JURNAL ILMIAH SIMANTEK Vol.1 No. 2 Juni 2017

dokumen-dokumen yang mirip
Sugiarti* *Akademi Kebidanan Griya Husada, Jl. Dukuh Pakis Baru II no.110 Surabaya

BAB 1 PENDAHULUAN. berfungsi dengan matang (Kusmiran, 2011). Menstruasi adalah siklus discharge

HUBUNGAN INDEKS MASA TUBUH DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA MAHASISWA KEBIDANAN STIKES YARSI SUMBAR BUKITTINGGI TAHUN 2014.

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KETIDAKTERATURAN SIKLUS HAID PADA MAHASISWI PRODI D III KEBIDANAN TINGKAT II STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18%

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Kata remaja berasal dari bahasa latin adolescere yang berarti tumbuh ke

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Gangguan Sistem Reproduksi Wanita. kesehatan reproduksi (Manuaba, 2008). Hal ini mencakup infeksi,

I. PENDAHULUAN. mengalami perubahan fisik yang lebih dahulu dibanding anak laki-laki, dengan menstruasi awal (menarche) (Winkjosastro, 2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. korteks serebri, aksis hipotalamus-hipofisis-ovarial, dan endrogen

BAB II LANDASAN TEORI. dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam. zat-zat gizi lainnya (Almatsier, 2010; Supariasa, 2012).

KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR DENGAN MIOMA UTERI DI RS. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Ketiga konsep pengertian tersebut adalah :

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan secara proses maupun fungsi pada sistem reproduksi manusia.

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH 20 DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR DI SELURUH KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER

Gangguan Hormon Pada wanita

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak. menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan

HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN ABSTRAK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan ciri perkembangannya seorang remaja dibagi menjadi tiga

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang

HUBUNGAN GANGGUAN HAID DENGAN INDEKS MASA TUBUH (IMT)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. mengeluarkan hormon estrogen (Manuaba, 2008). Menarche terjadi di

PREVALENSI KEJADIAN GANGGUAN MENSTRUASI BERDASARKAN INDEKS MASA TUBUH (IMT) PADA SISWA KELAS VII SMP

Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ;

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang menakutkan. Hal ini mungkin berasal dari suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang

Amirul Amalia Program Studi DIII Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan

TUGAS MATERNITAS GANGGUAN MENSTRUASI (OLIGOMENOREA) DISUSUN OLEH : IIS SRI PATMAWATI. Kelas IB Program Transfer

Siklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12

Tugas Endrokinologi Kontrol Umpan Balik Positif Dan Negatif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman merupakan guru yang baik, yang menjadi sumber pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AMENOREA SEKUNDER M. Thamrin Tanjung

BAB V PEMBAHASAN. apakah ada hubungan antara lama menstruasi dengan kejadian anemia pada

Tumor jinak pelvik. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

Istilah-istilah. gangguan MENSTRUASI. Skenario. Menstruasi Normal. Menilai Banyaknya Darah 1/16/11

HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI SMA N COLOMADU

BAB 1 PENDAHULUAN. Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai

BAB 1 PENDAHULUAN. menyusui eksklusif. Pada ibu menyusui eksklusif memiliki kecenderungan yang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DISMENORHEA REMAJA PUTERI PADA SISWA KELAS X SMK TALAGA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI MADRASAH ALIYAH AL-MUKMIN NGRUKI SURAKARTA TAHUN 2015

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.1. Januari 2012

BAB I PENDAHULUAN dan 2000, kelompok umur tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma sehingga dapat mencegah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalan lambat. Pada masa ini seorang perempuan mengalami perubahan, salah satu diantaranya adalah menstruasi (Saryono, 2009).

UMUR DAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEJADIAN AMENORRHOE

ABSTRAK Pengaruh Obesitas Terhadap Siklus Menstruasi pada Wanita Usia Dewasa Muda

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN TEORI. konsep yang relatif baru dalam kajian psikologi. Di negara-negara barat, istilah

BAB II LANDASAN TEORI

Anatomi/organ reproduksi wanita

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN USIA MENARCHE DI SMPN 7 BANJARMASIN. Erni Yuliastuti

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF AKSEPTOR AKTIF HORMONAL SUNTIK 1 BULAN PADA Ny E DENGAN PENINGKATAN BB DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN 2015

HUBUNGAN KEBIASAAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN OLIGOMENORE PADA REMAJA PUTRI DI SMK WIDYAPRAJA UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ABSTRAK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selama hari, 3-6 hari adalah waktu keluarnya darah menstruasi. perdarahan bercak atau spotting (Baziad, 2008).

