*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

dokumen-dokumen yang mirip
*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ANALISIS KUALITAS KIMIA AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DI RSUD DR. SAM RATULANGI TONDANO TAHUN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANGKA KUMAN UDARA DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

No. Kuesioner : I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan : 5. Pekerjaan : 6. Sumber Informasi :

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan 1,5 juta kematian setiap hari di seluruh dunia (Anonim, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

GAMBARAN ANGKA KUMAN DAN BAKTERI

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan

Bagian XIII Infeksi Nosokomial

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi dan penyakit menular merupakan masalah yang masih dihadapi oleh negara-negara berkembang.

promotif (pembinaan kesehatan), preventif (pencegahan penyakit), kuratif (pengobatan penyakit) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan) serta dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya infeksi silang atau infeksi nosokomial. penting di seluruh dunia dan angka kejadiannya terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perhatian terhadap infeksi daerah luka operasi di sejumlah rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infeksi nosokomial merupakan problem klinis yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. penting bagi kelangsungan hidup, modal dasar dan fungsi utama pembangunan

KARAKTERISTIK PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENJAMAH MAKANAN TENTANG HIGIENE DAN SANITASI DAN DAYA TERIMA MAKAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN

GAMBARAN PENGELOLAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI INSTALASI GIZI RSUD Dr. SOEDARSO PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting bagi perawat. Setiap hari

GAMBARAN JUMLAH ANGKA KUMAN DAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA PIRING DI RUMAH MAKAN PASAR SERASI KOTA KOTAMOBAGU TAHUN 2015 Cindy Stevani Sape

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PERAWAT DENGAN KEPATUHAN PENERAPAN PROSEDUR TETAP PEMASANGAN INFUS DI RUANG RAWAT INAP RSDM SURAKARTA SKRIPSI

KUESIONER PENELITIAN. Perbedaan Sanitasi Lingkungan dan Perilaku Petugas Kesehatan terhadap Angka

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial terjadi di seluruh negara di dunia, salah satunya adalah Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah terhadap upaya

ANGKA KUMAN UDARA DAN LANTAI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ANALISA KANDUNGAN MIKROORGANISME PADA RUANG BEDAH RUMAH SAKIT UMUM BUNDA THAMRIN MEDAN TAHUN 2013 S K R I P S I. Oleh: FITRI MUTIASARI NIM.

Tabel 3. Jumlah angka kuman dan. jumlah kunjungan pasien. Tabel 4. Jumlah angka kuman dan. jumlah kunjungan pasien

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kata Kunci : Pengelolaan, Limbah Medis Padat

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan pokok hidup manusia yang

HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN PENERAPAN HAND HYGIENE DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling utama untuk mempertahankan kehidupan (Volk dan Wheeler, 1990).

PENGENDALIAN DAN PENCEGAHAN INFEKSI

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat

Infeksi Nosokomial. Chairuddin P. Lubis. Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

JUMLAH BAKTERI DAN JAMUR DALAM RUANGAN DI JURUSAN ANALIS KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PONTIANAK

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

INFEKSI NOSOKOMIAL OLEH : RETNO ARDANARI AGUSTIN

PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR BANGSAL KELAS III BERDASARKAN INDIKATOR BARBER JOHNSONTAHUN DI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyelenggaraan makanan yang sehat dan aman merupakan salah satu

UNIVERSAL PRECAUTIONS Oleh: dr. A. Fauzi

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit (RS) sebagai institusi pelayanan kesehatan, di dalamnya

I. PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang didapat selama pasien dirawat di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan pokok hidup manusia yang

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DENGAN PERILAKU CUCI TANGAN DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. kuratif, rehabilitatif, dan preventif kepada semua orang. Rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Di dalam rumah sakit pula terdapat suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa semua orang mempunyai hak yang sama dalam. berhak mendapatkan lingkungan sehat bagi pencapaian derajat kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan

