BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kebijakan baru yang di tetapkan oleh negara-negara tujuan. perdagangan internasional pada era saat ini.

dokumen-dokumen yang mirip
MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 12/Permentan/OT.140/2/2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. nasional maupun internasional. Karena lalu lintas barang atau komoditas barang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

ASPEK KELAYAKAN USAHA DAN STRATEGI PEMASARAN PALLET DENGAN ISPM # 15 PADA PT. XYZ DI PALEMBANG

SISTEM SERTIFIKASI EKSPOR KARANTINA TUMBUHAN PETUNJUK OPERASIONAL PELAKSANAAN IN LINE INSPECTION

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Pestisida. Metil. Bromida. Karantina. Tumbuhan. Penggunaan.

Fumigasi sebagai sarana perlakuan anti hama / organisme pengganggu

PEDOMAN PENGAKUAN AREA BEBAS OPTK TERTENTU DI NEGARA ASAL BADAN KARANTINA PERTANIAN, 2012 BAB I PENDAHULUAN

Peranan perusahaan jasa freight forwardingm dalam transaksi ekspor pada PT. Japaindo Prima Raya Jakarta BAB I PENDAHULUAN

PROSEDUR PERLAKUAN DAN SERTIFIKASI KEMASAN KAYU SESUAI STANDAR ISPM#15 (INTERNATIONAL STANDARDS FOR

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 18/Permentan/OT.140/2/2008 TENTANG

(Guidelines for Phytosanitary Certification for Barecore)

BAB III DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tambah dari setiap komoditi yang dihasilkan. Untuk dapat mengoptimalkan

tertuang dalam berbagai kesepakatan bersama, diantaranya dalam International Plant

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik

BAB 1 PENDAHULUAN. keperluan perlakuan terhadap karantin tumbuhan dan pra-pengapalan

Kesepakatan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) tentang Sanitari dan Fitosanitari

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 09/Permentan/OT.140/2/2009

TEKNIK PENGENDALIAN HAMA MELALUI PERATURAN KARANTINA KARANTINA?

BAB I PENDAHULUAN. pengusaha-pengusaha yang bertempat di negara-negara yang berbeda. dan cara yang berbeda-beda (Roselyne Hutabarat, 1996: 1).

itu produsen dalam kegiatan pemasaran produk atau jasanya harus membutuhkan commit to user

LOGO. Irina Amalia Nastiti ( ) Aplikasi Penentuan Treatment Fumigasi dengan Menggunakan Metode Klasifikasi Decision Tree

BAB I. Pendahuluan. khususnya di bidang ekonomi internasional. Kelancaran serta kesuksesan

RENCANA KINERJA TAHUNAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap Negara tidak mampu untuk memproduksi suatu barang atau jasa

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 264/Kpts/OT.140/4/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 43/Permentan/OT.140/6/2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di jaman seperti sekarang ini, pertukaran barang melewati batas suatu

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 42/Permentan/OT.140/6/2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. sumber alam, iklim, letak geografis, penduduk, keahlian, tenaga kerja,

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 18/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG

ANALISIS RESIKO ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (Pest Risk Analysis) PADA POLONG KEDELAI (Glycine max L.) IMPOR DARI JEPANG SKRIPSI

Strategi pemasaran ekspor pada PT. Indo Veneer Utama di Karanganyar

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

KAPASITAS LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU

ORGANISME PERUSAK KAYU PADA BAHAN BAKU KEMASAN KAYU DAN USAHA PENGENDALIANNYA DALAM PERSIAPAN IMPLEMENTASI ISPM # 15

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 05/Permentan/OT.140/2/2012 TENTANG PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BENIH HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1 Disampaikan dalam Worksop Penerapan Area of Low Pest Prevalence

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 60/Permentan/OT.140/9/2012 TENTANG REKOMENDASI IMPOR PRODUK HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ERA BARU KARANTINA PERTANIAN. Oleh : Pupung Purnawan, A.Md. (calon POPT Terampil di BKP Kelas II Palu)

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMENTAN/HR.060/5/2017 TENTANG REKOMENDASI IMPOR PRODUK HORTIKULTURA

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Adanya perbedaan kekayaan alam serta sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan manufaktur baik perusahaan dalam skala kecil. mempertahankan atau menjaga kelangsungan proses produksi agar

PENDAHULUAN. Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan salah satu tanaman buah

PENENTUAN JENIS FUMIGASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE DECISION TREE

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 358/Kpts/OT.140/9/2005 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil

BAB III METODE PENELITIAN. dimana pengambilan keputusan harus dilakukan dengan cepat. Penelitian bisnis

TINJAUAN YURIDIS TENTANG BENTUK PEMBAYARAN EKSPOR-IMPOR FURNITURE PADA CV.MUGIHARJO BOYOLALI

BAB III PENDEKATAN LAPANG. adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dengan

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan indonesia letaknya yang strategis, menjadikan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian saat ini telah mengalami perubahan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh keuntungan dari mengekspor dan mengimpor.

