BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jepang merupakan negara di Asia yang pernah menjadi Negara imperialis. Dengan usaha melakukan politik ekspansi ke kawasan Asia Pasifik termasuk Indonesia, Jepang memperoleh kedudukan terkemuka dalam ilmu pengetahuan, ekonomi, politik, industri maupun perdagangan. Hal ini tidak terlepas dari keberhasilan proses modernisasi sejak dibukanya politik isolasi tahun 1868. Jepang pernah menduduki wilayah Indonesia selama 3,5 tahun lamanya dengan menggunakan dalih sebagai saudara tua (Hendri dan Apid, 2008). Luas daratan Jepang kurang lebih sekitar 337.748 kilometer persegi dengan 71% daratannya merupakan daerah pegunungan. Sekitar 10% dari jumlah gunung yang masih aktif di dunia berada di Jepang dengan Gunung Fuji sebagai gunung tertinggi. Secara administrative, wilayah Jepang dibagi dengan istilah todo-fu-ken. To untuk ibukota di Tokyo, Do untuk kepulauan Hokaido, Fu untuk daerah istimewa Jepang seperti Osaka-fu dan Kyoto-fu, dan Ken atau lebih dikenal dengan istilah prefektur sebanyak 43 prefektur (Haryanti, 2013). Tahun 1640 Jepang di bawah kekuasaan Tokugawa menjalankan politik isolasi atau sakoku. Maksud dari Tokugawa melakukan politik isolasi untuk Jepang khususnya disebabkan rasa khawatirnya akan subversi kaum Kristen. Semua orang asing dilarang masuk Jepang, kecuali orang Belanda yang masih boleh berdagang melalui pulau kecil Deshima dan Nagasaki. Tujuan dari politik isolasi sebagai control politik yang ketat demi mencapai perdamaian dan stabilitas politik (Jonathan Norton Leonard, 1969). Kekuasaan Tokugawa mulai mengalami kemunduran pada abad ke-19 M. Kaum samurai mengalami kesulitan keuangan serta terjerat hutang yang semakin menumpuk. Di kota-kota, mulai terasa ketegangan antara kaum pedagang yang kaya dengan rakyat miskin. Sedangkan di desa-desa mulai terjadi perbedaan antara tuan tanah dengan rakyat biasa. Kekuasaan Tokugawa runtuh dikarenakan datangnya Komodor AS, Perry commit tahun to 1853 user yang akhirnya memaksa Jepang 1
2 membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun. Daimyo berani melawan Tokugawa dan bergerak merubah kekuasaan tokugawa (William L Bradley dan Mochtar Lubis (Ed), 1991). Runtuhnya shogun Tokugawa memberi jalan bagi penguasa feudal, yaitu Meiji Tenno untuk mengambil alih kekuasaan atas Jepang. Pada pemerintahan Meiji inilah terjadi peristiwa yang sangat penting yaitu Restorasi Meiji. Masa restorasi mengakibatkan pembaharuan di segala bidang baik politik, ekonomi, pendidikan maupun dalam bidang militer (Marius, 1983). Pada masa pemerintahan Meiji, para pemimpin Jepang berpendapat bahwa industri dan perekonomian Jepang dapat maju melalui penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi Barat. Setelah industri dan perekonomian maju maka kekuatan militer dapat dibangun guna mengusir bangsa asing dari Negara Jepang. Pemerintah Jepang berusaha meniru segala aspek yang dimiliki bangsa Barat, termasuk cara berpakaian Barat. Pemuda-pemuda dikirimkan ke Inggris, Perancis, dan Jerman untuk belajar berbagai bidang. Sebaliknya didatangkan pula guru-guru dari luar untuk mengajar orang Jepang di rumah masing-masing (Suryohadiprojo, 1982). Pemerintah Jepang membentuk tentara modern dan sesudah Restorasi Meiji. Golongan samurai dihapuskan dan tidak lagi berkuasa, tahun 1873 pemerintah mengadakan wajib militer. Segala perlengkapan wajib militer di beli dari Barat, dan pakaian seragam bermodel Barat. Angkatan Darat meniru sistem di Jerman di bawah kendali keluarga Chosu (Nio You Lan, 1961). Undang-undang wajib militer menegaskan bahwa setiap laki-laki Jepang yang telah berusia 20 tahun, dari semua golongan wajib masuk militer. Rakyat Jepang harus menempuh wajib militer selama tiga tahun. Tetapi pegawai pemerintah, kepala keluarga, anak laki-laki sulung dan siapa saja yang dapat membayar 270 yen dapat dibebaskan dari wajib militer (Ken Ichi Gotto, 1998). Pemerintah Jepang juga melakukan pembaharuan dalam bidang angkatan laut, tahun 1872 Jepang mampu membangun Departemen Angkatan Laut. Satu tahun kemudian, dibangun sebuah commit akademi to user angkatan laut, sebuah arsenal dan