IDENTIFIKASI BAKTERI UDARA PADA INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA PALU. Rosa Dwi Wahyuni

KORELASI JUMLAH PASIEN DAN PRODUKSI LIMBAH MEDIS PADAT DI RUANG RAWAT INAP DAN UNIT GAWAT DARURAT RS SITI KHADIJAH, SEPANJANG SIDOARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (Patient Safety) adalah isu global dan nasional bagi

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN FISIK DAN STANDAR LUAS RUANGAN DENGAN KUALITAS MIKROBIOLOGI UDARA PADA RUANG PERAWATAN RUMAH SAKIT BHAYANGKARA PONTIANAK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. (WHO, 2002). Infeksi nosokomial (IN) atau hospital acquired adalah

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721)

GAMBARAN KONDISI FISIK SUMUR GALI DAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR SUMUR GALI

ANALISIS KANDUNGAN FORMALIN PADA TAHU PUTIH DI PASAR BERSEHATI KOTA MANADO TAHUN 2017 Regina Sasmita Lakuto*, Rahayu H. Akili*, Woodford B.

BAB 1 PENDAHULUAN. hari yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti keselamatan pasien adalah hukum yang tertinggi (Hanafiah & Amir,

BAB I PENDAHULUAN. dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah penilaian terhadap upaya

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif, toksin, replikasi intra seluler atau reaksi antigen-antibodi.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh perhatian dari dokter (medical provider) untuk menegakkan diagnosis

BAB 1 PENDAHULUAN. ketidaknyamanan yang berkepanjangan sampai dengan kematian. Tindakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan gawat darurat, yang merupakan salah satu tempat pasien berobat atau dirawat, di tempat

TINJAUAN KEBUTUHAN RAK FILE DOKUMEN REKAM MEDIS (DRM) RAWAT INAP DI RSUD DR. H. SOEWONDO KENDAL TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai. Menurut American Hospital Association, 1974 dalam

HUBUNGAN ANTARA MUTU JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS RANOTANA WERU

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terdapat di RS PKU Muhammadiyah Gamping memiliki berbagai

PENGARUH METODE HAND WASH TERHADAP PENURUNAN JUMLAH ANGKA KUMAN PADA PERAWAT RUANG RAWAT INAP DI RSKIA PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Infeksi nosokomial atau Hospital-Acquired Infection. (HAI) memiliki kontribusi yang besar terhadap tingkat

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan dan kematian di dunia.salah satu jenis infeksi adalah infeksi

BAB I PENDAHULUAN. rawat jalan, rawat inap, pelayanan gawat darurat, pelayanan medik dan non medik

ABSTRAK TINGKAT KEPATUHAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN KOTRIMOKSAZOL SUSPENSI KEPADA BALITA YANG MENGALAMI ISPA DI PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas pelayanan kesehatan yang setiap pelayanannya menghasilkan limbah

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROGRAM DIKLAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) DI PUSKESMAS KALIBARU KULON

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. (World Health Organization (WHO), 2011). Menurut survei di Inggris,

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan rumah sakit mempunyai potensi menghasilkan limbah yang dapat

nosokomial karena penyakit infeksi. Di banyak negara berkembang, resiko perlukaan karena jarum suntik dan paparan terhadap darah dan duh tubuh jauh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. satu penyebab kematian utama di dunia. Berdasarkan. kematian tertinggi di dunia. Menurut WHO 2002,

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berisiko tinggi terhadap penularan penyakit, mengingat ruang lingkup kerjanya

ANALYSIS THE EFFICIENCY OF INPATIENT WARD ACCORDING TO STANDARD OF BARBER JOHNSON IN BHAYANGKARA HOSPITAL SEMARANG IN 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

analisis kuantitatif kelengkapan dokumen rekam medis Pasien rawat inap kasus Cedera kepala ringan di rsud kabupaten karanganyar TaHun 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat pasien

