BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar dan penting dalam kehidupan manusia. Dapat dikatakan mendasar karena, sikap individu baik yang modern maupun yang tradisional berkeinginan untuk mempertahankan suatu persetujuan mengenai berbagai aturan sosial melalui komunikasi. Kemudian juga dapat dikatakan penting karena, setiap individu memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya, sehingga apabila seseorang tidak bisa berkomunikasi dianggap sebagai bentuk patologi yang serius. 1 Komunikasi massa dapat diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditunjukkan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. 2 Setiap pelaku komunikasi dengan demikian akan melakukan empat tindakan: membentuk, penyampaian, menerima, dan mengolah pesan. Keempat tindakan tersebut lazimnya terjadi secara berurutan. Membentuk pesan artinya menciptakan sesuatu ide atau gagasan. Ini terjadi dalam benak kepala seseorang melalui proses kerja sistem syaraf. Pesan yang telah terbentuk ini kemudian disampaikan kepada orang lain, baik secara langsung 1 Charles R. Wright. Sosiologi Komunikasi Massa. Bandung. Remaja Rosdakarya. 1985. Hal.1 2 Drs. Elvinaro Ardianto, M.Si, Dra. Lukiati Komala, M.Si. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung. Simbiosa Rekatama Media. 2005. Hal.7 1
ataupun tidak langsung. Menerima artinya seseorang akan menerima pesan yang disampaikan oleh orang lain. Pesan yang diterimanya ini kemudian akan diolah melalui sistem syaraf dan diinterpretasikan. Setelah diinterpretasikan, pesan tersebut dapat menimbulkan tanggapan atau reaksi dari orang tersebut. Apabila ini terjadi, makan orang tersebut kembali akan membentuk dan menyampaikan pesan baru. Demikianlah keempat tindakan ini akan terus menerus terjadi secara berulang-ulang. Selain itu, komunikasi perlu adanya sebuah alat agar pesan yang disampaikan dapat diterima secara massif terhadap khalayak, biasa disebut dengan komunikasi massa. Sinetron Ganteng Ganteng Serigala merupakan salah satu film berseri di stasiun televisi swasta SCTV. Film ini merupakan salah satu sinetron unggulan dari SCTV yang mulai tayang akhir April 2014 lalu. Film ini mungkin terinspirasi dari film Twilight Saga yang memerankan kisah cinta antar manusia, serigala dan vampir. Akan tetapi keduanya berbeda, meskipun meyasar anak-anak muda dengan usia yang relativ sama semuanya. Tristan merupakan salah satu bagian dari keluarga manusia vampir dari bangsa vampir. Keluarga Tristan mengincar darah suci dari seorang gadis bernama Nayla tetapi tidak bisa mendekatinya secara langsung. Sebab mereka akan kesakitan jika mendekati pemilik darah suci. Akan tetapi tidak dengan Tristan karena Nayla mencintainya. Oleh karena itu, Tristan diutus keluarganya untuk mengambil darah Nayla. Galang tidak akan membiarkan Tristan sedikitpun mendekati sahabat dari kecilnya, Nayla. Sebab Galang diam-diam menyukai Nayla dan mengetahui 2
bahwa Tristan berniat buruk terhadap Nayla. Galang awalnya seorang manusia biasa, setelah tersesat dihutan dan digigit oleh serigala, ia kini mempunyai kekuatan super untuk menjaga Nayla. Alasan peneliti mengambil sinetron Ganteng-Ganteng Serigala sebagai objek penelitian adalah karena pada awal penayangan sinetron tersebut, nilai rating and share nya tergolong tinggi dibandingkan dengan sinetron lain. Dan sinetron ini banyak disukai oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga remaja. Sehingga banyak dari mereka yang mengikuti mulai dari gaya berpakaian, gaya berbicara hingga menghadiri meet and great dari para pemain tersebut. Pemirsa tayangan sinetron Ganteng Ganteng Serigala menjadi sample yang sangat penting dalam penelitian ini. Alasan penulis memilih program sinetron Ganteng Ganteng Serigala karena debut perdana sinetron ini cukup menjanjikan, dengan langsung menmpati peringkat pertama dengan TVR 4,0 dan share 16,2%. 3 Tayangan ini ditonton oleh banyak penggemar dari beragam latar belakang sosial. Media menimbulkan perubahan dalam diri audience akibat dari pesan-pesan media sehingga banyak dari adegan-adegan dalam sinetron tersebut menjadi contoh bagi anak-anak dan remaja saat ini untuk meniru setiap adegan yang ditayangkan. Efek pesan media massa yaitu meliputi aspek kognitif, afektif dan behavioral. Efek kognitif terjadi apabila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami dan dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan atau informasi. Efek efektif timbul bila ada perubahan 3 Dunia Pertelevisian. http://allaboutduniatv.blogspot.com/2014/04/rating-report-debut-perdanaganteng.html 3
