BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Arek

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

RESORT DENGAN FASAILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep dasar perancanagan. 5.2 Konsep perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Seni Tradisi Sunda di Ciamis Jawa Barat menggunakan

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

by NURI DZIHN P_ Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep pada Hasil Rancangan. sebelumnya didasarkan pada sebuah tema historicism sejarah Singosari masa

International Fash on Institute di Jakarta

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil rancangan adalah output dari semua proses dalam bab sebelumnya

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Bina Nusantara adalah sebagai berikut :

dan perancangan Pasar Seni di Muntilan adalah bagaimana wujud rancangan sebagai tempat pemasaran dan wisata berdasarkan kontinuitas antar ruang

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Tapak perancangan merupakan area yang berada jauh dari kota. Lokasi ini

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. konsep lagu blues Everyday I Have Blues, menerapkan nilai serta karakter lagu

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk

BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil Perancangan Tata Masa dalam tapak. mengambil objek Candi Jawa Timur (cagar budaya)sebagai rujukannya, untuk

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan. Konsep desain untuk fungsi M al dan Apartemen ini mencoba menampung kegiatankegiatan

BAB VI HASIL PERANCANGAN. simbolisme dari kalimat Minazh zhulumati ilan nur pada surat Al Baqarah 257.

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar yang digunakan dalam Perancangan Sekolah Seni

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Untuk memudahkan dan mengarahkan spesifikasi perancangan bangunan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. pemikiran mengenai sirkulasi angin kawasan serta pemaksimalan lahan sebagai

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep diambil dari tema Re-


BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep desain kawasan menggunakan konsep dasar transformasi yang

BABV LAPORAN PERANCANGAN. D C o H, B. Gb.79 Zoning Site plan. Ruang tapak mempertahankan bentuk kontur yang dipadukan dengan

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BANDUNG EXHIBITION HALL STUDIO PERANCANGAN TUGAS AKHIR TEMA : BANGUNAN BENTANG LEBAR. Hall A sifatnya publik dipakai untuk event pameran indor

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan dilakukan untuk memudahkan kita dalam merancangan

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Batu convention and exhibition center merupakan salah satu

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

Perancangan Convention and Exhibition di Malang

BAB VI DESAIN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN AREA PENDIDIKAN R. PUBLIK. Gambar 3.0. Zoning Bangunan Sumber: Analisa Penulis

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. konsep Combined Metaphore Reyog dan wawasan keislaman akan menghasilkan

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan yang digunakan adalah sustainable

BAB V KONSEP PERANCANGAN. konsep dasar yang digunakan dalam Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB V KONSEP PERANCANGAN. masuk ke Indonesia. Dalam syariat perdagang islam mengandung nilai nilai

BAB V I KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dari permasalahan Keberadaan buaya di Indonesia semakin hari semakin

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB VI HASIL RANCANGAN. Kabupaten Bangkalan ini merupakan sebuah rancangan arsitektur yang memadahi

BAB III METODE PERANCANGAN. Ide perancangan ini muncul dikarenakan tidak adanya suatu tempat untuk

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Konsep Tapak Bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri Zoning

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang

Transkripsi:

BAB 6 HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Perancangan Hasil perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu adalah penerapan konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa tengah dan candi jawa timur. Konsep dasar ini dicapai dengan cara mengambil perpaduan dari tiga arsitektur candi yang sezaman, yaitu candi Songgoriti, candi Gunung Kawi Bali, dan candi Gunung Gangsir. 6.2. Hibridisasi Candi Hasil perancangan Hibridisasi Candi ke dalam rancangan sekaligus menjadi konsep dasar perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Arek ini. Penerapan ini dicapai dengan cara mengambil perpaduan bentuk dari candi zaman Isana sampai Rajasa kemudian dimodifikasi dengan cara menerapkan nilai-nilai dari budaya Arek tanpa menghilangkan unsur-unsur percandianya. Gambar 6.1 Hasil konsep Hibridisasi candi 246

6.3. Tata Masa Konsep tata pola masa museum ini dicapai dengan mengambil konsep dari Hibridisasi arsitektur candi. Bangunan utama terletak pada bagian paling belakang dari keseluruhan masa bangunan yang dianalogikan sebagai bangunan yang paling sakral pada tapak yang ada pada candi. MUSHOLAH RESTORAN WISMA SENIMAN GALERY PENGELOLA Gambar 6.13 tatanan massa PENDAPA Gambar 6.2 tatanan massa 247

