FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M/1436 H

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kelaminnya (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarikmenarik

BABA V PENUTUP A. KESIMPULAN. Dari beberapa penjelasan yang diuraikan di muka terhadap

Oleh : TIM DOSEN SPAI

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan suatu institusi sosial yang diakui disetiap kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya alam yang dimiliki, tetapi juga kaya akan kebudayaan. Dengan latar

BAB I PENDAHULUAN. Islam dilarang melangsungkan perkawinan dengan seorang laki-laki yang

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW juga telah memerintahkan agar orang-orang segera

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-nya, baik pada manusia, hewan, maupun, tumbuh-tumbuhan. Ia adalah

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama

PUTUSAN FASAKH ATAS CERAI GUGAT KARENA SUAMI MURTAD (Studi Kasus di Pengadilan Agama Klaten)

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERMOHONAN TALAK SEBAB MURTAD

BAB I PENDAHULUAN. nafsu syahwat semata, melainkan memiliki tujuan yang lebih dari itu di antaranya

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus

PERKAWINAN BEDA AGAMA PERSPEKTIF MAHMÛD SHALTÛT (Studi Analisis Kitab al-fatâwâ)

Munakahat ZULKIFLI, MA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

BAB I. Pendahuluan. Perkawinan beda agama adalah suatu perkawinan yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kebutuhan kodrat manusia, setiap manusia

ANALISIS PENDAPAT IMAM SYAFI I TENTANG MAHAR DENGAN SYARAT

PERNIKAHAN WANITA HAMIL STUDI KASUS PRO KONTRA PADA MASYARAKAT DESA PANTAI CEMPA KECAMATAN BANDAR PUSAKA KABUPATEN ACEH TAMIANG S K R I P S I

PROBLEMATIKA CERAI GUGAT

BAB IV. ANALISIS DASAR DAN PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM DALAM PENETAPAN PENGADILAN AGAMA BLITAR NO. 0187/Pdt.P/2014/PA.BL

BERSETUBUH SEBAGAI HAK SUAMI DALAM PERKAWINAN MENURUT IMAM MUHAMMAD BIN IDRIS AL SYAFI I

Perzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA

BAB I PENDAHULUAN. Hidup bersama di dalam bentuknya yang terkecil itu dimulai dengan adanya

MENTELU DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1975 dan Peraturan Menteri Agama Nomor 3 dan 4 Tahun 1975 bab II

Perkawinan dengan Wali Muhakkam

BAB I PENDAHULUAN. selalu hidup bahagia, damai dan sejahtera yang merupakan tujuan dari perkawinan yaitu

ANALISIS PENDAPAT SITI MUSDAH MULIA TENTANG PERNIKAHAN BEDA AGAMA

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.

BAB I PENDAHULUAN. menginginkan bahagia dan berusaha agar kebahagiaan itu tetap menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Demikian menurut pasal 1 Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang. manusia dalam kehidupannya di dunia ini. 1

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perkawinan yang dimulai dengan adanya rasa saling cinta dan kasih sayang

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian dalam Islam menjadi hal yang harus dipatuhi, hal ini

STUDI KOMPARATIF PENDAPAT ULAMA TENTANG KADAR SUSUAN YANG MENGHARAMKAN SUATU IKATAN PERNIKAHAN

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS PERNIKAHAN SIRRI SEORANG ISTRI YANG MASIH DALAM PROSES PERCERAIAN

H.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.6

Secara kodrat manusia sebagai makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain, saling

Penyuluhan Hukum Hukum Perkawinan: Mencegah Pernikahan Dini

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PERMOHONAN IZIN POLIGAMI TERHADAP WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI PENGADILAN AGAMA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah

BAB IV ANALISIS YURUDIS TERHADAP KEBIJAKAN KEPALA DESA YANG MENAMBAH USIA NIKAH BAGI CALON SUAMI ISTRI YANG BELUM

BAB 1 PENDAHULUAN. sejak jaman dahulu hingga saat ini. Karena perkawinan merupakan suatu

FATWA TARJIH MUHAMMADIYAH HUKUM NIKAH BEDA AGAMA

BAB 1 PENDAHULUAN. menyangkut urusan keluarga dan urusan masyarakat. 1. tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ke-tuhanan Yang Maha Esa.

