UJI FUNGSI SISTEM NITRIDASI ION UNTUK PERLAKUAN PERMUKAAN

dokumen-dokumen yang mirip
UJI FUNGSI SISTEM NITRIDASI ION UNTUK PERLAKUAN PERMUKAAN

PENGARUH NITRIDASI PLASMA TERHADAP KEKERASAN AISI 304 DAN BAJA KARBON RENDAH

ANALISIS PENGERASAN PERMUKAAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 1045 MELALUI PROSES NITRIDASI MENGGUNAKAN MEDIA UREA

PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR

PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 42 DENGAN TEKNIK NITRIDASI ION

KINERJA PERANGKAT NITRIDASI PLASMA/ION BEJANA GANDA UNTUK PERLAKUAN PERMUKAAN BAHAN LOGAM

BAB I PENDAHULUAN. ragam, oleh sebab itu manusia dituntut untuk semakin kreatif dan produktif dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH SURFACE TREATMENT METODA PLASMA NITRIDING TERHADAP KEKERASAN DAN KETAHANAN AUS PAHAT BUBUT BAHAN BAJA KECEPATAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. pressure die casting type cold chamber yang berfungsi sebagai sepatu pendorong cairan

PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU PROSES NITRIDASI TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN FCD 700 DENGAN MEDIA NITRIDASI UREA

UJI VAKUM BEJANA NITRIDASI PLASMA

Kata kunci : DLC, plasma carburizing, roller rantai.

13 14 : PERLAKUAN PERMUKAAN

PENUMBUHAN LAPIS LINDUNG NITRIDA PADA PERMUKAAN BAHAN STRUKTUR REAKTOR PADUAN FeCrNi

SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO LAPISAN TIPIS NITRIDA BESI YANG DIDEPOSISIKAN PADA ROLL BEARING DENGAN TEKNIK SPUTTERING

ANALISIS SIFAT MEKANIK LAPISAN TIPIS NITRIDA TITANIUM PADA CAMSHAFT HASIL TEKNIK PLASMA SPUTTERING

PENGARUH DEPOSISI BAHAN STAINLESS STEEL (SS) AUSTENITIK TERHADAP SIFAT MEKANIK ALUMINIUM (Al)

PENGARUH SUHU SUBSTRAT DAN WAKTU DEPOSISI TERHADAP STRUKTUR MIKRO LAPISAN FeN PADA RODA GIGI

Gambar 4. Pemodelan terjadinya proses difusi: (a) Secara Interstisi, (b) Secara Substitusi (Budinski dan Budinski, 1999: 303).

PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING MATERIAL BAJA S45C

ANALISIS STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK LAPISAN NiCr-Al YANG DIBENTUK DENGAN METODE SPUTTERING PADA BAJA ST 40

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan logam pada jenis besi adalah material yang sering digunakan dalam

ANALISIS SIFAT FISIK LAPISAN TIPIS TITANIUM NITRIDA PADA BAJA AISI 410 YANG DILAPIS DENGAN METODE SPUTTERING

PENGARUH PROSES POWDER NITRIDING TERHADAP PERUBAHAN KEKERASAN DAN TEBAL LAPISAN DIFUSI PADA PAHAT BUBUT HIGH SPEED STEEL

PENGEMBANGAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI MANU- FAKTUR NITRIDASI PLASMA/ION UNTUK PENINGKATAN KEKERASAN PERKAKAS DAN KOMPONEN MESIN

Analisa Temperatur Nitridisasi Gas Setelah Perlakuan Annealing pada Baja Perkakas

PENGARUH BAHAN ENERGIZER PADA PROSES PACK CARBURIZING TERHADAP KEKERASAN CANGKUL PRODUKSI PENGRAJIN PANDE BESI

DEPOSISI LAPISAN NITRIDA PADA PERMUKAAN PIN DAN RING PISTON DENGAN METODA DC SPUTTERING

UNIVERSITAS MERCU BUANA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penelitian Sifat Fisis dan Mekanis Roda Gigi Transduser merk CE.A Sebelum dan Sesudah Di-Treatment

PENGERASAN PERMUKAAN BAJA KARBON ST 40 DENGAN METODE NITRIDASI DALAM LARURATAN KALIUM NITRAT

PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PROSES PENGKARBONAN PADAT BAJA MILD STEEL

PENGARUH PROSES NITRIDASI ION PADA BIOMATERIAL TERHADAP KEKERASAN DAN KETAHANAN KOROSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN

Proses Annealing terdiri dari beberapa tipe yang diterapkan untuk mencapai sifat-sifat tertentu sebagai berikut :

ANALISA UJI TRANSFORMATOR 350 V/20 A UNTUK CATU DAYA NITRIDASI PLASMA DOUBLE CHAMBER

PENINGKATAN KEKERASAN DENGAN METODA KARBURISASI PADA BAJA KARBON RENDAH (MEDAN) DENGAN MEDIA KOKAS

ANALISIS PENINGKATKAN KUALITAS SPROKET SEPEDA MOTOR BUATAN LOKAL DENGAN METODE KARBURASI

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH

Pengaruh Penambahan Barium Karbonat Pada Media Karburasi Terhadap Karakteristik Kekerasan Lapisan Karburasi Baja Karbon Rendah

PENGARUH PERLAKUAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK BAJA JIS G 4051 S15C SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI. Purnomo *)

Pengaruh Variasi Media Karburasi Terhadap Kekerasan Dan Kedalaman Difusi Karbon Pada Baja ST 42