Gambar 6.3 main entrance tapak 6.4. Konsep Dasar Tapak Hasil perancangan konsep dasar tapak merupakan perpaduan antara tata kawasan candi prambanan dengan candi penataran, yang kemudian dikombinasikan sehingga menghasilkan tatanan massa yang tidak simetri. Sesuai dengan prinsip budaya Arek yang selalu kreatif. Main entrance yang ditandai dengan gerbang masuk candi Bentar khas Jawa Timur yang tingginya kurang lebih 10 meter, yang berfungsi juga sebagai pos pengamanan. Masuk ke dalam tapak terdapat pendapa sebagai tempat pelatihan out door dan penerima pengunjung ke halaman kedua, selain sebagai tempat pusat kegiatan juga sebagai tempat pertunjukan acara-acara tertentu. Halaman tengah ditandai dengan adanya pusat kegiatan ruang terbuka luar (outdoor) sebagai pengatur antara bangunan yang satu dengan yang lain. Kemudian dilanjutkan ke halaman ketiga merupakan pusat dari halaman berupa bangunan pertunjukan terbuka. Bangunan ini mempunyai pintu masuk yang berupa gapura. Dipergunakan untuk acara pertunjukan pagelaran seni. 248

Penempatan elemen-elemen arsitektur candi penataran pada tapak merupakan konsep pendukung pada tapak. Seperti penempatan candi bentar sebagai gapura, ornamentornamen pada candi. Gambar 6.4 ruang terbuka dan ornament candi 6.5. Sirkulasi a. sirkulasi ruang luar Sirkulasi pada tapak berbentuk cluster, sirkulasi ruang luar terbagi menjadi dua yaitu sirkulasi kendaraan yang berhubungan dengan areal parkir, serta sirkulasi pejalan kaki berupa pedestrian dan jalan setapak. Elemen pembentuk sirkulasi 249

kendaraan bermotor berupa aspal sedangkan pedestrian berupa beton cetakan yang perletakannya lebih tinggi dari areal sirkulasi kendaraan. Penggunaan elemen ramp sebagai solusi agar bangunan dapat dimanfaatkan juga oleh disable (cacat), diletakkan pada setiap halaman karena tapak mempunyai perbedaan level ketinggian. 1. Sirkulasi pejalan kaki Sirkulasi pejalan kaki diterapkan pada pusat seni dan kerajinan arek ini, untuk keperluan pertunjukan di ruang luar bangunan, dimana terdapat plaza yang berukuran besar yang tidak tertampung di are panggung terbuka, sehingga dapat menimbulkan daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Gambar 6.5 ruang terbuka 250

Gambar 6.6 penataan sirkulasi luar 2. Sirkulasi Kendaraan Pada tapak perancangan merupakan kawasan wisata, sehingga area parkir dijadikan satu. Kemudian pengunjung akan berjalan kaki untuk sampai pada tapak. Untuk area parkir pengelola diletakkan pada tapak disebelah timur yang merupakan arah masuk kendaraan dari arah kota dan merupakan jalan yang lebar yang memungkinkan arus sirkulasi mobil masuk dan keluar dengan lancar, selain itu akses utama menuju tapak yang berasal dari kota Batu ada di area ini. Penempatan parkir pada tapak digunakan untuk pengelola dan pengguna juga untuk kebutuhan loading dock barang pameran dari luar. 251

Gambar 6.7 sirkulasi kendaraan dalam tapak b. Sirkulasi Ruang Pamer Pembentukan pola sirkulasi dalam galeri disesuaikan dengan jalan cerita yang ingin disampaikan dalam galeri ini. Alur sirkulasi sesuai dengan perjalanan arah waktu. Merotasi dari keri menuju kanan. Jalan cerita yang ingin ditampilkan yaitu tentang bentuk karya seni masa lalu sampai zaman urban kemudian lahirnya seni kontemporer modern sampai masa sekarang dengan berdasarkan alur maju. 252

Gambar 6.8 Jalur sirkulasi pengunjung (in door) 6.6. Penzoningan Pembagian zona-zona dalam tapak dilakukan dengan membagi zona dalam tapak berdasarkan hirarki dari zona publik, semi publik dan privat. Untuk lokasi main entrance diletakan pada sisi tapak bagian selatan yaitu jalan Arumdalu Songgoriti karena merupakan jalan kebanyakan pengunjung dari arah kota. Gambar 6.9 pembagian zoning 253