HUBUNGAN STATUS GIZI, STRESS, OLAHRAGA TERATUR DENGAN KETERATURAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI SMA ST. THOMAS 2 MEDAN TAHUN 2014

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan peristiwa pengeluaran darah, lendir dan sisa-sisa sel secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. disabilitas yang seringkali dipakai kalangan publik atau institusi pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. (FSH) dan penurunan sirkulasi inhibin terjadi secara bersamaan. Akhir periode

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah menstruasi, kehamilan, dan seksualitas (Gibs, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. reproduksi yang dicanangkan Departemen Kesehatan RI, oleh karena itu

Transkripsi:

GAMBARAN INDEX MASSA TUBUH (IMT) DENGAN GANGGUAN HAID PADA KARYAWATI IRFAN DARFIKA LUBIS DOSEN TETAP FAKULTAS KEDOKTERAN UMSU MEDAN ABSTRACT Objective: To find out the Mass Body Mass Index (IMT) with Menstrual Disorders (Dysmenorhoe, Amenore, Oligomenore) at the Employee Life Insurance Bumiputera Medan Area. Method: Descriptive research, population is the entire employee Life Insurance Bumiputera Medan region as many as 63 people, and the entire population used as a sample. Sampling was done by non probability sampling with total sampling technique. Data collection utilizes secondary data from the Fixed Employee and Honorary names list as well as the primary data from the questionnaire. The data is processed using frequency tables and cross tabulation. Result: Worker with IMT Normal 76,19%, who experienced Dysmenorhoe 61,90%, Amenore 4,73%, and Oligomenore 30,16%. The result of cross-tabulation of Worker of IMT Normal and Grease experienced dysmenorhoe 66,67%, BMI Skinny have Amenore 22, 22%, and BMI of OD have Oligomenore 55,56%. Conclusion: There are workers who experience Dysmenorhoe with Normal BMI and BMI Fat. Keywords: IMT, Dysmenorhoe, Amenore, Oligomenor PENDAHULUAN Perempuan dalam kehidupannya tidak luput dari adanya siklus Haid normal yang terjadi secara periodik. Perempuan akan merasa terganggu bila hidupnya mengalami perubahan, terutama bila Haid menjadi lebih lama dan atau banyak, tidak teratur, lebih sering atau tidak Haid sama sekali, bahkan bisa disertai nyeri. Diharapkan semua perempuan mengalami siklus haid yang teratur, namun hampir semua perempuan pernah mengalami gangguan Haid selama masa hidupnya. Gangguan haid dapat berupa kelainan siklus atau perdarahan.haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Panjang siklus Haid yaitu jarak antara tanggal mulainya Haid yang lalu dan mulainya Haid berikutnya. Hari mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Panjang siklus Haid yang normal atau dianggap sebagai siklus Haid yang klasik ialah 28 hari, dan bervariasi. Panjang siklus yang biasa dijumpai ialah 25 32 hari. Lama Haid biasanya antara 3 5 hari, ada yang 1 2 hari diikuti darah sedikit-sedikit kemudian ada yang sampai 7 8 hari. Pada setiap perempuan biasanya lama haid itu tetap. Jumlah darahyang keluar rata-rata ± 16 cc. Pada perempuan yanglebih tua biasanya darah yang keluar lebih banyak. Jumlah darah Haid yang lebih dari 80 cc di anggap patologik. Gangguan Haid dan siklusnya khususnya dalam masa reproduksi dapat digolongkan menjadi 4 (empat), yaitu antara lain: kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid (Hipermenorea atau Menoragia dan Hipomenorea), kelainan siklus (Polimenorea, Oligomenorea, dan Amenorea), perdarahan diluar haid (Metoragia), dan gangguan lain yang ada hubungan dengan haid (Premenstrual tension, Mittelschmerz, Dismenorea).Dalam penelitian ini hanya diteliti tentang gangguan haid yaitu Amenore, Oligomenore, dan Dysmenorhoe. Amenorea adalah keadaan tidak adanya Haid untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut. Dianggap Amenore primer bila wanita tidak pernah mendapat daur haid dan Amenore sekunder bila ia telah mengalami daur haid sebelumnya tetapi tidak lama. Amenore primer umumnya mempunyai sebab-sebab yang lebih berat dan lebih sulit untuk diketahui, seperti kelainan-kelainan kongenital dan kelainan-kelainan genetik. Adanya Amenore sekunder lebih menunjuk kepada sebab-sebab yang timbul kemudian dalam kehidupan perempuan, seperti gangguan gizi, gangguan metabolisme, tumor, penyakit infeksi, dan lain-lain. 3 Oligomenore adalah siklus Haid yang lebih panjang, lebih dari 35 hari. Apabila panjang siklus lebih dari 3 bulan, hal itu sudah dinamakan Amenore. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan Oligomenore yaitu ansietas (kecemasan yang berlebihan) dan stres, penyakit kronis, obat-obatan tertentu, bahaya di tempat kerja dan lingkungan, status penyakit, nutrisi yang buruk, olahraga berat, penurunan berat badan yang signifikan, dan adanya gangguanfungsi tiroid atau adrenalin. Kelainan siklus Haid seperti Oligomenorea dan Amenorea merupakan penyebab infertilitas. Amenorea terjadi pada 0.1 2.5 % perempuan usia reproduksi. Pada kasus Oligomenorea angka kejadian berkisar antara 1 5 %.Haid yang tidak teratur pada masa 3-5 tahun setelah menarche dan pramenopause (3-5 tahun menjelang menopause) merupakan keadaan yang lazim dijumpai. Tetapi pada masa reproduksi (umur 20-40 tahun), haid yang tidak teratur bukan merupakan keadaan yang lazim, karena selalu dihubungkan dengan keadaan abnormal. Dysmenorhoe adalah haid yang sangat menyakitkan, terutama terjadi pada perut bagian bawah dan punggung serta biasanya terasa seperti kram. Dysmenorrhoe atau nyeri haid dibagi atas dysmenorrhoe primer dan dysmenorrhoe sekunder. Dysmenorrhoe primer yaitu dysmenorrhoe yang tidak terdapat hubungan dengan kelainan ginekologik. Sedangkan dysmenorrhoe sekunder disebabkan oleh adanya kelainan ginekologik seperti salpingitis, endometriosis dan adenomiosis uteri. Angka toleransi kejadian dysmenorrhoe diharapkan tidak melebihi 40 %. Di Amerika Serikat diperkirakan hampir 90 % mengalami Dysmenorrhoe, dan 10-15 % diantaranya mengalami Dysmenorrhoe berat yang menyebabkan mereka tidak mampu melakukan kegiatan apapun. Di Indonesia angka kejadian Dysmenorrhoe sebesar 64,25 %. Faktor faktor yang menyebabkan gangguan Haid yaitu (1) Faktor 165