PERBANDINGAN PELAYANAN KESEHATAN PADA PASIEN KELAS 1 DENGAN VIP DI PUSAT PELAYANAN JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH RSUP DR KARIADI

Transkripsi:

PEMERIKSAAN ANGKA KUMAN UDARA PADA RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TINGKAT III MANADO Cristallica Mogolaingo Safrudin*, Woodford Baren Solaiman Joseph*, Finny Warouw* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Ruang rawat inap merupakan ruangan di rumah sakit yang berpotensi terjadinya penularan penyakit akibat pecemaran bakteri udara yang cukup tinggi dan mikroorganisme patogen yang berbahaya bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka kuman udara di ruang rawat inap kelas I, II, III RS Bhayangkara Tingkat III Manado. Jenis penelitian ini adalah survei deskriptif dan uji laboratorium, yang dilaksanakan bulan Mei-Juli 2017 di RS Bhayangkara Tingkat III Manado. Populasi dalam penelitian ini adalah ruang rawat inap rumah sakit. Sampel yang diambil adalah udara di ruang rawat inap kelas I, II dan III. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dan dianalisis di Laboratorium. Hasil penelitian, rata-rata angka kuman udara ruang rawat inap kelas I yaitu ruang cemara I sebesar 588 CFU/m 3 dan ruang cemara 2 sebesar 924,5 CFU/m 3, kelas II yaitu teratai 1 sebesar 203 CFU/m 3 dan ruang teratai 2 sebesar 1366 CFU/m 3 ), dan kelas III yaitu ruang melati 1 sebesar 781,5 CFU/m 3 dan ruang mawar 1 sebesar 857 CFU/m 3, Kesimpulan dari penelitian ini adalah rata-rata kualitas udara yang ada di ruang rawat inap di rumah sakit bhayangkara tingkat III manado yang telah memenuhi syarat yaitu ruang teratai 1 namun juga ada ruangan yang tidak memenuhi syarat yaitu cemara 1, cemara 2, teratai 2, melati 2, mawar 2. Adapun saran yang ingin dibagikan yaitu pentingnya meningkatkan hygiene dan sanitasi di dalam ruang rawat inap dan melaksanakan pemeriksaan angka kuman udara secara berkala agar dapat menghindari terjadinya kontaminasi yang disebabkan oleh mikroorgnaisme patogen pada pengunjung, tenaga kesehatan dan pasien. Kata Kunci: Rumah Sakit, ruang rawat inap, angka kuman udara ABSTRACT The inpatient room is a hospital room with the potential for transmission of diseases caused by high bacterial air pollution and pathogenic microorganisms that are harmful to public health and the environment. This study aims to determine the number of airborne germs in each ward rooms of class I, II, III in Bhayangkara Hospital Level III Manado. The type of this research is descriptive survey and laboratory test, conducted in May-July 2017 at Bhayangkara Hospital Level III Manado. The population in this study is inpatient room of hospital. Samples taken are air in class I, II and III ward rooms. Sampling technique that is used included purposive sampling and analyzed in Laboratory. The result of this research is average number of airborne germs in the inpatient room class I was 588 CFU/m 3 in cemara I room, in cemara 2 was 924,5 CFU/m 3, class II are teratai 1 was 203 CFU/m 3 and teratai 2 was 1366 CFU/m 3., at class III were melati I was 781,5 CFU/m 3 and mawar 1 was 857 CFU/m 3. Conclusion of this research is the average of the existing air quality in inpatient at the hospital level III bhayangkara manado there is room qualified is Teratai 1 room, but also there are rooms that not qualified is cemara 1 room, cemara 2 room, teratai 2 room, melati 2 room, mawar 2 room. The advice to be shared is the importance things to improving the hygiene and sanitation in the inpatient room and carry out checks at regular intervals air germ number to avoid the occurrence of contamination caused by pathogenic microorganisms to visitors, health worker and patient. Keywords : Hospital, Inpatient Room, Number of Airborne Germs 1