Keterangan gambar: : Zonna Pendhopo : Zonna Pertunjukan Terbuka : Zonna Promosi dan Apresiasi : Zonna Informasi dan zona Transaksi Sedangkan untuk side entrance yang berfungsi sebagai jalan masuk pengelola, servis, loading dock dan pengunjung dijadikan satu. Untuk fasilitas penunjang berada pada sisi timur bagian utara yang berdekatan dengan jalan sebagai akses masuk utamanya. Untuk pendapa penerima diletakkan pada bagian tapak yang terletak di sebelah selatan antara jalan Arumdalu Songgoriti. Hal ini terkait dengan dengan fungsi pendapa penerima itu sendiri sebagai ruang transisi. 6.7. Vegetasi Vegetasi yang terdapat pada tapak sebelah barat merupakan potensi pemisah antara bangunan dengan pemukiman, sedangkan vegetasi pada tapak merupakan potensi sebagai peneduh area parkir pengunjung. Vegetasi pengarah, bentuk tiang lurus, tinggi, sedikit/tidak bercabang, penuntun arah pandang, pengarah jalan, pemecah angin. Vegetasi ini memberikan kesan vertikal dan berbaris mengikuti jalan, menggerakkan pengunjung mengikuti jalan. Vegetasi ini diletakkan pada sisi jalan entrance sebagai simbol vertikal berdampingan dengan gapura. Selain itu juga diletakkan setiap jalan utama menuju pendapa pintu masuk tapak. Tanaman yang digunakan adalah jenis tanaman yang pernah hidup 254

di zaman Isana sampai Rajasa. Selain untuk pengaturan tata hijau dalam tapak, pemilihan vegetasi tersebut guna mendukung konsep tapak yang ingin menghadirkan kembali suasana di zaman tersebut. Gambar 6.10 kelompok vegetasi peneduh Gambar 6.11 kelompok vegetasi pengarah 255

6.8. Pencahayaan a. Pencahayaan Alami Pada bangunan ini, sangat memaksimalkan pencahayaan alami baik yang bersumber dari sinar matahari maupun terang langit akan ditangkap oleh bukaan. Karena fungsi dari bangunan ini yaitu sebagai tempat pameran. Sehingga membutuhkan terang cahaya matahari untuk menonjolkan dimensi dari obyek yang dipamerkan. b. Pencahayaan Buatan Cahaya buatan diarahkan untuk membentuk karakter ruang yang dan efek dramatisasi suatu ruang. Ini mengandung pertentangan terhadap lingkungan sekitar yang menggunakan pencahayaan buatan sebagai identitas akan kemewahan dan kekayaan pemilik bagunan. Gambar 6.12 Pencahayaan alami Gambar 6.13 Pencahayaan buatan 256

6.9. Bentuk dan Tampilan Konsep bentuk dan tampilan dirancang dengan mengambil prinsip candi sezaman dengan candi peralihan. Bentuk dan tampilan bangunan ini diperoleh dari bentuk candi yang ada di candi Songgoriti, Gunung Kawi, dan candi Gunung gangsir dengan tiga bentuk untuk setiap bangunan yang menggambarkan semakin tinggi lantai maka semakin sakral. bagian bangunan juga digambarkan sebagai kepala yaitu atap, badan sebagai badan bangunan dan kaki sebagai lantai, yang kesemuanya ini merupakan bagian terpenting dari bangunan candi. Gambar 6.14 hasil konsep bentuk 257

6.10. Struktur a. Atap dan Pondasi Pondasi yang merupakan kaki bangunan merupakan struktur yang paling menentukan apakah bangunan nantinya bisa berdiri atau tidak. Perancangan pondasi pada bangunan ini menggunakan pondasi batu kali biasa dan pondasi strous peil. Pondasi plat digunakan karena kepadatan tanah dan daya dukung tanah di kawasan tapak cukup baik. Pondasi ini sangat sesuai apabila digunakan pada kondisi tanah dengan keadaan tanah yang padat dan dengan penggalian yang tidak terlalu dalam. Hal ini didasarkan kondisi tanah pada tapak perancangan yang mempunyai tanah padat yang tidak begitu dalam. Gambar 6.15 struktur atap dan pondasi 258

6.11. Utilitas 1. Sistem Penyediaan Air Bersih Penerapan konsep penyediaan air bersih pada tapak perancangan dengan memanfaatkan tandon luar yang paling tinggi pada tapak, kemudian didistribusikan ke seluruh tapak Gambar 6.16 sistem penyediaan air bersih 259

2. Sistem Jaringan Listrik Penggunaan energi listrik pada bangunan museum sejarah dan budaya berasal dari PLN dan generator untuk mendukung supply listrik apabila terjadi pemadaman atau kekurangan energi. Gambar 6.17 sistem penyediaan listrik 260