BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini transaksi perdagangan menjadi suatu yang global dimana lalu lintas barang atau komoditas barang secara luas tanpa batasan wilayah. Semua negara harus mampu memperluas pasarnya dengan tetap memperhatikan kebijakan baru yang di tetapkan oleh negara-negara tujuan ekspor. Apalagi, semakin banyaknya ketentuan-ketentuan baik dalam negeri maupun dari luar negeri yang harus di patuhi dalam transaksi perdagangan internasional pada era saat ini. Perdagangan internasional memegang peranan penting dalam perekonomian suatu negara karenanya masalah impor maupun ekspor tidak lagi terbatas menjadi masalah importir maupun eksportir tapi telah menjadi masalah pemerintah dan masyarakat umum (Amir, 2000). Transaksi perdagangan internasional atau yang lebih dikenal dengan istilah ekspor impor pada hakikatnya adalah suatu transaksi yang sederhana dan tidak lebih dari membeli dan menjual barang antara pengusaha-pengusaha yang bertempat di negara-negara yang berbeda (Hutabarat, 1996). commit to user 1
Banyak factor-faktor yang perlu di perhatikan dalam melakukan kegiatan ekspor, salah satunya adalah kebijakan baru dari luar negri berhubungan dengan perdagangan internasional. Peraturan Menteri Pertanian tentang Tindakan Karantina Tumbuhan Terhadap Pemasukan Pembungkus Kayu (Wood Packaging) ke dalam wilayah Indonesia. Kayu sebagai material pengepakan, penyangga, pelindung dan pembungkus barang sering digunakan dalam perdagangan internasional, baik ekspor, impor maupun yang dilalulintaskan antar area. Penggunaan kayu tersebut sering kali di gunakan berulang kali, di daur ulang dan dirakit kembali sebagai fungsi pengepakan termasuk sebagai penyangga forklift (dunnage). Kegunaan fungsi kayu tersebut akhirnya tercampur dengan kayu lainnya baik dari luar negeri maupun kayu lokal sehingga tidak diketahui asal usul kayu tersebut serta sulit sekali diidentifikasi. Dengan demikian status kesehatan tumbuhan menjadi tidak jelas dan menjadi media pembawa organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK). Pembuatan kayu sebagai penyangga umumnya menggunakan kayu bekas, atau kayu karet, kayu albasia yang standarnya masih kurang memadai. Standar ISPM No. 15 tentang material kayu untuk pembungkus (wood packaging material) dalam perdagangan international mengatur tata cara dan prosedur ekspor dan impor. Standar pengaturan fitosanitari yang telah dipublikasikan tersebut bertujuan untuk mengurangi resiko commit to user 2
pemasukan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) yang berasosiasi dengan materi kayu sebagai pembungkus termasuk kayu penyangga (dunnage) yang terbuat dari bahan kayu (coniferous) atau bagian tumbuhan lainnya (raw wood) temasuk pula wood packaging material yaitu kayu atau produk asal kayu produk kertas yang digunakan untuk menunjang, melindungi atau pembungkus komoditi termasuk penyangga kayu (dunnage)(report on Risk Analysis of Bursaphelenchus xylophilus Wooden Package Imported from USA and Japan, 2002) Badan Karantina Pertanian telah lama menotifikasi permentan tentang importasi wood packaging material ke sekretariat WTO No. G/SPS/IDN/27 dan telah banyak pihak yang menanyakan kapan efektif diberlakukan. Ketentuan tersebut merupakan penerapan International Standar for Phytosanitary Measures (ISPM) No. 15 yang di keluarkan oleh International Plant Protection Convention (IPPC) Pada tahun 2002 Food and Agriculture Organitation (FAO)-PBB melalui Internasional Plant Protection Convention (IPPC) mengesahkan suatu standar mengenai tindakan untuk mengatur material kemasan kayu dalam perdaganganan internasioanl, standart tersebut yaitu Guidelines for Regulation Wood Packing Material in Internasional Trade atau yang lebih dikenal dengan ISPM No.15 (ISPM#15). Standar ISPM#15 tersebut di buat untuk menciptakna suatu aturan yang seragam (Harmonized Regulation) dan berlaku secara luas untuk kemasan kayu yang di commit to user 3