VIII. DAYA SAING EKSPOR KARET ALAM. hanya merujuk pada ketidakmampuan individu dalam menghasilkan setiap barang

KATA PENGANTAR. Jakarta, Kepala Pusat KKIP, ARIFIN TASRIF

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN NOMOR : 797/KPTS/KT.240/L/09/2014

PERSYARATAN KARANTINA TUMBUHAN

PENENTUAN JENIS FUMIGASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE DECISION TREE ID3

PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN DAMPAKNYA

SKRIPSI. Oleh : SANDRA DODY TRISNA B

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian di Indonesia ini semakin banyak pesaing produksi barang

2 Tahun 2009 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5015); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan (Lembaran Negara Tahu

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 52/Permentan/OT.140/10/2006 TENTANG PERSYARATAN TAMBAHAN KARANTINA TUMBUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERDAGANGAN

ORGANISME PERUSAK KAYU PADA BAHAN BAKU KEMASAN KAYU DAN USAHA PENGENDALIANNYA DALAM PERSIAPAN IMPLEMENTASI ISPM # 15

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN PERDAGANGAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014

TEKNOLOGI KARANTINA DALAM PENANGANAN PASCAPANEN

PERSPEKTIF DAN INISIATIF PENGEMBANGAN PERLAKUAN KARANTINA TUMBUHAN

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri nyaris tidak ada perbedaan karena kemudahan akses dari barang dan informasi

Kegiatan shipping company dalam rangka ekspor pada PT. Trada Maritime, Tbk Jakarta. Oleh: Lestari NIM : F BAB I PENDAHULUAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KAJIAN PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT (Studi Kasus pada PT Adi Putra Perkasa, Cicurug - Sukabumi) Oleh ASEP SOLEHUDIN H

ANALISIS PENGGUNAAN PALLET UNTUK PACKING ABHIRAMA KRESNA. Tugas Akhir. Program Studi Diploma Manajemen Perdagangan

DD. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PERDAGANGAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 47/Permentan/OT.140/4/2013 TENTANG REKOMENDASI IMPOR PRODUK HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang rendah dalam melakukan muat-bongkar barang dan upah. terciptanya peti kemas (container) (Amir MS, 2004:111).

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi berarti peluang pasar internasional bagi produk dalam negeri dan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Syarat. Tata Cara. Karantina. Organisme Pengganggu. Pencabutan.

BUPATI TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 76/Permentan/OT.140/7/2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

PUSAT KARANTINA TUMBUHAN DAN KEAMANAN HAYATI NABATI BADAN KARANTINA PERTANIAN 2011

PROGRAM DAN KEGIATAN BADAN KARANTINA PERTANIAN TA MUSRENBANGTAN NASIONAL 2015

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan pokok dari perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan tidak sekedar di tunjukan oleh prestasi pertumbuhan ekonomi. perekonomian kearah yang lebih baik. (Mudrajad,2006:45)

pada elemen lain yang terkandung pada benda lain seperti vektor, tanah, media tumbuh lainnya.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI. miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan

Standar UNECE dalam Kerangka Perjanjian dan Standar Internasional

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kepada publik mengenai kebijakan Pemerintah.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini transaksi perdagangan menjadi suatu yang global dimana lalu lintas barang atau komoditas barang secara luas tanpa batasan wilayah. Semua negara harus mampu memperluas pasarnya dengan tetap memperhatikan kebijakan baru yang di tetapkan oleh negara-negara tujuan ekspor. Apalagi, semakin banyaknya ketentuan-ketentuan baik dalam negeri maupun dari luar negeri yang harus di patuhi dalam transaksi perdagangan internasional pada era saat ini. Perdagangan internasional memegang peranan penting dalam perekonomian suatu negara karenanya masalah impor maupun ekspor tidak lagi terbatas menjadi masalah importir maupun eksportir tapi telah menjadi masalah pemerintah dan masyarakat umum (Amir, 2000). Transaksi perdagangan internasional atau yang lebih dikenal dengan istilah ekspor impor pada hakikatnya adalah suatu transaksi yang sederhana dan tidak lebih dari membeli dan menjual barang antara pengusaha-pengusaha yang bertempat di negara-negara yang berbeda (Hutabarat, 1996). commit to user 1

