BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian yang direncanakan pada saat penelitian ini dilakukan adalah pada pertengahan tahun 2015, yaitu pada saat peneliti menjalani semester akhir perkuliahan dan mengambil mata kuliah skripsi. Tempat penelitian dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Serpong, Jl. Raya Serpong Blok.405 No.4 Sektor VIII/BSD Banten. Pemilihan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong sebagai tempat penelitian dilakukan karena wilayah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong yang cukup luas dan memiliki Wajib Pajak Badan yang cukup banyak dari segi jumlah dan mempunyai omset (peredaran bruto) sampai dengan Rp4.800.000.000,00 (empat milyar delapan ratus juta rupiah) yang merupakan batasan maksimal peredaran bruto bagi Wajib Pajak Badan yang dikenakan PP 46/2013. B. Desain Penelitian Dalam melakukan penelitian terlebih dahulu diperlukan adanya desain penelitian. Desain penelitian ini berfungsi sebagai rerangka kerja sebagai dasar dilakukannya penelitian. Dengan dibuatnya desain penelitian, maka penelitian dapat berjalan secara efektif dan efisien. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian komparatif, yaitu membandingkan apakah ada perbedaan atas suatu subjek yang sama dengan perlakuan yang berbeda. Penelitian ini bertujuan utuk 20
21 membandingkan antara Pajak Penghasilan terutang yang dihitung melalui Pasal 31E UU PPh dan yang menggunakan PP 46/2013. C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel Sugiyono (2011, 38) mendefinisikan variabel sebagai segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel. Variabel pertama (X1) yaitu Pajak Penghasilan terutang Tahun Pajak 2012 yang dihitung dengan menggunakan penghitungan sesuai dengan Pasal 31E Undang-Undang Pajak Penghasilan. Variabel ini menggunakan skala rasio yang menggambarkan keadaan atau nilai yang sebenarnya sesuai dengan yang tersaji pada data sekunder yang diterima dari tempat penelitian. Variabel ini diperoleh dengan cara mengalikan Penghasilan Kena Pajak Wajib Pajak badan pada Tahun Pajak 2012 dengan pengurangan sebesar 50% dan tarif Pajak Penghasilan badan sebesar 25%. Variabel kedua (X2) yaitu Pajak Penghasilan terutang Tahun Pajak 2014 yang dihitung berdasarkan PP 46/2013. Variabel ini menggunakan skala rasio, sama dengan variabel X1. Nilai pada variabel X2 diperoleh dari data sekunder pada kolom Pajak Penghasilan terutang Tahun Pajak 2014 yang dilakukan penghitungan kembali untuk menguji validitas datanya melalui penghitungan pajak sesuai PP 46/2013 dengan dasar pengenaan pajak berupa peredaran usaha bruto Tahun Pajak 2014.
22 Masing-masing variabel penelitian secara singkat dapat didefinisikan dalam tabel sebagai berikut: TABEL 3.1 DEFINISI DAN OPERASIONALISASI VARIABEL Variabel Definisi Operasionalisasi Skala X1= Pajak Penghasilan Terutang dengan Penghitungan berdasarkan Pasal 31E Undang- Undang Pajak Penghasilan Pajak Penghasilan terutang dilihat dari Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan Tahun Pajak 2012 yang memakai penghitungan sesuai Pasal 31E PPh Terutang = 50% x 25% x Net Income Rasio X2= Pajak Penghasilan Terutang dengan Penghitungan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 Pajak Penghasilan terutang dilihat dari Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan Tahun 2014 yang memakai penghitungan sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 Sumber: Data diolah PPh Terutang = 1% x peredaran bruto Rasio D. Populasi dan Sampel Penelitian Dalam penelitian ini yang akan menjadi populasi penelitian adalah seluruh Wajib Pajak Badan yang terdaftar di KPP Pratama Serpong dan merupakan Wajib Pajak yang menghitung berdasarkan Pasal 31E Undang-Undang PPh untuk Tahun Pajak 2012 dan menghitung berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun
23 2013 untuk Tahun Pajak 2014. Sampel penelitian dipilih berdasarkan metode random sampling, yaitu teknik penentuan atau pemilihan sampel secara acak. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang dilakukan oleh peneliti dalam mengumpulkan data sebagai bahan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Teknik observasi Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang paling utama dalam sebuah penelitian karena peneliti langsung turun ke lapangan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. Dengan turun langsung ke lapangan, diharapkan peneliti benar-benar mengetahui fakta yang terjadi di lapangan dan tingkat validitas data akan lebih tinggi. Jenis observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi terbuka yang berarti para pihak sebagai sumber data yang berada di tempat penelitian mengetahui dari awal bahwa data yang dikumpulkan digunakan untuk tujuan penelitian. 2. Teknik dokumentasi Dokumen adalah bahan tertulis atau catatan yang terjadi di masa lampau dan bukan catatan atau bahan tertulis yang terjadi di masa kini atau masa yang akan datang. Dokumentasi dilakukan terhadap data-data Tahun Pajak 2012 dan 2014 yang berkaitan dengan penelitian. Dokumen yang diperoleh pada teknik pengumpulan data berupa dokumentasi ini adalah data sekunder mengingat kembali pada rahasia jabatan yang melekat pada petugas pajak.