pada apa yang dirasakan, disenangi dan dibenci khalayak. Efek ini behubungan dengan emosi, sikap atau nilai. Sedangkan efek behavioral merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati: meliputi pola tindakan, kegiatan, kebiasaan berperilaku. 4 Manusia meniru perilaku yang dilihatnya, dan proses peniruan ini terjadi melalui dua cara yaitu imitasi dan identifikasi. Adapun pengertian dari imitasi itu sendiri adalah replikasi secara langsung perilaku yang diamati. Sedangkan dalam identifikasi itu sendiri adalah pengamat tidak meniru secara persis sama apa yang dilihatnya. 5 Gagasan mengenai identifikasi menjadi penting bagi para ahli teori komunikasi massa yang meneliti efek televisi terhadap perilaku. Kebanyakan orang mengakui bahwa televisi memberikan pengaruh kepada orang untuk meniru apa yang dilihatnya di layar kaca, namun tidak banyak yang mengakui perilaku meniru itu jika bersifat berlebihan dan dramatis. Identifikasi, walaupun lebih sulit untuk dilihat dan dipelajari, dinilai memberikan pengaruh terhadap perilaku individu. 6 Belajar mengamati adalah proses dimana orang yang mengamati perilaku atau tindakan tertentu menerima perilaku atau tindakan itu hanya dengan melihatnya. Orang yang mengamati tindakan orang lain dan akibat dari tindakan tersebut dan kemudian ia mempelajari dari apa yang diamatinya tersebut. Perilaku yang dipelajarinya tersebut kemudian dapat dilakukan kembali oleh pengamat. Tindakan mengulangi kembali perilaku orang lain berdasarkan apa yang telah diamati disebut juga modeling. 7 4 Drs. Jalaluddin Rakhmat, M.Sc. Psikologi Komunikasi Edisi Revisi. Hal.219 5 Morissan, M.A. Psikologi Komunikasi. Penerbit Ghalia Indonesia. Bogor. 2010. Hal.245 6 Morissan, M.A, Dr. Andy Corry Wardhani, M.Si, Dr. Farid Hamid U, M.Si. Teori Komunikasi Massa. Penerbit Ghalia Indonesia. Bogor. 2010. Hal.99 7 Morissan, M.A, Dr. Andy Corry Wardhani, M.Si, Dr. Farid Hamid U, M.Si. Teori Komunikasi Massa. Penerbit Ghalia Indonesia. Bogor. 2010. Hal.102 4
Oleh sebab itu sinetron mempengaruhi perkembangan remaja dan banyak merubah tingkah laku seakan-akan ingin meniru adegan yang ada di dalam tayangan tersebut. Dan alasan peneliti mengambil siswa/i kelas XII IPS II SMA Yuppentek 1 Kota Tangerang karena secara praktis banyak remaja disekolah tersebut yang menirugaya berbicara, gaya berpakaian, hingga adegan-adegan yang dilakukan para pemain sinetron Ganteng Ganteng Serigala. Namun yang ingin peneliti fokuskan disini adalah tentang efek isi pesan dari tayangan sinetron Ganteng Ganteng Serigala tersebut. Berdasarkan hal diatas penulis ingin mengetahui bagaimana efek isi pesan tayangan sinetron Ganteng Ganteng Serigala yang ditayangkan di SCTV setiap hari pukul 19.30 wib, terhadap gaya bicara pelajar kelas XII IPS II SMA Yuppentek 1 Kota Tangerang. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana efek isi pesan tayangan sinetron Ganteng Ganteng Serigala di SCTV terhadap pelajar kelas XII IPS II SMA Yuppentek 1 Kota Tangerang? 5
1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui efek isi pesan tayangan sinetron Ganteng Ganteng Serigala di SCTV terhadap pelajar kelas XII IPS II SMA Yuppentek 1 Kota Tangerang 1.4 Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat positif, baik manfaat akademis maupun praktis. 1.4.1 Manfaat Akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu komunikasi khususnya dibidang broadcasting mengenai teori-teori efek media massa yaitu televisi. Dalam hal ini program tayangan sinetron. Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan studi kepustakaan bagi siapa yang membutuhkan. 1.4.2 Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan memberikan masukkan kepada pembuat acara sinetron pada umumnya, sebagai Production House Amanah Surga Production (ASP) yang membuat program sinetron dan SCTV sebagai stasiun televisi yang menayangkan program sinetron. Informasi ini diharapkan dapat memacu kreativitas insan media untuk memproduksi 6
acara-acara yang berkualitas, menghibur, mendidik, serta mencerdaskan bangsa. 7