psikologis seperti tekanan hidup, stres, kecemasan, kelelahan fisik maupun psikis. (2) Gangguan yang bersifat hormonal yaitu ketidakseimbangan hormon estrogen maupun hormon progesteronedan prostaglandin. (3) Hormon Prolaktin berlebih, secara otomatis akan menurunkan hormon estrogen danprogesteron. (4) Kenaikan atau berkurangnya berat badan secara signifikan. (5) Status gizi (Kurus jika IMT < 17,0 dan Obesitas jika IMT > 27,0) akan mempengaruhi kerja berupa peningkatan, keseimbangan ataupun penurunan hormon. (6) Kelainan organik seperti radang tumor, trauma dan sebagainya. Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu. Indeks Masa Tubuh (IMT) merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Penggunaan IMT hanya berlaku untuk orang dewasa di atas 18 tahun. IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, dan ibu hamil. 7 Pada perempuan yang Obesitas (IMT >27,0) tentunya akan meningkatkan kerja organ-organ tubuh sebagai bentuk kemampuan tubuh untuk menetralisir padakeadaan semula dalam rangka pengeluaran kelebihan tersebut. Hal ini tentunya akan berdampak pada fungsi sistem hormonal pada tubuh berupa peningkatan maupun penurunan progesteron, estrogen, LH (Luetezing Hormon), dan FSH (Foklikel Stimulating Hormon). Kekurangan faktor nutrisi pada seseorang akan berdampak pada penurunan fungsi reproduksi. Hal ini akan diketahui apabila seseorang mengalami perubahan-perubahan hormon tertentu yang ditandai dengan penurunan berat badan yang mencolok (Kurus IMT < 18,5). Hal ini terjadi karena kadar gonadotropin dalam serum dan urine menurun serta penurunan pola sekresinya dan kejadian tersebut berhubungan dengan gangguan fungsi hipotalamus. Apabila kadar gonadotropin menurun maka sekresi FSH (Foklikel Stimulating Hormon) serta hormon estrogen dan progesteron juga mengalami penurunan, sehingga tidak menghasilkan sel telur yang matang yang akan berdampak pada gangguan siklus Haid yang terlalu lama atau disebut Oligomenore bahkan bisa terjadi Amenore. Selain itu ketidakseimbangan status gizi menyebabkan ketidakseimbangan hormon, sekresi hormon prostaglandin dapat meningkat sehingga meningkatkan amplitude dan frekuensi kontraksi uterus dan menyebabkan vasospasme arteriol uterus, sehingga mengakibatkan iskemi dan kram abdomen bawah yang bersifat siklik (Dysmenorhoe). Dampak dari gangguan haid (Oligomenorea dan Amenorea), yaitu perempuan dapat memiliki potensi sulit hamil karena tidak terjadi ovulasi. Dampak kejadian Dysmenorrhoe lebih dari 50 % perempuan dan menyebabkan ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas harian selama 1-3 hari setiap bulannya pada sekitar 10 % perempuan. 6,8 Adapun upaya untuk mengatasi terjadinya gangguan Haid tersebut antara lain :memperbaiki keadaan kesehatan, termasuk perbaikan gizi, kehidupan dalam lingkungan yang sehat dan tenang, serta pemberian estrogen dan progesterone. 2 METODE PENELITIAN Metode penelitian berbentuk deskriptif untuk menggambarkan Index Massa Tubuh (IMT) dengan Gangguan Haid (Dysmenorhoe, Amenore dan Oligomenore) pada Karyawati Asuransi Jiwa Bumiputera Wilayah Medan. Waktu penelitian dimulai pada bulan Agustus 2016. Lokasi Penelitian dilakukan di Kantor Bumiputera Wilayah Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Karyawati Tetap dan Karyawati Honorer Asuransi Jiwa Bumiputera Wilayah Medan yang masih aktif sampai bulan Agustus 2016 yaitu sebanyak 63 orang, dan seluruh populasi dijadikan sebagai sampel. Teknik sampling yang dipakai dalam penelitian ini adalah non probability sampling dimana metode ini hanya berdasarkan kepada segi-segi kepraktisan belaka, dengan teknik total sampling yaitu mengambil seluruh jumlah populasi untuk dijadikan sampel. Dalam penelitian ini sebagai variable adalah IMT dengan Gangguan Haid (Dysmenorhoe, Oligomenore, Amenore). Instrument yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengambil data primer yaitu kuisoner, timbangan injak, pengukur tinggi badan, tabel IMT sedangkan data sekunder didapatkan dari daftar Karyawati Tetap dan Honorer Asuransi Bumiputera Wilayah Medan yang masih aktif sampai bulan Agustus 2015, dan data primer dari Kuesioner yang diberikan oleh peneliti. Kemudian data diolah secara manual dengan cara sebagai berikut : 1. Editing Hasil wawancara atau angket dikumpulkan melalui Kuesioner perlu disunting (editt) terlebih dahulu. Kalau ternyata masih ada data atau informasi yang tidak lengkap, dan tidak mungkin dilakukan wawancara ulang, maka Kuesioner tersebut dikeluarkan (drop out). 2. Coding Merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap data yang terdiri dari beberapa kategori 3. Data entry Data entry adalah kegiatan mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode atau kartu kode sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan. Analisis Data Data didapatkan dari data sekunder yaitu daftar Karyawati Tetap dan Honorer Asuransi Jiwa Bumiputera Wilayah Medan yang masih aktif sampai bulan Agustus 2016, sedangkan data primer yaitu pengisian Kuisoner, serta penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, dan mengukur status gizi menggunakan tabel IMT. Data tersebut dimasukkan ke dalam master tabel, Tabel frekwensi dan tabulasi silang kemudian disimpulkan. 166

