada sampel maupun larutan blanko dimana kesalahan yang sering timbul pada saat titrasi adalah penentuan titik akhir, hal tersebut perlu dilakukan agar hasil bilangan penyabunan yang diperoleh lebih akurat.