Banyak factor-faktor yang perlu di perhatikan dalam melakukan kegiatan ekspor, salah satunya adalah kebijakan baru dari luar negri berhubungan dengan perdagangan internasional. Peraturan Menteri Pertanian tentang Tindakan Karantina Tumbuhan Terhadap Pemasukan Pembungkus Kayu (Wood Packaging) ke dalam wilayah Indonesia. Kayu sebagai material pengepakan, penyangga, pelindung dan pembungkus barang sering digunakan dalam perdagangan internasional, baik ekspor, impor maupun yang dilalulintaskan antar area. Penggunaan kayu tersebut sering kali di gunakan berulang kali, di daur ulang dan dirakit kembali sebagai fungsi pengepakan termasuk sebagai penyangga forklift (dunnage). Kegunaan fungsi kayu tersebut akhirnya tercampur dengan kayu lainnya baik dari luar negeri maupun kayu lokal sehingga tidak diketahui asal usul kayu tersebut serta sulit sekali diidentifikasi. Dengan demikian status kesehatan tumbuhan menjadi tidak jelas dan menjadi media pembawa organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK). Pembuatan kayu sebagai penyangga umumnya menggunakan kayu bekas, atau kayu karet, kayu albasia yang standarnya masih kurang memadai. Standar ISPM No. 15 tentang material kayu untuk pembungkus (wood packaging material) dalam perdagangan international mengatur tata cara dan prosedur ekspor dan impor. Standar pengaturan fitosanitari yang telah dipublikasikan tersebut bertujuan untuk mengurangi resiko commit to user 2

pemasukan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) yang berasosiasi dengan materi kayu sebagai pembungkus termasuk kayu penyangga (dunnage) yang terbuat dari bahan kayu (coniferous) atau bagian tumbuhan lainnya (raw wood) temasuk pula wood packaging material yaitu kayu atau produk asal kayu produk kertas yang digunakan untuk menunjang, melindungi atau pembungkus komoditi termasuk penyangga kayu (dunnage)(report on Risk Analysis of Bursaphelenchus xylophilus Wooden Package Imported from USA and Japan, 2002) Badan Karantina Pertanian telah lama menotifikasi permentan tentang importasi wood packaging material ke sekretariat WTO No. G/SPS/IDN/27 dan telah banyak pihak yang menanyakan kapan efektif diberlakukan. Ketentuan tersebut merupakan penerapan International Standar for Phytosanitary Measures (ISPM) No. 15 yang di keluarkan oleh International Plant Protection Convention (IPPC) Pada tahun 2002 Food and Agriculture Organitation (FAO)-PBB melalui Internasional Plant Protection Convention (IPPC) mengesahkan suatu standar mengenai tindakan untuk mengatur material kemasan kayu dalam perdaganganan internasioanl, standart tersebut yaitu Guidelines for Regulation Wood Packing Material in Internasional Trade atau yang lebih dikenal dengan ISPM No.15 (ISPM#15). Standar ISPM#15 tersebut di buat untuk menciptakna suatu aturan yang seragam (Harmonized Regulation) dan berlaku secara luas untuk kemasan kayu yang di commit to user 3

pergunakan dalam perdagangan internasional. Dengan adanya standar tersebut, diharapkan dapat di cegah timbulnya aturan yang beraneka ragam yang di buat dan di terapkan secara sepihak oleh setiap negara terhadap kemasan kayu yang di hawatirkan dapat menghambat kelancaran perdagangan internasional (Modul Pedoman Registrasi Perusahaan Kemasan Kayu oleh Badan Karantina Pertanian, 2008 :1). Dalam pelaksanaanya sebagai perusahaan provider ISPM#15 CV. Arjuna Sekuritas Abadi juga bekerjasama dengan beberapa perusahaan Fumigasi, diantaranya CV. Mega Benefindo. Hal tersebut di laksanakan demi terlaksananya perlakuan terhadap kemasan kayu untuk ekspor yang sesuai dengan standar ISPM#15. Berdasarkan uraian di atas perlu di lakukan penelitian sesuai dengan kegiatan yang di lakukan CV. Arjuna Sekuritas Abadi sebagai perusahaan penyedia (provider) ISPM#15. Mengenai perlakuan dan sertifikasi kemasan kayu yang akan di pergunakan untuk ekspor, sebagai obyek penelitian untuk menyusun tugas akhir dengan judul PERAN CV. ARJUNA SEKURITAS ABADI DALAM PERLAKUAN DAN SERTIFIKASI KEMASAN KAYU SESUAI STANDAR ISPM#15 (INTERNASIONAL STANDARDS for PHYTOSANITAY MEASURES No.15) commit to user 4

B. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian itu dimaksudkan untuk menjadikan pedoman untuk melakukan penelitian secara cepat dan tepat sesuai dengan prinsip suatu penelitian ilmiah. Dengan perumusan masalah diharapkan dapat mengetahui obyek-obyek yang diteliti, serta bertujuan agar tulisan dan ruang lingkup penelitian uraiannya terbatas dan terarah pada hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Untuk memudahkan pembahasan masalah dan pemahamannya maka perumusan permasalahannya sebagai berikut: 1. Bagaimana prosedur perlakuan dan sertifikasi kemasan kayu sesuai standar ISPM #15 pada CV. Arjuna Sekuritas Abadi? 2. Kendala yang dihadapi oleh CV. Arjuna Sekuritas Abadi terkait dengan gudang shipper? C. Tujuan Penelitian Setiap kegiatan yang dilaksanakan dalam suatu penelitian terdapat adanya tujuan penelitian yang bermanfaat bagi penulis dan pihak perusahaan itu sendiri. Adapun tujuan penelitian tersebut adalah: 1. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi oleh CV. Arjuna sebagai perusahaan provider ISPM #15. commit to user 5

2. Untuk mengetahui prosedur perlakuan dan sertifikasi kemasan kayu sesuai standar ISPM #15. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat bagi: 1. Bagi Penulis Penulis dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman di bidang pembayaran ekspor pada perusahaan dengan menerapan teoriteori yang diperoleh dibangku kuliah. 2. Bagi Perusahaan Dapat dijadikan bahan referensi dan masukan bagi perusahaan untuk mengetahui informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan perlakuan kemasan kayu untuk ekspor yang dapat digunakan sebagai bahan evaluasi. 3. Bagi Pemerintah Pemerintah dapat menetapkan kebijakan yang dapat mempermudah dan memperlancar pelaksanaan transaksi perdagangan khususnya proses ekspor yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia. commit to user 6

4. Masyarakat umum Menambah pengetahuan kepada masyarakat secara umum tentang ilmu dalam dunia perdagangan internasional khususnya pada perlakuan kemasan kayu untuk ekspor. 5. Bagi Akademisi Memberikan tambahan reverensi bacaan dan informasi khususnya bagi mahasiswa Manajemen Perdagangan dalam menyusun Tugas Akhir dan sebagai masukan untuk pengembangan penelitian lebih lanjut. E. Metode Penelitian Suatu penelitian pada dasarnya adalah bagian mencari, mendapatkan data dan selanjutnya dilakukan penyusunan dalam bentuk laporan hasil penelitian. Supaya dalam proses tersebut dapat berjalan dengan lancar serta hasil yang diperoleh secara maksimal dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, maka diperlukan penelitian. Metode ini terdiri dari: 1. Ruang Lingkup Penelitian ini dilakukan secara langsung atau studi kasus terhadap obyek yang diteliti yang dianalisa secara mendalam dan memfokuskan pada suatu masalah yaitu tentang kemasan kayu sesuai standar ISPM #15. commit to user 7

2. Jenis dan Pengumpulan Data a. Jenis Data 1) Data Primer Data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian yaitu dengan wawancara langsung dengan karyawan, staf, dan pimpinan CV. Arjuna Sekuritas Abadi, dan data berupa gambaran pelaksanaan ISPM #15 yang dilakukan oleh CV. Arjuna Sekuritas Abadi. 2) Data Sekunder Data pendukung yang diperoleh dari sumber lain yang berkaitan dengan penelitian seperti buku-buku berkaitan tentang perdagangan internasional khususnya pada perlakuan kemasan kayu sesuai standar ISPM #15. b. Metode Pengumpulan Data 1) Wawancara Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung yang dilaksanakan dengan tatap muka dengan staf dan pimpinan pada CV. Arjuna Sekuritas Abadi. 2) Studi Pustaka Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari buku atau reverensi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. commit to user 8

3) Observasi Dalam penelitian ini, penulis melihat secara langsung kegiatan yang dilakukan CV. Arjuna Sekuritas Abadi. commit to user 9