GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 2, Juni 2017 ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
URAIAN TUGAS INSTALASI REKAM MEDIK

BAB IV HASIL PENELITIAN. Rumah Sakit. Ken Saras dibangun pada tahun 2007 dengan ijin. Bupati Semarang nomor 648/049761/2009. Terletak di Kecamatan

JENIS FORMULIR REKAM MEDIS

DAFTAR WAWANCARA. 1. Untuk Kepala Rekam Medis Rumah Sakit Mulya Tangerang. memadai baik dari segi luas dan fasilitas pendukung di dalamnya?

TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PEMINJAMAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI UNIT FILING RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG BOYOLALI TAHUN 2012

URAIAN TUGAS KEPALA DAN STAFF REKAM MEDIS

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam Medis pasal 1 ayat 3 adalah

BAB I PENDAHULUAN. penting yang tidak dapat dipisahkan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan.

PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN. Nomor Dokumen SOP-RM-001 Nomor Revisi 004 Halaman 1 s/d 2 PROSEDUR TETAP. Tanggal Terbit : 1 Desember 2012

Prosedur di Bagian Rekam Medis Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengertian Standar Operasional Prosedur (SOP)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Permenkes No269/Menkes/PER/III/2008 yang dimaksud rekam

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit mampu melaksanakan fungsi yang profesional baik dibidang

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 2, Juni 2017 ISSN

Standar Operasional Prosedur (SOP)

PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN

TINJAUAN FAKTOR PENYEBAB WAKTU TUNGGU PELAYANAN PENDAFTARAN PASIEN UMUM RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN

GAMBARAN PENGEMBALIAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUANG VII TRIWULAN IV TAHUN 2013 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TASIKMALAYA

SISREKMED (SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS)

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK

BAB IV HASIL PENGAMATAN. terwujudnya masyarakat sehat baik jasmani maupun rohani. Untuk itu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencari dan menerima pelayanan kedokteran dan tempat pendidikan

PENGELOLAAN DATA PASIEN MASUK, KELUAR DAN TRANSFER DI TEMPAT PENDAFTARAN PASIEN RSU JATI HUSADA KARANGANYAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan institusi yang memiliki fungsi utama memberikan

TINJAUAN PENDISTRIBUSIAN DOKUMEN REKAM MEDISRAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOEROTO NGAWI TAHUN 2009

FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DALAM BATAS WAKTU PELENGKAPAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan rekam medis dalam memberikan. penerimaan pasien, yang diteruskan dengan kegiatan pengeluaran berkas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran

TUGAS MANAJEMEN PELAYANAN RUMAH SAKIT

BAB 6: KESIMPULAN DAN SARAN Komponen Masukan (Input) 1. Tenaga rekam medis jumlahnya sudah mencukupi untuk Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berkembang dari APIKES PENA HUSADA SURABAYA, yaitu Akademi Rekam

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis. profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum RSUD Sunan Kalijaga Demak. RSUD Sunan Kalijaga Demak berada di Jl. Sultan Fatah Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009

EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS PENGGUNAAN FOLDER REKAM MEDIS DI PELAYANAN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT GRIYA WALUYA KABUPATEN PONOROGO

Semakin banyak laporan yang dibutuhkan semakin banyak berkas yang harus disiapkan dan diisikan dan semakin banyak pula waktu serta tenaga yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor : 240/MENKES/PER/III/2010 merupakan intitusi. rawat jalan pasien lama dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Analisis Faktor-Faktor Penyebab Ketidaklengkapan Pengisian Lembar Resume Medis Pasien Rawat Inap

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kesehatan (health system) adalah tatanan yang bertujuan

Risdian Nur Khayatur Rohman (Prodi D3 PMIK STIKes Buana Husada Ponorogo)

BAB I PENDAHULUAN. adalah berkas berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah

BAB I PENDAHULUAN. penting dan sangat melekat dengan kegiatan pelayanan, sehingga ada

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. tentang Kebijakan Dasar Puskesmas, puskesmas adalah unit pelaksana. teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung-jawab

Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik Medica Farma Husada Mataram 80 Volume 1. No. 2 Oktober 2015

BAB I PENDAHULUAN. medis lainnya. Sedangkan menurut American Hospital Assosiation rumah sakit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Rekam medis a. Pengertian rekam medis Menurut permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 rekam medis adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lima Semarang. Kurang lebih 500 meter dari Simpang Lima dan

ANALISIS PERILAKU DOKTER DALAM MENGISI KELENGKAPAN DATA REKAM MEDIS LEMBAR RESUME RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UNGARAN TAHUN 2005

BAB I PENDAHULUAN. letaknya berada paling dekat ditengah-tengah masyarakat dan mudah. yang bersifat menyeluruh atau yang disebut dengan Comprehensive

TINJAUAN PELAKSANAAN SENSUS HARIAN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG BOYOLALI TAHUN 2013

EVALUASI PROSES PEMBUATAN LAPORAN DAN PEMANFAATAN INFORMASI REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT USADA SIDOARJO

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. 1. Karakteristik Petugas. Berdasarkan teori yang ada pekerja dengan usia tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

Tugas Praktik Pengelolaan Sistem Rekam Medis V Semester Ganjil Tahun Akademik 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI. No.269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kepmenkes RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Puskesmas. adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rumah sakit, khususnya pada mutu pelayanan rekam medis.

TINJAUAN PROSEDUR PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT TK IV SLAMET RIYADI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djojosoegito dalam Hatta (2008) rumah sakit merupakan

PREDIKSI KEBUTUHAN TENAGA KERJA BAGIAN TPPRJ REGULER DENGAN MENGGUNAKANRUMUS WISN DI RUMAH SAKIT PARUdr. ARIO WIRAWANSALATIGA PERIODE TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa rumah. sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

ANALISIS PENGELOLAAN DATA REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT ANGKATAN UDARA (RSAU) LANUD ISWAHYUDI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

TINJAUAN PENGGUNAAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI BAGIAN FILING RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA TAHUN 2008

MANAJEMEN DATA KEADAAN MORBIDITAS RAWAT JALAN ( RL2b ) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr.soediran MANGUN SUMARSO WONOGIRI

TINJAUAN PROSEDUR PENDAFTARAN PASIEN RAWAT INAP DENGAN JAMPERSAL DI RSUD KOTA SURAKARTA

PANDUAN PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN DAN PENERIMAAN PASIEN RAWAT INAP

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki derajat kesehatan yang optimal, adil dan. berkesinambungan diseluruh wilayah Republik Indonesia.

