BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

2016 STRATEGI PENGEMBANGAN DESA MEKARJAYA MENJADI DESA WISATA DI KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. yaitu budaya, lingkungan hidup, sosial, ilmu pengetahuan, peluang dan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang sifatnya kompleks, mencakup

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I. Pendahuluan. I. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak lepas dari komunikasi. Komunikasi dapat dipahami

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. dan masih banyaknya rakyat miskin. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Badan Pusat Statistik, Kementrian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif, Survey Pengeluaran Wisatawan Mancanegara, 2015.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tempat pariwisata di Indonesia memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Jumlah Sekolah, Guru, dan Murid Sekolah Taman Kanak- Kanak di Kabupaten Garut Tahun Murid laki-laki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Itu terjadi tidak saja di hampir setiap negara di dunia ini, tetapi juga di dalam negeri sendiri, yang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata merupakan salah satu sumber daya yang dapat. dimanfaatkan. Sesuai perkembangannya kepariwisataan bertujuan

Bab I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Tambah Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktifitas Tanaman Padi Sawah di Kab. Garut Luas Panen (Ha)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta dan banyak memiliki potensi wisata walaupun semua

TABEL PENDUDUK 7-24 TAHUN MENURUT KECAMATAN, JENIS KELAMIN, DAN PARTISIPASI BERSEKOLAH (SUSEDA KAB. GARUT 2005)

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan wisata merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang maupun

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan sumber daya alam laut di Indonesia memiliki kualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pariwisata telah membuktikan dirinya sebagai sebuah alternatif kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pariwisata di Indonesia semakin hari semakin berkembang. Sektor pariwisata merupakan salah satu

Jumlah Populasi Ternak Menurut Jenis di Kab. Garut Kecamatan Sapi Perah Sapi Potong Kerbau Domba Kambing Kuda

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Era otonomi daerah, sektor pariwisata memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hanisa Aprilia, 2014 Analisis Preferensi Wisatawan Terhadap Pengembangan Atraksi Wisata Di Cipanas Cileungsing

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tambah Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktifitas Tanaman Padi Sawah di Kab. Garut Luas Panen (Ha)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

JUMLAH SEKOLAH, KELAS, GURU, RUANG KELAS, MURID LULUSAN, MENGULANG DAN PUTUS SEKOLAH SD DI KABUPATEN GARUT TAHUN Guru R. Kelas Murid Lulusan

TAMBAH TANAM, LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIFITAS TANAMAN PADI SAWAH DI KABUPATEN GARUT TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

TAMBAH TANAM, LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIFITAS TANAMAN PADI SAWAH DI KABUPATEN GARUT TAHUN 2006

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sapi Potong. Kerbau Kuda Domba

2015 ANALISIS DESTINATION PERSONALITY TERHADAP BRAND ATTRACTIVENESS DAN BRAND AWARENESS SERTA DAMPAKNYA PADA BRAND LOYALTY

MEMPERKENALKAN OBJEK WISATA KAMPOENG BATIK PESINDON PEKALONGAN MELALUI MEDIA PROMOSI

BAB I PENDAHULUAN. Wisatawan. Tabel 1.1 Jumlah Pengunjung Taman Nasional Ujung Kulon

Peternakan/Husbandary. Jumlah Populasi Ternak Besar Menurut Jenis di Kab. Garut Tahun 2012 Number of livestocks by Kind in Garut, 2012.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jumlah Populasi Ternak Menurut Jenis di Kab. Garut 2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kebijakan Otonomi Daerah yang diterapkan oleh pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. selalu harus diikuti sesuai dengan peningkatan konsumsi. Pariwisata adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT RINGKASAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Namun kawasan wisata alam ini masih belum memaksimal potensi

