KERANGKA ACUAN KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN

dokumen-dokumen yang mirip
PEDOMAN PELAKSANAAN KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. minggu pertama kehidupan dan 529 ribu ibu meninggal karena penyebab yang

Filosofi. Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat. UKM_Maret

KERANGKA ACUAN PELACAKAN KASUS KEMATIAN IBU/BAYI

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan AKI di negara-negara ASEAN, penolong persalinan adalah hal yang

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam Program

KERANGKA ACUAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K)

BAB I PENDAHULUAN. tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. berkembang yaitu sebesar 99 persen (Wiknjosastro, 2002 hlm 23).

KESEHATAN IBU DAN ANAK. dr Dani MKes Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai dampak yang besar terhadap pembangunan di bidang kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan jumlah kematian perinatal sebesar orang. Dari jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh Konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO 1948), Undang-Undang Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan meninggal setiap hari akibat

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat dengan upaya meningkatkan usia harapan hidup, menurunkan. untuk berperilaku hidup sehat (Depkes RI, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. dengan AKI di negara-negara ASEAN, penolong persalinan adalah hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada tahun 2008 dilaporkan bahwa jumlah kematian. ibu di 172 negara di seluruh dunia sebesar 358.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tingginya AKI di suatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut

Sejarah Penurunan AKI PERTEMUAN 3 Ira Marti Ayu Kesmas/ Fikes

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam meningkatan mutu kesehatan serta derajat kesehatan masyarakat melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dikatakan ibu hamil risiko tinggi bila pada pemeriksaan ditemukan satu atau lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan negara tersebut buruk. Hal ini disebabkan ibu hamil dan bersalin

BAB 1 PENDAHULUAN. bersalin dan nifas. Namun demikian banyak faktor yang membuat teknologi

KerangkaAcuanKegiatan Program Perencanaan, Persalinan Dan PencegahanKomplikasi( P4K )

BAB I PENDAHULUAN. suatu kejadian yang fisiologis/ alamiah, akan tetapi di dalam prosesnya dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu perhatian dari World Health

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOGOR UPT PUSKESMAS KECAMATAN CIGOMBONG

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan kesehatan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu.

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan tempat terjadinya kehamilan, yang disebabkan oleh kehamilan atau

BAB I PENDAHULUAN. eklampsia, sepsis, dan komplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. jiwa, Afrika Utara jiwa dan Asia Tenggara jiwa. AKI di negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. terdapat kemungkinan suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

B A B IV SITUASI UPAYA KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan pelayanan maksimal dari petugas kesehatan. Salah satu bentuk

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH DINAS KESEHATAN Jalan Jend.Sudirman No.24 Telp SUNGAI PENUH Kode Pos : 37112

KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN BAYI DI KAB TRENGGALEK

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei

BAB I PENDAHULUAN. Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI 228 per kelahiran hidup, AKB 34 per kelahiran hidup.

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang terjadi di dunia saat ini adalah menyangkut kemiskinan,

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu,

BAB 1 PENDAHULUAN. program KIA tersebut menurunkan angka kematian ibu dan anak (Depkes, RI 2007)

BAB I LATAR BELAKANG. nifas, bayi baru lahir, dan kontrasepsi (Manuaba, 2014; h.28).

BAB 1 PENDAHULUAN. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand hanya 44 per

MATA KULIAH ASKEB V (KOMUNITAS)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menyukseskan program kabinet SBY jilid 2, khususnya dalam hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam Millenium Development Goals (MDG) yaitu goal ke-4 dan ke-5. Target

BAB III INDIKATOR PEMANTAUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. di kawasan ASEAN yaitu sebesar 228/ kelahiran hidup (SDKI. abortus (11%), infeksi (10%), (SDKI 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. persalinan adalah nyawa taruhannya atau toh nyawa (bahasa Jawa)

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi baru lahir merupakan proses fisiologis, namun dalam prosesnya

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat menetukan dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), yang

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. akan mengalami perubahan dalam dirinya baik fisik maupun psikologis. Dua

BAB 1 PENDAHULUAN. penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin, post partum, bayi baru lahir (Lestari, 2014:34).

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan akibat langsung proses reproduksi

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Amerika Latin dan Karibia 85/ KH, Amerika Utara 23/ KH

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan kehamilan adalah pengawasan kehamilan untuk. kehamilan, menegakan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan

! 1! BAB 1 PENDAHULUAN

Monitoring. 29-Feb-12

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan kebidanan komperhensif mencangkup empat kegiatan. pemeriksaan berkesinambungan yaitu Asuhan Kebidanan

Menurut Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan jumlah kematian ibu melahirkan di Kabupaten

KERANGKA ACUAN POSTNATAL CARE (PNC)

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu

BAB I PENDAHULUAN. pada generasi mendatang. Angka kematian ibu ( AKI ) merupakan salah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baru dilahirkan (Saifuddin, 2010:1). Keberhasilan penyelenggaraan. gerakan keluarga berencana (Manuaba, 2010:10).