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PERNIKAHAN WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI KUA KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK

BAB I. Persada, 1993), hal Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, cet.17, (Jakarta:Raja Grafindo

PUTUSAN. Nomor : 1245/Pdt.G/2008/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PRAKTIK PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN PADA MASYARAKAT DESA ALUR MANIS KECAMATAN RANTAU KABUPATEN ACEH TAMIANG

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1989, dan telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2006,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam abad kemajuan teknologi komunikasi modern dewasa ini,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Perkawinan Beda Agama Menurut Agama Islam. Berdasarkan ajaran Islam, deskripsi kehidupan suami-istri yang tentram

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu membutuhkan orang lain untuk

AKIBAT PERKAWINAN DIBAWAH UMUR DALAM KELANGSUNGAN HIDUP. ( Studi Kasus Pengadilan Agama Blora)

PUTUSAN Nomor : 002/Pdt.G/2011/PA.Mto. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia

STUDI ANALISIS PENDAPAT IBNU QUDAMAH TENTANG SYARAT WANITA ZINA YANG AKAN MENIKAH

BAB IV ANALISIS TENTANG STATUS PERWALIAN ANAK AKIBAT PEMBATALAN NIKAH

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk dibicarakan, karena persoalan ini bukan hanya menyangkut tabiat

b. Hutang-hutang yang timbul selama perkawinan berlangsung kecuali yang merupakan harta pribadi masing-masing suami isteri; dan

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok dan kemampuan manusia dalam hidup berkelompok ini dinamakan zoon

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

PUTUSAN. Nomor : 0816/Pdt.G/2009/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. agar kehidupan di alam dunia berkembang biak. Perkawinan merupakan salah

STATUS ANAK HASIL PERKAWINAN BEDA AGAMA YANG DILAKUKAN DI LUAR NEGERI

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49).

BAB IV ANALISIS TERHADAP PROSES PENYELESAIAN WALI ADHAL DI. PENGADILAN AGAMA SINGARAJA NOMOR. 04/Pdt.P/2009/PA.Sgr

MBAREP DI DESA KETEGAN KECAMATAN TANGGULANGIN

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya. Allah telah menetapkan

PENETAPAN Nomor 0004/Pdt.P/2014/PA.Pkc DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang rahmatal lil alamin. Seluruh ajarannya. diatasi dengan baik kalau kita memegang teguh ajarannya.

PUTUSAN Nomor : 128/Pdt.G/2011/PA. Pkc

BAB I PENDAHULUAN. meneruskan kehidupan manusia dalam rangka menuju hidup sejahtera.

AKIBAT HUKUM PERCERAIAN TERHADAP HARTA. BERSAMA di PENGADILAN AGAMA BALIKPAPAN SKRIPSI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERCERAIAN KARENA ISTERI. A. Analisis terhadap Dasar Hukum dan Pertimbangan Hakim karena Isteri

BAB I PENDAHULUAN. bentuknya yang terkecil, hidup bersama itu dimulai dengan adanya sebuah keluarga.

BAB IV ANALISIS PERNIKAHAN DALAM MASA IDDAH. A. Analisis Pemikiran Pernikahan dalam Masa Iddah di Desa Sepulu Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. perempuan dalam ikatan yang sah sebagaimana yang diatur dalam Islam,

BAB I PENDAHULUAN. suci atau jalinan ikatan yang hakiki antara pasangan suami istri. Hanya melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1 Kompilasi Hukum Islam, CV. Nuansa Aulia, 2013, hlm. 2. 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia pada dasarnya mempunyai kodrat, yaitu memiliki hasrat untuk

BAB I PENDAHULUAN. kalangan manusia, tetapi juga terjadi pada tumbuhan maupun hewan. Perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengatur kehidupan rumah tangga dan keturunan, tetapi dapat juga

P U T U S A N. Nomor: 0158/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

TINJAUAN TEORITIS ASAS MONOGAMI TIDAK MUTLAK DALAM PERKAWINAN. Dahlan Hasyim *

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. antara mereka dan anak-anaknya, antara phak-pihak yang mempunyai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. 1. Pertimbangan Hakim dalam Memutuskan Perceraian (Putusan. Banyuwangi) perspektif UU No.