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah dengan negara lain. Didukung oleh letak wilayah yang strategis,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahluk hidup dengan berbagai macam aktivitasnya, memerlukan sebagian waktunya untuk beristirahat dan hiburan. Salah satu hiburan yang dapat dilakukan adalah dengan berwisata. Pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk berusaha (bussiness) atau mencari nafkah ditempat yang dikunjungi, tetapi semata mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam (Yoeti O.A, 1996 : 119). Pengertian Pariwisata sendiri menurut WTO ( World Tourism Organization) 1999 yang saat ini telah berganti nama menjadi United Nations World Tourism Organization menyatakan bahwa pariwisata adalah kegiatan manusia yang melakukan perjalanan ke dan tinggal di daerah tujuan di luar lingkungan kesehariannya, salah satu tempat berwisata yang cukup ramai dikunjungi adalah wisata Pantai. Ada berbagai macam Pantai wisata yang terdapat di Indonesia, khususnya daerah Jawa Barat, contohnya adalah Pantai Garut Selatan. Kabupaten Garut sendiri terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6º56'49'' - 7 º45'00'' Lintang Selatan dan 107º25'8'' - 108º7'30'' Bujur Timur. Kabupaten Garut memiliki luas wilayah sebesar 306.519 Ha (3.065,19 km²) dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang di bagian utara, Kabupaten Tasikmalaya di bagian timur, dan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur di bagian barat, serta berbatasan langsung dengan Samudera Hindia pada bagian selatan. Berdasarkan informasi yang didapatkan dari website pemerintahan Kabupaten Garut, bentang alam Kabupaten Garut terbagi menjadi 2 bagian, yaitu 1

bentang utara dan bentang selatan. Bentang utara Kabupaten Garut terdiri dari dataran dan cekungan antar gunung berbentuk tepal kuda, serta dikelilingi oleh rangkaian gunung api aktif, mulai dari Gunung Guntur, Gunung Papandayan serta Gunung Galunggung. Sedangkan Bentang selatan terdiri dari dataran dan hamparan pasir pantai dengan garis pantai sepanjang 80km. dengan panjang pantai yang cukup luas, Kabupaten Garut memiliki potensi perikanan yang besar jumlahnya, diantaranya Ikan Tuna, Ikan Tongkol, Cumi-cumi, Ikan hias, dan yang lainnya. Berdasar pada panjang garis pantai Kabupaten Garut Selatan sepanjang 80km yang terbentang di 7 (tujuh) wilayah kecamatan. Garut juga memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata pantai dengan beragam objek wisata, pantai-pantai wisata yang terdapat di Kabupaten Garut Selatan antara lain Taman Ranca Buaya, Pantai Cijayana, Taman Laut Manalusu, Pantai Santolo, Pantai Sayang Heulang, Pantai Karang Paranje, Pantai Cijeruk Indah, dan Leweung Sancang. Dibalik potensi wisata pantai yang besar, wisata pantai daerah Kabupaten Garut Selatan belum dikembangkan secara optimal, padahal pariwisata merupakan salah satu cara yang dapat menambah pendapatan perkapita penduduk daerah tersebut. Namun kurangnya informasi dan transportasi umum yang tersedia menyebabkan kurangnya wisatawan yang datang berlibur ke wilayah Pantai Garut Selatan. Terbukti dari data tentang jumlah kunjungan wisata pada tahun 2013 yang dipublikasikan oleh dinas pariwisata Garut melalui website garutkab.go.id, hanya Pantai Santolo dan Pantai Sayang Heulang yang menembus angka seratus ribu wisatawan lokal, yaitu 205.595 wisatawan lokal berwisata ke Pantai Santolo, serta 150.377 wisatawan lokal datang berwisata ke Pantai Sayang Heulang. Sedangkan ke 5 wisata pantai lainnya jauh tertinggal dibandingkan kedua pantai tersebut. Namun jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pantai Santolo sendiri, tidak mencapai setengahnya dibandingkan dengan tempat wisata Cipanas Garut yang merupakan Objek Wisata paling ramai dikunjungi oleh wisatawan, yaitu 545.476 2

wisatawan. Hal ini dikarenakan kurangnya promosi yang dilakukan oleh pihak pemerintah ataupun pihak-pihak terkait lainnya serta kurangnya sarana dan prasarana yang tersedia untuk mencapai pantai Garut Selatan. Perlunya identitas wisata Pantai Garut Selatan ditunjang dengan akan dibentuknya Kabupaten Garut Selatan seperti dikutip dari koran Pikiran Rakyat edisi Selasa, 24 Maret 2015 halaman 22 memuat berita tentang pengesahan daerah otonomi Kabupaten Garut Selatan. Disana dicantumkan bahwa pengesahan daerah otonomi baru Garut Selatan hanya tinggal menunggu pengesahaan dalam sidang pleno DPR, target pengesahan Kabupaten Garut Selatan paling cepat adalah pertengahan tahun ini (2015). Berita tentang pembentukan Kabupaten baru ini mencuat pada tahun 2014. Kecamatan yang akan menjadi bagian dari Kabupaten Garut Selatan adalah Banjarwangi, Bungbulang, Caringin, Cibalong, Cihurip, Cikajang, Cikelet, Cisewu, Cisompet, Mekarmukti, Pamengpeuk, Peundeuy, Singajaya, dan Talegong. Dukungan pembendukan Kabupaten baru ini disampaikan oleh perwakilan DPR yaitu Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon. Ia menyatakan, dukungan diberikan atas pertimbangan banyaknya jumlah penduduk dan wilayah yang terlalu luas. Faktor penguatan pertahanan dan keamanan juga diperhitungkan karena lokasi Garut Selatan yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia. Dalam waktu dekat, Bupati Garut, DPRD Garut, dan perwakilan Presidium Garut Selatan akan menggelar ekspos dan dengar pendapat dengan Komini II DPR. Dari permasalahan dan pemberitaan mengenai pembentukan Kabupaten Garut Selatan makan semakin jelas bahwa pantai pantai di Garut Selatan memerlukan identitas visual dan media promosi agar pantai Garut Selatan dapat lebih dikenal dan menjadi tujuan wisata sehingga dapat berimbas pada meningkatnya pendapatan masyarakat daerah Pantai Garut Selatan. 3

