BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan merupakan faktor penting untuk merangsang pertumbuhan ekonomi suatu negara. Perdagangan akan memperbesar kapasitas konsumsi suatu negara, meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber daya yang langka dan pasar-pasar internasional yang potensial untuk berbagai produk ekspor. Kegiatan perdagangan cenderung mempromosikan pemerataan atas distribusi pendapatan dan kesejahteraan domestik maupun internasional. Hal ini berlangsung melalui suatu proses penyamaan harga-harga faktor produksi di semua negara, peningkatan pendapatan riil setiap negara yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan perdagangan internasional, serta memacu efisiensi penggunaan sumber daya di setiap negara, yang pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya dunia secara keseluruhan. Perdagangan dapat membantu semua negara dalam menjalankan usaha-usaha pembangunan melalui promosi serta pengutamaan sektor-sektor ekonomi yang mengandung keunggulan komparatif baik itu berupa ketersediaan faktor-faktor produksi tertentu dalam jumlah yang melimpah, atau keunggulan efisiensi (produktivitas) setiap negara. Terselenggaranya suatu proses perdagangan internasional atas dasar bahwa setiap negara memiliki kelimpahan sumber daya, institusi-institusi sosial dan ekonomi, serta kapasitas pertumbuhan dan pembangunan yang sangat berbeda satu sama lain. Perdagangan menciptakan keuntungan dengan memberikan 1
peluang kepada setiap negara untuk mengekspor barang-barang produksinya menggunakan sebagian sumber daya yang melimpah di negara bersangkutan serta mengimpor barang-barang yang langka jumlahnya (Krugman, 1994:5). Keuntungan yang bisa diperoleh dari aktivitas perdagangan luar negeri, salah satunya adalah memungkinkan suatu negara untuk berspesialisasi menghasilkan barang-barang dan jasa secara lebih murah baik dari segi bahan maupun cara berproduksi. Dengan melakukan spesialisasi, ketika suatu negara dapat menghasilkan barang atau jasa yang bersangkutan secara berlebih untuk bisa mendatangkan devisa, maka barang dan jasa diekspor ke negara yang mengalami kekurangan atas barang dan jasa tersebut. Sebaliknya apabila suatu negara mengalami kekurangan atas barang dan jasa yang dibutuhkan, maka impor barang dan jasa akan dilakukan untuk memenuhi permintaan dalam negeri, tentunya dengan konsekuensi kebocoran devisa. Adanya nilai ekspor yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai impor, menunjukkan majunya perekonomian suatu negara baik dari segi kegiatan perdagangan internasional, maupun dari sumbangannya terhadap pembiayaan pembangunan (Djojohadikusumo, 1995:110). Perkembangan perdagangan internasional setiap negara tidak lepas dari halhal yang sedang dan akan berlangsung dalam kegiatan perekonomian global. Arus globalisasi ekonomi dan proses perdagangan bebas yang sampai saat ini terus berkembang memberikan pengaruh, peluang serta hambatan terhadap aktivitas perdagangan ekspor yang berdampak pula pada perekonomian Indonesia. Segenap pengaruh yang menunjang maupun menghambat pembangunan 2
