ANALISIS PENERIMAAN TEKNOLOGI INTERNET OLEH PENGAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY (UTAUT)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi hybrid learning Brilian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi Stikom Institutional

Analisis Penerimaan dan Penggunaan Aplikasi Work Order Android Menggunakan Metode UTAUT Pada PDAM Kota Malang

1. Pendahuluan. Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN EISSN

Prosiding SNaPP2014Sains, Teknologi, dankesehatanissn EISSN

JSIKA Vol. 5, No. 11, Tahun 2016 ISSN X

Artikel Ilmiah. Peneliti : Widya Suprapto

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. disajikan secara langsung, kapan saja, dan dimana saja. bernama UWKS Academic Smart Mobile. Aplikasi tersebut bertujuan

HUBUNGAN FAKTOR PENERIMAAN APLIKASI UJIAN SEKOLAH BERBASIS KOMPUTERMENGGUNAKAN MODEL UTAUT

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

ANALISIS PENGGUNAAN SIAP PADAMU NEGERI DI SMK PGRI KRAS MENGGUNAKAN MODEL UTAUT

BAB II LANDASAN TEORI

Model-Model User Acceptance

I Gusti Nyoman Sedana dan St. Wisnu Wijaya

EVALUASI PENERIMAAN JEJARING SOSIAL GOOGLE+ PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI WILAYAH JAKARTA SELATAN

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Hannix Sulistyowati 2 NIM Abstrack

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teknologi Komputer

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V10.i4 ( )

BAB II LANDASAN TEORI. bertujuan untuk mengetahui sejumlah faktor dan penentu dari penggunaan internet

PENGUKURAN TINGKAT PENERIMAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK BAGI GURU DENGAN MENGGUNAKAN METODE TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI SIFOSTER XL AXIATA DI SMK MUHAMMADIYAH MAGELANG. Abstrak

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Darma Palembang, Indonesia 2

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.4, No.1 April 2017 Page 281

LANDASAN TEORI. akhir ini, adapun teori-teori yang digunakan sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan melalui 3 tahap, yaitu: Tahap Pendahuluan,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i. KATA PENGANTAR ii. DAFTAR ISI..iv. DAFTAR GAMBAR...vii. DAFTAR TABEL...viii BAB I PENDAHULUAN Batasan Masalah...

Analisis Perilaku Penggunaan Sistem Informasi Menggunakan Model UTAUT

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Google Apps for Edu. Menggunakan konsep hybrid learning, pembelajaran bukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. informasi adalah manusia yang secara psikologi memiliki suatu perilaku (behavior)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Alur Penelitian Gambar 3.1. berikut merupakan flow chart dari tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini.

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)

DAFTAR ISI iv. KATA PENGANTAR..ii. DAFTAR GAMBAR..vii. DAFTAR TABEL.viii BAB I PENDAHULUAN.1

KAJIAN TERHADAP PERILAKU PENGGUNA SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN MODEL UTAUT

PENDAHULUAN. sebagai e-learning. Namun dalam perkembangannya e-learning memiliki

JSIKA Vol. 5, No. 4. Tahun 2016 ISSN X

Artikel Ilmiah. Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh gelar Sarjana Sistem Informasi. Peneliti: Indahyana Putri Manafe

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

- Memiliki hasil penjualan tahunan paling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Logika dan Desain Pemrograman adalah salah satu mata kuliah yang ada

BAB I PENDAHULUAN. banyak. Tercatat dalam statistik Bank Indonesia (2012), banyaknya perusahaan

Antika Larasati, Nurul Hiron, Aldy Putra Aldya. Fakultas Teknik Informatika, Universitas Siliwangi Tasikmalaya

Fitri Imandari Endang Siti Astuti Muhammad Saifi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN PENERIMAAN SISTEM PENDATAAN ULANG PESERTA PROGRAM PENSIUN : STUDI KASUS PADA DANA PENSIUN PLN

PENERAPAN METODE UTAUT UNTUK MEMAHAMI PENERIMAAN DAN PENGGUNAAN APLIKASI TRANSPORTASI ONLINE (STUDI KASUS : WILAYAH JABODETABEK)

Analisis Penerimaan Layanan E-Filing Dalam Pelaporan SPT Tahunan Menggunakan Pendekatan Technology Acceptance Model (Tam) 2 Di KPP Pratama Surakarta

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu cara atau prosedur yang digunakan untuk

1. Tahap Awal. a) Studi Literatur b) Pengumpulan data awal (observasi, wawancara) 2. Tahap Pengumpulan dan Analisis Data

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar belakang

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Surabaya pada Januari 2014, sebagai repository. Website ini dibuat untuk