3 rumah sakit angkatan laut. Jepang juga membeli beberapa kapal perang dari Inggris untuk menunjang angkatan lautnya. Setelah angkatan laut mengalami kemajuan yang pesat, Jepang segera membuat galangan kapal dalam negeri sendiri (Nio You Lan, 1961). Pemerintah Jepang ingin menjadikan dirinya Negara industri yang maju, oleh karena itu Jepang bertekad merebut Korea dari Cina. Korea merupakan Negara yang strategis dan kaya akan sumber daya alam. Tahun 1984, terjadi perang antara Jepang dan Cina yang berakhir dengan kemenangan Jepang. Perang ini mengakibatkan Cina kehilangan Korea, Pulau Formosa dan juga Port Arthur di Manchuria (Suryohadiprojo, 1982). Kemenangan Jepang atas Cina membuat Jepang lebih bertekad menyebarkan pengaruh dan kekuasaannya di Timur Jauh. Pada tahun 1904 di Timur Jauh ada kekuatan Eropa yang mempunyai kepentingan yang sama yaitu Rusia. Keinginan Jepang menguasai Manchuria dan Korea mengakibatkan terjadinya perselisihan antara Jepang dan Rusia. Perselisihan di antara kedua negara tersebut mengakibatkan perang di tahun 1904-1905. Kemajuan di bidang angkatan perang mendorong Bangsa Jepang berani tampil berperang melawan Rusia. Perebutan akan wilayah Manchuria menyebabkan Jepang dan Rusia bersitegang. Kemenangan Jepang atas Rusia pada tahun 1905 memberikan semangat kepada tentara Jepang untuk melakukan politik Imperialisme dan peperangan. Jepang bercita-cita ingin menguasai dunia (Hendri dan Apid, 2008). Perang Jepang dengan Rusia berakibat pada tumbuhya semangat nasionalisme di Asia. Kemenangan yang diraih oleh Jepan tidak terlepas dari kehebatan para angkatan lautnya karena perang Jepang-Rusia sebagian besar terjadi di lautan. Sejarawan Perancis, Fernand Braudel dalam Abdul Rahman (2013) memandang laut pada dua sisi strategis yang berbeda yakni sebagai peluang dan tantangannya bagi sebuah Negara. Laut memungkinkan terjadinya persatuan pengangkutan, sarana dan perhubungan. Setidaknya, laut dapat menjadi unsur pemisah yang hebat, suatu halangan yang harus diatasi. Perang Jepang- Rusia membuktikan bahwa peranan commit angkatan to user laut Jeang tidak bisa diremehkan.
4 Dalam pembelajaran sejarah SMA terdapat materi mengenai kebangkitan heroisme dan kesadaran kebangsaan. Kebangkitan nasionalisme di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor baik internal maupun eksternal. Faktor eksternal di antaranya adalah keberhasilan Jepang memenangkan perang atas Rusia. Oleh karena itu materi penelitian ini dapat dipergunakan untuk pembelajaran sejarah SMA terutama kelas XI. Materi mengenai kebangkitan nasionalisme Indonesia tersebut terdapat dalam Kompetensi Dasar 3.10 yaitu Menganalisis akar-akar nasionalisme Indonesia pada masa kelahirannya dan pengaruhnya bagi masa kini. Hal ini menarik penulis untuk melaksanakan penelitian historis dengan judul Analisis Peranan Angkatan Laut Jepang dalam perang Jepang-Rusia 1904-1905 dan Relevansinya dalam Pembelajaran Sejarah SMA Kelas XI. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang sudah dijabarkan, rumusan masalah yang sesuai adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah sejarah Angkatan Laut Jepang? 2. Bagaimanakah Peranan Angkatan Laut Jepang dalam perang Jepang-Rusia 1904-1905? 3. Bagaimanakah perkembangan Angkatan Laut Jepang setelah perang Jepang- Rusia 1904-1905? 4. Bagaimanakah Relevansi Peranan Angkatan Laut Jepang dalam perang Jepang- Rusia 1904-1905 dalam pembelajaran sejarah SMA kelas XI? commit to user
5 C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui sejarah Angkatan Laut Jepang 2. Untuk mengetahui Peranan Angkatan Laut Jepang dalam perang Jepang-Rusia 1904-1905. 3. Untuk mengetahui perkembangan Angkatan Laut Jepang setelah perang Jepang-Rusia 1904-1905 4. Untuk mengetahui Relevansi Peranan Angkatan Laut Jepang dalam perang Jepang-Rusia 1904-1905 dalam pembelajaran sejarah SMA kelas XI. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: a. Untuk memberikan sumbangan ilmu pengetahuan khususnya tentang sejarah Angkatan Laut Jepang. b. Untuk memberikan pengetahuan kepada penulis tentang peranan Angkatan Laut Jepang dalam Perang Jepang-Rusia tahun 1904-1905 dan perkembangannya setelah perang terjadi. c. Dapat dijadikan tolak ukur mengadakan penelitan yang sejenis secara lebih mendalam. 2. Manfaat Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan: a. Bagi masyarakat intelektual di lingkungan Universitas Sebelas Maret Surakarta, diharapkan penelitian ini memberikan tambahan wawasan tentang kajian peranan Angkatan Laut Jepang dalam Perang Jepang-Rusia b. Merupakan sumber referensi bagi masyarakat program studi Pendidikan Sejarah FKIP UNS, yang akan meneliti lebih lanjut tentang peranan Angkatan Laut Jepang dalam Perang Jepang-Rusia 1904-1905. c. Dapat dijadikan sumber belajar Sejarah SMA Kelas XI terutama Kompetensi Dasar 3.10 Menganalisis akar-akar nasionalisme Indonesia pada masa kelahirannya dan pengaruhnya bagi masa kini. commit to user
6 d. Untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar sarjana Kependidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sebelas Maret Surakarta. commit to user