terkandung dalam transfer teknologi produksi, pola-pola konsumsi yang baru, perombakan tatanan institusional dan organisasional, kesehatan, pendidikan serta sistem sosial, dan berdampak pula pada tatanan nilai-nilai, cita-cita, dan gaya hidup berbagai negara. Untuk mengurangi dampak buruk yang mungkin timbul dari pengaruh tersebut, usaha pengembangan aktivitas perdagangan di Indonesia dimulai dengan membuka perekonomian kepada hubungan-hubungan komersial perdagangan dunia (seperti International Coffee Organization / ICO), serta mengarahkan masyarakat untuk menjalin interaksi dengan bangsa-bangsa lainnya, agar dapat mengundang transfer barang, jasa dan sumber daya finansial yang menguntungkan bagi Indonesia. Di tengah persaingan pasar dunia yang ketat, Indonesia menghadapi tantangan dalam upaya mencari dan mengembalikan sisi potensial yang dimiliki, yaitu dengan peningkatan berbagai jenis ekspor. Strategi pengembangan ekspor di Indonesia dapat dikatakan berhasil jika laju pertumbuhan ekspor rata-rata per tahun tinggi dan komposisi ekspor yang tidak lagi hanya didominasi oleh komoditi-komoditi pertanian dan pertambangan (termasuk migas). Untuk itu, hingga saat ini program pengembangan ekspor Indonesia lebih difokuskan pada peningkatan perdagangan komoditi nonmigas yang disesuaikan dengan kondisi sumber daya alam yang dimiliki tiap daerah di Indonesia. Untuk Provinsi Bali yang tidak memiliki sumber mineral, sumber devisa lebih banyak diperoleh dari ekspor komoditi pertanian dan hasil-hasil kerajinan. Dalam Laporan Tahunan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali 2008 terdapat 10 komoditi yang menjadi unggulan ekspor Provinsi Bali yang memiliki 3
nilai ekspor terbesar. Pada Tabel 1.1 dapat diperlihatkan keadaan 10 komoditi tersebut berdasarkan nilai ekspor yang dihasilkan dari tahun 2004-2008. Tabel 1.1 Nilai Ekspor 10 Komoditi Unggulan Provinsi Bali Tahun 2004-2008 Komoditi No Ekspor Nilai Ekspor ( juta US $) Jumlah (juta $ US) % 2004 2005 2006 2007 2008 1 TPT 213,3 141,1 121,3 130,6 129,0 735,3 35,5 2 Kerajinan Kayu 80,8 85,5 78,2 98,2 92,6 435,3 21,0 3 Ikan Tuna 23,6 29,2 37,6 58,9 79,8 229,1 11,0 4 Furniture 36,7 47,4 50,7 40,5 45,3 220,6 10,6 5 Plastik 5,8 12,7 20,0 18,9 27,7 85,1 41,0 6 Kerajinan Perak 26,9 29,0 25,8 31,7 27,4 140,8 6,7 7 Batu Padas 6,9 10,3 16,0 14,1 22,3 69,6 3,3 8 Kerajinan Bambu 14,6 12,6 12,8 8,7 16,2 64,6 3,1 9 Ikan Dalam Kaleng 3,6 5,8 6,9 13,1 15,5 44,9 2,1 10 Kerajinan Lain-lain 7,9 9,5 12,0 1,6 16,0 47,0 2,2 Jumlah (juta $ US) 420,1 383,1 381,3 416,3 471,8 2072,60 - Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, 2008 Berdasarkan Tabel 1.1, dapat diketahui nilai ekspor Provinsi Bali periode 2004-2008 didominasi oleh komoditi ekspor TPT dan Kerajinan Kayu, dengan nilai total berturut-turut sebesar $ US 735,3 juta dan $ US 435,3 juta. Dilihat dari persentase masing-masing komoditi ekspor tersebut terhadap nilai total pertahun, menunjukkan kontribusi komoditi TPT sebesar 35,5 persen, Kerajinan Kayu 21 persen, Ikan Tuna 11 persen, Furniture 10,6 persen, Plastik 41 persen, Kerajinan Perak 6,7 persen, Batu Padas 3,3 persen, Kerajinan Bambu 3,1 persen, Ikan dalam Kaleng 2,1 persen, dan Kerajinan Lain-lain sebesar 2,2 persen. Untuk mendapatkan gambaran mengenai perkembangan nilai ekspor pada 10 komoditi 4
unggulan Provinsi Bali Tahun 2004-2008, maka dapat dilihat persentase perkembangannya yang disajikan pada tabel berikut. Tabel 1.2 Perkembangan Nilai Ekspor 10 Komoditi Unggulan Provinsi Bali Tahun 2004-2008 Tahun Nilai Ekspor ( juta $ US) Perkembangan ( % ) 2004 420,1-2005 383,1-8,80 2006 381,3-0,05 2007 416,3 9,17 2008 471,8 13,33 Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, 2008 Dari hasil perhitungan pada Tabel 1.2, sejak tahun 2004 sampai tahun 2008 perkembangan nilai ekspor Provinsi Bali cenderung meningkat setiap tahunnya, yang dilihat dari persentase perkembangan nilai ekspor yang masih mengalami penurunan sebesar 8,8 persen di tahun 2005, dan menjadi 13,3 persen di tahun 2008. Disamping perkembangan pada nilai ekspor maupun jenis ekspor Provinsi Bali tersebut, maka sejak beberapa tahun terakhir, yaitu dari tahun 2004 sampai 2008, terjadi perluasan atau diversifikasi pasar bagi ekspor Provinsi Bali. Pada Tabel 1.3 memperlihatkan realisasi nilai ekspor Provinsi Bali ke 10 negara tujuan dari tahun 2004 sampai 2008. Di tahun 2004 pasaran utama ekspor Provinsi Bali adalah Amerika Serikat dengan jumlah ekspor senilai US $ 160,7 juta, disusul oleh Itali dengan jumlah ekspor US $ 42,5 juta, dan di urutan ketiga adalah 5
