BAB IV HASIL PENGUJIAN. Analisis Deskriptif Variabel Variabel Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Anindita Syifa Maulidia. Alamat : Jl. H. Saidi IV no.16a Cipete Selatan, Jakarta Selatan Telp :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data. Tabel 4.1. Hasil Perolehan Data Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2011

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diteliti, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

BAB IV. Tabel 4.1. dan Pendapatan Bagi Hasil. Descriptive Statistics. Pembiayaan_Mudharabah E6 4.59E E E9

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mudah dipahami dan diinterprestasikan. Pengujian ini bertujuan untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, free cash flow dan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi audit delay, ukuran

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang digunakan dalam penelitian ini adalah DPR, Net Profit Margin

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian tentang Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS),

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. data hasil perhitungan data adalah sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

bawah ini, dari statistik deskriptif ini dapat diketahui jumjah sampel yang diteliti.

dipenuhi asumsi klasik. Asumsi yang lain yang harus dipenuhi adalah mengenai

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN


BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA. Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Rasio-Rasio Keuangan. PT. Indofood Tbk. Periode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan atau mendeskripsikan suatu data yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Return On invesment(roi), Earning Per Share(EPS), dan. Deviden Per Share (DPS) terhadap harga saham

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode yang sudah

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini, maka diperlukan gambaran mengenai data-data yang digunakan.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015.

BAB IV PEMBAHASAN. Nilai tambah ekonomis (EVA) merupakan nilai yang di dapatkan shareholder dari hasil

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Profitabilitas, Kepemilikan Saham Oleh Publik dan Leverage terhadap Pengungkapan

PENGARUH RISIKO INVESTASI TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUBSEKTOR FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

mempunyai nilai ekstrim telah dikeluarkan sehingga data diharapkan

BAB 4 ANALISIS DATA. Statistika Deskriptif merupakan hal serangkaian teknik statistika yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

: Berkat Kristian Zega NPM : Pembimbing : Anne Dahliawati, SE., MM

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini digunakan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis Deskriptif Variabel Variabel Penelitian Dari data yang telah dikumpulkan, didapat hasil perhitungan sebagai berikut : 1) Beta saham Beta merupakan suatu pengukur volatilitas return suatu sekuritas terhadap return pasar. Beta dalam hal ini diukur dengan membagi covarians antara return individu dan return market dengan market varians. Dari harga saham bulanan dan IHSG, dapat dihitung beta suatu perusahaan. Salah satu contoh adalah beta saham perusahaan Astra International Tbk. (ASII) tahun 2010 yang hasil covariansnya sebesar 0,00457 dibagi dengan market varians IHSG tahun 2010 sebesar 0,00293. 0,00457 Beta = = 1,56...(4.1) 0,00293 2) Degree of operating leverage DOL didapat dari persentase perubahan EBIT dibagi dengan persentase perubahan penjualan yang diperoleh dari laporan laba rugi. Berikut perhitungan DOL tahun 2010 perusahaan Astra International Tbk. (ASII) yang memiliki EBIT tahun 2010 sebesar Rp 14.725 dan tahun 2009 sebesar Rp 12.756, sedangkan penjualan tahun 2010 sebesar Rp 129.991 dan tahun 2009 sebesar Rp 98.526. 41

14.725 12.756 % EBIT ASII = x100% = 15,44%...(4.2) 12.756 129.991 98.526 % Sales ASII = x100% = 31,94%...(4.3) 98.526 15,44 DOL = = 0,483...(4.4) 31,94 3) Degree of financial leverage DFL mengukur besar perubahan laba bersih (EPS) akibat berubahnya laba operasi. Penggunaan tingkat utang yang relatif tinggi menimbulkan biaya tetap (berupa beban bunga), bila perusahaan dalam kondisi baik maka dapat meningkatkan income, sementara dalam kondisi buruk akan menurunkan income. Semakin besar utang suatu perusahaan semakin besar pula risiko keuangannya. Dalam penelitian skripsi ini, DFL didapat dengan membagi EBIT dengan EBIT Interest yang diperoleh dari laporan laba rugi. Berikut contoh perhitungan DFL tahun 2010 perusahaan Astra International Tbk. (ASII) yang memiliki EBIT sebesar Rp 14.725 dan interest expense sebesar Rp 484. 14.725 DFL = = 1,034...(4.5) 14.725 484 Statistik deskriptif dilakukan untuk mengetahui deskripsi nilai variabel variabel independen yang menjadi sampel penelitian, yang diolah menggunakan software SPSS 42