a. ANAK I, perempuan, lahir tanggal 04 Januari 2002;

BAB IV ANALISA TENTANG TINJAUN HUKUM ISLAM TERHADAP KAWIN DI BAWAH UMUR. A. Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kawin di Bawah Umur

BAB IV KOMPARASI ANTARA HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP STATUS PERKAWINAN KARENA MURTAD

BAB I PENDAHULUAN. ikatan suci yang dinamakan perkawinan. Perkawinan adalah suatu hubungan

BAB I PENDAHULUAN. untuk selamanya. Tetapi adakalanya karena sebab-sebab tertentu bisa

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan, LN tahun 1974 Nomor 1, TLN no. 3019, Perkawinan ialah ikatan

BAB III KONSEP MAQASID ASY-SYARI AH DAN PENCEGAHAN TERHADAP NIKAH DI BAWAH TANGAN

SKRIPSI PROSES PENYELESAIAN PERCERAIAN KARENA FAKTOR KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (STUDY KASUS DI PENGADILAN AGAMA SURAKARTA)

Transkripsi:

Status Perkawinan Orang Murtad (Studi Komparatif Mazhab Syafi'i dan KHI) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pada Fakultas Syari'ah/Jurusan Ahwal Asy-Syakhsiyah IAIN Zawiyah Cot Kala Langsa Oleh : M. Akbar Nim : 2022011013 FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M/1436 H

KATA PENGANTAR Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan skripsi yang merupakan tugas dari mata kuliah sebagai syarat untuk kelulusan. Pembuatan skripsi ini disusun berdasarkan metode pustaka yang mengacu dari berbagai sumber bacaan sebagi referensi yang diperoleh dari Al-Qur an dan Hadist, Buku, dan jurnal yang berkaitan dengan isi penelitian. Selama penulisan banyak kendala yang ditemui di lapangan terutama referensi yang khusus mengenai materi yang akan dikaji, namun demikian dengan adanya perpustakaan dan media bantuan dari rekan-rekan sumber tersebut dapat ditemukan sehingga penyusunan skrispi ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis mengucapakan terimakasih kepada: 1. Keluarga tercinta, terutama Ayahanda dan Ibunda beserta anggota keluarga lainnya yang telah banyak memberikan dukungan baik nasehat maupun materil. 2. Dr. Zulkamaini, M.A selaku dosen pembimbing I dan H. Muhammad Rusdi, Lc, M.A selaku dosen pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran serta tenaga untuk membantu penulis dalam menyusun skripsi ini. 3. Teman - Teman seperjuangan unit 1 jurusan Syari'ah program studi Ahwal Asy-Syakhsiah yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan. Dalam penulisan skripsi ini tentu masih banyak kekurangan baik cara penulisan, penyusunan maupun cara penyajiannya, untuk itu kritik dan saran dari

para pembaca yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini. Langsa, 22 Agustus 2015 Penulis

DAFTAR ISI Persetujuan...... Pernyataan Keaslian... Pengesahan... Abstrak...... Kata Pengantar... Daftar Isi... i ii iii iv vi viii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 4 C. Tujuan... 5 D. Manfaat Penelitian... 5 E. Metode Penelitian... 5 F. Sistematika Penulisan... 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Nikah... 9 1. Pengertian Nikah... 9 2. Rukun dan Syarat Sah Perkawinan... 10 3. Dasar Hukum Nikah (perkawinan)... 12 B. Murtad... 15 1. Pengertian Murtad Dalam Hukum Islam... 15 2. Hukum Murtad... 17 3. Murtad Sebagai Alasan Perceraian Menurut Undang-undang di Indonesia... 18 C. Mazhab Imam Syafi'i... 20 1. Biografi Imam Syafi'i... 20 2. Pendidikan Imam Syafi'i... 22 3. Istimbath Imam Syafi'i... 24 4. Pendapat Mazhab Syafi'i Tentang Pernikahan... 25