PENDAHULUAN Rumah Sakit berfungsi untuk memberikan sarana pelayanan kesehatan kepada masyarakat baik secara kuratif maupun rehabilitatif, rumah sakit juga menjadi tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, sehingga beresiko terjadi penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan dan berpotensi terjadinya penyebaran penyakit dan pencemaran tersebut berasal dari pelayanan kuratif dan rehabilitative rumah sakit (Kepmenkes RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004). Ruang rawat inap merupakan ruangan di rumah sakit yang berpotensi terjadinya penularan penyakit akibat pecemaran bakteri udara yang cukup tinggi dan miikroorganisme patogen yang berbahaya bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan. Bisa dilihat faktor pemeliharaannya seperti kebersihan di ruang rawat inap sangat berbeda dengan ruang operasi dan isolasi yang menggunakan sterilisasi yang ketat, begitupun jangkauan untuk masuk ke ruang rawat inap lebih mudah mengingat kepentingan berkunjung ke ruang rawat inap lebih tinggi dibandingkan dengan ruang cuci atau dapur. Ruang rawat inap bisa memberikan peluang besar bagi para pasien, pekerja medis, pekerja non medis serta para pengunjung pada jam-jam tertentu untuk berinteraksi di dalam ruangan (Wulandari, 2015). Penyakit nosokomial yang didapat di rumah sakit dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau parasit yang berasal dari dalam tubuh penderita sendiri maupun berasal dari sumber eksogin, yaitu dari lingkungan (udara,air), dari alat-alat kesehatan (jarum suntik, pelarut obat suntik), alat bantu pernapasan, kateter vena, alat transfusi dan perlengkapan rumah sakit lainnya (meja, kursi, tempat tidur) yang tercemar. Selain itu sumber infeksi penting lainnya adalah petugas rumah sakit (dokter, dokter gigi, perawat, bidan, dan petugas perawatan lainnya), dari penderita lain yang sedang dirawat di rumah sakit, atau dari keluarga penderita yang berkunjung ke rumah sakit (Soedarto, 2016) Berdasarkan hasil observasi awal, Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat III Manado faktor faktor yang mempengaruhi keberadaan kuman udara dalam ruang rawat inap berpeluang besar pada ventilasi yang kurang baik sirkulasi udaranya, lantai yang sering kotor akibat dari pekerja medis, pekerja non medis, 2

para pengunjung serta pasien yang sering keluar masuk ruangan karena menggunakan alas kaki yang kotor, peralatan yang sering di bawah dari rumah oleh pasien seperti pengalas tempat tidur, selimut, sarung untuk bantal kepala yang belum menjamin kebersihannya. Adapun pengunjung, pekerja medis, pekerja non medis, serta pasien pada jam-jam tertentu untuk berinteraksi di dalamnya sehingga memicu tigkat pencemaran udara yang berpotensi terkontaminasi kuman udara berbahaya (pathogen) yang beresiko terjangkit infeksi pada pasien dalam ruang rawat inap di Rumah Sakit Bhayangkara Tk III Manado. Jika dibiarkan tanpa ada penanganan lebih lanjut untuk hal ini maka akan semakin menyebabkan kerugian, bukan hanya dari segi pembiayaan yang meningkat karena pasien lebih lama menginap di rumah sakit, tetapi juga menyebabkan kematian. Berdasarkan penjelasan di atas, perlu diteliti ada tidaknya mikroorganisme pada udara dengan pemeriksaan angka kuman udara yang ada di ruang rawat inap RS Bhayangkara Tk III Manado. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui angka kuman udara di ruang rawat inap kelas I, II, III RS Bhayangkara Tingkat III Manado. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini survei deskriptif dan uji laboratorium untuk mengetahui angka kuman udara di RS Bhayangkara Tk III Manado dari bulan Mei-Juli 2017 Populasi dalam penelitian ini adalah dua ruang rawat inap kelas I, dua ruang rawat inap kelas II, dan dua ruang rawat inap kelas III Rumah Sakit Bhayangkara Tk. III Manado. Sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 6 ruangan sampel yang diambil adalah udara di ruang rawat inap kelas I (cemara 1 dan cemara 2), ruang rawat inap kelas II (teratai 1 dan teratai 2) dan ruang rawat inap kelas III (melati 2 dan mawar 3). Metode pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling yaitu didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang di buat oleh peneliti sendiri. Pengambilan sampel dilakukan masing-masing di ambil 2 ruang di tiap kelas pada pagi dan sore hari. Dengan demikian jumlah unit sampel untuk pemeriksaan angka kuman udara rumah sakit adalah 6 ruang x 2 waktu = 12 unit sampel. Total sebanyak 12 sampel. Penelitian ini diawali dengan melakukan survei awal lokasi penelitian dan mengumpulkan data sekunder dari Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat III Manado. Setelah itu, dilakukan pengambilan sampel selama waktu yang ditentukan. Sampel segera di analisis di laboratorium 3

