BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberi gambaran atau deskripsi suatu data pada variabel variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yang dilihat dari nilai rata rata (mean), standar deviasi, minimum, maksimum. Penelitian ini menggunakan Kepatuhan Wajib Pajak Badan dan Pemeriksaan Pajak sebagai variabel independen, serta Penerimaan Pajak Penghasilan Badan sebagai variabel dependen. Hasil analisis statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel 4.1 Tabel 4.1 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation KWP 48 1.00 328.00 67.5000 72.17325 PP 48 1.00 64.00 20.6667 17.20383 PPh 48 161975826306 506075111141 274569110930 78081879943 Valid N (listwise) 48 Sumber:output spss Berdasarkan tabel 4.1 diatas, menunjukan jumlah responden (N) dalam penelitian yaitu 48 sampel. Pada variabel Kepatuhan Wajib Pajak Badanyang memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 48 sampel, menunjukan bahwa variabel Kepatuhan Wajib Pajak Badan yang terkecil adalah 1,00 dan yang terbesar 54
55 adalah 328,00. Angka minimum tersebut didapat pada bulan Januari pertahun dikarenakan wajib pajak yang menyampaikan SPT pada bulan Januari adalah 1, dan angka maksimum didapat pada bulan April 2011 dikarenakan adanya kenaikan jumlah wajib pajak yang terdaftar pada KPP tersebut. Rata rata variabel Kepatuhan Wajib Pajak Badanadalah 67,5000 dengan standar deviasi 72,17325. Pada variabel pemeriksaan Pajak yang memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 48 sampel, menunjukan bahwa variabel Pemeriksaan Pajak yang terkecil adalah 1,00 dan yang terbesar adalah 64,00.Angka minimum tersebut didapat pada bulan April 2013 hal ini disebabkan adanya perubahan tarif tunggal dengan fasilitas 50%, dan angka maksimum didapat pada bulan November 2012 dikarenakan maraknya aplikasi e-spt yang menyebabkan kesalahan perhitungan sehingga menyebabkan kurang bayar. Rata rata variabel Pemeriksaan Pajak adalah 20,6667dengan standar deviasi 17,20383. Pada variabel Penerimaan Pajak Penghasilan Badan yang memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 48 sampel, menunjukan bahwa variabel Penerimaan Pajak Penghasilan Badan yang terkecil adalah 161975826306dan yang terbesar adalah. 506075111141.Angka minimum tersebut didapat pada bulan maret 2011yang dikarenakan adanya perubahan tarif tunggal dan angka maksimum didapat pada bulan April 2014 hal ini dikarenakan pertumbuhan wajib pajak yang terdaftar pada KPP tersebut mengalami kenaikan. Rata rata variabel Penerimaan Pajak Penghasilan Badana dalah 274569110930dengan standar deviasi 78081879943
56 B. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji data dilakukan dengan analisa One Sampel Kolmogorov Smirnov dengan menggunakan hipotesis sebagai berikut : Ho : Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal Pengambilan keputusan untuk menentukan data variabel penelitian terdistribusi normal atau tidak adalah sebagai berikut : - Nilai Asym.sig ( 2-tailed ) > 0.05 maka data berdistribusi normal. -Nilai Asym.sig ( 2-tailed ) < 0.05 maka data tidak berdistribusi normal Dari pengujian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.2 Hasil Pengujian Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 48 Normal Parameters a,,b Mean -,0000013 Std. Deviation 67671994396,38700000 Most Extreme Differences Absolute,098 Positive,098 Negative -,048 Kolmogorov-Smirnov Z,679 Asymp. Sig. (2-tailed),746 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan metode one-sample Kolmogorov-Smirnov (K-S) seperti pada tabel 4.2 diatas dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Hal ini terlihat dari nilai Asymp. Sig. (2-tailed) 0,746> 0,05
57 2. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas dapat dideteksi pada model regresi apabila pada variabel terdapat pasangan variabel bebas yang saling berkorelasi atau sama lain. Variabel yang menyebutkan tidak adanya multikolonieritas dapat dilihat dari nilai VIF dan Tolerance. a. Nilai VIF<10 dan tolerance >0.10 (tidak terjadi multikolinearitas) b. Nilai VIF>10 dan tolerance<0.10 (terjadi multikolinearitas) Dari pengujian data dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.3 Hasil Pengujian Multikolinearitas Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta t sig Tolerance VIF (Constant) 2.67E+14 18,098,906,224,632 14.758,000 Kepatuhan WP Badan 4.71E+11 139,864,942,038 0.436 3.369 0.002 0.999 1.001-1.18E+12 586,759,484,595 -,260-2.007,051 0.999 1.001 PemeriksaanPajak a. Dependent Variable: Penerimaan Pajak Penghasilan Badan Sumber : Output SPSS, diolah Pada tabel 4.3 variabel Kepatuhan Wajib Pajak Badan menunjukan nilai VIF sebesar 1,001 dan nilai tolerance 0,999.Untuk variabel Pemeriksaan Pajak menunjukan nilai VIF 1,001 dan nilai tolerance 0,999. Hal ini menunjukan bahwa nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,10 dan itu berarti dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas dalam penelitian ini.