D. KHI (Kompilasi Hukum Islam)... 27 1. Pengertian KHI (Kompilasi Hukum Islam)... 27 2. Proses Penyusunan KHI (Kompilasi Hukum Islam)... 33 3. Pengertian Nikah Menurut KHI (Kompilasi Hukum Islam)... 36 4. Syarat Sah Nikah Menurut KHI (Kompilasi Hukum Islam)... 37 BAB III HASIL PENELITIAN A. Status Hukum Pasangan Murtad Menurut Mazhab Syafi'i... 43 B. Status Hukum Pasangan Murtad Menurut KHI (Kompilasi Hukum Islam)... 45 C. Perbandingan Hukum Perkawinan Orang Murtad Menurut Mazhab Syafi'i dan KHI (Kompilasi Hukum Islam)... 49 BAB V PENUTUP A. Simpulan... 51 B. Saran... 52 Daftar Pustaka... 53

ABSTRAK Pernikahan adalah akad yang menghalalkan pergaulan dan membatasi hak dan kewajiban serta tolong menolong antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram. Indonesia sebagai negara hukum telah mengatur Undang-Undang tentang Perkawinan yang tertuang dalam Undang-Undang No.1 tahun 1974, dilengkapi dengan Peraturan Pemerintah No.9 tahun 1975 yaitu tentang Perkawinan, dan Intruksi Presiden No.1 tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam (KHI). Dilihat dalam kehidupan bermasyarakat sekarang ini, masih banyak terdapat warga muslim Indonesia yang melakukan pernikahan dimana dalam perjalanan hubungan mereka salah satunya berpindah agama, contohnya dikalangan artis yang kerap diberitakan di televisi dan juga pengaruh pihak luar yang menyuruh masyarakat muslim untuk berpindah agama demi mendapatkan uang. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui status dari pasangan pernikahan yang salah satu dari mereka ada yang murtad, kemudian untuk mengetahui perbandingan hukum antara mazhab Imam Syafi'i dan KHI. Penelitian yang dilakukan ialah studi pustaka dengan cara mengumpulkan berbagai macam referensi yang kemudian dianalisis sesuai kebutuhan mengenai status hukum pernikahan orang murtad menurut mazhab Imam Syafi'i dan KHI serta perbandingan kedua hukum tersebut. Hasil dari penelitian yang dilakukan menurut hukum mazhab Imam Syafi'i pernikahan yang dilakukan apabila salah satu dari pasangan ada yang murtad maka pernikahan mereka dianggap tidak sah, dan apabila mereka melakukan hubungan intim maka dianggap zina, sedangkan hukum menurut KHI apabila salah satu pasangan murtad selama salah satu dari mereka belum mengajukan kepengadilan maka status pernikahan mereka tetap dianggap sah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan merupakan salah satu aktivitas individu. Aktivitas individu umumnya akan terkait pada suatu tujuan yang ingin dicapai oleh individu yang bersangkutan, demikian juga dengan perkawinan. Perkawinan merupakan aktivitas dari suatu pasangan, maka sudah selayaknya mereka pun mempunyai tujuan tertentu. Tetapi karena perkawinan itu terdiri dari dua individu, maka ada kemungkinan bahwa tujuan mereka tidak sama. Bila hal tersebut terjadi, maka tujuan perkawinan itu harus dibulatkan agar terdapat suatu kesatuan dalam pencapaian tujuan tersebut. Perkawinan bertujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. 1 Dengan demikian, maka sebenarnya tidak perlu diragukan lagi, apakah sebenarnya yang ingin dicapai dalam perkawinan itu. Namun karena keluarga atau rumah tangga itu berasal dari dua individu yang berbeda, maka dari dua individu itu mungkin terdapat tujuan yang berbeda, untuk itu perlu penyatuan tujuan perkawinan demi tercapainya keluarga yang sakinah. Tanpa adanya kesatuan tujuan antara suami dan isteri dalam keluarga dan kesadaran bahwa tujuan itu harus dicapai bersama - sama, maka dapat dibayangkan bahwa keluarga itu akan mudah mengalami hambatan - hambatan yang merupakan sumber permasalahan besar dalam keluarga, akhirnya dapat 1 Undang-Undang Perkawinan Indonesia, Undang-Undang No. 1, LN No. 1 tahun 1974, TLN No. 3019. Pasal.1.