METODE PENINGKATAN TEGANGAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BAJA KARBON RENDAH MELALUI BAJA FASA GANDA

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGERASAN PERMUKAAN BAJA KARBON RENDAH DENGAN METODE FLAME HARDENING WAKTU TAHAN 30 MENIT 1 JAM DAN 1 ½ JAM

STUDI TENTANG PENGARUH NITROCARBURIZING DC-PLASMA TERHADAP PERUBAHAN KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PADA MATERIAL Zr-4

KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PROSES AUSTEMPER PADA BAJA KARBON S 45 C DAN S 60 C

ARANG KAYU JATI DAN ARANG CANGKANG KELAPA DENGAN AUSTEMPERING

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP HASIL PENGELASAN TIG PADA BAJA KARBON RENDAH

BAB 1. PERLAKUAN PANAS

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

BAB I PENDAHULUAN. Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan. karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN

PENGARUH SUHU DEPOSISI LAPISAN TIPIS TiN TERHADAP SIFAT MEKANIK METAL HASIL PLASMA SPUTTERING

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2014 sampai Juni 2015di

Heat Treatment Pada Logam. Posted on 13 Januari 2013 by Andar Kusuma. Proses Perlakuan Panas Pada Baja

KERANGKA KONSEP PENELITIAN PENGARUH NITROCARBURIZING TERHADAP LAJU KOROSI, KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PADA MATERIAL DUPLEX STAINLESS STEEL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI PLASMA ABSTRAK ABSTRACT

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN: X

PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA JIS S45C

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil Tahap Persiapan. Hasil Nitridasi. Pengukuran Ketebalan

BAB II PENGELASAN SECARA UMUM. Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Perbandingan Laju Korosi Pelat ASTM A36 antara Pengelasan di Udara Terbuka dan Pengelasan Basah Bawah Air dengan Variasi Tebal Pelat

PEMBUATAN MATERIAL DUAL PHASE DARI KOMPOSISI KIMIA HASIL PELEBURAN ANTARA SCALING BAJA DAN BESI LATERIT KADAR NI RENDAH YANG DIPADU DENGAN UNSUR SIC

SIFAT FISIS DAN MEKANIS BAJA KARBONISASI DENGAN BAHAN ARANG KAYU BK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PERBANDINGAN GAS NITROGEN DAN LPG PADA PROSES NITROKARBURISING DALAM REAKTOR FLUIDIZED BED TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA KARBON RENDAH

1.2. Tujuan 1. Mahasiswa memahami Heat Tratment secara umum 2. Mahasiswa memahami dan mengetahui cyaniding secara umum

Meningkatkan kekerasan permukaan sparepart lokal kendaraan bermotor dengan cara Karburasi Cair ABSTRAK

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN

PENGARUH NITROGEN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN IMPLAN Co-28Cr-6Mo-0,4Fe-0,2Ni YANG MENGANDUNG KARBON HASIL PROSES HOT ROLLING

LAJU DAN BENTUK KOROSI PADA BAJA KARBON MENENGAH YANG MENDAPAT PERLAKUAN PADA SUHU AUSTENIT DIUJI DI DALAM LARUTAN NaCl 3 N

Penentuan Laju Korosi pada Suatu Material

PERBANDINGAN KUALITAS MATERIAL BEARING MERK SKF, FMB, NKK, DAN JAL TERHADAP TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

STUDI BANDING PELAPISAN MATERIAL SKD11 DENGAN METODE PHYSICAL VAPOUR DEPOSITION DAN THERMAL DIFUSION PADA KOMPONEN INSERT DIES MESIN STAMPING PRESS

BAB I PENDAHULUAN. pisau egrek masalah yang sering dijumpai yaitu umur yang singkat yang. mengakibatkan cepat patah dan mata pisau yang cepat habis.

Berkala Fisika ISSN : Vol.8, No.3, Juli 2005, hal

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

ANALISA KEKERASAN PADA PISAU BERBAHAN BAJA KARBON MENENGAH HASIL PROSES HARDENING DENGAN MEDIA PENDINGIN YANG BERBEDA

VARIASI RAPAT ARUS DALAM PROSES PELAPISAN KHROMIUM KERAS PADA CINCIN TORAK. Yusep Sukrawan 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Studi Surface Hardening pada Bahan Roda Gigi Buatan Indonesia dengan Menggunakan DC-Plasma Nitrocarburizing

PROSES PENGERASAN (HARDENNING)

ANALISIS KEKERASAN MACHINE TOOL DARI BAHAN LOGAM HASIL PROSES NITRIDASI PLASMA DENGAN VARIASI WAKTU DAN TEKANAN

PENGERASAN PERMUKAAN BEARING DENGAN TEKNIK PLASMA NITRIDING

ANALISA PENGARUH PENGECORAN ULANG TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMUNIUM ADC 12

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN NIKEL TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BESI TUANG NODULAR 50

PENGARUH ANNEALING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PAHAT HSS DENGAN UNSUR PADUAN UTAMA CROM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PENELITIAN PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN LOW TEMPERING

Transkripsi:

Suprapto, dkk. ISSN 0216-3128 109 UJI FUNGSI SISTEM NITRIDASI ION UNTUK PERLAKUAN PERMUKAAN Suprapto, BA. Tjipto Sujitno, Sayono Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN ABSTRAK UJI FUNGSI SISTEM NITRIDASI ION UNTUK PERLAKUAN PERMUKAAN. Telah dilakukan uji fungsi sistem nitridasi ion untuk perlakuan permukaan. Uji fungsi bertujuan untuk mengetahui kinerja sistem nitridasi ion yang telah dirancangbangun untuk meningkatkan kekerasan permukaan logam. Dalam uji fungsi dilakukan uji kevakuman, penggunaan sistem nitridasi ion untuk nitridasi cuplikan (baja poros) dan karakterisasi cuplikan hasil nitridasi. Hasil uji kevakuman menunjukkan bahwa kevakuman dengan tabung reaktor plasma dan tanpa tabung reaktor plasma tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan yaitu 3,7. 10-2 mbar dan 3. 10-2 mbar sehingga kebocoran yang terjadi cukup kecil. Uji penggunaan sistem nitridasi ion menunjukkan bahwa: nitridasi dengan campuran gas N 2 dan H 2 dapat mengoptimalkan proses nitridasi sehingga diperoleh kekerasan yang lebih tinggi dibanding pada proses nitridasi dengan gas N 2 yaitu 868,5 KHN dengan kekerasan 4,05 kali kekerasan sebelum dinitridasi, sedangkan dengan gas N 2 didapatkan kekerasan 523,5 KHN. Pengamatan kedalaman difusi nitrogen dengan pengujian kekerasan penampang melintang dan struktur mikro mendekati sama terbukti bahwa pengukuran kekerasan melintang pada kedalaman 110 µm hampir sama dengan material induk, sedangkan pada pengamatan struktur mikro perubahan butir terjadi sampai pada kedalaman 95 µm. Dengan hasil ini sistem nitridasi ion dapat berfungsi dengan baik untuk proses nitridasi sehingga dapat meningkatkan kekerasan permukaan. ABSTRACT PERFORMANCE TESTING OF ION NITRIDATION SYSTEM FOR SURFACE TREATMENT. It has been carried out a performance testing of ion nitridation system for surface treatment. The purpose of the testing is to check the performance of constructed ion nitridation system for improving of surface hardness of the metal. Testing done cover the vacuum, utilization of ion nitridation system for treatment of the samples and its characterization. It s found that the vacuum system with reactor tube can achieve in order of 3.7 x 10-2 mbar while without reactor tube, the vacuum in order of 3 x 10-2 mbar. From this result it can be concluded that there is no leak of vacuum system. Utilization testing of the ion nitridation system done by introducing N 2 and N 2 + H 2 gas into reactor tube. It s found that, if the reactive gas only N 2, the improving hardness that can be achieved only in order of 523.5 KHN. While if the reactive gas is the mixing of N 2 + H 2, the improving hardness that can be achieved in order 868.5 KHN. It meant that there is an increasing in hardness in order of 4.05 times. Observation of the diffusion depth of the nitrogen has been done by measuring the hardness of the cross section microstructure samples. It s found that the diffusion depth of the nitrogen is in order of 110 µm. From micro structure observation, it s found that there are changing in grain size in order of 95 µm from the surface. From these result, it can be concluded that the constructed ion nitridation system can be operated well. Key Word: Materials science, Surface Treatment, Ion Nitridation. PENDAHULUAN U ntuk mendukung perkembangan teknologi yang sangat pesat dibutuhkan bahan unggul yang mempunyai sifat-sifat sesuai dengan penggunaannya. Penggunaan bahan khususnya logam untuk komponen mesin harus mempunyai sifat mekanik yang baik sesuai dengan jenis kebutuhannya. Pada umumnya sifat-sifat logam yang dibutuhkan untuk komponen mesin adalah keras, liat dan tangguh, tahan korosi dan aus serta mempunyai koefisien gesek rendah. Untuk memenuhi kebutuhan logam yang mempunyai sifat-sifat ini sangat sedikit dibanding kebutuhan dan jika didapatkan harganya cukup mahal. Agar sifat-sifat yang dibutuhkan terpenuhi dan mudah didapatkan dengan harga yang relatif murah, maka dalam pembuatan komponen-komponen mesin menggunakan logam yang mempunyai sifat liat dan tangguh. Kemudian komponen mesin tersebut dilakukan perlakuan permukaan untuk mendapatkan sifat-sifat lain yang dibutuhkan. Beberapa jenis perlakuan permukaan