TINJAUAN PENGGUNAAN SISTEM PENJAJARAN DRM DENGAN METODE SNF (STRAIGHT NUMERICAL FILLING) DI FILLING RUMAH SAKIT ISLAM MUHAMMADIYAH KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai pusat rujukan dan merupakan pusat alih pengetahuan dan

TINJAUAN PELAKSANAAN PENGISIAN FORMULIR VERIFIKASI (INA-CBG S) PADA REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI RSUP Dr. M. DJAMIL

BAB I PENDAHULUAN. Administrasi menurut Hendi Haryadi dalam bukunya Administrasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan. dengan standar pelayanan rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djoyosoegito dalam Hatta (2010), rumah sakit merupakan satu

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

LAMPIRAN. 1. Hasil wawancara dengan pihak RSUD untuk pengumpulan data Narasumber : Dr. Herlina Jabatan : Dokter Umum. No Pertanyaan Jawaban

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Tinjauan Prosedur Penentuan Kode Tindakan Berbasis ICD-9-CM untuk INA CBG di RSUD Dr. Soeroto Ngawi

PEDOMAN Pengorganisasian Unit Kerja : DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR GAMBAR BAB I Pendahuluan BAB II Gambaran Umum RS BAB III Visi,

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit Bhayangkara Semarang

Transkripsi:

MANAJEMEN ORGANISASI SUMBER DAYA MANUSIA DI UNIT KERJA REKAM MEDIK RUMAH SAKIT UMUM MUHAMMADIYAH PONOROGO Khasyyati Setya Wardani (STIkes Buana Husada Ponorogo) Rumpiati (STIkes Buana Husada Ponorogo) Anjarie Dharmastuti (STIkes Buana Husada Ponorogo) Email: afifa.ika39@gmail.com ABSTRAK Manajemen sumber daya manusia adalah proses menangani masalah pada ruang lingkup perusahaan untuk menunjang aktivitas organisasi guna mencapai tujuan dari organisasi. Pengorganisasian yang baik menghasilkan bentuk organisasi yang baik. Sumber daya manusia merupakan aset berharga yang dimiliki perusahaan. Unit kerja rekam medik merupakan salah satu organisasi pendukung kegiatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi dan wawancara. Populasi dan sampel pada penelitian ini sebanyak 18 petugas. Pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa manajemen organisasi sumber daya manusia di unit kerja rekam medik Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo perlu dikelola dan diorganizing dengan baik agar petugas dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan tanggung jawab dan batasan kerja pada masing-masing unit kerja rekam medik. Sumber daya manusia di unit kerja rekam medik Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo sudah mencukupi. Rekam medik tidak segera diolah oleh petugas assembling karena petugas assembling juga sebagai petugas filling. Kesamaan antara tupoksi pendaftaran dengan tupoksi di unit KLPCM yaitu proses pengecekan rekam medik. Petugas yang berada di unit kerja rekam medik melakukan tanggung jawab pekerjaan sesuai dengan bidang dan batasan kerja. Kata Kunci: Manajemen Organisasi, Sumber Daya Manusia, Unit Kerja Rekam Medik PENDAHULUAN Era globalisasi saat ini, adalah dimana ditandai dengan adanya perubahan yang begitu cepat dari berbagai sisi kehidupan. Suatu organisasi atau lembaga institusi dituntut untuk mengadakan penyesuaian dalam semua segi yang ada pada organisasi tersebut. Situasi yang terjadi saat ini adalah dengan terbatasnya sumber daya manusia yang ada, organisasi diharapkan dapat mengoptimalkan sehingga tercapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Sumber daya manusia dalam suatu organisasi merupakan aset yang terpenting karena sumber daya manusia berperan sebagai subjek pelaksana kebijakan dan kegiatan operasional suatu organisasi seperti rumah sakit (Ridhotullah, 2015). Fungsi manajemen menurut Handoko (2008), diantaranya adalah planning, organizing, actuating dan controlling. Salah satu aspek terpenting dari sebuah manajemen adalah pengorganisasian (organizing). Miss management atau manajemen yang salah tidak hanya dialami pada perusahaan saja akan tetapi juga dialami pada suatu organisasi di bidang kesehatan yang tidak luput dari manajemen pengorganisasian yang salah. Beberapa organisasi seperti rumah sakit, manajemen di unit satu berbeda dengan unit yang lain. Salah satu manajemen pengorganisasian yang salah adalah manajemen pada bagian unit kerja rekam medik. Menurut Budi (2011) unit rekam medik merupakan bagian yang disediakan untuk melayani dan mengolah berkas rekam medik sesuai kebutuhannya. Unit ini dilengkapi berbagai unit untuk mengolah berkas rekam medik. Unit-unit tersebut meliputi bagian Assembling, Coding, Indexing, Analyzing and Reporting, dan Filling. 173 GLOBAL HEALTH SCIENCE ----- http://jurnal.csdforum.com/index.php/ghs

Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo adalah salah satu rumah sakit swasta tipe C yang berada di jalan Diponegoro nomor 50 Ponorogo, Kabupaten Ponorogo. Masalah yang terjadi di Unit Kerja Rekam Medik Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo terkait manajemen adalah pada sumber daya manusia yang belum sepenuhnya terorganizing dengan baik. Terlihat pada struktur organisasi yang terdapat di unit pengolahan Assembling dan Filling yang dikerjakan oleh 4 orang petugas, tetapi pada kenyataannya hanya 4 orang yang bertugas di unit Filling dan satu orang bertugas merangkap pada unit Assembling dan filling. Tugas di unit Assembling tidak hanya merakit dan mengurutkan setiap lembar rekam medik akan tetapi salah satu tugas di unit Assembling juga meneliti dan meneliti kelengkapan pengisian catatan medik (Budi, 2011). Menurut survey melalui wawancara yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo yaitu lebih dari 20% (30 berkas rekam medik) dari jumlah total 150 berkas terjadi penumpukan setiap hari di unit Assembling. Penumpukan berkas rekam medik terjadi karena petugas merangkap dua pekerjaan sekaligus, yaitu pekerjaan di unit Assembling dan Filling, dimana petugas harus menyelesaikan satu pekerjaan terlebih dahulu sebelum mengerjakan tugas yang lain. Petugas yang merangkap dua pekerjaan dapat mengakibatkan penumpukan berkas rekam medik di unit Assembling. Unit Kerja Rekam Medik di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo memiliki jumlah petugas sebanyak 19 orang, yang terbagi dalam 2 bagian. Yaitu, 7 orang petugas berada di unit pengolahan berkas rekam medik seperti Assembling, Coding, Indexing, Analizing and Reporting, dan Filling. Sedangkan 11 orang petugas berada di tempat pendaftaran yang terbagi dalam 3 shift dalam setiap hari baik rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat. Ketidak seimbangan antara jumlah dan kualifikasi sumber daya manusia dengan tugas pokok yang ada disebabkan karena penerapan manajemen organisasi di Unit Kerja Rekam Medik Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo belum sepenuhnya diterapkan secara optimal. Solusi yang tepat untuk mengatasi masalah terkait manajemen sumber daya manusia di Unit Kerja Rekam Medik Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo adalah menetapkan sumber daya manusia di unit rekam medik sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Penelitian ini bertujuan mengetahui manajemen organisasi sumber daya manusia di Unit Kerja Rekam Medik Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi manajemen dalam merumuskan strategi sumber daya manusia yang tepat guna dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. METODE PENELITIAN Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan observasi dan wawancara. Populasi penelitian ini adalah petugas di unit kerja rekam medik Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo pada tahun 2017 sebanyak 18 orang yang terbagi pada 7 unit kerja rekam medik. Teknik sampling atau teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah total sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel yang jumlah antara sampel dan populasinya sama. Alasan mengambil total sampling adalah karena jumlah populasi kurang dari 100, maka dari itu seluruh populasi dijadikan sampel (Sugiyono, 2011). Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisa deskriptif. Analisa deskriptif adalah analisa yang digunakan untuk menggambarkan data yang terkait manajemen organisasi sumber daya manusia yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2016 sampai dengan bulan Maret 2017. HASIL PENELITIAN Identifikasi Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia adalah salah satu aspek terpenting dalam suatu organisasi. Sumber daya manusia memerlukan peningkatan potensi yang dimiliki untuk tujuan meningkatkan produktivitasnya dalam melakukan pekerjaan dengan cepat dan tepat 174 GLOBAL HEALTH SCIENCE ----- http://jurnal.csdforum.com/index.php/ghs

sasaran. Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo memiliki jumlah sumber daya manusia di unit kerja rekam medik sebanyak 18 orang. (5,55%) (5,55%) (5,55%) Ka. Unit RM & Pengolah Data dan Pelaporan Pendaftaran Assembling & Filling Coding & Indexing KLPCM (22,22%) (61,11%) Gambar 1. Jumlah Petugas Unit Kerja Rekam Medik Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo Gambar 2. Kualifikasi Pendidikan Petugas Unit Kerja Rekam MedikRumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo Penjelasan dari diagram diatas adalah Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo memiliki jumlah sumber daya manusia di unit kerja rekam medik, dimana 1 (5,55%) petugas dari jumlah keseluruhan petugas sebagai kepala unit rekam medik sekaligus sebagai pelaksana pengolahan data dan pelaporan. 11 (61,11%) petugas bekerja di unit pendaftaran pasien yang terbagi pada 2 tempat yaitu tempat pendaftaran pasien rawat jalan poli spesialis dan tempat pendaftaran pasien rawat jalan umum, rawat inap, serta gawat darurat. Sebanyak 4 (22,22%) petugas bekerja di unit assembling dan filling. 1 (5,55%) petugas bekerja di unit coding dan indexing, dan 1 (5,55%) petugas bekerja di unit KLPCM (Ketidak Lengkapan Pengisian Catatan Medis). Petugas yang berada pada masing-masing unit kerja rekam medik Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo memiliki latar belakang pendidikan, yaitu sebanyak 11 (61,11%) petugas yang berada di unit pendaftaran memiliki latar belakang pendidikan SMA, 1 (5,55%) petugas yang berada di unit assembling & filling memiliki latar belakang 175 GLOBAL HEALTH SCIENCE ----- http://jurnal.csdforum.com/index.php/ghs