1.2 Permasalahan 1.2.1 Identifikasi Masalah 1. Potensi wisata pantai Garut selatan yang belum dikembangkan secara optimal. 2. Kurangnya informasi yang dimiliki oleh calon wisatawan mengenai pantai-pantai wisata yang berada di Garut. 3. Kurangnya promosi yang dilakukan oleh dinas terkait mengenai wisata Pantai selatan Garut. 4. Garut Selatan akan menjadi Kabupaten baru, sehingga memerlukan pendapatan yang cukup, salah satunya dari bidang pariwisata Pantai. 5. Perlunya identitas visual dan media promosi untuk mengembangkan sektor wisata pantai Garut. 1.2.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana merancang identitas wisata pantai Garut Selatan, dan menerapkannya pada media promosi yang sesuai? 1.3 Ruang Lingkup Perancangan identitas visual dan media promosi untuk wisata Pantai Kabupaten Garut Selatan. Perancangan tersebut akan berfokus pada 7 wisata pantai yang terletak di 7 sektor wisata yaitu Pantai Ranca Buaya, Pantai Cijayana, Pantai Manalusu, Pantai Santolo, Pantai Sayang Heulang, Pantai Karang Pranje, Pantai Cijeruk Indah, dan Leweung Sancang. Fokus pemasaran identitas visual dan media promosi akan berfokus pada wisatawan domestik, karena menurut data kunjungan wisata yang dipublikasikan oleh pemerintah, potensi wisatawan yang paling besar terdapat pada wisatawan domestik. Perancangan visual identitiy dan media promosi dilakukan pada awal 2015 hingga pertengahan 2015, agar hasil perancangan dapat digunakan dan dikembangkan paling lambat pada awal tahun 2016. 4

1.4 Tujuan Perancangan 1. Untuk memperkenalkan wisata Pantai Selatan Kabupaten Garut kepada masyarakat 2. Agar wisata pantai garut memiliki identitas visual yang berbeda dibanding wisata pantai ditempat lain dan diharpakan dapat menambah jumlah kunjungan wisata pada tahun berikutnya. 1.5 Cara Pengumpulan Data dan Cara Analisis 1.5.1 Cara Pengumpulan Data a. Studi Pustaka Teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporang-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan. (M. Nasir, 1988:111). Data yang diperoleh dari buku atau literatur yang berhubungan dengan proses perancangan identitas visual dan media promosi untuk pantai selatan Kabupaten. Garut seperti teori-teori place branding, media promosi, dan lainnnya. b. Wawancara Merupakan percakapan yang memiliki suatu tujuan dimana narasumber menggali apa yang ada dipikirannya, menguraikan konsep serta menceritakan pengalaman atau pandangan dari individu yang diwawancara mengenai topic atau arah pembicaraan sesuai keinginan pewawancara yang dilakukan secara kolaboratif (Soewardikoen, 2013: 20). Wawancara dilakukan kepada pihak terkait, yaitu dinas pariwisata Kabupaten Garut, Wisatawan yang berkunjung serta warga sekitar Pantai selatan Kabupaten Garut untuk mengatahui latar belakang para wisatawan. c. Observasi Metode observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Ridwan, 2004 : 104) Observasi akan dilakukan terhadap kegiatan wisatawan dan masyarakat yang beraktifitas dikawasan Pantai Selatan Garut, serta observasi tempat. 5