ANALISIS PERILAKU PENGGUNA SISTEM UNIKOM KULIAH ONLINE MENGGUNAKAN MODEL UTAUT

EVALUASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT (SIMRS) MENGGUNAKAN METODE UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY (UTAUT)

KAJIAN PENERIMAAN SISTEM PENDATAAN ULANG PESERTA PROGRAM PENSIUN : STUDI KASUS PADA DANA PENSIUN PLN

DAMPAK PENGADOPSIAN TEKNOLOGI WLAN MENGGUNAKAN METODE UTAUT

Seminar Nasional Informatika 2013 (semnasif 2013) ISSN: UPN Veteran Yogyakarta, 18 Mei 2013

ANALISIS PENERIMAAN RAIL TICKET SYSTEM PADA PT.KAI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL UTAUT

di Instansi Pemerintah : Model Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan dan Pengaruhnya Terhadap Produktivitas

BAB V PENUTUP. nilai yang dihasikan belum memenuhi kriteria Goodness of fit atau nilai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MINAT KONSUMEN MENGGUNAKAN APLIKASI GO-JEK ANALYSIS OF FACTORS OF CONSUMER INTENTION USING GO-JEK APPLICATION

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. faktor yang mempengaruhi niat beli konsumen E-Commerce berdasarkan kerangka

Analisis Pemanfaatan Teknologi Informasi menggunakan Pendekatan Unified Theory of Acceptance and Use Technology

TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL: MENGUJI KEEFEKTIVAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI TERPADU (SISTER) DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS JEMBER

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya teknologi telepon bergerak adalah penurunan pendapatan usaha yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V PENUTUP. learning di STIE Perbanas Surabaya. Penelitian ini dilakukan pada perguruan

ANALISIS PERILAKU PENGGUNA PADA WEBSITE SISTEM INFORMASI AKADEMIK UNIVERSITAS XYZ DENGAN MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS USABILITY PADA SISTEM INFORMASI BERBASIS WEB MENGGUNAKAN UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY (UTAUT) DI AKPER AL KAUTSAR

BAB III METODE PENELITIAN

KARYA AKHIR. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Teknologi Informasi DIAT NURHIDAYAT

Analisis Manfaat Penerapan Sistem Informasi Ujian Online: Studi Kasus SMK Pasim Plus

PENGARUH PENGGUNAAN INTERNET TERHADAP MINAT DAN PERILAKU BELAJAR MAHASISWA

DAFTAR ISI. ABSTRAK... vii. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR ISI... x. DAFTAR TABEL... xiv. DAFTAR GAMBAR... xxi. DAFTAR LAMPIRAN...

IDENTIFIKASI NIAT PENGGUNAAN E-LEARNING OLEH DOSEN DI UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

PENERAPAN METODE UTAUT UNTUK MEMPREDIKSI BEHAVIORAL INTENTIONS USER DALAM MENGGUNAKAN APLIKASI ZABBIX

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KERIPIK KENTANG (Studi Kasus pada Agronas Gizi Food, Kota Batu) ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Pengertian Pemasaran Pengertian Manajemen Pemasaran Pengertian Jasa

ANALISIS PENERIMAAN TEKNOLOGI SISTEM UJIAN ONLINE UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS LAYANAN TEKNOLOGI

Jurnal Paradigma vol XVI no.1 Maret 2014

29 Universitas Indonesia

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa dalam Memilih Program Pendidikan Jarak Jauh di Surabaya

ADOPSI TEKNOLOGI SOSIAL MEDIA PADA PELAKU UMKM AGRIBISNIS DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) DI KABUPATEN SLEMAN

LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PENELITIAN DOSEN PEMULA

PENGGUNAAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL SEBAGAI DASAR USULAN PERBAIKAN FASILITAS PADA LAYANAN MOBILE INTERNET

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pelaksanaan Pembelajaran Mata Kuliah Sertifikasi SAP, Studi Kasus: Program Studi S-1 Sistem Informasi STMIK Mikroskil

Evaluasi Penerimaan Masyarakat Terhadap Program Mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan

EVALUASI DAMPAK APLIKASI HUMAN RESOURCE INFORMATION SYSTE

Transkripsi:

ANALISIS PENERIMAAN TEKNOLOGI INTERNET OLEH PENGAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY (UTAUT) Cholila Djavad Nammah 1, Dana Indra Sensuse 2 Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia, Depok E-mail: lila.nammah@gmail.com 1, dana@cs.ui.ac.id 2 Abstrak Pengajar menerima dan menggunakan teknologi internet untuk persiapan bahan ajar dan pengumpulan tugas siswa. Penelitian ini mengadopsi Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) sebagai konsep model penerimaan oleh pengajar SMA di Kota Bogor. Analisis dilakukan menggunakan metode Structural Equation Modeling dan Path Analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa performance expectancy secara signifikan mempengaruhi behavioral intention, sedangkan effort expectancy dan social influence tidak berpengaruh, serta facilitating conditions tidak mempengaruhi use behavior. Behavioral intention secara signifikan mempengaruhi use behavior pada wanita, sedangkan pada pria keduanya tidak berpengaruh. Sekolah sebaiknya memfokuskan nilai manfaat dalam sosialisasi teknologi internet bagi pengajar. Kata kunci: Penerimaan teknologi internet, Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT), performance expectancy, behavioral intention, facilitating conditions, use behavior, Structural Equation Modeling, Path Analysis Abstract Internet technology is growing rapidly each year which is accepted by teachers in academic environment to prepare teaching materials and collect assignments. This research adopted the Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) as the concept of high school teachers acceptance. The analysis performed by using Structural Equation Modeling and Path Analysis. The findings of research tells that performance expectancy has a significant relationship with behavioral intention, whereas effort expectancy and social influence do not. Facilitating conditions is not found to influence use behavior. Behavioral intention significantly influences use behavior for female teachers, but not for male teachers. Schools should consider performance expectancy when adopting internet technology for teaching. Keywords: Acceptance of internet technology, Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT), performance expectancy, behavioral intention, facilitating conditions, use behavior, Structural Equation Modeling, Path Analysis

1. Pendahuluan Kualitas pendidikan di Indonesia perlu ditingkatkan. Indonesia berada di peringkat ke-69 dari 127 negara berdasarkan Education Development Index (EDI) yang tertera di Education for All Global Monitoring Report 2011 [1]. Selain itu, Index Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia pada tahun 2011 masih sangat rendah yakni urutan 108 dari 177 negara di seluruh dunia. Salah satu indikator IPM adalah kualitas pendidikan [2]. Kualitas pendidikan ditentukan oleh kualitas pengajar. Pengajar menyiapkan materi ajar, berdiskusi dengan pelajar, dan mengelola pengumpulan tugas pelajar secara mandiri. Teknologi internet merupakan teknologi informasi yang populer. Teknologi ini diimplementasikan ke berbagai sektor, salah satunya adalah pendidikan. Teknologi internet memungkinkan pengajar untuk mendapatkan akses terhadap informasi dan pengetahuan di mana saja, kapan saja, dan dari siapa saja. Fleksibilitas dan efektivitas teknologi internet mempercepat perkembangan dan penerimaannya oleh pengajar di Indonesia. Penelitian ini ingin mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi penerimaan tersebut dan apakah terdapat perbedaan antara pengajar pria dan wanita dalam menjelaskan faktor-faktor yang berpengaruh sehingga dapat memberikan implikasi kepada manajemen sekolah dalam rangka meningkatkan penerimaan teknologi internet di lingkungan akademik. Penelitian ini menggunakan model UTAUT untuk mengembangkan model penerimaan pengajar secara umum dan khusus pengajar pria dan wanita terhadap teknologi internet. UTAUT menunjukkan bahwa ekspektansi kinerja (performance expectancy), ekspektansi usaha (effort expectancy), dan pengaruh sosial (social influence) mempengaruhi niat untuk menggunakan (behavioral intention), sedangkan kondisi yang membantu (facilitating conditions) dan niat untuk menggunakan mempengaruhi perilaku penggunaan (use behavior) [3]. Variabel yang memoderasi hubungan antar variabel atau disebut dengan variabel moderator pada model UTAUT adalah jenis kelamin, usia, pengalaman, dan kesukarelaan. Penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan model UTAUT dan di dalam konteks penerimaan teknologi informasi untuk pendidikan. Pardamean dan Susanto [4] meneliti penerimaan mahasiswa terhadap teknologi blog untuk pembelajaran. Hasil menunjukkan perbedaan dengan model UTAUT bahwa effort expectancy tidak berpengaruh signifikan terhadap behavioral intention. Hasil juga menunjukkan bahwa behavioral intention tidak memiliki hubungan dengan actual use atau use behavior. Marchewka et al. [5] juga menemukan hasil yang berbeda dengan model asli UTAUT. Marchewka et al. [5] menemukan bahwa performance expectancy tidak mempengaruhi behavioral intention. Sundaravej [6] yang meneliti penerimaan pengguna terhadap teknologi edukasi, yakni Blackboard mendapatkan hasil bahwa social influence tidak signifikan mempengaruhi behavioral intention. Sedana dan Wijaya [7] mendapatkan hasil bahwa facilitating conditions tidak mempengaruhi use behavior. 2. Teknologi Internet Teknologi informasi dapat didefinisikan sebagai penggunaan dari mesin elektronik dan program untuk mengolah, menyimpan, dan mengirim data [8]. Teknologi informasi adalah alat yang memroses informasi untuk membantu pekerjaan manusia [9]. Teknologi internet adalah sekumpulan komputer dalam suatu jaringan yang tergabung secara bersamasama sehingga banyak pengguna dapat berbagi sumber daya mereka secara luas. Teknologi internet merupakan jaringan komputer yang saling terhubung satu sama lain di seluruh dunia [10]. Teknologi internet merupakan fasilitator manusia dalam melakukan aktivitas dan menyelesaikan pekerjaan. Pemanfaatan teknologi internet secara meluas telah berkembang di dunia pendidikan. Kota Bogor merupakan wilayah Jabodetabek yang telah memiliki fasilitas internet yang memadai. Sekolah menengah atas di Kota Bogor umumnya telah memiliki fasilitas internet dan hotspot (wi-fi) di area sekolah. SMA Negeri 1 Bogor menggunakan teknologi broadband dan layanan dari Speedy. Jaringan broadband memiliki bandwidth sebesar 2,5 Mbps. Kecepatan akses internet pada dua modem Speedy masingmasing sebesar 1 Mbps. Topologi jaringan yang digunakan adalah topologi star. SMA Negeri 5 Bogor menggunakan teknologi jaringan Asymetric Digital Subscriber Line (ADSL) dengan topologi bus. Akses internet yang digunakan adalah sebesar 1 Mbps. SMA Bina Insani Bogor memiliki kecepatan akses internet sebesar 2 Mbps. Pengajar tidak diwajibkan atau secara sukarela menggunakan teknologi internet di sekolah sehingga tingkat kesukarelaan dalam menggunakan teknologi internet tidak perlu diukur. Variabel usia dan pengalaman merupakan variabel moderator yang tidak digunakan pada penelitian ini karena usia yang tidak terpaut jauh dan pengalaman yang relatif sama.