HASIL PENELITIAN 1. Index Massa Tubuh (IMT) IMT di kategorikan menjadi IMT Kurus, Normal dan Gemuk. Dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Frekuensi IMT pada Karyawati Asuransi Bumiputera Wilayah Medan. IMT Frekuensi % Kurus 9 14,29 Normal 48 76,19 Gemuk 6 9,52 Pada Tabel 1 terlihat bahwa Karyawati Asuransi Jiwa Bumiputera Wilayah Medan yang IMT Normal sejumlah 48 orang (76,19 %), Kurus 9 orang (14,29 %), dan Gemuk 6 orang (9,52 %). 2. Dysmenorhoe Dysmenorhoe di kategorikan Dysmenorhoe dan Tidak Dysmenorhoe. Dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Frekuensi Dysmenorhoe Karyawati Asuransi Bumiputera Wilayah Medan. Dysmenorhoe Frekuensi % Dysmenorhoe 39 61,90 Tidak dysmenorhoe 24 38,10 Pada Tabel 2 dapat terlihat bahwa Karyawati Asuransi Bumiputera Wiayah Medan yang mengalami Dysmenorhoe sejumlah 39 orang (61,90 %), dan Tidak dysmenorhoe 24 orang (38,10 %). 3. Amenore Amenore dikategorikan menjadi Amenore dan Tidak amenore. Dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Frekuensi Amenore Karyawati Asuransi Bumiputera Wilayah Medan. Gangguan Amenore Frekuensi % Amenore 3 4,76 Tidak A- menore 60 95,24 Pada Tabel 3 dapat terlihat bahwa Karyawati Asuransi Bumiputera Wilayah Medan yang Tidak amenore sejumlah 60 orang (95,24%), dan yang mengalami Amenore 3 orang (4,76 %). 4. Oligomenore Oligomenore dikategorikan menjadi Oligomenore dan Tidak oligomenore. Dapat dilihat pada Tabel 4. 167