58 3. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode tertentu dengan kesalahan pada periode sebelumnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas autokorelasi. Tabel 4.4 Hasil Pengujian Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1,499 a,249,215 69159468670 1,985 a. Predictors: (Constant), PP, Kwp b. Dependent Variable: PPPh Untuk menguji Autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin Waston (DW), yaitu jika nilai DW terletak antara dl dan (4 du) atau dl DW (4 du) berarti bebas dari Autokorelasi, sebaliknya jika nilai DW < dl atau DW > (4 du)berarti terdapat Autokorelasi.Nilai dl dan du dapat dilihat pada tabel Durbin Waston, yaitu nilai dl ; du ; α ; n ; (k 1). Keterangan: n adalah jumlah sampel, k adalah jumlah variabel, dan α adalah taraf signifikan. Dari tabel Durbin Waston didapat dl = 1,450 dan DU = 1,623.Dari tabel Model Summarydidapatkan nilai Durbin Watson sebesar 1,985 dan nilai tersebut terletak antara dl dan (4-DU) atau 1,450 < 1,985 < 2,377 maka
59 dapat disimpulkan bahwa dalam regresi linier ini tidak terdapat Autokorelasi atau bebas dari autokorelasi. 4. Uji Heterokedastisitas Model regresi yang baik adalah regresi yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Pada penelitian ini uji heteroskedastisitas menggunakan ujispearman s rho.deteksi adanya heteroskedastisitas dengan menggunakan uji Spearman s rho.hasil pengujian heteroskedastisitas dilihat apabila variabel independen memiliki nilai sig > 0,05 berarti tidak terjadi heteroskedastisitas dan sebaliknya jika memiliki sig < 0,05 maka terjadi heteroskedastisitas. Hasil pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat pada tabel 4.5 Spearman's rho Kepatuhan Wajib Pajak Badan Tabel 4.5 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas Correlations Pemeriksaan Pajak Sumber : Output SPSS, diolah Correlation Coefficient Unstandardized Residual,1000 Sig. (2-tailed),826 N 48 Correlation -,060 Coefficient Sig. (2-tailed),687 N 48 Berdasarkan tabel 4.5 terlihat bahwa korelasi variabel Kepatuhan Wajib Pajak Badan dengan Unstandardized Residual menunjukan signifikansi
60 sebesar 0,826.Hal ini menunjukan signifikansi > 0,05. Untuk variabel Pemeriksaan Pajak dengan Unstandardized Residual menunjukan signifikansi sebesar 0,687 Berdasarkan hasil uji tersebut model regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini bebas heteroskedastisitas. Hasil dari uji asumsi dasar yaitu uji normalitas dan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas yang telah dilakukan terhadap model regresi berganda pada penelitian ini menunjukan bahwa model regresi berganda memenuhi syarat normalitas, bebas multikolinearitas, tidak terjadi autokorelasi, dan tidak terjadi heteroskedastisitas. Dengan demikian model regresi