menuju keretakan keluarga yang berakibat lebih jauh sampai kepada perceraian. Tujuan adalah merupakan titik tujuan bersama yang akan diusahakan untuk dicapai secara bersama-sama pula. Kebahagian yang merupakan salah satu tujuan dari perkawinan adalah sesuatu hal yang relatif dan subyektif. 2 Relatif karena sesuatu hal yang pada suatu waktu dapat menimbulkan kebahagiaan, namun pada waktu yang lain mungkin tidak dapat menimbulkan lagi kebahagiaan. Subyektif oleh karena kebahagiaan bagi seseorang belum tentu kebahagiaan bagi orang lain. Indonesia sebagai negara hukum telah mengatur Undang-Undang tentang Perkawinan yang tertuang dalam Undang-Undang No.1 tahun 1974, dilengkapi dengan Peraturan Pemerintah No.9 tahun 1975 yaitu tentang pelaksanaan Undang- Undang No.1 tahun 1974 tentang Perkawinan, dan Intruksi Presiden No.1 tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam (KHI) dan peraturan-peraturan lainnya mengenai perkawinan. Dimana setiap masyarakat yang akan melakukan pernikahan akan terlebih dahulu untuk mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia, apabila sepasang suami istri yang ingin melakukan perceraian juga harus melaporkan ke pengadilan untuk ditindak lanjuti soal perceraian tersebut. Dalam perceraian ada beberapa faktor yang membuat pasangan suami istri melakukan perceraian, salah satunya akibat pertengkaran yang serius, perselingkuhan, maupun salah satu dari pasangan pindah agama ataupun murtad. Perbuatan pindah agama menurut syara adalah keluar dari agama Islam, baik menjadi kafir atau tidak beragama sama sekali. Dalam ikatan perkawinan, murtadnya orang yang melakukan pindah agama salah satu pihak, baik atas 2 Bimo Wagito, Bimbingan Dan Konseling Perkawinan. Ed. 1. Cet.1. (Yogyakarta: Andi Offset, 2002), hal. 14.

kemauan sendiri maupun karena bujukan dari orang lain akan dapat mengakibatkan putusnya ikatan perkawinan dengan sendirinya, yang mana hal tersebut didasarkan atas pertimbangan keselamatan agama dari wanita yang beragama Islam dan dikhawatirkan anak-anaknya akan mengikuti agama bapaknya yang bukan Islam. Hal ini juga dipertegas dalam surat Al-Baqarah ayat 221 yang berbunyi: Artinya: Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. dan janganlah kamu menikahkan orangorang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-nya. dan Allah menerangkan ayat-ayat-nya (perintahperintah-nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran. (Q.S. al- Baqarah ayat 221). 3 Ayat di atas menjelaskan larangan berpegang teguh pada tali perkawinan dengan orang kafir dan orang musyrik sebelum mereka beriman, dengan didasarkan atas pertimbangan kemadharatan/dibawah kekuasaannya dikhawatirkan akan terbawa oleh agama suaminya. Akan tetapi jika kita lihat dalam kehidupan bermasyarakat masih banyak kita temui masalah-masalah perpindahan agama. Yang mana satu sama lain tetap mempertahankan agama dan keyakinannya masing-masing tanpa mengindahkan 3 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya (Bandung: Sygma Examedia Arkanleema, 2007), hal. 35.