BAB I PENDAHULUAN. Proses kehamilan, persalinan, nifas merupakan suatu proses fisiologis

BAB 1 PENDAHULUAN. tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. (Manuaba, 2010)

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya Angka Kematian Ibu atau AKI di Indonesia merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu bersalin (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)

BAB I PENDAHULUAN. di negara berkembang. Di negara miskin sekitar 25-50% kematian wanita usia subur

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih

Transkripsi:

KERANGKA ACUAN KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN I. PENDAHULUAN Keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia masih belum memuaskan, terbukti dari masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Kematian dan kesakitan ibu hamil, bersalin,nifas dan bayi baru lahir masih merupakan masalah besar negara berkembang termasuk Indonesia. Di Negara-negara miskin, sekitar 25 50% kematian wanita usia subur disebabkan oleh masalah yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas. WHO memperkirakan diseluruh dunia setiap tahunnya lebih dari 585.000 ibu meninggal pada saat hamil atau bersalin. Menanggapi masalah kematian ibu yang demikian besar, tahun 1987 untuk pertama kalinya di tingkat Internasional diadakan konferensi tentang kematian ibu di Nairobi, Kenya yang menyepakati peningkatan upaya bagi kesehatan ibu atau Safe Motherhood. Kemudian pada tahun 1990 World Summit for Children di New York, Amerika Serikat yang dihadiri 127 negara termasuk Indonesia, membuahkan 7 tujuan utama, diantaranya menurunkan AKI menjadi 50 % pada tahun 2000. Program Safe Motherhood mulai tahun 1990, salah satu terobosannya adalah menempatkan tenaga bidan di setiap desa dan melatih dukun serta dilengkapi dengan dukun kit, sehingga diharapkan dukun yang sudah dilatih mampu dan mau menerapkan persalinan 3 bersih (bersih tempat, alat dan cara). Upaya Making Pregnancy Safer (MPS) dengan 3 pesan kunci yaitu (1) setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih (2) setiap komplikasi obstetric dan neonatal ditangani mendapat pelayanan adekuat (3) setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi. Dari hasil survey WHO dan Departemen Kesehatan ternyata penurunan AKI tidak sesuai target yang diharapkan dan dukun yang sudah dilatih ternyata kembali pada prilaku semula. Dari hasil SDKI 2002-2003 derajat kesehatan ibu dan anak di Indonesia masih belum memuaskan, ditandai oleh tingginya Angka Kematian Ibu (AKI), yaitu 307/100.000 KH, sedangkan angka kematian bayi 35/1000 KH. 57% kematian bayi terjadi pada masa neonatal (0-28 hari) yaitu 20/1000 KH. Adapun penyebab langsung dari kematian Ibu adalah perdarahan 28 %, eklampsi 24 %, infeksi 11 %, partus lama 5 %, abortus 5 % (SKRT 2001), dan lain-lain. Kondisi ini diperburuk dengan masih tingginya kehamilan dengan 4 terlalu (terlalu tua, terlalu muda, terlalu sering dan terlalu banyak) sebanyak 62,7 %. Sedangkan penyebab kematian bayi baru lahir (neonatal) di Indonesia adalah asfiksia

27 %, komplikasi pada bayi baru lahir rendah 29 %, tetanus neonatorum 10 %, masalah pemberian makanan 10 %, infeksi 5 %, gangguan hematologik 6 %, dan lain-lain 13 %. II. LATAR BELAKANG Kemitraan bidan dengan dukun adalah suatu bentuk kerjasama bidan dengan dukun yang saling menguntungkan dengan prinsip keterbukaaan, kesetaraan, dan kepercayaan dalam upaya untuk menyelamatkan ibu dan bayi, dengan menempatkan bidan sebagai penolong persalinan dan mengalihfungsikan dukun dari penolong persalinan menjadi mitra dalam merawat ibu dan bayi pada masa nifas, dengan berdasarkan kesepakatan yang telah dibuat antara bidan dengan dukun, serta melibatkan seluruh unsur/elemen masyarakat yang ada. Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi terjadinya kematian ibu maupun bayi adalah faktor pelayanan yang sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan keterampilan tenaga kesehatan sebagai penolong pertama pada persalinan tersebut, di mana sesuai dengan pesan pertama kunci MPS yaitu setiap persalinan hendaknya ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih. Di samping itu, masih tingginya persalinan di rumah dan masalah yang terkait budaya dan perilaku dan tanda-tanda sakit pada neonatal yang sulit dikenali, juga merupakan penyebab kematian bayi baru lahir. Di beberapa daerah, keberadaan dukun bayi sebagai orang kepercayaan dalam menolong persalinan, sosok yang dihormati dan berpengalaman, sangat dibutuhkan oleh masyarakat keberadaannya. Berbeda dengan keberadaan bidan yang rata-rata masih muda dan belum seluruhnya mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Sehingga perlu dicari suatu kegiatan yang dapat membuat kerjasama yang saling menguntungkan antara bidan dengan dukun bayi, dengan harapan pertolongan persalinan akan berpindah dari dukun bayi ke bidan. Dengan demikian, kematian ibu dan bayi diharapkan dapat diturunkan dengan mengurangi risiko yang mungkin terjadi bila persalinan tidak ditolong oleh tenaga kesehatan yang kompeten dengan menggunakan pola kemitraan bidan dengan dukun. Dalam pola kemitraan bidan dengan dukun berbagai elemen masyarakat yang ada dilibatkan sebagai unsur yang dapat memberikan dukungan dalam kesuksesan pelaksanaan kegiatan ini.