Tabel 4. Frekuensi Oligomenore Karyawati Asuransi Bumiputera Wilayah Medan. Gangguan Oligomenore Frekuensi % Oligomenore 19 30,16 Tidak Oligomenore 44 69,84 Pada Tabel 4 dapat terlihat bahwa Karyawati Asuransi Bumiputera Wilayah Medan yang Tidak oligomenore sejumlah 44 orang (69,84 %), dan yang mengalami Oligomenore 19 Orang (30,16 %). Analisa Data 5. IMT dengan Dysmenorhoe Tabulasi silang antara IMT dengan Dysmenorhoe dibagi dalam kategori IMT Kurus, Normal, dan Gemuk dengan Dysmenorhoe dan Tidak dysmenorhoe. Dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Tabulasi Silang antara IMT dengan Dysmenorhoe pada Karyawati Asuransi Bumiputera Wilayah Medan. Amenore Dysmenorhoe Pada Tabel 5 dapat terlihat bahwa Karyawati Asuransi Bumiputera Wilayah Medan yang IMT Normal dan Gemuk mengalami Dysmenorhoe sebanyak 66,67 % dibandingkan dengan IMT Kurus yang mengalami Dysmenorhoe 33,33 %. 6. IMT dengan Amenore Tabulasi silang antara IMT dengan Amenore dibagi dalam kategori IMT Kurus, Normal dan Gemuk dengan Amenore dan Tidak amenore. Dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Tabulasi Silang antara IMT dengan Amenore pada Karyawati Asuransi Bumiputera Wilayah Medan. Amenore Tidak Amenore Total Total Tdk Dys- IMT Dysmenorhoe menorhoe % % % Kurus 3 33,33 6 66,67 9 100 Normal 32 66,67 16 33,33 48 100 Gemuk 4 66,67 2 33,33 6 100 Jumlah 39 61,90 24 38,10 63 100 IMT % % % Kurus 2 22,22 7 77,78 9 100 Normal - - 48 100 48 100 Gemuk 1 16,67 5 83,33 6 100 Jumlah 3 4,76 60 95,24 63 100 Dari tabel 6 di atas dapat terlihat bahwa Karyawati Asuransi Bumiputera Wilayah Medan yang IMT Normal Tidak amenore sebanyak 100% dibandingkan dengan IMT Gemuk yang Tidak amenore 83,33 %. 168