19. Hasil statistik deskriptif tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan tahun 2011 pada Tabel 4.2. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Tahun 2010 Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation DOL 30,0176 33,0707 7,821786 10,1923267 DFL 30,8909 3,9792 1,339630,6832944 D_Cyclical 30 0 1,60,498 Valid N (listwise) 30 Sumber: Data yang diolah Tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah observasi atau jumlah perusahaan yang diteliti sebanyak 30 perusahaan. Berdasarkan hasil pengolahan data di atas, terlihat bahwa pada tahun 2010 variabel DOL memiliki nilai terendah sebesar 0,0176, nilai tertinggi sebesar 33,0707, dan nilai rata-rata sebesar 7,821786. Variabel DFL memiliki nilai terendah sebesar 0,8909, tertinggi 3,9792, dan rata-rata 1,339630. Sedangkan variabel D_Cyclical memiliki nilai terendah 0, nilai tertinggi 1, dan nilai rata-rata 0,60. Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Tahun 2011 Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation DOL 30,1003 10,3344 1,941582 2,3697129 DFL 30,9630 2,7524 1,184660,3509449 D_Cyclical 30 0 1,60,498 Valid N (listwise) 30 Sumber: Data yang diolah Tabel 4.2 menunjukkan bahwa jumlah observasi atau jumlah perusahaan yang diteliti sebanyak 30 perusahaan. Berdasarkan hasil pengolahan data di atas, terlihat 43

bahwa pada tahun 2011 variabel DOL memiliki nilai terendah sebesar 0,1003, nilai tertinggi 10,3344, dan nilai rata-rata 1,941582. Variabel DFL memiliki nilai terendah sebesar 0,9630, tertinggi 2,7524, dan rata-rata 1,184660. Sedangkan variabel D_Cyclical memiliki nilai terendah 0, nilai tertinggi 1, dan nilai rata-rata 0,60. Standar deviasi yang baik adalah yang bernilai kecil, atau dapat dikatakan semakin kecil standar deviasi maka semakin baik. IV.2 Uji Asumsi Klasik Penerapan ordinary least square dapat dikatakan baik untuk mengestimasi variabel dependen jika regresi lulus uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. IV.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabelvariabel memiliki distribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini menggunakan uji secara grafis yaitu uji normal P-P plot of regression standardized residual. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal, yaitu menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Jika data jauh dari garis diagonal, maka model regresi dikatakan tidak berdistribusi normal. Hasil uji normalitas tahun 2010 dapat dilihat pada Gambar 4.1, dan tahun 2011 pada Gambar 4.2. 44

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Data Tahun 2010 Dari Gambar 4.1 terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, sehingga dapat dikatakan data tahun 2010 berdistribusi normal. 45

Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Tahun 2011 Dari Gambar 4.2 terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, sehingga dapat dikatakan data tahun 2011 juga berdistribusi normal. IV.2.2 Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik adalah yang bebas multikolinearitas. Untuk mengetahui apakah terjadi multikolinearitas dalam suatu model regresi dapat dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factor). Regresi 46

bebas dari gangguan multikolinearitas apabila nilai VIF < 10 dan nilai tolerance di atas 0,1. Hasil uji multikolinearitas tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan tahun 2011 pada Tabel 4.4. Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas Tahun 2010 Coefficients a Collinearity Statistics Model 1 (Constant) Tolerance VIF DOL,729 1,372 DFL,904 1,107 D_Cyclical,797 1,254 a. Dependent Variable: Beta Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa pada tahun 2010 semua variabel independen mempunyai nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih besar dari 0,1, artinya data penelitian tahun 2010 tidak memiliki gangguan multikolinearitas dalam model regresinya. 47

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas Tahun 2011 Coefficients a Collinearity Statistics Model 1 (Constant) Tolerance VIF DOL,998 1,002 DFL,998 1,002 D_Cyclical,997 1,003 a. Dependent Variable: Beta Dari Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa pada tahun 2011 semua variabel independen mempunyai nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih besar dari 0,1, artinya data penelitian tahun 2011 tidak memiliki gangguan multikolinearitas dalam model regresinya. IV.2.3 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Pengujiannya dapat dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Cara mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Jika ada 48

pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi heteroskedastisitas, sedangkan jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y secara acak, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil ujinya dapat dilihat pada Gambar 4.3 untuk tahun 2010 dan Gambar 4.4 untuk tahun 2011. Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Tahun 2010 Dalam Gambar 4.3 terlihat tidak terdapat pola yang jelas, serta titik titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi tahun 2010. 49