pendidikan SMA. Petugas yang berada di unit coding / indexing sebanyak 1 (5,55%) memiliki latar belakang pendidikan D3 RMIK. Kepala unit kerja rekam medik yang sekaligus sebagai petugas di unit analyzing & reporting 1 (5,55%) berlatar belakang pendidikan Sarjana, sedangkan untuk petugas di unit KLPCM sebanyak 1 (5,55%) memiliki latar belakang pendidikan SMA. Tabel 1. Jumlah dan Lama Bekerja Petugas di Unit Kerja Rekam Medik Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo No Lama Bekerja Jumlah 1 2 3 4 5 < 1 tahun 1-5 tahun 6-10 tahun 11-15 tahun 16-20 tahun 1 9 4 3 1 Total 18 Berdasarkan tabel diatas bahwa petugas di unit kerja rekam medik Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo memiliki waktu lama bekerja berbeda-beda yaitu petugas yang bekerja < 1 tahun sebanyak 1 orang petugas. Lama petugas yang bekerja selama 1-5 tahun sebanyak 9 orang petugas, lama petugas yang bekerja selama 6-10 tahun sebanyak 4 orang petugas. Petugas yang bekerja selama 11-15 tahun sebanyak 3 orang petugas dan petugas dengan lama bekerja selama 16-20 tahun sebanyak 1 orang petugas. Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo selama ini belum pernah melakukan pengawasan terhadap petugas di unit kerja rekam medik terkait kinerja petugas apakah sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta struktur organisasi yang berada di unit kerja rekam medik. Identifikasi Kegiatan di Setiap Unit Kerja Unit Pendaftaran Pasien Kegiatan yang dilaksanakan di unit pendaftaran dapat dikatakan sudah baik karena ketika ada pasien yang datang untuk berobat petugas segera melayani pasien tersebut dengan segera. Proses pelayanan kepada pasien dapat dilaksanakan dengan cepat, sehingga tidak terjadi antrian lama terhadap pasien yang menunggu. Petugas selalu membantu pasien atau keluarga pasien apabila mengalami kebingungan. Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo memiliki petugas yang berada di unit pendaftaran pasien sebanyak 11 orang. Manajemen organisasi sumber daya manusia di unit pendaftaran sudah baik. Kegiatan mengantar rekam medik yang dilakukan petugas di unit pendaftaran karena jumlah petugas sebanyak 11 orang dengan jumlah kunjungan 150 pasien setiap hari, maka petugas pendaftaran juga merangkap pekerjaan sebagai pengantar rekam medik. Unit Assembling Kegiatan di unit assembling Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo adalah mengurutkan setiap lembar rekam medik yang sesuai dengan urutan yang telah ditetapkan. Proses pengurutan rekam medik tidak segera dilakukan oleh petugas, karena petugas di unit assembling juga sebagai petugas filling. Petugas lebih banyak bertugas di unit filling sehingga terjadi penumpukan rekam medik di unit assembling karena belum diolah petugas. Manajemen organisasi sumber daya manusia di unit assembling Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo kurang baik karena petugas yang berada di unit assembling sebanyak 4 orang yang sekaligus juga sebagai petugas filling. Unit Coding / Indexing Kegiatan di unit coding / indexing sudah terlaksana dengan baik. Rekam medik yang diterima oleh petugas coding / indexing dari unit assembling segera dikerjakan oleh petugas tersebut dengan cara melakukan kode diagnosa dan kode tindakan dalam 176 GLOBAL HEALTH SCIENCE ----- http://jurnal.csdforum.com/index.php/ghs

berkas rekam medik sesuai dengan ICD-10 dan ICD-9-CM kemudian melaksanakan input data rekam medik pada komputer atau index pasien. Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo memiliki petugas yang berada di unit coding / indexing sebanyak 1 orang petugas. Manajemen organisasi sumber daya manusia di unit coding / indexing Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo sudah baik karena petugas dapat menyelesaikan tugas secara tepat waktu. Unit Analyzing / Reporting Kegiatan di unit analyzing / reporting sudah terlaksana dengan baik. Petugas selalu membuat rekapitulasi laporan dari sensus harian setiap bulan, triwulan, dan tahunan secara tepat waktu. Sensus harian diperoleh dari setiap klinik yang diambil setiap satu minggu sekali. Kegiatan yang dilakukan di unit analyzing / reporting yaitu menginput data pasien yang meliputi hari rawat, ruangan, diagnosa, kunjungan pasien rawat jalan atau rawat inap. Kemudian mengolah data tersebut menjadi sebuah grafik melalui sistem komputerisasi selanjutnya akan dibuat laporan RL1 sampai dengan RL5 dan dikirim ke Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo. Data yang diperoleh dari sensus harian dapat digunakan sebagai bahan untuk mengetahui 10 besar penyakit, demografi pasien, mengetahui berapa banyak jumlah pasien baru dan lama yang berkunjung di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo. Petugas yang berada di unit analyzing / reporting Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo sebanyak 1 orang petugas. Manajemen organisasi sumber daya manusia di unit analyzing / reporting Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo sudah baik karena petugas dapat melakukan tugas secara tepat waktu. Unit KLPCM Unit KLPCM adalah unit yang melakukan tugas pengecekan ketidak-lengkapan pengisian catatan medik. Rekam medik dapat dikatakan tidak lengkap apabila lembar rekam medik tidak terisi yang meliputi jam, tanggal, tanda tangan dokter, tanda tangan perawat, jika tidak ada tindakan maka harus diberi tanda (-). Apabila terdapat rekam medik yang tidak lengkap maka petugas KLPCM segera membuat catatan kecil sebagai penanda bahwa rekam medik tersebut tidak lengkap. Kemudian petugas segera mengantar rekam medik yang tidak lengkap tersebut ke klinik yang bersangkutan. Petugas yang berada di unit KLPCM Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo sebanyak 1 orang petugas. Manajemen organisasi sumber daya manusia di unit KLPCM Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo sudah baik karena petugas dapat melakukan tugas secara tepat waktu. Unit Filling Kegiatan yang dilakukan oleh petugas di unit filling sudah dilaksanakan dengan baik karena petugas segera melaksanakan pekerjaannya dengan baik dan cepat. Salah satu kegiatan di unit filling Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo adalah mengantar permintaan rekam medik yang sesuai dari unit pendaftaran. Petugas sebelum mengantar rekam medik harus mengambil rekam medik tersebut dari rak penyimpanan. Ketika mengambil rekam medik petugas tidak menggunakan tracer manual karena apabila menggunakan tracer manual proses pelayanan membutuhkan waktu yang lama, sehingga agar proses pelayanan dapat lebih efektif maka tracer yang digunakan adalah secara komputerisasi. Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo memiliki jumlah petugas di unit filling sebanyak 4 orang petugas yang sekaligus sebagai petugas assembling. Manajemen organisasi sumber daya manusia di unit filling Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo kurang baik karena petugas di unit filling merangkap sebagai petugas di unit assembling. Identifikasi Tugas Pokok Dan Fungsi Pada Masing-Masing Unit Kerja Tupoksi Unit Pendaftaran Ketika pasien datang petugas mendata pasien yang meliputi pencatatan nama, nomor rekam medik pasien, dan keluhan yang dialami pasien serta klinik yang akan dituju oleh pasien. Setelah proses pencatatan petugas pendaftaran menghubungi petugas filling 177 GLOBAL HEALTH SCIENCE ----- http://jurnal.csdforum.com/index.php/ghs