Kedua variabel moderator ini ditampilkan sebagai gambaran karakteristik responden. 3. UTAUT Model dan teori penerimaan pengguna telah berkembang pesat dengan perkembangannya ditunjukkan pada Tabel 1. pemakaian nyata dari teknologi internet yang menyatakan tingkat penggunaan. Variabel moderator yang digunakan adalah jenis kelamin. Model penelitian yang diturunkan dari model UTAUT ditunjukkan pada Gambar 1. Tabel 1. Teori Penerimaan Pengguna Model Variabel Theory of Reasoned Sikap Actions (TRA) [11] Norma subjektif Theory of Planned Sikap Behavior (TPB) [12] Norma subjektif Persepsi kontrol berperilaku Technology Acceptance Persepsi kemanfaatan Model (TAM) [13] Persepsi kemudahan Technology Acceptance Persepsi kemanfaatan Model 2 (TAM 2) [14] Persepsi kemudahan Norma subjektif Pengalaman Kesukarelaan Citra Relevansi pekerjaan Kualitas luaran Demonstrasi hasil Unified Theory of Ekspektansi kinerja Acceptance Use of Ekspektansi usaha Technology (UTAUT) [3 Pengaruh sosial Kondisi yang membantu Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) adalah teori penerimaan pengguna terhadap suatu teknologi. UTAUT digunakan pada sejumlah studi di berbagai konteks [15]. Selain itu, UTAUT mengarah kepada 70% varian dalam niat penggunaan [3]. Faktor-faktor yang berpengaruh adalah performance expectancy, effort expectancy, social influence, dan facilitating conditions. Performance expectancy adalah tingkat kepercayaan pengajar pada sejauh mana penggunaan teknologi internet akan meningkatkan kinerjanya. Effort expectancy adalah tingkat kepercayaan pengajar terhadap kemudahan penggunaan teknologi internet. Social influence adalah persepsi pengajar yang merasa bahwa ia seharusnya menggunakan teknologi internet karena dukungan orang yang penting baginya. Facilitating conditions adalah tingkat kepercayaan pengajar terhadap ketersediaan infrastruktur teknis untuk mendukung penggunaan teknologi internet. Behavioral intention adalah ukuran pengajar dalam menggunakan teknologi internet yang menyatakan tingkat penerimaan. Use behavior adalah ukuran Gambar 1. Model Penelitian Hipotesis utama yang diuji berdasarkan model penelitian adalah sebagai berikut: H1: Ekspektansi kinerja (performance expectancy) yang dimiliki oleh pengajar berpengaruh terhadap niat untuk menggunakan (behavioral intention) teknologi internet. H2: Ekspektansi usaha (effort expectancy) yang dimiliki oleh pengajar berpengaruh terhadap niat untuk menggunakan (behavioral intention) teknologi internet. H3: Pengaruh sosial (social influence) yang dimiliki oleh pengajar berpengaruh terhadap niat untuk menggunakan (behavioral intention) teknologi internet. H4: Kondisi yang membantu (facilitating conditions) yang dimiliki oleh pengajar berpengaruh terhadap perilaku penggunaan (use behavior) teknologi internet. H5: Niat pengajar untuk menggunakan (behavioral intention) teknologi internet berpengaruh terhadap perilaku penggunaan (use behavior) teknologi internet. Hipotesis diujikan pada model penerimaan pengajar secara umum dan model penerimaan pria dan wanita. Total hipotesis yang diuji berjumlah 15 hipotesis. 4. Metodologi Penelitian ini menggunakan instrumen survei. Kuesioner digunakan sebagai alat survei dan setiap item pertanyaan menggunakan skala Likert 1-5, yakni sangat tidak setuju hingga sangat setuju. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Kuseioner disebarkan secara langsung ke sampel penelitian, yakni pengajar di SMA Negeri 1 Bogor, SMA Negeri 2 Bogor, SMA Negeri 4 Bogor, SMA

