BAB I PENDAHULUAN. indikator keberhasilan penyelenggaraan layanan di rumah sakit.bentuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan rumah sakit memberikan pelayanan berkualitas sesuai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Banyak persepsi yang menganggap komunikasi itu hal yang mudah, yang menerima pesan dalam berkomunikasi (Suryani, 2015)

BAB I PENDAHULUAN. yang penting, sarat dengan tugas, beban, masalah dan harapan yang. memiliki kemampuan dalam menghubungkan aspek-aspek kemanusiaan

BAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan

BAB I PENDAHULUAN. meliputi kebijakan manajerial, kebijakan teknis serta pengembangan standar dan

BAB 1 PENDAHULUAN. karakteristik tersendiri dan dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

Summary FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI RS TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu tujuan dari pembangunan kesehatan di Indonesia adalah upaya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia (2005) adalah puas ; merasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Sesuai dengan Kepmenkes No.1202/MENKES/SK/VIII/2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan merupakan selisih kinerja institusi pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : TRI LESTARI J

BAB I PENDAHULUAN. asuhan yang bersifat humanistik, profesional, dan holistik berdasarkan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit dipengaruhi oleh pertumbuhan lembaga pelayanan dan praktik

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepemimpinan organisasi rumah sakit memainkan peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes, 1998).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Motivasi sembuh merupakan sumber kekuatan untuk pasien yang

BAB I PENDAHULUAN. terlebih organisasi bisnis, eksistensinya ditentukan oleh kemampuan sumber

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KINERJA PERAWAT DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar

BAB I PENDAHULUAN. pada kesembuhan pasien, dalam berkomunikasi dengan pasien. dokter dan perawat menjadikan dirinya secara terapeutik dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kompetisi di sektor kesehatan. Persaingan antar rumah sakit

BAB 1. derajat kesehatan. Melalui sistem ini tujuan pembangunan kesehatan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan derajat kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien merasakan komunikasi yang sedang berjalan tidak efektif karena kesalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen dalam. merasakan kepuasan terhadap kualitas yang ditawarkan.

BAB 1 : PENDAHULUAN. juga untuk keluarga pasien dan masyarakat umum. (1) Era globalisasi yang menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi target yang ditetapkan,hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

BAB I PENDAHULUAN. wilayah. Sebuah Rumah Sakit akan memberikan pelayanan optimal jika didukung

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari sejarah kehidupan bangsa. Setelah Indonesia merdeka pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi sekarang ini, pelayanan prima. merupakan elemen utama yang harus diperhatikan oleh unit

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu mewujudkan kesehatan optimal. Sedangkan sasaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Kualitas jasa pelayanan kesehatan merupakan bagian terpenting yang perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi

BAB 1 PENDAHULUAN. Berkembangnya jumlah rumah sakit di Indonesia menjadikan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1945, yang harus diwujudkan dengan upaya peningkatan derajat kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spritual yang komprehensif ditunjukan pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi fisiologis dan psikososial secara bertahap. Setiap tahap psikososial

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia (Potter & Perry, 2009). American Nurses Association

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya adalah masalah tentang kesehatan jiwa yang sering luput dari

BAB I PENDAHULUAN. Sakit. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan. Pelayanan keperawatan sering dijadikan tolok ukur citra sebuah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

BAB 1 PENDAHULUAN. institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN ADAPTASI PADA PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. dan kebutuhan pelayanan kesehatan secara maksimal dan global (Yani 2001

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Perkembangan pelayanan kesehatan di Indonesia tidak lepas dari sejarah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan kesehatan salah satu bagian terpenting dalam

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan termasuk pelayanan keperawatan. Oleh karena itu, citra seorang

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran. Metodenya antara lain: berbicara dan mendengarkan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan. Tanpa perawat, kondisi pasien akan terabaikan. dengan pasien yang dimana pelayanan keperawatan berlangsung

BAB 1 PENDAHULUAN. Keperawatan menurut Virginia Henderson (1966) dapat didefenisikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan saran dalam CSI (Customer Satification Indeks) rawat inap

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang. Kesehatan menjelaskan bahwa tenaga kesehatan adalah setiap orang yang

HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI DENGAN KINERJA PERAWAT MENURUT PERSEPSI KEPALA RUANG DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan rumah sakit yang didorong oleh permintaan. pelanggan menyebabkan layanan rumah sakit tidak hanya memperhatikan

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Upaya pembangunan keluarga sejahtera dan pemberdayaan bidan tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. hanya berkembang dengan cepat jika menciptakan kepuasan dan kesetiaan

BAB I PENDAHULUAN. kiat keperawatan. Berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. rawat inap, rawat jalan, dan rawat darurat (Permenkes No. 147 tahun 2010).