menggunakan telepon untuk meminta rekam medik pasien yang sesuai dengan nomor rekam mediknya. Proses pelayanan terhadap pasien di klinik selesai, rekam medik diantar perawat klinik kembali ke tempat pendaftaran. Petugas pendaftaran menerima rekam medik dari klinik kemudian meneliti isi kelengkapan rekam medik tersebut. Rekam medik selesai diteliti oleh petugas pendaftaran kemudian diantar ke unit assembling dengan menggunakan buku ekspedisi. Tupoksi Unit Assembling Kegiatan yang berada di unit assembling Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo adalah mengurutkan setiap lembar rekam medik sesuai dengan urutan yang telah ditetapkan oleh rumah sakit. Tupoksi Unit Coding / Indexing Petugas di unit coding / indexing melaksanakan tugasnya yaitu malakukan kode diagnosa dan kode tindakan dalam berkas rekam medik sesuai dengan ICD-10 dan ICD- 9. Setelah proses pengkodean penyakit dan tindakan medik selesai kemudian petugas segera memasukkan data rekam medik pada komputer atau indeks pasien. Tupoksi Unit Analyzing / Reporting Petugas di unit analyzing / reporting melakukan pengolahan dan analisa data rekam medik sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu membuat laporan setiap bulan, triwulan, dan tahunan. Data yang digunakan sebagai bahan pembuatan laporan diperoleh dari data sensus harian. Laporan yang dihasilkan dari unit analyzing / reporting digunakan untuk mengetahui jumlah kunjungan pasien, laporan mengenai 10 besar penyakit, laporan mengenai penggunaan tempat tidur, selanjutnya laporan tersebut akan dikirim kepada direktur sebagai bahan evaluasi rumah sakit dan dikirim ke Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo. Tupoksi Unit KLPCM Petugas di unit KLPCM melakukan tugas pokok dan fungsinya yaitu pengecekan dan monitoring kelengkapan berkas rekam medik pasien pulang. Rekam medik di unit KLPCM diperoleh dari unit coding / indexing. Apabila terdapat rekam medik yang tidak lengkap maka petugas di unit KLPCM memberi tanda pada lembar rekam medik yang tidak lengkap tersebut dengan cara memberikan kertas kecil yang berisi kekurangan pengisian lembar rekam medik tersebut. Rekam medik yang tidak lengkap segera dikirim oleh petugas KLPCM ke ruangan yang bersangkutan. Tupoksi Unit Filling Petugas di unit filling menyimpan rekam medik ke dalam rak penyimpanan sesuai dengan metode yang ditetapkan oleh rumah sakit. Ketika mendapat permintaan rekam medik dari unit pendaftaran petugas segera mencari berkas rekam medik sesuai dengan nomor rekam medik pasien. Sebelum mengantar rekam medik ke unit pendaftaran petugas akan mencatat nomor rekam medik kedalam komputer. Identifikasi Struktur Organisasi Unit Kerja Petugas pendaftaran melakukan pekerjaan sesuai dengan bidangnya dibagian pendaftaran yaitu memberi pelayanan kepada pasien yang bekunjung ke rumah sakit. Petugas yang berada di unit assembling & filling melakukan pekerjaan sesuai dengan bidangnya atau batasannya yang berada di unit assembling & filling yaitu mengurutkan setiap lembar rekam medik, mengantar rekam medik, dan menyimpan rekam medik yang telah diolah. Petugas di unit coding / indexing melakukan pekerjaan sesuai dengan bidangnya yang berada di unit coding / indexing yaitu mengkode penyakit dan tindakan medik sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan rumah sakit. Petugas di unit analyzing & reporting membuat laporan rutin setiap bulan, triwulan, dan tahunan kemudian diserahkan kepada pihak yang membutuhkan. Petugas di unit KLPCM meneliti kelengkapan dalam pengisian catatan medik pada berkas rekam medik pasien, sehingga petugas yang berada pada setiap unit kerja rekam medik Rumah Sakit 178 GLOBAL HEALTH SCIENCE ----- http://jurnal.csdforum.com/index.php/ghs

Umum Muhammadiyah telah melakukan pekerjaan sesuai dengan bidang dan batasannya masing-masing. PEMBAHASAN Identifikasi Sumber Daya Manusia Unit kerja rekam medik Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo memiliki jumlah sumber daya manusia sebanyak 18 petugas. Rumah sakit dengan tipe C dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Perekam Medik Dan Angka Kreditnya adalah harus memiliki petugas rekam medik yang berlatar belakang pendidikan minimal D3 Rekam Medik dan Informatika Kesehatan sebanyak 30 orang. Proses penyediaan tenaga kerja merupakan upaya untuk mendapatkan dan menghimpun serta menyediakan tenaga kerja yang mempunyai kualitas dan dapat bekerja secara efektif. Kebutuhan jumlah sumber daya manusia di unit kerja rekam medik Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo belum sesuai kualifikasi syarat yang ditetapkan oleh pemerintah, akan tetapi jumlah sumber daya manusia di unit kerja rekam medik rumah sakit sudah mencukupi, rumah sakit telah memiliki jumlah petugas di unit kerja rekam medik sebanyak 18 petugas yang terbagi disetiap unit mulai dari tempat pendaftaran pasien, assembling, coding / indexing, analyzing / reporting, dan filling. Kekurangan jumlah petugas berada di unit assembling. Unit assembling memiliki 4 petugas yang juga sebagai petugas di unit filling. Kurangnya jumlah petugas di unit assembling mengakibatkan rekam medik yang menumpuk. Terjadinya penumpukkan rekam medik karena petugas yang sibuk bekerja di unit filling sehingga pengolahan rekam medik dilakukan oleh petugas assembling yang berjaga pada sore hari. Supaya tidak terjadi penumpukkan berkas rekam medik yang berada di unit assembling, sebaiknya dengan jumlah petugas sebanyak 4 orang yang bekerja di unit assembling & filling maka 1 petugas lebih baik di tempatkan di unit assembling, sehingga petugas yang berada di unit assembling dapat lebih fokus dalam melakukan pekerjaannya. Identifikasi Kegiatan di Setiap Unit Kerja Menurut Stoner dalam Ridhotullah (2015) manajemen sumber daya manusia adalah suatu prosedur yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang memerlukan. Kegiatan Unit Pendaftaran Pasien Menurut Budi (2011) kegiatan yang berada di unit pendaftaran pasien yaitu identifikasi (pengumpulan data), registrasi (pendataan data), penamaan dan penomoran serta mengarahkan pasien menuju klinik tujuan. Petugas pendaftaran harus menguasai kegiatan di unit pendaftaran. Petugas yang berada di unit pendaftaran pasien di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo selalu mencatat setiap kegiatan yang dilakukan di unit pendaftaran mulai dari pasien datang, melakukan identifikasi, registrasi, penamaan, penomoran, meminta rekam medik ke unit filling, mengantar rekam medik ke klinik tujuan, meneliti kelengkapan rekam medik, dan mengantar kembali rekam medik ke unit assembling untuk disimpan. Menurut Shofari (2004) salah satu kegiatan di unit assembling adalah meneliti kelengkapan data rekam medik. Oleh karena itu, supaya kegiatan di unit pendaftaran dapat berjalan efektif maka kegiatan meneliti data rekam medik dilakukan di unit assembling. Jumlah petugas di unit pendaftaran sebanyak 11 orang, maka 2 orang petugas sebaiknya bertugas sebagai porter atau petugas khusus untuk mengantar rekam medik ke klinik tujuan. Kegiatan Unit Assembling Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI (2006) kegiatan di unit assembling yaitu merakit atau mengurutkan lembar rekam medik, meneliti kelengkapan data rekam medik, meneliti kebenaran pencatatan data rekam medik, mengirim kembali rekam medik yang tidak lengkap ke klinik yang bersangkutan, mengendalikan nomor rekam medik, dan mendistribusikan penggunaan formulir rekam medik. Kegiatan yang berada di unit 179 GLOBAL HEALTH SCIENCE ----- http://jurnal.csdforum.com/index.php/ghs