BTKLPP Kelas I Manado untuk syarat sesuai Kepmenkes Republik pemeriksaan angka kuman udara. Data hasil pengujian atau analisis angka kuman udara ruang rawat inap di bandingan dengan konsentrasi maksimum mikroorganisme per m 3 udara pada ruang Indonesia No. 1204/Menkes/SK/X/2004 yaitu 200-500 CFU/m 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pemeriksaan Sampel Angka Kuman Udara pemulihan/perawatan yang memenuhi Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Sampel Laboratorium Jumlah Angka Kuman Udara Di Ruang Rawat Inap Kelas I, Kelas II dan Kelas III Pada Waktu Pagi dan Sore Ruang Kelas Waktu Kode Sampel Total Kuman Udara (CFU/m 3 ) Cemara 1 I Pagi 2030 711 Cemara 1 I Sore 2036 465 Cemara 2 I Pagi 2031 1111 Cemara 2 I Sore 2037 738 Teratai 1 II Pagi 2032 203 Teratai 1 II Sore 2038 203 Teratai 2 II Pagi 2033 738 Teratai 2 II Sore 2039 1994 Melati 2 III Pagi 2034 655 Melati 2 III Sore 2040 908 Mawar 2 III Pagi 2035 573 Mawar 2 III Sore 2041 1141 Sumber : Hasil Uji Laboratorium BTKL-PP Kelas 1 Kota Manado tahun 2017 Berdasarkan tabel 2 ruang rawat inap kelas I, II dan III pada saat pemeriksaan angka kuman sebelum di rata-ratakan angka kuman tertinggi terdapat pada ruang teratai 2 pada waktu sore hari yaitu sebesar 1994 CFU/m 3 sedangkan angka kuman terendah terdapat pada ruang teratai 1 pada waktu pagi dan sore hari dengan angka kuman yang sama yaitu sebesar 203 CFU/m 3. Sesuai Kepmenkes RI No. 1024/MENKES/SK/X/2004 standar angka kuman ruang perawatan /rawat inap yaitu 200-500 CFU/m 3. 4