110 ISSN 0216-3128 Suprapto, dkk. secara konvensional untuk meningkatkan sifat mekanik permukaan logam antara lain cara karburasi, nitridasi, karbonitridasi, nyala api, dan induksi listrik [1,2,3]. Dengan kemajuan teknologi untuk memperbaiki sifat mekanik permukaan logam, saat ini mulai dikembangkan cara lain untuk membentuk lapisan tipis dan memperbaiki sifat-sifat pada permukaannya. Cara tersebut meliputi metode evaporasi, implantasi ion, plasma lucutan pijar RF, dan plasma lucutan pijar DC [4]. Pada penelitian ini digunakan metode plasma lucutan pijar DC yang diaplikasikan untuk proses nitridasi yang disebut nitridasi ion. Kelebihan dari metode ini yaitu dapat menghasilkan lapisan tipis baik dengan gas maupun bahan padat yang mempunyai titik leleh tinggi (plasma sputtering) [5]. Rancangbangun sistem nitridasi ion ini telah dilakukan di PTAPB-BATAN, untuk mengetahui kinerjanya maka dilakukan uji fungsi yaitu untuk proses nitridasi cuplikan dari bahan baja agar sifat keras permukaannya dapat meningkat. DASAR TEORI Nitridasi Nitridasi adalah suatu proses pengerasan permukaan dengan menambahkan unsur nitrogen pada permukaan benda kerja (biasanya baja). Pada proses nitridasi secara konvensional dibedakan menjadi 2 (dua) cara yaitu proses nitridasi dengan gas (gas nitriding) dan proses nitridasi dengan cairan (liquid nitriding). Sehubungan dengan perkembangan teknologi telah dikembangkan teknologi terkini untuk proses nitridasi yaitu teknik nitridasi ion/plasma (ion/plasma nitriding) [6,7,8]. a. Proses nitridasi dengan gas (gas nitriding) Pada proses nitridasi ini menggunakan gas amonia (NH 3 ), nitridasi dilakukan di dalam tanur (furnace) pada suhu antara 460 o C s/d. o C. Pada suhu ini amonia akan berdesosiasi sehingga menghasilkan atom hidrogen dan nitrogen dengan reaksi sebagai berikut: [6] NH 3 3 / 2 H 2 + N Dari desosiasi ini selanjutnya atom nitrogen larut pada permukaan benda yang dinitridasi sehingga membentuk nitrida. Proses nitridasi pada umumnya diterapkan untuk pengerasan peralatan (komponen mesin) yang terbuat dari baja karbon medium dan baja paduan yang mengandung unsur-unsur :Al, Cr, Mo dan unsur lain yang memungkinkan bereaksi dengan unsur nitrogen. Unsur-unsur baja tersebut akan bereaksi dengan nitrogen yang larut secara interstisi sehingga membentuk nitrida-nitrida seperti: Fe 2 N, Fe 3 N, Fe 4 N, Cr 2 N, Mo 2 N maupun AlN. Penggunakan metode ini umumnya untuk valve guide, valve setting, gear, pinion, piston ring, dan spiral springs [6]. b. Proses nitridasi dengan cairan (liquid nitriding) Pada proses nitridasi ini menggunakan cairan garam seperti cyanide-cyianite salts yang mengandung 60% - 70% NaCN (berat) dan 30% - 40% KCN (berat). Proses ini diawali pencairan garam pada daerah suhu 560 o C 570 o C dan waktu 1-2 jam untuk membasahi permukaan logam yang dinitridasi. Kemudian dilanjutkan dengan proses nitridasi pada suhu antara 565 o C - 595 o C dengan waktu sampai 12 jam. Untuk menghasilkan nitrogen dengan reaksi sebagai berikut [6] : 4 NaCN + 2O 2 4 NaCNO Sodium cyanate ini bersifat tidak stabil sehingga terurai menghasilkan nitrogen sebagai berikut [6] : 4 NaCNO Na 2 CO 3 + CO + 2N Selanjutnya atom nitrogen larut pada permukaan benda yang dinitridasi sehingga membentuk nitrida seperti pada nitridasi dengan gas NH 3. c. Proses nitridasi dengan teknik nitridasi ion/ plasma Cara lain yang digunakan dalam proses nitridasi untuk pengerasan permukaan adalah dengan teknik nitridasi ion/plasma (ion/plasma nitriding) [6,7,8]. Teknik nitridasi ion/plasma termasuk teknologi terkini yang digunakan untuk proses pengerasan permukaan yang merupakan salah satu pengembangan pemanfaatan teknologi plasma. Pada nitridasi ion/plasma, proses nitridasi dilakukan dengan mendeposisikan ion nitrogen pada permukaan yang dikeraskan. Untuk membentuk ion nitrogen dilakukan dengan cara memplasmakan gas nitrogen di dalam tabung reaktor plasma sehingga terbentuk pasangan ion nitrogen dan elektron. Ionion nitrogen ini terdeposisi pada permukaan yang dikeraskan, sehingga terjadi difusi dan kelarutan secara interstisi membentuk lapisan nitrida. Jika yang dinitridasi adalah baja dengan unsur utama Fe maka akan terbentuk lapisan nitrida besi (FeN) pada permukaan. Nitrida besi (FeN) mempunyai sifat sangat keras sehingga membentuk lapisan keras pada permukaan baja yang dinitridasi.

Suprapto, dkk. ISSN 0216-3128 111 TATA KERJA Langkah-langkah dalam melakukan uji fungsi sistem nitridasi ion digambarkan dengan diagram alir yang ditunjukkan pada Gambar 1. Proses uji fungsi dimulai dengan persiapan yaitu konstruksi dan pengkondisian alat (sistem nitridasi ion) serta preparasi cuplikan yaitu pemotongan dan pemolesan bahan yang akan dinitridasi. Konstruksi merupakan perakitan bagian-bagian dari sistem nitridasi ion yang terdiri dari reaktor plasma, catu daya, sistem vakum, instrumen kendali dan sumber gas N 2 serta casis sehingga menjadi satu kesatuan yaitu sistem nitridasi ion. Pengkondisian alat dimulai dengan pengujian kevakuman dan pembangkitan plasma untuk nitridasi. Pengujian kevakuman adalah untuk mengetahui waktu yang diperlukan dalam persiapan nitridasi dan tingkat kevakuman akhir yang dapat dicapai. Tingkat kevakuman (P) sebagai fungsi waktu ditentukan dengan persamaan [9] S p S p P = ( Pi Pu ) exp t + + Pu V 1 (1) C dengan P i adalah kevakuman awal (mbar), P u kevakuman akhir (mbar), S p laju pemompaan teoritis (liter/detik), V volume ruang yang divakumkan (liter) dan t waktu pemvakuman (detik). Peralatan untuk proses nitridasi dengan teknik nitridasi ion ditunjukkan pada Gambar 2. Peralatan tersebut dibuat di PTAPB yang merupakan aplikasi plasma untuk proses nitridasi. Pada uji fungsi ini juga dilakukan untuk nitridasi cuplikan dari baja poros. Proses nitridasi dilakukan dengan menggunakan gas N 2 serta campuran 50% N 2 dan 50% H 2. Pengujian hasil nitridasi Pengujian hasil nitridasi adalah untuk mengetahui fungsi sistem nitridasi ion untuk nitridasi material dalam bentuk cuplikan sehingga dapat merubah sifat mekanik permukaan. Pengujian ini meliputi pengamatan perubahan kekerasan dan pengamatan perubahan struktur mikro yang terjadi. Pengamatan perubahan kekerasan dilakukan dengan mengukur kekerasan cuplikan yang dinitridasi dengan berbagai variasi tekanan, jenis gas dan waktu. Pengukuran kekerasan juga dilakukan untuk bahan sebelum dinitridasi agar dapat diketahui perubahan kekerasannya. Dalam pengamatan struktur mikro untuk mengamati perubahan struktur mikro akibat terbentuknya nitrida hasil reaksi nitrogen dengan logam induk (cuplikan). Alat yang digunakan untuk pengukuran kekerasan adalah Digital Micro Hardness Tester jenis MXT 70 dan untuk pengamatan struktur mikro adalah mikroskop optik Zeis jenis Axiolab LR 66238 C. Gambar 1. Diagram alir uji fungsi sistem nitridasi ion. Gambar 2. Sistem nitridasi ion/plasma.