assembling Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo belum sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2006). Kegiatan yang berada di unit assembling Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo adalah mengurutkan atau merakit setiap lembar rekam medik sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh rumah sakit. Dengan adanya kegiatan di unit assembling yang hanya merakit atau mengurutkan lembar rekam medik seharusnya penumpukkan berkas rekam medik tidak akan terjadi di unit assembling. Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo perlu menempatkan petugas yang tepat untuk ditempatkan pada posisi yang memerlukan yaitu di unit assembling sehingga kegiatan yang berada di unit assembling dapat berjalan sesuai dengan tujuan rumah sakit yaitu mewujudkan layanan yang professional dan bermutu apabila setiap unit kerja rekam medik mampu memberikan pelayanan dengan baik. Manajemen organisasi sumber daya manusia di unit assembling Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo kurang baik, unit assembling memiliki jumlah petugas sebanyak 4 orang yang merangkap sebagai petugas di unit filling, sebaiknya manajemen organisasi sumber daya manusia di unit assembling tidak menjadi 1 dengan manajemen organisasi sumber daya manusia di unit filling. Kegiatan Unit Coding / Indexing Kegiatan yang berada di unit coding / indexing menurut Budi (2011) adalah penetapan pemberian kode penyakit dan kode tindakan penyakit. Kecepatan dan ketepatan coding dipengaruhi oleh tulisan dokter, diagnosis yang tidak spesifik dan keterampilan petugas coding. Kegiatan indexing adalah pembuatan tabulasi sesuai dengan kode yang telah dibuat ke dalam komputer. Kegiatan yang berada di unit coding / indexing sudah sesuai, kegiatan yang berada di unit coding / indexing Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo adalah melakukan pengkodean penyakit dan tindakan medik sesuai dengan ICD-10 dan ICD-9-CM kemudian melakukan indek dengan cara input kode penyakit dan tindakan medik ke dalam komputer. Manajemen organisasi sumber daya manusia di unit coding / indexing Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo sudah baik. Jumlah petugas di unit coding / indexing sebanyak 1 orang. Petugas mampu menyelesaikan tugas yaitu mengcoding / indexing secara tepat waktu. Kegiatan Unit Analyzing & Reporting Kegiatan yang berada di unit analyzing & reporting menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2006) yaitu mengumpulkan data kegiatan rumah sakit dari sensus harian, mengolah data penyakit yang diperoleh dari bangsal sebagai dasar laporan morbiditas, mengolah data rekam medik untuk laporan hasil analisis statistik rumah sakit, serta mengolah data kematian sebagai dasar laporan mortalitas. Kegiatan yang berada di unit analyzing & reporting sudah sesuai, karena kegiatan yang berada di unit analyzing & reporting Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo yaitu input data pasien yang meliputi hari rawat, ruangan, diagnosa, kunjungan pasien rawat jalan atau rawat inap. Kemudian mengolah data tersebut menjadi sebuah grafik melalui sistem komputerisasi selanjutnya akan dibuat laporan RL1 sampai dengan RL5 dan dikirim ke Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo. Data yang diperoleh dari sensus harian dapat digunakan sebagai bahan untuk mengetahui 10 besar penyakit, demografi pasien, mengetahui berapa banyak jumlah pasien baru dan lama yang berkunjung di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo. Manajemen organisasi sumber daya manusia di unit analtzing & reporting Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo sudah baik. Jumlah petugas di unit analyzing & reporting sebanyak 1 orang, dengan 1 orang tersebut dapat menyelesaikan tugas yaitu mengolah data rekam medik sebagai bahan pelaporan. Kegiatan Unit KLPCM Kegiatan yang berada di unit KLPCM Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo adalah melakukan pengecekan ketidak lengkapan pengisian catatan medik. Menurut Shofari (2004) kegiatan meneliti kelengkapan catatan medik berada di unit assembling. Unit KLPCM di Rumah Sakit Umum Muhammdiyah Ponorogo lebih baik digabung dengan unit assembling karena pada dasarnya kegiatan di unit assembling adalah mengurutkan berkas rekam medik juga sekaligus meneliti kelengkapan pengisian catatan 180 GLOBAL HEALTH SCIENCE ----- http://jurnal.csdforum.com/index.php/ghs