Tabel 2. Hasil Rata-Rata Kuman Udara di 6 Ruang Rawat Inap Hasil Pengukuran Angka Nama Rata Rata Kelas Kuman Udara(CFU/m 3 ) Ruang (CFU/m 3 ) Pagi Sore Keterangan Cemara 1 I 711 465 588 Tidak memenuhi syarat Cemara 2 I 1111 738 924 Tidak memenuhi syarat Teratai 1 II 203 203 203 Memenuhi syarat Teratai 2 II 738 1994 1366 Tidak memenuhi syarat Melati 2 III 655 908 781 Tidak memenuhi syarat Mawar 2 III 573 1141 857 Tidak memenuhi syarat Sumber : Hasil Uji Laboratorium BTKL-PP Kelas 1 Kota Manado tahun 2017 Berdasarkan tabel 6 hasil rata-rata angka kuman udara tertinggi terdapat pada ruang teratai 2 sebesar 1366 CFU/m 3. Sedangkan rata-rata angka kuman udara terendah terdapat pada ruang teratai 2 sebesar 203 CFU/m 3. Sesuai Kepmenkes RI No. 1024/MENKES/SK/X/2004 standar angka kuman ruang perawatan /rawat inap yaitu 200-500 CFU/m 3. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Wikansari (2012) di Rumah Sakit X Kota Semarang dengan rata rata total kuman udara ruang rawat inap di kelas II sebesar 281 CFU/m 3. Sedangkan rata-rata total kuman udara ruang rawat inap kelas III sebesar 717 CFU/m 3, angka kuman udara ini menunjukkan standar angka kuman udara pada rumah sakit ada yang sudah memenuhi syarat dan ada yang tidak Angka kuman udara ruang rawat inap harus memenuhi syarat karena infeksi nosokomial bisa disebabkan oleh udara di lingkungan rumah sakit apabila kualitas udara ruang rawat inap tidak memenuhi syarat, maka udara tersebut berbahaya bagi pasien yang sedang di rawat di rumah sakit (Soedarto, 2016). KESIMPULAN Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium terhadap angka kuman udara RS Bhayangkara Tk. Manado, kesimpulannya adalah sebagai berikut : 1. Jumlah rata-rata angka kuman udara ruang cemara 1 (588 CFU/m 3 ) sebagai 5

ruang rawat inap kelas I tidak 2. Jumlah rata-rata angka kuman udara ruang cemara 2 (924,5CFU/m 3 ) sebagai ruang rawat inap kelas I tidak 3. Jumlah rata-rata angka kuman udara ruang teratai 1 (203 CFU/m 3 ) sebagai ruang rawat inap kelas II memenuhi syarat. 4. Jumlah rata-rata angka kuman udara ruang teratai 2 (1366 CFU/m 3 ) sebagai ruang rawat inap kelas II tidak 5. Jumlah rata-rata angka kuman udara ruang melati 1 (781,5 CFU/m 3 ) sebagai ruang rawat inap kelas III tidak memenuhi syarat 6. Jumlah rata-rata angka kuman udara ruang mawar 1 (857 CFU/m 3 ) sebagai ruang rawat inap kelas III tidak memenuhi syarat 7. Diperoleh hasil rata-rata ruang cemara 1, ruang cemara 2, ruang teratai 2, ruang melati 1 dan ruang mawar 1 tidak memenuhi syarat angka kuman udara sedangkan ruang teratai 2 memenuhi syarat angka kuman udara. SARAN 1. Kepada masyarakat khususnya pasien yang di rawat di rumah sakit maupun pengunjung untuk lebih berhati - hati dan di harapkan memakai pelindung atau masker agar tidak gampang terkontaminasi kuman udara yang ada di rumah sakit 2. Perlu meningkatkan hygiene dan sanitasi ruang rawat inap dan melaksanakan pemeriksaan angka kuman udara secara berkala untuk tiap ruang rawat inap 3. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya agar dapat melihat hubungan antara angka kuman udara dan penyakit yang berhubungan dengan infeksi di rumah sakit. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2004. Kepmenkes RI Nomor 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Notoadmodjo, S. 2012. Metode Penelitian Kesehatan.. Jakarta: Rineka Cipta Soedarto. 2016. Infeksi Nosokomial Di Rumah Sakit. Jakarta : CV. Sagung Seto Wikansari, N. 2012. Pemriksaan Total Angka Kuman Udara dan Staphylococcus aerus di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit X Kota Semarang. Jurnal Berkala Kesehatan, Vo. 1, No. 2 6

Wulandari, W. 2015. Angka Kuman Udara Dan Lantai Ruang Rawat Inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Jurnal Berkala Kesehatan, Vol. 1, No.2 7