112 ISSN 0216-3128 Suprapto, dkk. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Kevakuman Pengujian kevakuman adalah untuk mengetahui tingkat kevakuman akhir tabung reaktor plasma di mana benda kerja yang dinitridasi ditempatkan. Hal ini dilakukan karena sangat berkaitan dengan laju kebocoran dari tabung reaktor sehingga mempengaruhi jumlah atom pengotor pada proses nitridasi. Jika laju kebocoran gas (udara) ke dalam tabung makin besar maka menyebabkan jumlah atom pengotor pada proses nitridasi makin besar dan menyebabkan hasil nitridasi tidak optimum. Pengujian kevakuman ini dilakukan dengan pompa rotari Edwards jenis E2M2 yang digunakan pada sistem nitridasi ion dan hasilnya ditunjukkan pada Gambar 3. Dari hasil perhitungan dengan persamaan (1) dan pengujian didapatkan perbedaan yang cukup signifikan. Dalam perhitungan, setelah divakumkan selama 15 menit didapatkan kevakuman 0,031 mbar (1,0031 10-1 mbar) sedangkan pada pengujian didapatkan 0,16 mbar (1,6 10-1 mbar). Hal ini disebabkan karena dalam perhitungan didasarkan dalam kondisi bersih untuk standar komponen sistem vakum yaitu dengan mengabaikan terjadinya pelepasan gas (outgassing) serta kondisi pompa vakum sesuai dengan spesifikasi. Tetapi pada instalasi sulit didapatkan kondisi standar tersebut karena kesulitan dalam proses perlakuan komponen sistem vakum antara lain pemanasan dalam ruang vakum (bake) untuk membersihkan permukaan komponen. Dengan demikian akibat dari kotoran-kotoran yang menempel pada permukaan komponen setelah divakumkan terjadi pelepasan gas (outgassing). Dengan adanya pelepasan gas maka beban pompa bertambah dan sulit untuk mencapai kevakuman sesuai dengan perhitungan. Hal ini terbukti dari hasil pengujian (Gambar 3) yang menunjukkan selisih kevakuman dari hasil perhitungan dan pengujian. Berdasarkan perhitungan kevakuman yang dapat dicapai adalah 1 x 10-2 mbar dengan waktu pemompaan 15 menit, sedangkan hasil pengujian didapatkan kevakuman 1,6 10-1 mbar. Jika tabung reaktor tersebut divakumkan terus dengan waktu pemompaan 40 menit dicapai kevakuman 5,7 10-2 mbar dan kevakuman maksimum 3,7 10-2 mbar dicapai pada waktu pemompaan 55 menit. Pompa yang digunakan tersebut sudah mempunyai umur pakai sekitar 20 tahun dan berdasarkan pengujian (tanpa tabung reaktor) kevakuman yang dicapai 3 10-2 mbar, sedangkan berdasarkan spesifikasi mempunyai kemampuan 5 10-3 mbar. Berdasarkan pengujian tersebut menunjukkan bahwa pompa sudah mengalami penurunan kemampuan yang disebabkan karena umur pemakaian. Untuk pengujian dengan tabung reaktor dan tanpa tabung reaktor tidak menunjukkan perbedaan kevakuman yang signifikan sehingga kebocoran yang terjadi cukup kecil walaupun jika dibandingkan dengan perhitungan berdasarkan spesifikasi pompa yang digunakan cukup signifikan. Kevakuman (mbar) 0 10 1 0.1 0.01 0.001 0 5 10 15 20 25 30 35 40 Waktu pemompaan (menit) Perhitungan Pengukuran Gambar 3. Kevakuman sebagai fungsi waktu untuk pemompaan dengan pompa rotari Edwards jenis E2M2.