24 3. Studi kepustakaan Pengumpulan data dimulai dengan tahap penelitian pendahulu yaitu melakukan studi kepustakaan dengan mempelajari buku, artikel, jurnal maupun situs yang berhubungan dengan pokok bahasan dalam penelitian ini. Pada tahap ini juga dilakukan pengkajian data yang dibutuhkan, ketersediaan data, cara memperoleh data, dan gambaran cara memperoleh data. Tahapan selanjutnya adalah mengumpulkan keseluruhan data yang dibutuhkan guna menjawab persoalan penelitian, memperbanyak literatur untuk menunjang data kuantitatif yang diperoleh. F. Metode Analisis Untuk tercapainya tujuan dalam penelitian ini, maka metode yang digunakan adalah model analisis Paired Sample T Test atau Wilcoxon Signed Rank Test tergantung dengan distribusi datanya, analisis dilakukan dengan menggunakan software SPSS 20.0. Sebelumnya data yang terkumpul akan dianalisis secara bertahap dengan dilakukan uji statistik deskriptif terlebih dahulu. Selanjutnya dilakukan pengujian statistik dengan uji distribusi normal dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov. Kemudian tahap selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis parsial untuk masing-masing variabel penelitian dengan menggunakan uji analisis Paired Sample T Test apabila data berdistribusi normal dan model uji analisis Wilcoxon Signed Rank apabila data berdistribusi tidak normal. Untuk tingkat signifikansi atau nilai alfa (α), menurut Ghozali (2002) nilai alfa yang umum dipakai adalah 0,05 dan 0,01, kemudian pada penelitian ini ditetapkan
25 tingkat signifikansi atau probabilitas kesalahan ntuk menolak HO untuk seluruh pengujian adalah sebesar 0,05 atau (5%). Penjelasan tahapan pengujiannya adalah sebagai berikut 1. Statistik deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, dan varian dengan prosedur sebagai berikut: a. Menentukan tingkat rata-rata (mean), standar deviasi dan varian dari Pajak Penghasilan terutang Tahun Pajak 2012 dan Pajak Penghasilan terutang Tahun Pajak 2014. b. Menentukan perbedaan mean (naik/turun) Pajak Penghasilan terutang Tahun Pajak 2012 dan Pajak Penghasilan terutang Tahun Pajak 2014. 2. Uji normalitas Uji asumsi klasik pada dasarnya terdiri dari 5 jenis, yaitu uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, uji normalitas, uji autokorelasi dan uji linearitas. Uji asumsi klasik mutlak diperlukan dalam melakukan uji regresi linier berganda. Mengingat jenis uji hipotesis pada penelitian ini adalah uji beda (tpaired test) maka uji asumsi klasik yang diperlukan adalah uji normalitas data. Uji normalitas adalah uji statistik yang bertujuan untuk mengetahui apakah data yang telah dikumpulkan dan menjadi masing-masing variabel telah terdistribusi secara normal atau tidak. Uji normalitas penting dilakukan karena untuk menentukan alat uji statistik apa yang sebaiknya digunakan untuk pengujian hipotesis. Apabila berdistribusi normal maka digunakan tes parametrik, sebaliknya apabila data
26 berdistribusi tidak normal maka lebih sesuai dipilih alat uji satatistik nonparametrik dalam pengujian hipotesis. Uji statisitik kolmogorov-smirnov dipilih karena lebih peka untuk mendeteksi normalitas data dibandingkan dengan pengujian dengan menggunakan grafik. Hipotesis nol (Ho) dinyatakan bahwa dari masing masing variabel penelitian berdistribusi normal. Sedangkan penentuan normal tidaknya data ditentukan dengan cara, apabila hasil signifikansi lebih besar dari tingkat signifikansi yang sudah ditentukan (> 0,05) maka Ho diterima dan data tersebut terdistribusi normal. Sebaliknya apabila signifikansi uji lebih kecil dari signikansi yang ditentukan (<0,05) maka Ho ditolak dan data tersebut dinyatakan terdistribusi tidak normal. 3. Uji hipotesis Hasil uji normalitas data digunakan untuk menentukan alat uji apa yang paling sesuai digunakan dalam pengujian hipotesis. Apabila data berdistribusi normal maka digunakan uji parametrik Paired Sample T Test. Sementara apabila data berdistribusi tidak normal maka digunakan uji non-parametrik yaitu Wilcoxon Signed Rank Test yang lebih sesuai digunakan. Kedua model uji beda tersebut popular digunakan untuk menganalisis model penelitian pre-post atau sebelum dan setelah. Uji beda digunakan untuk mengevaluasi perlakuan (treatment) tertentu pada satu sampel yang sama pada dua periode pengamatan yang berbeda. Pengamatan tertentu pada penelitian ini adalah pemberlakuan ketentuan PP 46/2013 yang menggantikan penghitungan PPh terutang Wajib Pajak Badan sesuai dengan Pasal 31E UU PPh. Jika perlakuan