1.5.2 Cara Analisis a. Analisis Matriks Pada prinsipnya analisis matriks adalah juxtaposition atau membandingkan dengan cara menjajarkan. Obyek visual apabila dijajarkan dan dinilai menggunakan satu tolak ukur yang sama maka akan terlihat perbedaannya. Ketika menyajikan hasil analisis melalui sebuah matriks dapat ditambahkan kolom dan baris berisi gambar yang dianalisis dan informasi-informasi ringkas (Soewardikoen, 2013 : 251). Analisis matriks akan dilakukan terhadap place branding dari tempat wisata lainnya, agar dapat menganalisa apa saja yang diperlukan dalam membuat suatu identitas dan media apa saja yang cocok digunakan dalam mempromosikan suatu tempat. b. Analisis SWOT Soewardikoen ( 2013 : 52) Analisis SWOT memperhitungkan faktor internal yang terdiri dari Strength dan Weakness serta faktor luar yang terdiri dari Opportunity dan Threat. Strength atau kekuatan (Ku) merupakan faktor internal yang mendukung perusahaan untuk mencapai tujuannya, dapat berupa lokasi yang strategis, keahlian teknis personil, fasilitas yang lengkap. Weakness atau kelemahan (Le) merupakan faktor internal yang menghambat perusahaan mencapai tujuannya, seperti modal kerja dan keahlian pemasaran yang kurang. Opportunity atau peluang (Pe) merupakan faktor eksternal yang mendukung perusahaan mencapai tujuannya, seperti calon-calon pelanggan potensial, kebijakan baru yang menguntungkan. Threat atau ancaman (An) merupakan faktor eksternal yang menghambat perusahaan mencapai tujuan, berupa meningkatnya persaingan dam semakin sulitnya mencari pemasok bahan baku. 6

Analisis SWOT biasanya digunakan dalam menilai suatu perusahaan, caranya dengan membuat matriks antara faktor luar. Faktor luar yaitu peluang dan ancaman di sisi vertical. Faktor dalam yaitu kekuatna dan kelemahan pada sisi horizontal. Sehingga, pada perpotongan kolom dan baris terjadi empat kotak hasil campuran faktor luar dan faktor dalam, yakni Pe-Ku (Peluang Kekuatan) yakni memanfaatkan peluang dengan kekuatan yang dimiliki. Pe Lem (peluang kelemahan) menggunakan peluang untuk mengatasi kelemahan. An Ku (ancaman kekuatan) menggunakan kekuatan untuk menghadapi ancaman. An Lem (ancaman kelemahan ) menghindari ancaman dengan memperbaiki kelemahan yang ada. Masing- masing kotak hasil kombinasi ini merupakan strategi yang memiliki ciri khusus. 7

1.6 Kerangka Perancangan Latar belakang Permasalahan Data Potensi Wisata Pantai Besar Strategis untuk Wisata Wisata pantai Kabupaten Garut belum dikenal secara luas Studi Pustaka Observasi Wawancara Analisa Analisis Perancangan Identitas Visual dan Media promosi untuk Pantai Selatan Kabupaten Garut Analisis Matriks Analisis SWOT Media Promosi Logo Brosur Website Media Sosial Sticker Billboard Guide Book Web-banner iklan majalah Pin Gambar 1.1 Kerangka Penelitian (sumber : Dokumentasi Penulis) 8

1.7 Pembabakan Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut Bab 1. Pendahuluan Bab ini meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, ruang lungkup atau batasan masalah, tujuan perancangan tugas akhir, metodologi penelitian atau cara pengumpulan data, kerangka perancangan dan pembabakan. Bab 2. Dasar Pemikiran Bab ini menjelaskan dasar pemikiran dan teori-teori yang relevan untuk digunakan sebagai pijakan untuk merancang identitas visual dan media promosi untuk pantai selatan Garut. Bab 3. Data dan Analisis Masalah Bab ini berisikan data-data serta hasil analisa masalah yang penulis dapatkan selama perancangan tugas akhir identitas visual and media promosi untuk pantai selatan Kab. Garut seperti data pemberi proyek, data hasil observasi, wawancara, dan analisis matriks atau tabel, analisis SWOT, analisis perbandingan atau cara lainnya untuk mendapatkan konsep perancangan. Bab 4. Konsep & Hasil Perancangan Berisikan konsep-konsep atau ide besar, konsep kreatif (pendegkatan), konsep media, konsep visual, dan konsep lainnya, serta hasil perancangan, mulai dari sketsa hingga penerapan visual pada media. Bab 5. Penutup Berisi kesimpulan serta saran yang penulis peroleh setelah melaksanakan siding akhir. 9