Gambar 4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas Tahun 2011 Dalam Gambar 4.4 terlihat tidak terdapat pola yang jelas, serta titik titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi tahun 2011. IV.2.4 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi lnier ada korelasi antara kesalahan pengganggu (residual) pada suatu pengamatan dengan pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Uji 50

autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut : a) Jika DW < 1,2138 atau DW > 2,7862 berarti terdapat autokorelasi. b) Jika DW terletak antara 1,6498 dan 2,3502 berarti tidak ada autokorelasi. c) Jika DW terletak antara 1,2138 dan 1,6498 atau antara 2,3502 dan 2,7862, maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti. Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Tahun 2010 Model Summary b Model Durbin-Watson 1 1,823 a. Predictors: (Constant), D_Cyclical, DFL, DOL b. Dependent Variable: Beta Dari Tabel 4.5 dapat dilihat nilai DW sebesar 1,823. Dapat disimpulkan bahwa tahun 2010 tidak terdapat autokorelasi karena nilai DW terletak antara 1,6498 dan 2,3502. Dengan demikian asumsi nonautokorelasi terpenuhi. Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi Tahun 2011 Model Summary b Model Durbin-Watson 1 2,287 a. Predictors: (Constant), D_Cyclical, DOL, DFL b. Dependent Variable: Beta 51

Dari Tabel 4.6 dapat dilihat nilai DW sebesar 2,287. Dapat disimpulkan bahwa tahun 2011 tidak terdapat autokorelasi karena nilai DW terletak antara 1,6498 dan 2,3502. Dengan demikian asumsi nonautokorelasi terpenuhi. IV.3 Uji Hipotesis Setelah semua uji asumsi klasik telah dilakukan, maka model regresi dianggap layak sebagai dasar pengambilan keputusan pengujian hipotesis serta untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian regresi ini menggunakan uji hipotesis secara parsial maupun secara simultan, juga koefisien determinasi. IV.3.1 Uji Regresi Parsial (Uji t) Uji t bertujuan untuk mengetahui apakah variabel - variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Tabel 4.7 Hasil Uji t Tahun 2010 Coefficients a Model t Sig. 1 (Constant) 2,406,024 DOL 1,821,074 DFL,189,852 D_Cyclical 2,272,034 a. Dependent Variable: Beta 52

Dari Tabel 4.7 dapat dilihat hasil uji t tahun 2010, yang hasilnya : 1) Degree of operating leverage Dalam Tabel 4.7 terlihat nilai t-hitung DOL sebesar 1,821 sementara t- tabel adalah sebesar 1,706 dengan tingkat signifikan 0,05. Dapat dikatakan bahwa t-hitung > t-tabel. Dengan demikian Ho ditolak, artinya operating leverage berpengaruh positif signifikan terhadap beta saham. Hasil ini mendukung hipotesis satu yang menyatakan bahwa operating leverage berpengaruh positif terhadap beta saham. 2) Degree of financial leverage Dalam Tabel 4.7 terlihat nilai t-hitung DFL sebesar 0,189 sementara t- tabel adalah sebesar 1,706 dengan tingkat signifikan 0,05. Berarti t-hitung < t- tabel. Dengan demikian Ho tidak ditolak, artinya financial leverage tidak berpengaruh positif signifikan terhadap beta saham. Hasil ini tidak mendukung hipotesis dua yang menyatakan bahwa financial leverage berpengaruh positif terhadap beta saham. 3) Cylicality Dalam Tabel 4.7 terlihat nilai t-hitung D_Cyclical sebesar 2,272 sementara t-tabel adalah sebesar 1,706 dengan tingkat signifikan 0,05. Berarti t- hitung > t-tabel. Dengan demikian Ho ditolak, artinya cyclicality berpengaruh positif signifikan terhadap beta saham. Hasil ini mendukung hipotesis tiga yang menyatakan bahwa cyclicality berpengaruh positif terhadap beta saham. 53