Negeri 5 Bogor, SMA Negeri 6 Bogor, dan SMA Bina Insani Bogor. Kuesioner yang disebarkan tidak seluruhnya layak diproses lebih lanjut. Sebanyak 41 kuesioner tidak terisi lengkap, sehingga terdapat 103 kuesioner yang layak diolah lebih lanjut. Data mentah berupa data ordinal dengan skala Likert harus diubah menjadi data interval menggunakan Metode Successive Interval (MSI). Analisis data dilakukan dengan menggunakan model Structural Equation Modeling (SEM). Analisis data menurut jenis kelamin responden dilakukan menggunakan multiple group. Analisis data dilakukan menggunakan perangkat lunak AMOS dengan menjalankan persamaan dari model SEM. 5. Hasil Penelitian dan Pembahasan Responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini terdiri atas 31 (30%) responden pria dan 72 (70%) responden wanita. Responden penelitian ini sebagian berusia di atas 44 tahun yaitu sejumlah 52 (50%) responden. Sebagian lainnya adalah 14 (14%) responden berusia di bawah 40 tahun dan 37 (36%) responden berada pada rentang usia 35-44 tahun. Pada penelitian ini, terdapat 69 (67%) responden telah menggunakan internet lebih dari 5 tahun dan 34 (33%) responden lainnya telah menggunakan internet kurang dari 5 tahun. Pada penelitian ini, terdapat 41 (40%) responden menggunakan internet setiap hari, 31 (30%) responden menggunakan internet 2-3 hari seminggu, 9 (9%) responden menggunakan internet setiap dua minggu, 2 (2%) responden menggunakan internet sebulan sekali, dan 20 (19%) responden jarang menggunakan internet. Tabel 2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Cronbach s Keterangan alpha PE 0,9 Valid dan reliabilitas tinggi EE 0,861 Valid dan reliabilitas tinggi SI 0,837 Valid dan reliabilitas tinggi FC 0,788 Valid dan reliabilitas tinggi BI 0,795 Valid dan reliabilitas tinggi UB 0,486 Valid dan reliabilitas rendah Pengujian validitas dan reliabilitas indikator dilakukan di IBM SPSS Statistics 20. Suatu indikator dapat dikatakan valid apabila memiliki nilai corrected item-total correlation lebih dari 0,30 [16]. Suatu indikator dapat dikatakan reliabel apabila memiliki nilai cronbach s alpha lebih besar dari 0,60 [17]. Reliabilitas dikategorikan menjadi reliabilitas sempurna dengan nilai cronbach s alpha di atas 0,90, realibilitas tinggi berada di rentang 0,70-0,90, reliabilitas moderat berada di rentang 0,50-0,70, dan reliabilitas rendah dengan nilai cronbach s alpha di bawah 0,50. Hasil penghitungan cronbach s alpha ditunjukkan pada Tabel 2. Tahap analisis data dengan menggunakan pendekatan SEM di AMOS diawali dengan membuat model SEM. Tahap selanjutnya adalah menyusun diagram jalur, mengidentifikasi model, dan menguji model. Model penelitian yang telah diidentifikasi di AMOS menghasilkan nilai degree of freedom sebesar 294. Hasil ini menunjukkan bahwa model penelitian termasuk model yang over-identified sehingga dapat dianalisis menggunakan SEM. AMOS menggunakan teknik Maximum Likelihood Estimation (MLE) dalam mengestimasi model. Pengujian goodness of fit terhadap model penelitian ini memberikan hasil bahwa model belum dapat dikatakan fit terhadap data. Modifikasi dilakukan dengan terus mengkorelasikan variabel-variabel error hingga model mencapai goodness of fit. Namun setelah modifikasi model hasil uji goodness of fit tetap jauh dari kriteria fit, maka dilakukan path analysis. Path analysis adalah analisis model penelitian dengan menyederhanakan diagram menjadi hanya memiliki satu indikator per variabel. Uji kelayakan model ini menunjukkan bahwa model termasuk ke dalam kategori over-identified. Uji goodness of fit dari path analysis model penelitian memberikan hasil bahwa model termasuk model yang fit, sehingga dapat dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan nilai critical ratio (c.r) pada tabel regression weights dengan nilai kritis 1,69 di AMOS [18]. Apabila nilai c.r kurang dari nilai kritis dan tingkat probabilitas (p) lebih besar dari 0,05, maka hipotesis yang diajukan ditolak. Sementara itu, squared multiple correlations (R 2 ) menunjukkan seberapa besar variabel menjelaskan atau berkontribusi terhadap variabel lainnya. Variasi dari variabel behavioral intention dapat dijelaskan oleh variabel performance expectancy, effort expectancy, dan social influence pada model penerimaan umum (R 2 =0,736), model penerimaan pria (R 2 =0,674), dan model penerimaan wanita (R 2 =0,778). Variasi dari variabel use behavior kurang dapat dijelaskan oleh behavioral intention dan facilitating conditions pada model penerimaan umum (R 2 =0,126), model penerimaan pria (R 2 =0,071), dan model penerimaan wanita (R 2 =0,172). Analisis model penerimaan pria dan wanita dilakukan dengan menggunakan multiple group pada path analysis di AMOS. Data yang dimasukkan ke dalam model adalah data kuesioner yang telah dipisah berdasarkan kelompok jenis kelamin Probabilitas level (p) bernilai kurang dari 0,05 yaitu