Prancis dengan jumlah ekspor senilai US $ 41,7 juta, sedangkan Jepang menempati urutan keempat dengan ekspor senilai US $ 33,1 juta. Tabel 1.3 Realisasi Nilai Ekspor Unggulan Provinsi Bali ke 10 Negara Utama Tujuan Tahun 2004-2008 Nilai Ekspor per Tahun No Negara Tujuan ( juta $ US) 2004 2005 2006 2007 2008 1 USA 160,6 110,0 105,0 112,6 102,8 2 Jepang 33,0 41,2 45,4 60,3 73,3 3 Prancis 41,7 43,1 40,5 39,6 49,6 4 Itali 42,5 45,1 37,8 39,8 43,8 5 Australia 21,2 25,5 25,1 29,0 34,5 6 Spanyol 24,6 27,8 22,3 24,9 22,0 7 Jerman 25,5 19,7 18,5 23,9 21,6 8 Inggris 24,4 24,4 22,4 24,2 19,2 9 Belanda 10,4 9,8 21,6 10,9 12,9 10 Kanada 10,8 9,2 8,8 10,5 10,8 Sumber : Dinas Perindustrian Provinsi Bali, 2008 Berdasarkan Tabel 1.3, negara tujuan utama ekspor Provinsi Bali pada tahun 2008 masih dipegang oleh Amerika Serikat dengan jumlah ekspor senilai US $ 102,8 juta, Jepang pada tempat kedua dengan jumlah ekspor senilai US $ 73,3 juta, disusul Prancis senilai US $ 49,6 juta, dan Itali menempati urutan keempat dengan ekspor senilai US $ 43,8 juta. Bila diamati dari 10 negara besar tujuan ekspor Provinsi Bali selama kurun waktu 2004-2008, Eropa merupakan pasar ketiga yang sangat penting bagi ekspor Bali setelah USA dan Jepang. Negaranegara ASEAN belum termasuk pada negara utama tujuan ekspor Provinsi Bali dibandingkan dengan pasar Eropa dan pasar USA yang mencerminkan 6
perdagangan antara Indonesia, khususnya Provinsi Bali dengan negara-negara di ASEAN masih pada tahap infant. Pola strategi pengembangan ekspor yang sedang diupayakan Provinsi Bali dimulai dari penilaian tingkat diversifikasi, baik dalam arti variasi produk (pendalaman struktur) maupun diversifikasi pasar (negara tujuan). Keberhasilan upaya pengembangan ekspor Provinsi Bali tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yang kondusif untuk menciptakan incentive impuls bagi para pengusaha untuk berkreasi atau meningkatkan produktivitas ekspor. Beberapa faktor tersebut antara lain faktor ekonomi (seperti daya beli, nilai tukar, ketersediaan sumber daya, kerjasama dan lapangan pekerjaan), faktor skill (seperti kemampuan bahasa, pengalaman, pengetahuan, dan teknologi), faktor pasar (seperti potensi dan persaingan pasar), faktor sosial (seperti pengaruh individual dan lingkungan), serta faktor politik (seperti kondisi negara, hukum, dan pemerintahan). Untuk melaksanakan ekspor, seorang eksportir harus memperhatikan beberapa faktor tersebut, agar apa yang diharapkan menjadi kenyataan. Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini adalah. 1) Apakah faktor ekonomi, faktor skill, faktor pasar, faktor sosial, dan faktor politik berpengaruh secara simultan terhadap keputusan eksportir Provinsi Bali untuk melakukan ekspor? 2) Bagaimana pengaruh faktor ekonomi, faktor skill, faktor pasar, faktor sosial, dan faktor politik secara parsial terhadap keputusan eksportir Provinsi Bali untuk melakukan ekspor? 7