7. IMT dengan Oligomenore Tabulasi silang antara IMT dengan oligomenore dibagi dalam kategori IMT Kurus, Normal dan Gemuk dengan Oligomenore dan Tidak oligomenore. Dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Tabulasi Silang antara IMT dengan Oligomenore pada Karyawati Asuransi Bumiputera Wilayah Medan. Oligomenore Total Oligomenore Tdk Oligomenore IMT % % % Kurus 5 55,56 4 44,44 9 100 Normal 13 27,08 35 72,92 48 100 Gemuk 1 16,67 5 83,33 6 100 Jumlah 19 30,16 44 69,84 63 100 Pada Tabel 7 dapat terlihat bahwa Karyawati Asuransi Bumiputera Wilayah Medan yang IMT Gemuk Tidak oligomenore sebanyak 83,33 % dibandingkan dengan IMT Normal yang tidak Oligomenore 72,92 %. PEMBAHASAN Dari Hasil Tabulasi silang IMT dengan dysmenorhoe dapat disimpulkan bahwa Karyawati Asuransi Bumiputera Wilayah Medan mayoritas IMT normal dan gemuk mengalami dysmenorhoe sebanyak 66,67% dibandingkan dengan IMT kurus yang mengalami dysmenorhoe sebanyak 33,33%. Dari analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa Karyawati dengan IMT gemuk lebih berpotensi mengalami dysmenorhoe, hal ini dikarenakan ketidak seimbangan status gizi (IMT lebih) dapat menyebabkan ketidak seimbangan hormon, dimana estrogen yang berlebih dapat meningkatkan sekresi hormon prostaglandin sehingga meningkatkan amplitudo dan frekuensi kontraksi uterus dan menyebabkan vasospame arteriol uterus dan menyebabkan vasospame arteriol uterus, kemudian mengakibatkan iskemi dan karam abdomen bawah yang bersifat siklik,. Namun pada Karyawati dengan IMT normal juga tidak menutup kemungkinan untuk mengalami dysmenorhoe, karena selain ketidak seimbangan status gizi (IMT kurang/lebih) banyak faktor lain yang memegang peranan sebagai penyebab dysmenorhoe, antara lain: faktor kejiwaan,faktor endokrin, faktor alergi, faktor organik, kurangnya aktivitas atau olahraga dan ketidak seimbangan asupan gizi. Dari hasil penelitian mengenai amenore pada Karyawati Asuransi Bumiputera Wilayah Medan mayoritas tidak mengalami amenore sejumlah 60 orang (95,24%). Amenore primer umumnya mempunyai sebab yang lebih berat dan lebih sulit untuk diketahui, seperti kelainan-kelainan kongenital dan kelainan-kelainan genetik. Adanya Amenore sekunder lebih menunjuk kepada sebab yang timbul kemudian dalam kehidupan wanita, seperti gangguan metabolisme, tumor, penyakit infeksi, stres (di rumah atau tempat kerja), latihan fisik yang melelahkan,dan gangguan gizi dimana berat badan rendah untuk tinggi badan (IMT kurang). Setelah dilakukan tabulasi silang antara IMT dengan amenore di dapatkan data Karyawati Asuransi Bumiputera Wilayah Medan mayoritas IMT normal tidak mengalami amenore sebanyak 100% dibandingkan dengan IMT gemuk yang tidak mengalami amenore sebanyak 83,33%. Hal ini menunjukkan bahwa Karyawati dengan IMT kurus dan gemuk lebih berpotensi mengalami amenore. Sesuai dengan pendapat Hupitoyo (2011), pada IMT kurus sekresi estrogen menurun sehoingga FSH (Follicle Stimulating Hormon) tidak mampu membentuk folikel yang matang kemudian tidak terjadi menstruasi. Sedangkan pada IMT gemuk jumlah estrogen dalam darah meningkat akibat meningkatnya jumlah lemak tubuh. Kadar estrogen yang tinggi memberikan umpan balik negatif terhadap hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone) melalui sekresi protein inhibin yang nmenghambat Hipofisis Anterior untuk menyekresikan FSH (Follicle Stimulating Hormone) menyebabkan terganggunya proliferasi folikel sehingga tidak terbentuk folikel yang matang. Hal inilah yang menjadi dasar mekanisme panjangnya siklus menstruasi atau atau ketidakhadiran menstruasi. Terapi umum yang dapat dilakukan untuk menangani amenore yaitu dengan dilakukan memperbaiki keadaan kesehatan, termasuk perbaikan gizi, kehidupan dalam lingkunga yang sehat dan tenang, dan pengurangan berat badan pada wanita dengan obesitas. Dari hasil penelitian mengenai oligomenore pada Karyawati Asuransi Bumiputera Wilayah Medan mayoritas tidak mengalami oligomenore sejumlah 44 orang (69,84%). Oligomenore dapat terjadi akibat dari perpanjangan stadium follikuler, perpanjangan stadium luteal, kedua stadium tersebut menjadi panjang. Penyebab yang sering terjadi yaitu anovulasi, adapun faktor lain yang dapat menyebabkan oligomenore yaitu ansietas (kecemasan yang berlebihan) dan stres, penyakit kronis, obat-obatan tertentu, bahaya di tempat kerja dan lingkungan, status penyakit, nutrisi badan yang signifikan, dan adanya gangguan fungsi tiroid atau adrenalin. Setelah dilakukan tabulasi silang antara IMT dengan oligomenore didapatkan data Karyawati Asuransi Bumiputera Wilayah Medan mayoritas IMT gemuk tidak mengalami oligomenore sebanyak 83,33% dibandingkan dengan IMT normal yang tidak mengalami oligomenore sebanyak 72,92%. Namun dari data tersebut juga di temukan Karyawati dengan IMT kurus mayoritas mengalami dari analisa oligomenore sebanyak 55,56% dibandingkan dengan yang 169