Suprapto, dkk. ISSN 0216-3128 113 Uji Kekerasan dan Struktur Mikro Perubahaan nilai kekerasan akibat nitridasi pada suatu logam disebabkan adanya perubahan struktur mikro dan komposisi dari logam tersebut. Dalam proses nitridasi, unsur nitrogen yang ditambahkan dapat merubah struktur mikro dan komposisi dari logam induk sehingga merubah sifatsifat mekanisnya. Untuk proses nitridasi dengan teknik nitridasi ion, atom nitrogen diionisasi dalam bentuk plasma sehingga terbentuk pasangan ion nitrogen dan elektron. Ion nitrogen ini dideposisikan pada permukaan logam yang dinitridasi sehingga membentuk lapisan tipis nitrogen, selanjutnya ion nitrogen berdifusi dan larut secara interstisi membentuk lapisan nitrida logam pada permukaan cuplikan yang dinitridasi (material induk). Nitrida logam ini mempunyai kekerasan yang tinggi dan struktur mikro yang berbeda dibanding logam induknya. Untuk mengetahui perubahan kekerasan dan struktur mikro permukaan hasil nitridasi dilakukan pengujian kekerasan dan struktur mikro. Pengujian kekerasan dilakukan untuk cuplikan sebelum dinitridasi dan sesudah dinitridasi yang hasilnya ditunjukkan pada Gambar 4, Gambar 5 dan Gambar 6. Pada Gambar 4a ditunjukkan hasil pengujian kekerasan sebagai fungsi tekanan di dalam tabung reaktor plasma pada berbagai kondisi waktu nitridasi dengan gas N 2, sedangkan pada Gambar 4b ditunjukkan hasil pengujian kekerasan pada kondisi yang hampir sama untuk nitridasi dengan gas campuran N 2 dan H 2. Pada proses nitridasi dilakukan pada suhu 0 C untuk beberapa variasi tekanan di dalam tabung reaktor plasma agar didapatkan kondisi tekanan yang optimum. Variasi tekanan dimulai dari tekanan 0,6 mbar sampai 1,6 mbar untuk nitridasi dengan gas N 2 dan 1.2 mbar sampai 1,8 mbar untuk nitridasi dengan campuran gas N 2 dan H 2 dengan komposisi 50 % N 2 dan 50 % H 2 (volume), masingmasing variasi dilakukan dengan kelipatan 0,2 mbar. Hasil pengujian kekerasan untuk cuplikan sebelum dinitridasi adalah 214,7 KHN. Sedangkan hasil pengujian cuplikan setelah dinitridasi menunjukkan bahwa makin tinggi tekanan reaktor plasma pada proses nitridasi, makin tinggi kekerasan yang dihasilkan dan didapatkan kekerasan maksimum 523,5 KHN pada tekanan 1,4 mbar dan waktu nitridasi 3 jam dengan gas N 2 (Gambar 4a). Hal ini disebabkan makin tinggi tekanan reaktor plasma makin tinggi rapat atom gas nitrogen sehingga makin banyak yang terdeposisi dan menempel pada permukaan cuplikan selanjutnya berdifusi secara interstisi membentuk lapisan nitrida besi (FeN). Setelah tekanan mencapai diatas 1,4 mbar dimungkinkan terjadi kelebihan atom nitrogen yang terdeposisi dari pada yang berdifusi sehingga menimbulkan penumpukan atom nitrogen pada permukaan dan menyebabkan penurunan kekerasan. Untuk hasil nitridasi dengan gas campuran N 2 dan H 2 didapatkan kekerasan maksimum 868,5 KHN pada tekanan 1,4 mbar dan waktu nitridasi 4 jam (Gambar 4b). Jika tekanan gas di reaktor plasma dinaikkan memberikan dampak yang sama seperti pada nitridasi dengan gas N 2. Untuk proses nitridasi dengan gas secara konvensional, gas yang digunakan adalah gas amonia (NH 3 ). Pada suhu nitridasi gas tersebut terdesosiasi membentuk nitrogen dan hidrogen. Gas hidrogen pada proses ini untuk menurunkan tekanan partial gas nitrogen yang mengakibatkan potensial nitridasi lebih rendah sehingga memperkecil lapisan putih sampai pada konsentrasi nitrogen yang terlarut, lapisan putih ini menyebabkan kegetasan lapisan permukaan sehingga dapat menyebabkan pengelupasan (spalling) [6]. Dengan makin tipis lapisan putih makin baik proses nitridasi atau makin optimal nitridasi yang dihasilkan. Berdasarkan argumentasi tersebut, pada proses nitridasi ion dengan campuran gas N 2 dan H 2 dapat mengoptimalkan proses nitridasi sehingga diperoleh kekerasan yang lebih tinggi dibanding pada proses nitridasi dengan gas N 2. Berdasarkan hasil pengujian kekerasan tersebut didapatkan kekerasan 2,44 kali dari kekerasan sebelum dinitridasi untuk nitridasi dengan gas N 2 dan 4,05 kali dari kekerasan sebelum dinitridasi untuk nitridasi dengan gas N 2 dan H 2. Hasil ini cukup bagus karena pada umumnya kekerasan hasil nitridasi antara 2 sampai 3 kali (2,7 kali) kekerasan sebelum dinitridasi [10 ]. Pada Gambar 5 ditunjukkan hasil pengujian kekerasan sebagai fungsi waktu nitridasi pada berbagai kondisi tekanan di dalam reaktor plasma. Kekerasan hasil nitridasi dengan gas N 2 ditunjukkan pada Gambar 5a, sedangkan untuk nitridasi dengan gas campuran N 2 dan H 2 ditunjukkan pada Gambar 5b. Untuk nitridasi dengan gas N 2 pada berbagai kondisi tekanan menunjukkan bahwa makin lama waktu nitridasi (untuk waktu 1 jam s/d 3 jam) kekerasan makin meningkat. Hal ini disebabkan karena untuk waktu nitridasi 1 jam atom-atom nitrogen yang terdeposisi pada permukaan masih sedikit, jika waktu nitridasi ditambah menjadi 3 jam maka jumlah atom nitrogen yang terdeposisi dan berdifusi makin banyak. Atom-atom nitrogen yang berdifusi kepermukaan akan bereaksi dengan atomatom Fe untuk membentuk fase baru yaitu FeN yang mana FeN memiliki sifat yang keras, sehingga penambahan nitrogen mengakibatkan penambahan kekerasan pada permukaan yang dinitridasi. Pada waktu nitridasi 4 jam bahkan mengalami penurunan kekerasan hal ini dimungkinkan karena dengan tambahan atom nitrogen maka fasa keras akan bergeser menjadi fasa lunak atau atom-atom nitrogen tersebut hanya menumpuk pada permukaan yang tidak sempat berdifusi dengan material induk (Fe). Jadi makin lama proses nitridasi tidak diperoleh kekerasan yang maksimal melainkan kekerasan akan menurun.