pergunakan dalam perdagangan internasional. Dengan adanya standar tersebut, diharapkan dapat di cegah timbulnya aturan yang beraneka ragam yang di buat dan di terapkan secara sepihak oleh setiap negara terhadap kemasan kayu yang di hawatirkan dapat menghambat kelancaran perdagangan internasional (Modul Pedoman Registrasi Perusahaan Kemasan Kayu oleh Badan Karantina Pertanian, 2008 :1). Dalam pelaksanaanya sebagai perusahaan provider ISPM#15 CV. Arjuna Sekuritas Abadi juga bekerjasama dengan beberapa perusahaan Fumigasi, diantaranya CV. Mega Benefindo. Hal tersebut di laksanakan demi terlaksananya perlakuan terhadap kemasan kayu untuk ekspor yang sesuai dengan standar ISPM#15. Berdasarkan uraian di atas perlu di lakukan penelitian sesuai dengan kegiatan yang di lakukan CV. Arjuna Sekuritas Abadi sebagai perusahaan penyedia (provider) ISPM#15. Mengenai perlakuan dan sertifikasi kemasan kayu yang akan di pergunakan untuk ekspor, sebagai obyek penelitian untuk menyusun tugas akhir dengan judul PERAN CV. ARJUNA SEKURITAS ABADI DALAM PERLAKUAN DAN SERTIFIKASI KEMASAN KAYU SESUAI STANDAR ISPM#15 (INTERNASIONAL STANDARDS for PHYTOSANITAY MEASURES No.15) commit to user 4
B. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian itu dimaksudkan untuk menjadikan pedoman untuk melakukan penelitian secara cepat dan tepat sesuai dengan prinsip suatu penelitian ilmiah. Dengan perumusan masalah diharapkan dapat mengetahui obyek-obyek yang diteliti, serta bertujuan agar tulisan dan ruang lingkup penelitian uraiannya terbatas dan terarah pada hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Untuk memudahkan pembahasan masalah dan pemahamannya maka perumusan permasalahannya sebagai berikut: 1. Bagaimana prosedur perlakuan dan sertifikasi kemasan kayu sesuai standar ISPM #15 pada CV. Arjuna Sekuritas Abadi? 2. Kendala yang dihadapi oleh CV. Arjuna Sekuritas Abadi terkait dengan gudang shipper? C. Tujuan Penelitian Setiap kegiatan yang dilaksanakan dalam suatu penelitian terdapat adanya tujuan penelitian yang bermanfaat bagi penulis dan pihak perusahaan itu sendiri. Adapun tujuan penelitian tersebut adalah: 1. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi oleh CV. Arjuna sebagai perusahaan provider ISPM #15. commit to user 5
2. Untuk mengetahui prosedur perlakuan dan sertifikasi kemasan kayu sesuai standar ISPM #15. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat bagi: 1. Bagi Penulis Penulis dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman di bidang pembayaran ekspor pada perusahaan dengan menerapan teoriteori yang diperoleh dibangku kuliah. 2. Bagi Perusahaan Dapat dijadikan bahan referensi dan masukan bagi perusahaan untuk mengetahui informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan perlakuan kemasan kayu untuk ekspor yang dapat digunakan sebagai bahan evaluasi. 3. Bagi Pemerintah Pemerintah dapat menetapkan kebijakan yang dapat mempermudah dan memperlancar pelaksanaan transaksi perdagangan khususnya proses ekspor yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia. commit to user 6
4. Masyarakat umum Menambah pengetahuan kepada masyarakat secara umum tentang ilmu dalam dunia perdagangan internasional khususnya pada perlakuan kemasan kayu untuk ekspor. 5. Bagi Akademisi Memberikan tambahan reverensi bacaan dan informasi khususnya bagi mahasiswa Manajemen Perdagangan dalam menyusun Tugas Akhir dan sebagai masukan untuk pengembangan penelitian lebih lanjut. E. Metode Penelitian Suatu penelitian pada dasarnya adalah bagian mencari, mendapatkan data dan selanjutnya dilakukan penyusunan dalam bentuk laporan hasil penelitian. Supaya dalam proses tersebut dapat berjalan dengan lancar serta hasil yang diperoleh secara maksimal dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, maka diperlukan penelitian. Metode ini terdiri dari: 1. Ruang Lingkup Penelitian ini dilakukan secara langsung atau studi kasus terhadap obyek yang diteliti yang dianalisa secara mendalam dan memfokuskan pada suatu masalah yaitu tentang kemasan kayu sesuai standar ISPM #15. commit to user 7
2. Jenis dan Pengumpulan Data a. Jenis Data 1) Data Primer Data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian yaitu dengan wawancara langsung dengan karyawan, staf, dan pimpinan CV. Arjuna Sekuritas Abadi, dan data berupa gambaran pelaksanaan ISPM #15 yang dilakukan oleh CV. Arjuna Sekuritas Abadi. 2) Data Sekunder Data pendukung yang diperoleh dari sumber lain yang berkaitan dengan penelitian seperti buku-buku berkaitan tentang perdagangan internasional khususnya pada perlakuan kemasan kayu sesuai standar ISPM #15. b. Metode Pengumpulan Data 1) Wawancara Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung yang dilaksanakan dengan tatap muka dengan staf dan pimpinan pada CV. Arjuna Sekuritas Abadi. 2) Studi Pustaka Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari buku atau reverensi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. commit to user 8
3) Observasi Dalam penelitian ini, penulis melihat secara langsung kegiatan yang dilakukan CV. Arjuna Sekuritas Abadi. commit to user 9