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan khusus kepada penduduk miskin, anak-anak, dan para lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan diantaranya adalah milik swasta. 1. dari 6 buah puskesmas, 22 BKIA, 96 dokter praktik dan 3 Rumah Bersalin.

BAB I PENDAHULUAN. dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan

BAB I PENDAHULUAN. konsekuensi dari perkembangan media informasi. Berkenaan dengan hal

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan. Salah satu misi tersebut adalah memelihara dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan efektivitas kerja yang positif bagi pegawai. Adanya kepemimpinan yang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu dan terjangkau bagi masyarakat. Pelayanan kesehatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi, atau komunitas. (Stuart, 2007).

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI INTRINSIK DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam upaya menjaga mutu pelayanan di rumah sakit.

PENILAIAN KINERJA PELAYANAN PERAWAT PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleksnya tugas dan fungsi dari perawat di rumah sakit, maka rumah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kotler (1988) kepuasan adalah tingkat kepuasan seseorang setelah

BAB I PENDAHULUAN. mengimbangi situasi tersebut. Salah satu kiat tersebut adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang terhadap pelayanan kesehatan. (Notoatmodjo,1993).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk

BAB l PENDAHULUAN. peningkatan jumlah anak di Indonesia. Hal ini memberi konsekuensi

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang, termasuk kesehatan dituntut agar lebih berkualitas. Rumah sakit juga berubah

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Kesehatan Nasional menyebutkan bahwa salah satu bentuk dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor jasa yang begitu cepat diantaranya dipicu oleh berbagai macam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas layanan kesehatan dan kepuasan pelanggan menjadi indikator keberhasilan penyelenggaraan layanan di rumah sakit.bentuk pelayanan yang berkembang saat ini, pelayanan menjadi semakin rumit dan sulit untuk diukur, karena hasil yang dilihat merupakan gabungan dari beberapa faktor yang berpengaruh.tercapainya pelayanan kesehatan yang baik memerlukan upaya yang sungguh-sungguh dari berbagai pihak, ini terkait dengan kerjasama dari setiap unit yang terkait dalam mengambil peran yang sangat penting (Pohan, 2007).Salah satu dari banyak indikator yang menjadi keberhasilan tercapainya kualitas kesehatan adalah pelayanan keperawatan. Sebuah penelitian Wirawan (2007) tentang tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap asuhan keperawatan di sebuah rumah sakit di Jawa Timur.Diperoleh informasi, hanya 17% dari seluruh pasien rawat inap yang mengatakan puas terhadap asuhan keperawatan yang diterima dan 83% mengatakan tidak puas. Penelitian tersebut juga memberikan informasi bahwa keluhan utama terhadap pelayanan perawat adalah perawat tidak mau berkomunikasi dengan pasien (80%), kurang perhatian (67%), dan tidak ramah (33,3%) (Dinas Infokom Jatim, 2008). 1

2 Keperawatan merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara keseluruhan.keperawatan adalah ilmu yang berkenaan dengan masalahmasalah fisik, sosiologis, psikologis, budaya, dan spiritual dari individu.pelayanan keperawatan merupakan salah satu faktor penentu baik buruknya mutu dan citra pelayanan rumah sakit.kualitas pelayanan keperawatan perlu ditingkatkan dan dipertahankan seoptimal mungkin (Depkes, RI). Keperawatan adalah bentuk pelayanan professional berupa pemenuhan kebutuhan dasar yang diberikan kepada individu, baik sehat maupun sakit yang mengalami gangguan fisik, psikis dan sosial agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal.bentuk pemenuhan kebutuhan dasar dapat berupa meningkatkan kemampuan yang ada pada individu mencegah, memperbaiki dan melakukan rehabilitasi dari suatu keadaan yang dipersepsikan sakit oleh individu (Nursalam, 2003). Menurut Brook dan Anderson (2004) penyebab penerapan proses keperawatan yang masih kurang baik adalah karena masalah lingkungan kerja perawat yang belum diselesaikan dengan baik pula sehingga menurunkan kualitas dari hasil kerjanya. Salah satu upaya untuk mengubah perilaku perawat agar dapat meningkatkan kualitas kerjanya adalah dengan meningkatkan kesadaran situasional.