larangan-larangan tersebut. Misalnya sebelumnya dia telah memeluk agama Islam kemudian pindah kepada agama selain Islam. Pada masa sekarang ini banyak sekali terdapat kasus tentang pernikahan seorang suami istri yang telah jatuh murtad salah satu dari keduanya, akan tetapi mereka tidak mengetahui betul tentang hukum dari pernikahan mereka yang salah satunya telah murtad baik itu dengan cara menduakan Allah, berpindah agama, dan dengan sebab lainnya. Padahal dalam ajaran setiap agama seseorang harus menikah dengan sesama agamanya. Setiap agama melarang umatnya untuk berpindah agama. Dalam Agama Islam jika salah satu suami atau isteri pindah agama (murtad) maka perkawinan tersebut dengan sendirinya dianggap putus (berakhir), maka jika suami dan isteri tersebut melakukan hubungan selayaknya suami dan isteri sudah tidak diperbolehkan lagi karena perkawinannya sudah dianggap putus. Jika mereka tetap melakukan hubungan suami-isteri hal tersebut sudah dianggap zina. Oleh karena itu penulis tertarik untuk menuangkannya dalam skripsi yang berjudul Status Perkawinan Orang Murtad (Studi Komparatif Mazhab Syafi i Dan KHI (Kompilasi Hukum Islam). B. Rumusan Masalah Didasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana status hukum perkawinan apabila salah satu pasangan murtad berdasarkan mazhab Syafi i? 2. Bagaimana status hukum perkawinan apabila salah satu pasangan murtad berdasarkan Kompilasi Hukum Islam (KHI)?

3. Bagaimanakah perbandingan hukum perkawinan orang murtad menurut Mazhab Syafi i dam Kompilasi Hukum Islam (KHI)? C. Tujuan Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui status hukum perkawinan orang murtad menurut Mazhab Syafi i. 2. Mengetahui status hukum perkawinan orang murtad menurut Kompilasi Hukum Islam (KHI). 3. Mengetahui perbandingan hukum perkawinan orang murtad menurut Mazhab Syafi i dan Kompilasi Hukum Islam (KHI). D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini ialah dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk penulis dan pembaca mengenai hukum perkawinan orang yang yang murtad terhadap mazhab Syafi i dan Kompilasi Hukum Islam Indonesia. E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitiaan Penelitian ini merupakan penelitian hukum dengan cara menggunakan metode diskriptif-analisis. Metode diskriptif ini dilakukan untuk mendeskripsikan permasalahan murtad dalam perkawinan yang dilangsungkan menurut hukum Islam terhadap mazhab Syafi i dan menggambarkan secara menyeluruh tentang Undang-Undang No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan, Kompilasi Hukum Islam

(KHI) dan Peraturan Perundang-undangan yang berkaitan dengan permasalahan tersebut, dan metode analisis dilakukan untuk melakukan analisis tentang kasus murtad dalam perkawinan yang dilakukan menurut hukum Islam. 2. Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam Penelitian ini adalah studi pustaka yaitu memperoleh data skunder yang terdiri dari bahan-bahan penelitian hukum. Bahanbahan hukum tersebut meliputi: a. Bahan Hukum Primer, yaitu: 1) Al-quran dan Terjemahan 2) Kitab Al-Risalah 3) Kitab Raudhah at Talibin 4) Undang-Undang No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan. 5) Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1975 tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan 6) Intruksi Presiden No. 1 tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam (KHI) b. Bahan Hukum Skunder 1) Buku-buku literatur hukum 2) Artikel dan makalah 3. Teknik Analisis Data Setelah data terkumpul kemudian data tersebut dianalisis seperlunya agar diperoleh data yang matang dan akurat. Dalam penganalisaan data tersebut penulis

menggunakan analisa kualitatif yaitu analisis untuk meneliti kasus setelah terkumpul kemudian disajikan dalam bentuk uraian. F. Sistematika Penulisan Untuk mencapai sasaran dan tujuan penulisan skripsi ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Dalam Bab Pendahuluan ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, pokok permasalahan, tujuan, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Dalam Bab Landasan Teori dijelaskan mengenai pengertian nikah, rukun dan syarat sah nikah, dasar hukum nikah, pengertian murtad, hukum murtad, murtad sebagai alasan perceraian menurut Undang-Undang di Indonesia., biografi imam syafi'i, pendidikan imam syafi'i, karangan imam syafi'i, pendapat Mazhab Syafi'i tentang pernikahan, pengertian KHI (Kompilasi Hukum Islam), pengeritan nikah menurut KHI, dan syarat sah nikah menurut KHI. BAB IV HASIL PENELITIAN Dalam Bab ini akan dibahas mengenai status pernikahan apabila salah satu dari pasangan murtad menurut Mazhab Syafi'i dan juga KHI (Kompilasi Hukum Islam). BAB IV PENUTUP Dalam Bab Penutup ini terdiri dari kesimpulan dan saran yang dibuat secara terpisah.