114 ISSN 0216-3128 Suprapto, dkk. t = 1 jam t = 2 jam t = 3 jam t = 4 jam 0 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 Tekanan (mbar) a. Nitridasi dengan gas N 2 0 900 800 700 0 t = 2 jam t = 3 jam t = 4 jam 1 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 2 Tekanan (mbar) b. Nitridasi dengan campuran gas N 2 dan H 2 Gambar 4. Angka kekerasan sebagai fungsi tekanan untuk berbagai variasi waktu. Untuk nitridasi dengan gas campuran N 2 dan H 2 pada berbagai kondisi tekanan menunjukkan bahwa makin lama waktu nitridasi kekerasan makin meningkat. Nitridasi dilakukan mulai dengan waktu 1 jam sampai dengan 4 jam, walaupun telah dilakukan sampai 4 jam (lebih lama dibanding dengan waktu nitridasi menggunakan gas N 2 ) belum didapatkan kekerasan maksimum. Hal ini disebabkan karena dengan campuran N 2 dan H 2 memberikan potensial nitridasi lebih rendah [6], sehingga memerlukan waktu nitridasi lebih lama dan dimungkinkan memberikan kesetimbangan antara atom N 2 yang terdeposisi dengan yang berdifusi serta bereaksi membentuk FeN. Dengan kesetimbangan ini maka dihasilkan kekerasan yang lebih tinggi. Pada Gambar 6 ditunjukkan hasil pengujian kekerasan sebagai fungsi kedalaman penetrasi hasil nitridasi. Pengujian ini dilakukan untuk nitridasi dengan gas N 2 50 % (volume) dan H 2 50 % (volume) dengan 3 variasi tekanan di dalam tabung reaktor plasma dan waktu nitridasi 4 jam. Pengujian dilakukan dengan mengukur kekerasan tiap perubahan kedalam 10 µm hingga kedalam 110 µm. Dari hasil pengujian profil kekerasan ini menunjukkan bahwa kekerasan cuplikan yang telah dinitridasi menurun sebagai fungsi kedalaman. Pada permukaan didapatkan kekerasan 868,5 KHN, sedangkan pada kedalaman 30 µm didapatkan kekerasan 439 KHN serta pada kedalaman 60 µm didapatkan kekerasan 279 KHN. Selanjutnya makin kedalam dari permukaan, kekerasan makin mendekati kekerasan material induk dan pada kedalaman µm didapatkan kekerasan 233 KHN serta pada kedalaman 110 µm didapatkan kekerasan 226 KHN. Hal ini menunjukkan bahwa penetrasi akibat difusi nitrogen hanya terjadi pada permukaan material dengan kedalaman yang terbatas yaitu sekitar µm sehingga hanya meningkatkan kekerasan pada permukaan dan tidak mempengaruhi sifat-sifat mekanik pada material induk.

Suprapto, dkk. ISSN 0216-3128 115 0 P = 0.6 mbar P = 0.8 mbar P = 1 mbar P = 1,2 mbar P = 1,4 mbar 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 Waktu Nitridasi (jam) a. Nitridasi dengan gas N 2 0 900 800 700 0 P = 1.2 mbar P = 1.4 mbar P = 1.6 mbar P = 1,8 mbar 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 Waktu Nitridasi (jam) b. Nitridasi dengan gas N 2 dan H 2 Gambar 5. Angka kekerasan sebagai fungsi variasi waktu nitridasi untuk berbagai tekanan. 1,000 900 800 700 - P = 1,2 mbar P = 1,4 mbar P = 1,6 mbar 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 110 120 Kedalaman (um) Gambar 6. Angka kekerasan sebagai fungsi kedalaman penetrasi untuk 3 variasi tekanan dengan campuran gas N 2 dan H 2.