linier berganda tersebut baik dan layak digunakan. C. Analisis Regresi Linear Berganda Tabel 4.6 Analisis Regresi Linier Berganda Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta t sig Tolerance VIF (Constant) 2.67E+14 18,098,906,224,632 14.758,000 Kepatuhan WP Badan 4.71E+11 139,864,942,038 0.436 3.369 0.002 0.999 1.001 Pemeriksaan Pajak a. Dependent Variable: Penerimaan Pajak Penghasilan Badan Sumber : Output SPSS, diolah - 1.18E+12 586,759,484,595 -,260-2.007,051 0.999 1.001
61 Penerimaan Pajak Penghasilan Badan = 267109509741,124 + 471154262,758WP Badan Patuh+1177902171,602PP Persamaan ini dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Konstanta sebesar 267109509741,124 artinya jika Kepatuhan Wajib Pajak Badan, dan Pemeriksaan Pajaknilainya 0, maka perubahan Penerimaan Pajak Penghasilan Badan akan naik sebesar 267109509741,124. b. Koefisien regresi variabel Kepatuhan Wajib Pajak Badan sebesar 471154262,758 menunjukkan bahwa jika variabel independen lain nilainya tetap, sedangkan Pemeriksaan Pajak mengalami kenaikan 1%, maka perubahan Penerimaan Pajak Penghasilan Badan mengalami kenaikan sebesar 471154262,758. c. Koefisien regresi variabel Pemeriksaan Pajak sebesar 1177902171,602 menunjukkan bahwa jika variabel independen lain nilainya tetap, sedangkan Kepatuhan Wajib Pajak Badan dan Surat Paksa mengalami kenaikan 1%, maka perubahan penerimaan pajak penghasilan badan mengalami kenaikan sebesar 1177902171,602 1. Analisis Koefisiensi Determinasi Tabel 4.7 Analisis Koefisiensi Determinasi Model Summary b R Adjusted R Durbin- Model R Square Square Std. Error of the Estimate Watson 1,499 a,249,215 6,915,946,867,003,620 1,985 a. Predictors: (Constant), PP, Kwp b. Dependent Variable: PPPh
62 Dari tabel 4.7 diketahui bahwa angka koefisien determinasi atau adjusted R Square adalah 0.249 atau (24.9%), artinya pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak Badan dan Pemeriksaan Pajak terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Badan sebesar 24,9% atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan sebesar 24.9%. Sedangkan sisanya (100% - 24,9% = 75.1%) dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. D. Uji Hipotesis 1. Uji F atau ANOVA Uji ini menunjukkan apakah semua independent variable (variabel bebas) yang dimasukkan ke dalam model mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap dependent variable (variabel terikat). Pengambilan keputusan untuk uji F dilakukan dengan membandingkan nilai signifikansi terdapat dalam tabel Anova (output SPSS) dengan tingkat signifikansi yang telah ditentukan sebelumnya yaitu 5%. Keputusannya adalah jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis diterima sedangkan jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka hipotesis ditolak.
