BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam industri perbankan, suku bunga sering dijadikan acuan dalam hal bertindak baik itu oleh pemilik bank maupun investor. Seperti pandangan ekonom kaum klasik mengenai bunga, mereka berpendapat bahwa dalam masyarakat harus ada dua kelompok yang saling melengkapi satu sama lain. Kelompok pertama adalah mereka yang memiliki surplus spending units (penabung) dan kelompok kedua adalah mereka yang kekurangan dana atau disebut defisit spending units, seperti pengusaha yang membutuhkan tambahan modal untuk usahanya. Kelompok tersebut berinteraksi di pasar investasi untuk mencari kesepakatan harga atau equilibrium position dari uang yang mereka gunakan untuk keperluan investasi. Kesepakatan harga yang tercipta selanjutnya disebut dengan istilah bunga. Menurut kaum klasik pada waktu tingkat bunga cukup tinggi, maka jumlah tabungan secara agregat meningkat dalam jumlah yang sangat besar dalam bentuk dana yang siap dipinjamkan (loanable fund). Hal ini bukanlah kondisi yang baik bagi investor untuk menggunakan dana investasi yang tersedia, sehingga investor akan menahan diri untuk tidak menggunakan dana tersebut. Akibatnya permintaan investasi pada waktu tingkat bunga tinggi akan rendah. Namun sebaliknya apabila penabung enggan memberikan dananya dalam investasi, akibatnya penawaran dana akan berkurang, hal ini dengan sendirinya akan mendorong 1
tingkat bunga ke tingkat yang lebih tinggi. Pandangan kaum klasik ini ditentang oleh Keynes, dia beranggapan bahwa tingkat bunga tidak menentukan besar kecilnya investasi maupun tabungan masyarakat. Tabungan dan investasi menurut keynes ditentukan dan dipengaruhi secara langsung oleh tingkat pendapatan masyarakat itu sendiri. Terutama untuk tabungan, menurut Keynes, orang akan menabung jika orang tersebut memiliki kelebihan uang (marginal propensity to save), yaitu pendapatannya di atas kebutuhan konsumsinya. Suku bunga sangat penting dalam persaingan produk perbankan disamping pelayanan dan kecanggihan teknologi. Pada saat nasabah menyimpan dana di bank, mereka menginginkan bank yang aman, disamping itu, mereka juga menginginkan dana yang disimpan bisa berkembang. Suku bunga tabungan antar bank satu dengan yang lain berbeda-beda. Suku bunga tabungan yang diterapkan pada salah satu Bank seperti PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. adalah dengan menggunakan tiering (berjenjang) sesuai saldo. Suku bunga produk tabungan pada Bank BNI adalah 1,75% - 3% pertahunnya. Hal ini masih dirasa sama jika dibandingkan dengan bank BUMN sekelas lainnya seperti Mandiri dan BRI ataupun dengan bank swasta nasional setaraf BCA. Oleh karena itu, BNI berinovasi dalam mengembangkan suatu produk Tabungan yang memiliki bunga lebih besar daripada bunga tabungan biasa, dimana bunganya hampir setara bunga deposito (saat ini 4,5%). Produk Tabungan itu dinamakan BNI Tapenas (Tabungan Pendidikan Anak Sekolah). Dengan Tapenas diharapkan mampu 2
menyerap lebih banyak nasabah BNI yang menginginkan suatu Tabungan berjangka dengan bunga hampir setara bunga deposito dengan fitur hampir sama dengan produk asuransi yaitu mendapatkan asuransi kecelakaan gratis, dapat memilih jangka waktu pengembangan dan nilai investasi setiap bulannya dipotong langsung dari Tabungan Taplus nasabah yang bersangkutan serta memiliki tingkat keamanan setingkat tabungan Taplus BNI. Salah satu instrumen dalam menilai kinerja suatu bank adalah dengan mengukur rasio profitabilitas bank tersebut. Profitabilitas adalah kemampuan suatu bank dalam memperoleh laba. Unsur unsur pendapatan bank tergantung jasa yang ditawarkan bank, seperti berasal dari bunga pinjaman, fee atau kompensasi atas jasa yang diberikan bank (fee atas jasa kiriman uang, biaya administrasi kelolaan rekening, dsb) serta keuntungan atas investasi portfolio. Dalam menilai suatu produk laku atau tidaknya di pasar, maka harus dilakukan suatu pengukuran terhadap tingkat profitabilitas produk yang bersangkutan, dalam hal ini produk BNI Tapenas. Rasio profitabilitas diperlukan untuk mengukur tingkat efektivitas manajemen secara keseluruhan dengan menampilkan tingkat pengembalian terhadap penjualan dan investasi yang telah dilakukan dalam kurun waktu tertentu. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk menulis skripsi dengan judul Pengaruh Suku Bunga BNI Tapenas 3
Terhadap Profitabilitasnya Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Tebet. 1.2 Perumusan Masalah Perumusan masalah dari penulisan ini adalah bagaimana pengaruh suku bunga BNI Tapenas terhadap profitabilitas Tapenas BNI Periode 2007 s.d 2009. 1.3 Batasan Masalah Penelitian ini mempunyai batasan masalah yaitu pengaruh suku bunga Tapenas terhadap profitabilitasnya dalam periode tahun 2007 s.d. 2009. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suku bunga BNI Tapenas terhadap profitabilitas Produk BNI Tapenas pada periode 2007 s.d 2009 1.5 Kegunaan Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan berguna bagi : a. Mahasiswa Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai suku bunga Tapenas, serta dapat melihat seberapa besar pengaruh suku bunga Tapenas terhadap profitabilitas produk BNI Tapenas tersebut. 4
b. Perusahaan Dapat melihat seberapa besar pengaruh dari suku bunga Tapenas terhadap profitabilitas Tapenas BNI pada tahun 2007 s.d 2009 c. Pembaca Diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna mengenai pengaruh suku bunga Tapenas terhadap profitabilitas Tapenas pada Bank Negara Indonesia. 5