27 tersebut tidak berpengaruh terhadap objek maka nilai rata-rata pengukurannya adalah sama dengan atau dianggap nol atau hipotesis nol (Ho) diterima. Jika ternyata pernyataan berpengaruh, nilai rata-rata pengukuran tidak sama dengan nol dan hipotesis nolnya (Ho) ditolak, berarti hipotesis alternatifnya diterima. a. Paired Sampel T Test (Uji T Sampel berpasangan) Paired Sampel T Test atau uji T sampel berpasangan merupakan uji parametrik yang digunakan untuk menguji hipotesis sama atau tidak berbeda (HO) antara dua variabel. Data berasal dari dua pengukuran atau dua periode pengamatan yang berbeda yang diambil dari subjek yang dipasangkan. Langkah-langkah pengujian uji t untuk pengujian sampel berpasangan sebagai berikut : i. Menghitung selisih (d) antara pengamatan sebelum dan setelah. ii. iii. Mengitung total d ( d), lalu mencari mean d yaitu d Menghitung d- (d rata rata), kemudian mengkuadratkan selisih tersebut dan n menghitung total selisih kuadrat. iv. Mencari standar deviasi (Sd 2 ) dengan rumus sebagai berikut : Sd = 1 n 1 x [Total ( d - d rata-rata]2. v. Menghitung t hitung dengan rumus : t = (x1 x2) v Sd/n Keterangan : (X1-X2): rata-rata hitung pengamatan atau sampel untuk X1 pengamatan sebelum dan X2 pengamatan setelah
28 V : rata-rata hitung populasi yang dihipotesiskan, ditetapkan bernilai nol Sd : Standar deviasi sampel N : Jumlah pengamatan sampel b. Wilcoxon Signed Rank Test Uji statistik non parametrik yang digunakan adalah Wilcoxon Signed Rank Test. Uji ini digunakan untuk menganalisis data berpasangan karena adanya dua perlakuan yang berbeda. Dalam hal ini Wilcoxon Signed Rank Test digunakan untuk mengetahui perbedaan antara Pajak Penghasilan terutang yang dihitung melalui ketentuan Pasal 31E UU PPh dan Pajak Penghasilan terutang yang dihitung melalui ketentuan PP 46/2013. Menurut Ghozali (2006), uji ini memberikan bobot nilai lebih untuk setiap pasangan yang menunjukkan perbedaan besar antara dua kondisi dibandingkan dengan dua pasangan yang menunjukkan perbedaan kecil. Prosedur pengujian Wilcoxon Signed Rank Test menurut Hasan Iqbal (2005) diuraikan sebagai berikut: a. Menentukan formulasi hipotesis Ho : Jumlah urutan tanda positif dengan jumlah urutan tanda negatif adalah sama (tidak ada perbedaan nyata antara pasangan data). Ha : Jumlah urutan tanda positif dengan jumlah urutan tanda negatif adalah berbeda (ada perbedaan nyata antara pasangan data). b. Menentukan taraf nyata (α) dengan T tabelnya Pengujian dapat berbentuk satu sisi atau dua sisi.
29 c. Menetukan kriteria pengujian HO diterima apabila T0 T HO ditolak apabila T0 < T d. Menentukan uji nilai statistik (nilai T0) Tahap-tahap pengujian adalah sebagai berikut : 1. Menentukan tanda beda dan besarnya tanda beda antara pasangan data. 2. Mengurutkan bedanya tanpa memperhatikan tanda atau jenjang. a. Angka 1 (satu) untuk beda yang terkecil, dan seterusnya. b. Jika terdapat beda yang sama, diambil rata-ratanya. c. Beda nol tidak diperhatikan. 3. Memisahkan tanda beda positif dan negatif atau tanda jenjang. 4. Menjumlahkan semua angka positif dan angka negatif. 5. Nilai terkecil dari nilai absolut hasil penjumlahan merupakan nilai T0. e. Membuat kesimpulan Ho diterima atau ditolak f. Untuk pasangan data yang lebih besar dari 25 (N=25), pengujiannya menggunakan nilai Z yang dirumuskan sebagai berikut: Z = T E(T) σt n (n+1) E(T) = 4 σt n (n+1)(2n+1) = 24
30 Jadi : Z = T - n (n+1) 4 n (n+1)(2n+1) 24 Keterangan : T = Jumlah terkecil antara kedua kelompok ranking yang memiliki tanda sama. N = Jumlah pasangan data.