III. PENGORGANISASIAN DAN TATA HUBUNGAN KERJA A. Pengorganisasian Pelindung Kepala Puskesmas Ka. TU Ketua Tim Program Kemitraan Bidan dan Dukun Tim Program Kemitraan Bidan dan Dukun Perangkat Desa Setempat/Dukun Bidan Desa Setempat B. Tata Hubungan Kerja Dan Alur Pelaporan 1. Tata Hubungan Kerja Di dalam kemitraan, bidan dengan dukun bayi mempunyai peran dan tanggung jawab masing-masing. Oleh sebab itu perlu diberi pengertian bahwa peranndukun bayi tidak kalah penting dibandingkan perannya dahulu. Prosesnperubahan peran dukun menuju peran barunya yang berbeda, memerlukan suatu adaptasi dan hubungan interpersonal yang baik antara bidan dukun. Di dalam konsep kemitraan bidan dengan dukun, dukun bayi perlu diberikan wawasan dalam bidang kesehatan ibu dan bayi baru lahir, terutama tentang tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta persiapan yang harus dilakukan oleh keluarga dalam menyongsong kelahiran bayi. 2. Pelaporan Tim Program Kemitraan Bidan dan Dukun melaporkan setiap kegiatan yang telah dilakukan kepada ketua tim Program Kemitraan Bidan dan Dukun dalam bentuk laporan. Ketua tim Program Kemitraan Bidan dan Dukun melaporkan kegiatan tersebut kepada kepala puskesmas. IV. TUJUAN A. Tujuan Umum Meningkatnya akses Ibu dan bayi terhadap pelayanan kebidanan berkualitas.

B. Tujuan Khusus 1. Meningkatkan rujukan persalinan, pelayanan antenatal, nifas dan bayi oleh dukun ke tenaga kesehatan yang kompeten. 2. Meningkatkan alih peran dukun dari penolong persalinan menjadi mitra Bidan dalam merawat Ibu Nifas dan Bayinya 3. Meningkatkan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan V. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN No. A Kegiatan Pokok Program Kemitraan Bidan dan Dukun Rincian Kegiatan Mendata dan petakan dukun bayi dan ibu hamil Berkoordinasi dengan lintas sector di desa Membangun jenjang dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat di desa Membina dukun yang berada diwilayah setempat Melaksanakan kegiatan program kemitraan bidan dan dukun Melakukan evaluasi kegiatan program kemitraan bidan dan dukun Bertanggung jawab dan melaporkan kepada kepala puskesmas VI. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN DAN SASARAN A. Cara Melaksanakan Kegiatan 1. Input Meliputi penyiapan tenaga, penyiapan biaya operasional, penyiapan sarana kegiatan bidan dan saran dukun, serta metode /mekanisme pelaksanaan kegiatan. 2. Proses Proses yang dimaksudkan adalah lingkup kegiatan kerja bidan dan kegiatan dukun.kegiatan bidan mencakup aspek teknis kesehatan dan kegiatan dukun mencakup aspek non teknis kesehatan. Tugas dukun ditekankan pada alih peran dukun dalam menolong persalinan menjadi merujuk ibu hamil dan merawat ibu nifas dan bayi baru lahir berdasarkan kesepakatan antara bidan dengan dukun. a. Yang dimaksudkan aspek teknis kesehatan adalah aspek proses pengelola dan pelayanan program KIA 1) Pengelolaan (manajemen) program KIA adalah semua kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan penilaian (evaluasi) program kesehatan ibu dan anak masuk KB.