63 Tabel 4.8 Uji Fatau ANOVA ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 7131221404561 2 356561070228 7,455,002 a Residual 2152364448024 45 478303210672 Total 2865486588480 47 a. Predictors: (Constant), PP, Kwp b. Dependent Variable: PPPh Berdasarkan tabel 4.8 diketahui bahwa hasil uji F menunjukan tingkat signifikan 0,002. Karena nilai signifikannya lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwakepatuhan Wajib Pajak Badan dan Pemeriksaan Pajak secara bersama sama mempengaruhi Penerimaan Pajak Penghasilan Badan. 2. Uji Signifikansi (Uji T) Uji signifikansi (Uji t) untuk menguji signifikansi dari setiap variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen dalam suatu penelitian. Suatu variabel independen dikatakan memiliki pengaruh terhadap variabel dependen apabila variabel tersebut lulus uji signifikansi. Jika signifikansi t < 0,05 maka hipotesis diterima sedangkan jika signifikansi t > 0,05 maka hipotesis ditolak
64 Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikansi (Uji T) Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) 2.671E11 1.810E10 14.758.000 Kwp 4.712E8 1.399E8.436 3.369.002 PP -1.178E9 5.868E8 -.260-2.007.051 a. Dependent Variable: PPPh Berdasarkan tabel 4.9diatas dapat disimpulkan mengenai uji hipotesis dari masing-masing variabel indenpenden terhadap variabel dependen sebagai berikut: a. Ha 1 : Kepatuhan Wajib Pajak Badan mempunyai pengaruh terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Badan Pada output regresi menunjukan bahwa angka signifikansi untuk variabel Kepatuhan Wajib Pajak Badanadalah sebesar 0,002. Nilai ini lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Kepatuhan Wajib Pajak mempunyai pengaruh terhadappenerimaan Pajak Penghasilan Badan, dan dapat disimpulkan hipotesis 1 diterima karena didukung data dan sesuai dengan ekspetasi penelitian. Temuan ini mengindikasi bahwa Penerimaan Pajak Penghasilan Badan berpengaruh terhadap angka Kepatuhan Wajib Pajak Badan. b. Ha 2 : Pemeriksaan Pajak berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Badan
65 Pada output regresi menunjukan bahwa angka signifikansi untuk variabel Pemeriksaan Pajak adalah sebesar 0,051. Nilai ini lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Pemeriksaan Pajak mempunyai pengaruh terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Badan. E. Pembahasan Dalam penelitian ini dilakukan pengujian pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak Badan dan Pemeriksaan Pajak terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Badan pada KPP Madya Tangerang. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh bahwa: 1. Variabel Kepatuhan Wajib Pajak Badan menunjukan pengaruh signifikan terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Badan. Hasil ini terlihat pada nilai signifikansi pengujian sebesar 0,002 dibawah tingkat signifikansi 0,05, sehingga variabel Kepatuhan Wajib Pajak Badan dapat dijadikan indikator dalam memprediksi penerimaan pajak penghasilan badan.hasil penelitian ini mendukung penelitian Asri Fika Agusti dan Vinola Herawati (2009) bahwa pengaruh tingat kepatuhan berpengaruh positif terhadap peningkatan penerimaan 2. Variabel Pemeriksaan Pajak menunjukan berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Badan. Hasil ini terlihat pada nilai signifikansi pengujian sebesar 0,051 diatas tingkat signifikansi 0,05.Hasil penelitian ini mendukung penelitian Maria M Ratnasari dan ni Nyoman Afrianti(2010) bahwa pemeriksaan pajak berpengaruh
66 terhadap penerimaan pajak tetapi pengujian ini tidak mendukung Asri fika agusti dan Vinola Herawati yang menyatakan bahwa pemeriksaan pajak tidak berpengaruh. 3. Variabel Kepatuhan Wajib Pajak Badan dan Pemeriksaan Pajak berpengaruh secara bersama-sama terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Badan. Berdasarkan pengujian secara bersama-sama (uji F) didapatkan tingkat signifikan 0,002. Karena nilai signifikannya lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Kepatuhan Wajib Pajak Badan dan Pemeriksaan Pajak berpengaruh secara bersama-sama terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Badan.hasil penelitian ini mendukung terhadap penelitian Euprasia bahwa kepatuhan dan pemeriksaan pajak berpengaruh secara bersama-sama terhadap penerimaan pajak penghasilan badan tetapi hasil penelitian ini tidak mendukung Asri Fika dan agusti dan Vinola Herawati(2009) bahwa tingkat kepatuhan dan pemeriksaan pajak tidak berpengaruh terhadap peningkatan penerimaan pajak
67 Tabel 4.10 Rangkuman Hipotesis No. Hipotesis Kesimpulan Hasil 1. Kepatuhan Wajib Pajak Badan mempunyai pengaruh terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Badan 2. Pemeriksaan Pajak mempunyai pengaruh terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Badan 3. Kepatuhan Wajib Pajak Badan dan Pemeriksaan Pajak berpengaruh secara bersama-sama terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Badan Haditerima atau Ho ditolak Ho diterima atau Ha ditolak Ha diterima atau Ho ditolak 0,002< 0,05 0,051> 0,05 0,002< 0,05 Sumber : data olahan output spss