medik. Manajemen organisasi sumber daya manusia di unit KLPCM Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo sudah baik, karena jumlah petugas 1 orang dapat menyelesaikan tugas secara tepat waktu. Kegiatan Unit Filling Kegiatan di unit filling menurut Shofari (2004) yaitu menyimpan rekam medik sesuai dengan metode yang telah ditentukan, mengambil kembali rekam medik untuk berbagai keperluan, meretensi rekam medik sesuai ketentuan yang telah ditetapkan, menyimpan rekam medik yang dilestarikan. Kegiatan unit filling Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo yaitu mengantar permintaan rekam medik yang sesuai nomor rekam medik dari unit pendaftaran. Menyimpan rekam medik yang telah lengkap isinya, meretensi rekam medik yang telah berusia lebih dari 5 tahun, dan menjaga rekam medik dari bahaya kerusakan isi maupun fisiknya. Kegiatan di unit filling sudah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Manajemen organisasi sumber daya manusia di unit filling Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo kurang baik, hal ini karena sumber daya manusia di unit filling sama dengan sumber daya manusia di unit assembling. Sebaiknya manajemen organisasi di unit filling tidak menjadi 1 dengan manajemen organisasi sumber daya manusia di unit assembling. Identifikasi Tugas Pokok Dan Fungsi Pada Masing-Masing Unit Kerja Tupoksi Unit pendaftaran Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI (2006) adalah: menyiapkan formulir dan catatan serta nomor rekam medis yang diperlukan untuk pelayanan, menanyakan kepada pasien yang datang, apakah sudah pernah berobat? Apabila belum berarti pasien baru dan apabila sudah berarti pasien lama, menanyakan identitas pasien secara lengkap untuk dicatat pada formulir rekam medik rawat jalan, KIB, dan KIUP, menyerahkan KIB kepada pasien dengan pesan untuk dibawa bila akan berobat kembali, menanyakan keluhan utamanya supaya memudahkan untuk mengarahkan pasien ke poliklinik yang sesuai, mempersilakan pasien baru atau membayar di loket pembayaran. Tupoksi yang berada di unit pendaftaran pasien Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo adalah ketika pasien datang petugas mendata pasien yang meliputi pencatatan nama dan nomor rekam medik pasien, keluhan yang dialami pasien serta klinik yang akan dituju oleh pasien. Setelah proses pencatatan selesai petugas pendaftaran menghubungi petugas filling menggunakan telepon untuk meminta rekam medik pasien yang sesuai dengan nomor rekam medik. Petugas filling akan mengantar rekam medik ke tempat pendaftaran pasien, kemudian akan dikirim menuju klinik tujuan oleh petugas pendaftaran. Karena di rumah sakit belum ada petugas khusus untuk mengantar rekam medik menuju klinik maka petugas pendaftaran yang mengantar rekam medik ke klinik tujuan. Salah satu tupoksi di unit pendaftaran adalah meneliti kelengkapan catatan medik yang berasal dari klinik, jadi pelayanan di klinik telah selesai perawat mengantar rekam medik ke unit pendaftaran untuk diteliti kelengkapannya. Tupoksi di unit pendaftaran Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo belum sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2006). Proses meneliti kelengkapan catatan medik lebih baik dilakukan di unit assembling. Tupoksi Unit Assembling Tupoksi unit assembling menurut Shofari (2004) adalah: Menerima sensus harian rawat jalan, sensus harian rawat inap beserta rekam medik rawat jalan, gawat darurat, dan raawat inap setiap hari, merakit kembali formulir rekam medik bersamaan dengan melakukan kegiatan penelitian terhadap kelengkapan data rekam medik pada setiap lembar formulir rekam medik, memberikan kertas kecil untuk dicatat data rekam medik yang tidak lengkap kemudian ditempel di rekam medik tersebut, menyerahkan ke bagian coding dan indexing apabila rekam medik sudah lengkap. Tupoksi di unit assembling Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo adalah mengarsipkan berkas rekam medik yang telah lengkap sesuai dengan ketentuan yang berlaku, melayani peminjaman berkas rekam medik sesuai ketentuan dan prosedur yang berlaku, memberikan informasi kepada pengguna jasa rumah sakit sesuai dengan batas 181 GLOBAL HEALTH SCIENCE ----- http://jurnal.csdforum.com/index.php/ghs