No. A Kegiatan Pokok Program Kemitraan Bidan dan Dukun 2) Pelayanan kesehatan ibu dan anak, mencakup kegiatan yang dilakukan bidan dalam melaksanakan asuhan kebidanan sesuai wewenang, etika, tanggung jawab bidan. b. Yang dimaksud aspek non kesehatan adalah : 3. Output 1) Menggerakkan dan memberdayakan ibu, keluarga dan masyarakat 2) Memberdayakan tradisi setempat yang positif berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak. 3) Menghilangkan kebiasaan buruk yang dilakukan pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir Kemitraan bidan dengan dukun adalah pencapaian target upaya kesehatan ibu dan anak antara lain : a. Meningkatnya dukungan berbagai pihak (LP/LS) terkait. b. Meningkatnya jumlah bidan dengan dukun yang bermitra c. Meningkatkan rujukan oleh dukun d. Meningkatnya cakupan pertolongan persalinan e. Meningkatnya deteksi risti / komplikasi oleh masyarakat. B. Sasaran 1. Pengelola dan Penanggung Jawab Program KIA/KB, Promkes dan Perencanaan di Propinsi, Kab/Kota dan Puskesmas. 2. Lintas Sektor terkait di setiap jenjang administrasi (disesuaikan kondisi setempat) 3. Bidan coordinator, bidan puskesmas dan dukun C. Rincian Kegiatan, Sasaran Khusus, Cara Melaksanakan Kegiatan Sasaran Umum Rincian Kegiatan Sasaran 1. Pengelola dan Penanggung Jawab Program KIA/KB, Promkes dan Perencanaan di Propinsi, Kab/Kota dan Puskesmas. 2. Lintas Sektor terkait di setiap jenjang administrasi (disesuaikan kondisi setempat) 3. Bidan coordinator, Mendata dan petakan dukun bayi dan ibu hamil Berkoordinasi dengan lintas sector di desa Membangun jenjang dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat di desa Membina dukun yang berada diwilayah setempat Melaksanakan kegiatan program kemitraan bidan dan dukun Melakukan evaluasi kegiatan program kemitraan bidan dan dukun Bertanggung jawab dan melaporkan kepada kepala Cara Melaksanakan Kegiatan

bidan puskesmas dan dukun puskesmas No. A B C D E VII. JADWAL KEGIATAN Kegiatan Mendata dan petakan dukun bayi dan ibu hamil Berkoordinasi dengan lintas sector di desa Membangun jenjang dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat di desa Membina dukun yang berada diwilayah setempat Melaksanakan kegiatan program kemitraan bidan dan dukun F Melakukan evaluasi kegiatan program kemitraan bidan dan dukun G Bertanggung jawab dan melaporkan kepada kepala puskesmas 2015 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA Untuk mengetahui keberhasilan kegiatan diperlukan adanya langkah pemantuan dan evaluasi yang dilakukan sercara terus menerus (bekesinambungan). Kegiatan memantau dan menilai untuk melihat apakah semua kegiatan telah dilaksanakan sesuai rencana yang ditetapkan. Hasil pemantauan merupakan bahan masukan untuk perencanaan dan langkah perbaikan berikutnya. Pemantauan dan evaluasi dilakukan dengan membandingkan pencapaian dari hasil kegiatan dengan perencanaan secara berkesinambungan. Dalam menilai kualitas kegiatan kemitraan bidan dengan dukun diperlukan indikator : 1. Persentase dukun yang bermitra 2. Cakupan Linakes di suatu wilayah 3. Prosentase rujukan bumil oleh dukun Proses pemantauan dan evaluasi tersebut dilaporkan secara berjenjang kepada pengelola program KIA Puskesmas kemudian ke Kabupaten/Kota secara triwulan IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Kerjasama yang saling menguntungkan antara bidan dengan dukun bayi sangat diperlukan untuk memindahkan persalinan dari dukun bayi ke Bidan. Dengan demikian, kematian ibu dan bayi diharapkan dapat diturunkan dengan mengurangi risiko yang mungkin terjadi bila persalinan tidak ditolong oleh tenaga kesehatan yang kompeten dengan menggunakan pola kemitraan bidan dengan dukun. Seluruh rangkaian hasil proses pelaksanaan program kemitraan bidan dan dukun sebaiknya dibuatkan laporan. Pelaporan hasil pelaksanaan program kemitraan bidan dan dukun dijadikan sebagai dokumen, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan pembelajaran bagi pihakpihak yang berkepentingan. Pelaporan disusun pada setiap selesai melaksanakan program kemitraan bidan dan dukun. Isi laporan minimal memuat tentang : 1. Waktu pelaksanaan 2. Jumlah peserta 3. Proses pertemuan 4. Masalah dan hasil capaian pelaksanaan 5. Hasil evaluasi