0,046 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan di antara jenis kelamin pria dan wanita. Tabel 3. Uji Hipotesis Model Penerimaan Hipotesis Path c.r. P Ket. Pengajar (secara Umum) H1a PE à BI 11,367 *** H1a diterima H2a EE à BI 1,467 0,142 H2a ditolak H3a SI à BI -0,562 0,574 H3a ditolak H4a FC à UB 1,346 0,178 H4a ditolak H5a BI à UB 2,773 0,006 H5a diterima Pengajar Pria H1b PE à BI 2,983 0,003 H1b diterima H2b EE à BI 1,433 0,152 H2b ditolak H3b SI à BI 1,228 0,219 H3b ditolak H4b FC à UB 1,390 0,165 H4b ditolak H5b BI à UB 0,020 0,984 H5b ditolak Pengajar Wanita H1c PE à BI 11,232 *** H1c diterima H2c EE à BI 1,032 0,302 H2c ditolak H3c SI à BI -0,670 0,503 H3c ditolak H4c FC à UB 1,021 0,307 H4c ditolak H5a BI à UB 3,241 0,001 H5a diterima Hasil pengujian hipotesis yang ditunjukkan oleh Tabel 3 menunjukkan bahwa pada model penerimaan umum, pria, dan wanita, performance expectancy berpengaruh secara signifikan terhadap behavioral intention. Hal ini sesuai dengan teori asli model UTAUT oleh Venkatesh et al. [3] dan lima penelitian lainnya bahwa performance expectancy menunjukkan pengaruh yang signifikan [4] [7] [18] [6] [19]. Pada penelitian ini, pengajar menganggap bahwa penggunaan teknologi internet dapat bermanfaat untuk meningkatkan kinerjanya, seperti lebih cepat dan mudah dalam mencari sumber bahan ajar dan mengumpulkan tugas siswa tanpa terbatas waktu dan tempat. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa effort expectancy tidak berpengaruh signifikan terhadap behavioral intention pada model penerimaan umum, pria, dan wanita. Hasil uji hipotesis ini sesuai dengan satu penelitian lainnya bahwa kemudahan penggunaan teknologi tidak mempengaruhi keinginan untuk menggunakan [4]. Pengaruh yang tidak signifikan ini dapat disebabkan karena teknologi internet relatif mudah digunakan dan sebagian besar responden telah memperoleh pengetahuan mengenai teknologi internet lebih dari 5 tahun sehingga merasa sudah berpengalaman. Penelitian Marchewka et al. [5] menegaskan bahwa effort expectancy dapat menjadi tidak signifikan apabila penggunaan teknologi tersebut sudah berlebihan atau terus menerus [5]. Teknologi internet telah lama meluas di masyarakat dan digunakan secara intensif sehingga effort expectancy tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Signifikansi hubungan effort expectancy dengan behavioral intention akan menurun seiring bertambahnya pengalaman. Hasil ini berbeda dengan penelitian Venkatesh et al. [20]. Penelitian Venkatesh et al. [20] memiliki konteks penerimaan terhadap teknologi baru sehingga terdapat perbedaan karakteristik responden dan teknologi dengan penelitian ini. Pengujian hipotesis juga menyimpulkan bahwa social influence tidak mempengaruhi behavioral intention dalam menggunakan teknologi internet. Hasil ini sesuai dengan penelitian Sundaravej [6]. Hal ini dapat disebabkan oleh sedikitnya pengaruh orangorang di sekitar responden, seperti pengajar lain, manajemen sekolah atau kepala sekolah, dan keluarga. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Venkatesh et al. [3]. Pada penelitian Venkatesh et al. [3], data dikumpulkan dari dua organisasi untuk memvalidasi tes sebelumnya pada model. Venkatesh et al. [3] melakukan penelitian lintas teknologi, organisasi, industri, bisnis, kesukarelaan penggunaan (wajib atau sukarela), dan pengalaman pengguna, sedangkan penelitian ini dilakukan setelah adopsi teknologi internet tanpa pertimbangan moderator usia, pengalaman, dan kesukarelaan responden. Venkatesh et al. [3] juga menyatakan bahwa pengaruh social influence pada behavioral intention akan lebih kuat pada keadaan yang diwajibkan. Pengajar secara sukarela menggunakan teknologi internet di sekolah, sehingga merupakan kondisi yang tidak diwajibkan. Variabel facilitating conditions bagi pengajar, baik pria maupun wanita, ditemukan tidak mempengaruhi use behavior. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Sedana & Wijaya [7]. Facilitating conditions merupakan infrastruktur teknis yang mendukung penggunaan teknologi internet. Sekolah memiliki fasilitas laboratorium komputer dengan jumlah yang cukup memadai namun lambatnya kecepatan akses menyebabkan penggunaan yang jarang dari sekolah. Responden juga sebagian besar memiliki perangkat pribadi sehingga fasilitas yang disediakan sekolah tidak begitu terasa oleh responden. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Venkatesh et al. [3]. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh lingkungan dimana penelitian dilakukan. Penelitian ini diadakan di lingkungan akademik, sedangkan penelitian Venkatesh et al. [3] dilakukan di lingkungan non-akademik. Venkatesh et al. [3] juga mengungkapkan bahwa facilitating conditions akan memiliki pengaruh yang signifikan pada use behavior apabila dimoderasi oleh experience dan age. Penelitian ini tidak menggunakan variabel moderator experience dan age.