Tabel 4.8 Hasil Uji t Tahun 2011 Coefficients a Model t Sig. 1 (Constant) 1,073,293 DOL 2,178,039 DFL,000 1,000 D_Cyclical 2,318,029 a. Dependent Variable: Beta Dari Tabel 4.8 dapat dilihat hasil uji t tahun 2011, yang hasilnya: 1) Degree of operating leverage Dalam Tabel 4.8 terlihat nilai t-hitung DOL sebesar 2,178 sementara t- tabel adalah sebesar 1,706 dengan tingkat signifikan 0,05. Dapat dikatakan bahwa t-hitung > t-tabel. Dengan demikian Ho ditolak. artinya operating leverage berpengaruh positif signifikan terhadap beta saham. Hasil ini mendukung hipotesis satu yang menyatakan bahwa operating leverage berpengaruh positif terhadap beta saham. Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian Soedijatno, Mediawati, dan Widaningsih (2009), serta Salama dan Nguyen (2005) bahwa operating leverage berpengaruh positif terhadap beta saham. Operating leverage yang tinggi mencerminkan biaya tetap yang tinggi yang harus ditanggung oleh perusahaan. Perubahan kecil pada penjualan mengakibatkan perubahan besar dalam keuntungan karena fixed cost tetap dikeluarkan. Semakin tinggi operating leverage perusahaan, semakin besar fluktuasi penjualan yang akan mempengaruhi laba, maka semakin besar juga risikonya. 54

2) Degree of financial leverage Dalam Tabel 4.8 terlihat nilai t-hitung DFL sebesar 0,000 sementara t- tabel adalah sebesar 1,706 dengan tingkat signifikan 0,05. Berarti t-hitung < t- tabel. Dengan demikian Ho tidak ditolak, artinya financial leverage tidak berpengaruh positif signifikan terhadap beta saham. Hasil ini tidak mendukung hipotesis dua yang menyatakan bahwa financial leverage berpengaruh positif terhadap beta saham. Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian Hadianto dan Tjun (2009), Sufiyati dan Na im (1998), Salama dan Nguyen (2005), serta Kartikasari (2007) bahwa financial leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap beta saham. Financial leverage yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan banyak menggunakan utang dalam struktur modalnya. Semakin besar utang semakin besar pula beban bunga yang harus dibayar setiap tahunnya, sehingga akan meningkatkan financial leverage. Perusahaan manufaktur biasanya mempunyai biaya operasi yang tinggi, jadi sudah mempunyai risiko bisnis yang tinggi, mungkin mereka berhati-hati terhadap penggunaan utang untuk meminimalkan risiko keuangannya. Sebagai contoh perusahaan Berlina Tbk. yang mempunyai DFL tahun 2011 sebesar 1,4542 yang besarnya di atas rata-rata, tetapi beta sahamnya sebesar 0,4407. Membuktikan bahwa perusahaan yang memiliki DFL yang tinggi belum tentu memiliki beta saham yang tinggi juga. 3) Cyclicality Dalam Tabel 4.8 terlihat nilai t-hitung D_Cyclical sebesar 2,318 sementara t-tabel adalah sebesar 1,706 dengan tingkat signifikan 0,05. Berarti t- hitung > t-tabel. Dengan demikian Ho ditolak, artinya cyclicality berpengaruh 55

positif signifikan terhadap beta saham. Hasil ini mendukung hipotesis tiga yang menyatakan bahwa cyclicality berpengaruh positif terhadap beta saham. Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian Miswanto dan Husnan (1999). Dengan demikian cyclical firm mempunyai beta saham lebih tinggi daripada non-cyclical firm, walaupun memiliki nilai DOL dan DFL yang sama. Jadi semakin sensitif suatu perusahaan terhadap kondisi perekonomian, dapat dikatakan semakin tinggi pula risikonya. IV.3.2 Uji Regresi Simultan (Uji F) Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersamasama atau simultan mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Hipotesis yang diajukan adalah Ho: semua variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen, dan Ha : bukan Ho, maka tidak semua variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Jika F-hitung > F-tabel, maka Ho ditolak. Tabel 4.9 Hasil Uji F Tahun 2010 ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 2,914 3 1,209 3,246,042 a Residual 31,422 26,971 Total 34,337 29 a. Predictors: (Constant), D_Cyclical, DFL, DOL b. Dependent Variable: Beta 56