kewenangannya, mengirim dan mengambil berkas rekam medik ke unit rekam medik terkait sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, dan mengantar berkas rekam medik. Tupoksi unit assembling Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo sudah sesuai dengan pendapat Shofari (2004). Tupoksi Unit Coding / Indexing Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI (2006) adalah: Menerima rekam medis yang sudah lengkap dan kartu kendali dari unit assembling, meneliti dan mencatat kode penyakit, operasi atau tindakan medik, sebab kematian dan lembar formulir rekam medik yang tertulis diagnosis penyakit, jenis operasi atau tindakan medik dan sebab kematian, menyusun daftar kode penyakit sabagai alat bantu kode penyakit, mencatat data dan informasi rekam medik ke dalam formulir indeks penyakit, operasi atau tindakan medik, sebab kematian, dan indeks dokter, menyimpan indeks penyakit sesuai aturan rumah sakit, menyerahkan rekam medik yang sudah lengkap dengan kartu kendali ke bagian filling, menyediakan indeks penyakit, operasi, sebab kematian dan indeks dokter untuk keperluan tertentu, missal laporan morbiditas penyakit tertentu, sebab kematian tertentu, laporan jenis operasi tertentu, membuat laporan jumlah dan jenis penyakit, operasi dan sebab kemtian menurut jenis umur pada periode tertentu berdasarkan indeks. Tupoksi di unit coding / indexing Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo adalah: melaksanakan kode diagnosa dan kode tindakan dalam berkas rekam medik sesuai dengan ICD-10 dan ICD-9, malaksanakan input data berkas rekam medik pada komputer atau indeks pasien, melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. Tupoksi di unit coding / indexing Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo memiliki perbedaan dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2006) yaitu unit coding / indexing ketika menyerahkan rekam medik ke unit filling tidak menggunakan kartu kendali. Sebaiknya ketika menyerahkan rekam medik ke unit filling petugas coding / indexing menggunakan kartu kendali sebab jika terjadi rekam medik yang hilang maka dapat diketahui dimana rekam medik tersebut melalui kartu kendali. Tupoksi Unit Analyzing /Reporting Menurut Shofari (2004) adalah: menerima sensus harian dari unit assembling, kemudian : Merekap sensus harian rawat inap ke rekapitulasi harian, bulanan, triwulan untuk penyusunan kegiatan rawat inap pada formulir RL-1, mengolah data sensus harian unit pelayanan klinis lainnya untuk penyusunan kegiatan rawat jalan, gawat darurat, kesehatan gigi, radiologi, pengujian kesehatan, dan lainnya pada formulir RL-1, meminjam indeks penyakit rawat jalan dan rawat inap dari unit coding dan indexing untuk penyusunan laporan, mengkalkulasi data rekam medik dari laporan untuk dianalisis menggunakan statistic, menyusun dan menyiapkan laporan untuk dikirim ke Dinas Kesehatan Kab/Kota. Dinas Kesehatan Provinsi, dan Departemen Kesehatan serta pemilik rumah sakit yang bersangkutan. Tupoksi di unit analyzing & reporting Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo adalah: melaksanakan pengolahan dan analisa data rekam medik sesuai dengan ketentuan yang berlaku, melakukan analisa data rekam medik sesuai dengan jenis analisis yang telah ditetapkan, melaksanakan berbagai bentuk laporan rutin, baik ditingkat unit, bagian maupun berbagai laporan yang ditentukan dan atau diminta oleh Departemen Kesehatan. Tupoksi yang berada di unit analyzing & reporting Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo sudah sesuai dengan pendapat Shofari (2004). Tupoksi Unit KLPCM Tupoksi di unit KLPCM Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo meliputi: pengecekan dan monitoring kelengkapan berkas rekam medik pasien pulang, mengkoordinasikan pemenuhan kelengkapan berkas rekam medik sesuai dengan prosedur, melakukan analisa data rekam medik sesuai dengan jenis analisis yang telah ditetapkan, melaksanakan berbagai bentuk laporan rutin, melaksanakan permintaan layanan rekam medik lainnya, antara lain : resume dan visum, melaksanakan pengumpulan, penyimpanan dan pengarsipan surat dinas dan berkas unit rekam medik. 182 GLOBAL HEALTH SCIENCE ----- http://jurnal.csdforum.com/index.php/ghs

Tupoksi unit KLPCM sama dengan tupoksi pada unit assembling, sehingga Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo sebaiknya menggabungkan unit KLPCM menjadi 1 dengan unit assembling. Identifikasi Struktur Organisasi Unit Kerja Struktur organisasi yang berada di unit kerja rekam medik Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo sudah sesuai menurut Hasibuan (2010) dimana setiap petugas di unit kerja rekam medik dapat melakukan pekerjaannya sesuai dengan bidang dan batasan kerja. Petugas di setiap unit kerja rekam medik harus bertanggung jawab terhadap apa yang dikerjakan sesuai dengan struktur organisasi yang berada di unit kerja rekam medik, sehingga dengan demikian pekerjaan di unit kerja rekam medik tidak terjadi tumpang tindih dengan pekerjaan yang lainnya. Dapat disimpulkan bahwa setiap petugas pada masing-masing unit kerja rekam medik telah melakukan pekerjaan dengan baik sesuai dengan struktur organisasi yang telah ditetapkan oleh Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo Nomor : 351.e/IV.5.AU/A/2015 Tentang Struktur Organisasi RSU Muhammadiyah Ponorogo. KESIMPULAN Sumber daya manusia di unit kerja rekam medik Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo sudah tergolong mencukupi, akan tetapi masih perlu menambahkan petugas khusus di unit assembling supaya penumpukan berkas rekam medik yang berada di unit assembling dapat diminimalkan. Kegiatan di setiap unit kerja rekam medik Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo sudah tergolong cukup baik, akan tetapi kegiatan yang berada di unit assembling belum terlaksana dengan baik. Hal ini karena rekam medik yang seharusnya diolah di unit assembling tidak segera diolah oleh petugas assembling karena petugas yang berada di unit assembling sekaligus juga sebagai petugas filling. Sehingga petugas harus menyelesaikan pekerjaan di unit filling terlebih dahulu. Tupoksi pada masing-masing unit kerja rekam medik Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo belum sepenuhnya terlaksana dengan baik. Salah satu tupoksi yang berada di unit pendaftaran Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo adalah meneliti kelengkapan pengisian rekam medik yang berasal dari klinik. Proses pengecekan rekam medik adalah salah satu tugas di unit KLPCM, sehingga ada kesamaan antara tupoksi unit pendaftaran dengan tupoksi yang berada di unit KLPCM. Struktur organisasi unit kerja rekam medik Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo sudah sesuai. Setiap petugas yang berada di unit kerja rekam medik melakukan tanggung jawab pekerjaan sesuai dengan bidang dan batasan kerja. Adanya struktur organisasi di unit kerja rekam medik maka tumpang tindih pekerjaan satu dengan pekerjaan lain tidak terjadi. DAFTAR PUSTAKA Budi, Savitri Citra. 2011. Manajemen Unit Kerja Rekam Medik. Yogyakarta: Quantum Sinergis Media. Handoko, T. Hani. 2008. Manajemen Personalia & Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269 Tahun 2008, tentang Rekam Medis. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia: Jakarta. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 30 Tahun 2013 Tentnag Jabatan Fungsional Perekam Medis Dan Angka Kreditnya: Jakarta. Ridhotullah, Subeki. 2015. Pengantar Manajemen. Jakarta: Prestasi Pustaka Jakarta. Shofari, Bambang. 2004. Pengelolaan Sistem Rekam Medik. Semarang. Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. 183 GLOBAL HEALTH SCIENCE ----- http://jurnal.csdforum.com/index.php/ghs