3) Diantara faktor ekonomi, faktor skill, faktor pasar, faktor sosial, dan faktor politik, faktor manakah yang berpengaruh paling dominan terhadap keputusan eksportir Provinsi Bali untuk melakukan ekspor? 1.2 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.2.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Untuk mengetahui pengaruh faktor ekonomi, faktor skill, faktor pasar, faktor sosial, dan faktor politik secara simultan terhadap keputusan eksportir Provinsi Bali untuk melakukan ekspor. 2) Untuk mengetahui pengaruh signifikan faktor ekonomi, faktor skill, faktor pasar, faktor sosial, dan faktor politik, secara parsial terhadap keputusan eksportir Provinsi Bali untuk melakukan ekspor. 3) Untuk mengetahui faktor yang berpengaruh paling dominan terhadap keputusan eksportir Provinsi Bali untuk melakukan ekspor. 1.2.2 Kegunaan Penelitian Sesuai dengan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan penelitian, maka manfaat penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Kegunaan Teoritis Kegunaan Teoritis yang dihasilkan dari penelitian ini, sebagai berikut. a) Bagi Khasanah Ilmu Pengetahuan 8
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan, serta pemahaman dan manfaat untuk dapat menambah informasi mengenai faktor ekonomi, faktor skill, faktor pasar, faktor sosial, dan faktor politik dalam keputusan eksportir Provinsi Bali untuk melakukan ekspor. b) Bagi Mahasiswa Mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan teori yang didapat dibangku kuliah dan memperoleh tambahan pengetahuan serta informasi dari penelitian ini. 2) Kegunaan Praktis Kegunaan praktis dari penelitian ini, sebagai berikut. a) Penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi eksportir Provinsi Bali dalam mengidentifikasikan variabel mana yang dapat mempengaruhi keputusan untuk melakukan ekspor. b) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi Pemerintah Daerah Provinsi Bali dalam menentukan kebijakan yang tepat berkaitan dengan perdagangan internasional guna meningkatan partisipasi pengusaha untuk melakukan ekspor. 1.3 Sistematika Penulisan Pembahasan penelitian ini disusun berdasarkan urutan beberapa bab secara sistematis, sehingga antara bab satu dengan bab lainnya mempunyai hubungan yang 9
erat. Adapun penyajiannya adalah sebagai berikut. Bab I : Pendahuluan Pada bab ini diuraikan menenai latar belakang masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan. Bab II : Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis Bab ini akan menguraikan tiga hal, yaitu landasan teori, pembahasan hasil penelitian sebelumnya dan rumusan hipotesis. Dalam landasan teori akan dibahas mengenai pengertian perdagangan internasional, teori-teori dalam perdagangan internasional, pengertian ekspor, dan beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan eksportir untuk melakukan ekspor. Bab III : Metode Penelitian Dalam bab ini akan diuraikan lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis data, metode penentuan populasi dan sampel, metode pengumpulan data, pengukuran data, uji validitas dan reliabilitas, serta teknik analisis data. Bab IV : Pembahasan Bab ini dilakukan pembahasan mengenai permasalahan penelitian yang terdiri dari gambaran umum ekspor, karakteristik responden, 10
menggunakan uji validitas dan reliabilitas, melakukan transformasi data ordinal menjadi data interval dengan MSI, melakukan uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda, serta uji simultan dan uji parsial. Bab V : Simpulan dan Saran Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dari hasil penelitian dan saran yang diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi Pemerintah Daerah Provinsi Bali dalam usaha meningkatkan partisipasi pengusaha melakukan ekspor. 11