Dari hasil uji F pada Tabel 4.9 didapat nilai F-hitung tahun 2010 sebesar 3,246 sementara F-tabel sebesar 2,975 dengan tingkat signifikan 0,05. Dengan demikian F- hitung > F-tabel, sehingga Ho ditolak, artinya tidak semua variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Dengan kata lain, terbukti model penelitian sudah cocok (fit). Tabel 4.10 Hasil Uji F Tahun 2011 ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 5,734 3 1,911 3,508,029 a Residual 14,166 26,545 Total 19,899 29 a. Predictors: (Constant), D_Cyclical, DOL, DFL b. Dependent Variable: Beta Dari hasil uji F pada Tabel 4.10 didapat nilai F-hitung tahun 2011 sebesar 3,508 sementara F-tabel sebesar 2,975 dengan tingkat signifikan 0,05. Dengan demikian F- hitung > F-tabel, sehingga Ho ditolak, artinya tidak semua variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Dengan kata lain, terbukti model penelitian sudah cocok (fit). IV.3.3 Koefisien Determinasi (R²) Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel independen menerangkan variabel dependen. Nilai R² terletak antara 0 dan 1. Semakin mendekati 1 berarti semakin besar kemampuan variabel independen menerangkan variabel dependen. 57

Tabel 4.11 Hasil R² Tahun 2010 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1,481 a,231,160 1,0993417 a. Predictors: (Constant), D_Cyclical, DFL, DOL b. Dependent Variable: Beta Dalam Tabel 4.11 dapat dilihat nilai R² tahun 2010 sebesar 0,231. Nilai koefisien ini menunjukkan bahwa perubahan DOL, DFL dan cyclicality dapat menjelaskan perubahan beta saham tahun 2010 sebesar 23,1%. Sisanya 76,9% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini. Tabel 4.12 Hasil R² Tahun 2011 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1,537 a,288,206,7381265 a. Predictors: (Constant), D_Cyclical, DOL, DFL b. Dependent Variable: Beta Dalam Tabel 4.12 didapat nilai R² tahun 2011 sebesar 0,288. Nilai koefisien ini menunjukkan bahwa perubahan DOL, DFL dan cyclicality dapat menjelaskan perubahan beta saham tahun 2011 sebesar 28,8%. Sisanya 71,2% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini. 58

IV.4 Koefisien Regresi Linier Berganda Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh variabel independen yaitu DOL, DFL dan cyclicality terhadap variabel dependen yaitu beta saham, secara parsial menggunakan regresi linier berganda. Hasil persamaan regresi tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 4.13 dan tahun 2011 pada Tabel 4.14. Tabel 4.13 Hasil Regresi Tahun 2010 Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) 1,198,498 DOL,479,263,293 DFL,059,314,037 D_Cyclical,593,459,272 a. Dependent Variable: Beta Dari Tabel 4.13 diperoleh hasil regresil linier berganda tahun 2010 yaitu sebagai berikut: Untuk non-cyclical firms : Beta = 1,198 + 0,479 DOL + 0,059 DFL Untuk cyclical firms : Beta = 1,791 + 0,479 DOL + 0,059 DFL Dari model regresi tersebut dapat dijelaskan bahwa : a) Konstanta sebesar 1,198 menunjukkan bahwa apabila nilai semua variabel independen 0, maka beta sebesar 1,198 untuk non-cyclical firms dan sebesar 1,791 = (1,198 + 0,593) untuk cyclical firms. 59

b) β 1 sebesar 0,479 menunjukkan bahwa apabila DOL naik sebesar 1%, akan menyebabkan kenaikan beta sebesar 47,9%, dengan asumsi variabel-variabel independen lain konstan. Tabel 4.14 Hasil Regresi Tahun 2011 Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant),564,526 DOL,126,058,361 DFL,001,391,000 D_Cyclical,639,276,384 a. Dependent Variable: Beta Dari Tabel 4.14 diperoleh hasil regresil linier berganda tahun 2011 yaitu sebagai berikut: Untuk non-cyclical firms : Beta = 0,564 + 0,126 DOL + 0,001 DFL Untuk cyclical firms : Beta = 1,203 + 0,126 DOL + 0,001 DFL Dari model regresi tersebut dapat dijelaskan bahwa : a) Konstanta sebesar 0,564 menunjukkan bahwa apabila nilai semua variabel independen 0, maka beta sebesar 0,564 untuk non-cyclical firms dan sebesar 1,203 = (0,564 + 0,639) untuk cyclical firms. 60

b) β 1 sebesar 0,126 menunjukkan bahwa apabila DOL naik sebesar 1%, akan menyebabkan kenaikan beta sebesar 12,6%, dengan asumsi variabel-variabel independen lain konstan. 61