tidak mengalami oligomenore sebanyak 44,44%. Dari analisa data tersebut dapat disimpulkan bahwa Karyawati dengan IMT kurus lebih berpotensi mengalami oligomenore. Hal ini dikarenakan Karyawati dengan IMT kurus berpotensi mengalami penurunan kadar gonadotropin sehingga sekresi FSH (Follicle Stimulating Hormone) serta hormon estrogen dan progesteron juga mengalami penurunan yang akan berdampak pada gangguan siklus menstruasi yang terlalu lama atau disebut oligomenore. Melihat masih tingginya gangguan menstruasi pada karyawati, maka memperbaiki keadaan kesehatan seperti perbaikan gizi, kehidupan dalam lingkungan yang sehat dan tenang, mengurangi berat badan pada wanita dengan obesitas, olah raga, dan konsumsi nutrisi yang seimbang. Selain itu khususnya sebagai karyawati juga harus dapat menerapkan perilaku hidup sehat untuk menjaga kesehatan reproduksi, karena wanita sebagai tonggak kehidupan yang akan melahirkan generasi kehidupan. KESIMPULAN Dari hasil penelitian dan pembahasan yang sesuai dengan tujuan penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Karyawati Asuransi Bumiputera Wilayah Medan mayoritas mempunyai IMT normal sebanyak 76,19%. 2. Karyawati Asuransi Bumiputera Wilayah Medan yang mengalami dysmenorhoe sejumlah 39 orang (61,90%), mengalami amenore sejumlah 3 orang (4,76%), dan mengalami oligomenore sejumlah 19 orang (30,16%). 3. Karyawati Asuransi Bumiputera Wilayah Medan mayoritas IMT normal dan gemuk mengalami dysmenorhoe sebanyak 66,67%, IMT normal tidak mengalami amenore sebanyak 100% dan IMT gemuk tidak mengalami oligomenore sebanyak 83,33%. DAFTAR PUSTAKA Manuaba, IBG. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta: EGC Wiknjosastro, Hanifa. 2012. Ilmu Kandungan. Jakarta: YBP Sarwono Prawirohardjo Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC Varney, H., Kriebs, J.M., Carolyn L.G., 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Vol. 1 Jakarta: EGC Widyastuti, Yani. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya Depkes RI, 2005. Kebijakan dan Strategi Nasional Kesehatan Reproduksi di Indonesia. [pdf] Jakarta : Depkes RI. Supariasa, I Dewa Nyoman.2001. Penilaian Status Gizi.Jakarta. EGC Reeder, S.J., 2011.Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi dan Keluarga. Jakarta: EGC 170