116 ISSN 0216-3128 Suprapto, dkk. Uji Metalografi Dalam pengujian metalografi dilakukan untuk mengamati perubahan struktur mikro dari bahan setelah dinitridasi. Pengamatan ini dilakukan dengan mengamati struktur pada penampang melintangnya sehingga dapat mengamati didekat permukaan dan kedalaman difusi nitrogen yang terjadi. Hasil pengamatan struktur mikro pada penampang melintang dari cuplikan sesudah dinitridasi pada suhu o C dengan waktu 4 jam ditunjukkan pada Gambar 7. Dari Gambar 7 terlihat bahwa terjadi perubahan lapisan permukaan akibat nitridasi. Perubahan ini ditunjukkan dengan adanya pertumbuhan butir yang halus pada permukaan. Hasil pengukuran berdasarkan pengamatan struktur mikro (perubahan butir) didapatkan kedalaman difusi sekitar 95 µm, sedangkan berdasarkan pengujian kekerasan penampang melintang sekitar µm. Dengan hasil ini menunjukkan bahwa kedalaman penetrasi pada suhu nitridasi o C dengan waktu 4 jam sekitar 95 µm s/d µm. Gambar 7. Struktur mikro pada penampang melintang dari cuplikan sesudah proses nitridasi pada suhu 0 C dan waktu 4 jam. KESIMPULAN Dari hasil uji fungsi sistem nitridasi ion untuk perlakuan permukaan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pengujian kevakuman dengan tabung reaktor plasma dan tanpa tabung reaktor plasma tidak menunjukkan perbedaan kevakuman yang signifikan yaitu 3,7 10-2 mbar dan 3 10-2 mbar sehingga kebocoran yang terjadi cukup kecil. 2. Proses nitridasi ion dengan campuran gas N 2 dan H 2 dapat mengoptimalkan proses nitridasi sehingga diperoleh kekerasan yang lebih tinggi dibanding pada proses nitridasi dengan gas N 2 yaitu 868,5 KHN dengan kekerasan 4,05 kali kekerasan sebelum dinitridasi, sedangkan dengan gas N 2 didapatkan kekerasan 523,5 KHN. 3. Pengamatan kedalaman difusi nitrogen dengan pengujian kekerasan penampang melintang dan struktur mikro mendekati sama dan didapatkan terbukti bahwa pengukuran kekerasan penampang melintang pada kedalaman 110 µm hampir sama dengan material induk, sedangkan pada pengamatan struktur mikro perubahan butir terjadi sampai pada kedalaman 95 µm. Dengan hasil ini sistem nitridasi ion berfungsi dengan baik untuk proses nitridasi sehingga dapat meningkatkan kekerasan permukaan. DAFTAR PUSTAKA 1. DIETER, G.E., Metalurgi Mekanik, Penerjemah Sriati Djaprie, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1987. 2. ALEXANDER W.O, Dasar-dasar Metalurgi Untuk Rekayasawan, Penerbit Gramedia, Jakarta, 1991. 3. ----------, Metal Hand Book, Heat Treating, Cleaning anad Finishing Volume 2, 8 th Edition, ASTM, United State of America, 1988. 4. KONUMA, M., Film Deposition By Plasma Techniques, Spinger Verlag, Berlin, 1992. 5. WASA, K. AND HAYAKAWA, S., Hand Book of Sputter Depossition Tecnology, Nayes Publication, New York, 1992.. 6. SINHA,A.K., Physical Metallurgy Handbook, Mc Graw-Hill, New York, 3. 7. ---------, Techcommentary Ion Nitriding; Improve Metallurgical Properties and Increase Productivitry Using Ion Nitriding, EPRI Center for Materials Fabrication, Vol. 2-No 5., Colombus, 1994.. 8. MUKHERJEE, S., Plasma Based Nitrogen Incorporation Techniques for Surface Modification, Current Science, Vol.83-No.3, Gandhinagar, India, 2. 9. ROTH, A., Vacuum Technology, North- Holland Publishing Company, New York, 1979. 10. UEDA, M., GOMES, G.F., KOSTOV, K.G., REUTHER, H., LEPIENSKI, C.M., SOARES, P.C., TOKAI, O., AND SILVA, M.M., Results from Experiments on Hybrid Plasma Immersion Ion Implantation/Nitriding Processing of Materials, Brazillian Journal of Physics, Vol. 34 no 4b, Sao Paulo, 4.

Suprapto, dkk. ISSN 0216-3128 117 TANYA JAWAB Bambang Siswanto Dengan menggunakan gas N 2 & H 2 menghasilkan kekerasan sebesar 4 kalinya mengapa ini lebih tinggi jika dibandingkan tanpa H 2. Berapa perbandingan antara N 2 & H 2 yang optimum. Suprapto Dengan campuran N 2 & H 2 menghasilkan kekerasan lebih tinggi, karena fungsi gas H 2 untuk menurunkan potensial nitridasi sehingga menurunkan compound layer. Campuran N 2 dan H 2 masing-masing 50% pada uji fungsi ini. Saefurrohman Atas pertimbangan apa gas nitrogen ditambahkan, bukan jenis gas lain? Apakah nantinya nitridasi cara ini bisa dimanfaatkan dalam peralatan mikro machining. Suprapto Untuk proses nitridasi diperlukan atom nitrogen bukan atom-atom selain nitrogen. Proses nitridasi juga dapat menggunakan gas NH 3 atau campuran N 2 dan H 2. Tidak dapat digunakan untuk proses mikro machining dan hanya digunakan untuk pengerasan permukaan. Suyamto Apakah hanya untuk kekerasan saja, apa itu baik. Bagaimana kalau dibandingkan dengan karbonisasi. Suprapto Untuk sifat keras saja kurang baik jika mempunyai sifat rapuh (britte) yang baik adalah keras dan liat. Untuk karbonisasi diperlukan quenching dan jika komponen dioperasikan pada suhu tinggi akan turun kekerasannya. Tetapi untuk nitridasi tidak perlu quenching sehingga kekerasan stabil. Bambang G.S. Kalau dibandingkan dengan karbonisasi lebih bagus mana? Suprapto Untuk karbonisasi diperlukan quenching dan jika komponen dioperasikan pada suhu tinggi akan turun kekerasannya. Tetapi untuk nitridasi tidak perlu quenching sehingga kekerasan stabil.