Penelitian ini memberikan hasil bahwa behavioral intention yang dimiliki oleh pengajar secara umum dan pada pengajar wanita mempengaruhi use behavior dalam menggunakan teknologi internet. Hasil ini sesuai dengan model asli UTAUT yaitu niat untuk menggunakan teknologi internet akan mempengaruhi penggunaan sebenarnya teknologi tersebut. Pada model penerimaan pria, behavioral intention tidak memiliki pengaruh terhadap use behavior. Hasil ini sesuai dengan penelitian Pardamean & Susanto [4] yang menyatakan bahwa behavioral intention tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan penggunaan aktual (actual use) atau use behavior. Hal ini dapat disebabkan karena kegiatan belajar mengajar di kelas belum sepenuhnya menerapkan teknologi internet. Aktivitas kelas masih tradisional meskipun fasilitas teknologi internet di sekolah sudah memadai. Pengajar lebih memilih untuk bergantung pada sumber bahan ajar dari buku teks atau mengumpulkan tugas siswa secara manual di kelas daripada secara mandiri dan sukarela menggunakan teknologi internet dalam kegiatan pembelajaran dan pengajaran. 6. Kesimpulan dan Saran Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang paling berpengaruh dalam penerimaan teknologi internet oleh pengajar adalah performance expectancy. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada model penerimaan umum, faktor ini berdampak secara signifikan terhadap behavioral intention. Behavioral intention memiliki pengaruh yang signifikan terhadap use behavior. Sebaliknya, effort expectancy dan social influence tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap behavioral intention. Faktor facilitating conditions ternyata tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap use behavior. Jenis kelamin mempengaruhi hubungan antara performance expectancy yang dimiliki oleh pengajar terhadap behavioral intention. Jenis kelamin juga mempengaruhi hubungan antara niat pengajar untuk menggunakan behavioral intention dengan use behavior. behavioral intention pada pengajar wanita secara signifikan mempengaruhi use behavior. Sebaliknya, pengajar pria tidak menganggap behavioral intention mempengaruhi use behavior. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh sekolah untuk mengoptimalkan penggunaan fasilitas teknologi internet yang sudah dimiliki. Sekolah dapat memfokuskan program pelatihan maupun sosialisasi teknologi internet dari sisi ekspektansi kinerja (effort expectancy) dan segi kemanfaatannya sesuai kebutuhan pengajar. Sekolah juga sebaiknya meningkatkan bandwidth sebagai kondisi yang memfasilitasi agar penggunaan internet di sekolah lebih optimal. Pemerintah dan manajemen sekolah juga dapat membuat kebijakan untuk mewajibkan penerapan teknologi internet di lingkungan akademik di sekolah. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel moderator lainnya seperti usia, pengalaman, dan kesukarelaan (voluntariness) untuk lebih menjelaskan pengaruh variabel moderator terhadap hubungan antar faktor penerimaan teknologi internet. Hal ini dibutuhkan sebagai verifikasi apakah faktorfaktor tersebut signifikan dalam lingkungan akademik. Penggunaan indikator yang lebih komprehensif dan reliabel juga dapat ditambahkan ke penelitian selanjutnya. Penelitian lebih lanjut juga dapat menggunakan hasil penelitian ini dengan lingkup yang berbeda, baik dari sisi lokasi penelitian maupun sisi teknologi yang diteliti. Daftar Pustaka [1] UNESCO, "The Education for All Development Index," Education for All Global Monitoring Report 2011, 2011. [2] F. R. Lubis, "Mendongkrak Human Development Indonesia (HDI) atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM) melalui Program Pendidikan Keaksaraan," 1 April 2008. [Online]. Available: http://www.bppaudnireg1.com/buletin/read.php?id=47&dir=1&idstatus=0. [Accessed 5 Februari 2013]. [3] V. Venkatesh, M. G. Morris, G. B. Davis and F. D. Davis, "User Acceptance of Information Technology; Toward a Unified View," MIS Quarterly, pp. 425-479, 2003. [4] B. Pardamean and M. Susanto, "Assessing User Acceptance toward Blog Technology Using the UTAUT Model," International Journal of Mathematics and Computers in Simulation, pp. Issue 1, Volume 6, 2012. [5] J. T. Marchewka, C. Liu and K. Kostiwa, "An Application of the UTAUT Model for Understanding Student Perceptions Using Course Management Software," Communications of the IIMA, vol. 7, no. 2, pp. 93-103, 2007. [6] T. Sundaravej, "Empirical Validation of Unified Theory of Acceptance and Use of Technology Model," 2010.

[7] I. G. N. Sedana and S. W. Wijaya, "UTAUT Model for Understanding Learning Management System," Internetworking Indonesia Journal, vol. 2, pp. 27-31, 2010. [8] B.-C. Bjork, "Information Technology in Construction: Domain Definition and Research Issues," International Journal of Computer Integrated Design And Construction, SETO, London, vol. 1, no. 1, pp. 1-16, Mei 1999. [9] S. Haag and P. Keen, Information Technology: Tomorrow's Advantage Today, Mcgraw-Hill College, 1996. [10] Kiato, "Household Use of Information Technology," Journal of Retailing, pp. 40-55, 2008. [11] Fishbein and Ajzen, Understanding Attitudes and Predicting Social Behavior, Prentice-Hall, 1980. [12] I. Ajzen, "The Theory of Planned Behavior," Organizational Behavior and Human Decision Processes, pp. 179-211, 1991. [13] F. D. Davis, "User Acceptance of Computer Technology: A Comparison of Two Treoretical Models," Management Science, vol. 35, pp. 982-1004, Agustus 1989. [14] V. Venkatesh and F. D. Davis, "A Theoretical Extension of the Technology Acceptance Model: Four Longitudinal Field Studies," Management Science, pp. 186-204, 2000. [15] A. Gorecha, Application of the Unified Theory of Acceptance & Use of Technology to Internet Banking, The University of Nottingham, 2005. [16] Sugiono, Statistik untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 1999. [17] I. Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS 19, Semarang: BP Universitas Diponegoro, 2011. [18] S. Santoso, Analisis SEM Menggunakan AMOS, PT Elex Media Komputindo, 2012. [19] A. K. Sharma and D. Kumar, "User Acceptance of Desktop Based Computer Software USing UTAUT MOdel and Addition of New Moderators," International Journal of Computer Science & Engineering Technology (IJCSET), pp. 509-515, 2012. [20] V. Viswanath, J. Y. L. Thong and X. Xu, "Consumer Acceptance and Use if Information Technology: Extending the Unified Theory of Acceptance and Use of Technology," MIS Quarterly, pp. 157-178, 2012.