3 Kondisi yang harus dipahami seorang perawat dalam merawat pasien adalah perawat haruslah mengerti dan memahami bahwa seorang pasien masuk dalam kondisi sakit, mereka berada dalam kondisi tidak nyaman dan sangat cemas akan penyakit yang dideritanya. Perawat yang bekerja secara professional harus bisa menjadi tempat perlindungan bagi pasien dan mendengarkan keluhan pasien serta memberikan motivasi dan rasa simpatik sehingga motivasi untuk sembuh pada pasien dapat meningkat. Perawat juga harus melakukan tindakan, salah satunya melakukan pengecekan tanda-tanda vital pasien dan mungkin tindakan awal ini akan memberikan respon positif dari pasien maupun keluarganya. Tindakan dasar yang dilakukan perawat ini membutuhkan suatu kesadaran situasi/situation Awareness. Situation Awareness adalah the perception of the elements in the environment within a volume of time and space, the comprehension of their meaning and the projection of their status in the near future (Endsley, 1988).Situation Awareness merupakan suatu persepsi dari seorang individu terhadap unsur-unsur yang ada di lingkungan termasuk volume ruang dan waktu, memahami akan keberadaan unsur-unsur tersebut dan memproyeksikan keadaan unsur-unsur tersebut di masa yang akan datang. Konsep ini pertama kali digunakan dalam bidang militer dan penerbangan komersil dan pertama kali diperkenalkan pada akhir tahun 1980an oleh Endsley.Tiga tingkatan dalam Situation Awareness yaitu persepsi sebagai tingkatan pertama, komprehensi sebagai tingkatan kedua

4 dan proyeksi sebagai tingkatan ketiga.situation Awareness ini juga diperkenalkan ke bidang anestesi pada tahun 1995 oleh Gabaet all.situation Awareness diklasifikasikan sebagai keterampilan non teknis yang penting dan wajib dimiliki oleh mereka yang bekerja dalam suatu sistem yang komplek seperti perawat. Situation Awareness sangat penting dalam konteks pengambilan keputusan dan tindakan terutama bagi mereka yang bekerja dalam sistem yang kompleks dan lingkungan yang dinamis.(endsley, 1995).Terkait dengan tugas perawat yang tidak sesederhana merawat pasien saja, tetapi juga tergantung sejauh mana perawat memahami secara mendalam kondisi pasien dari data-data yang diperoleh sehingga mampu memprediksi kondisi kedepannya. Kesadaran diri adalah sifat atau karakter untuk tetap tahu, mengerti dan memahami serta menerima keadaan yang dialami. Sebagai umat muslim hendaknya selalu meningkatkan kesadaran diri. Tingkat kesadaran seseorang terhadap kondisi yang dihadapinya akan mempengaruhi tingkat kesehatan dan kemauan dalam mengambil tindakan. Kesadaran merupakan kondisi jiwa dimana seseorang mengerti dengan jelas apa yang ada dalam fikirannya dan paham dengan apa yang akan dilakukannya. Perenungan diri dalam islam dapat dikatakan dengan muhasabah yaitu proses mengingat, merenungi, mengahayati, dan melakukan evaluasi tentang apa yang telah dilakukannya untuk perbaikan ke depan. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam Qur an surat Al-Hasyr ayat 18:

5 Wahai orang-orang yang beriman! Takwalah kepada Allah dan hendaklah merenungkan setiap diri, apalah yang telah diperbuatnya untuk hari esok. Dan takwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah itu Maha Mengetahui apa jua pun yang kamu kerjakan ( Al-Hasyr:18 ). Perawat merupakan salah satu ujung tombak dalam proses pelayanan kesehatan.perawat dituntut harus mampu melakukan pekerjaan dengan tingkat kesulitan yang tinggi, memiliki pengetahuan dan keterampilan mengenai hubungan interpersonal dan komunikasi yang baik yang diperlukan untuk dapat melakukan pekerjaannya dengan baik, dan perawat pun harus mampu membuat keputusan apa yang harus dilakukannya. Untuk mampu membuat keputusan apa yang harus dilakukannya, maka diperlukan kesadaran situasi yang tinggi dalam diri perawat. Kesadaran situasi ini nantinya akan menjadi penentu baik buruknya keputusan yang diambil oleh perawat. Edukasi tentang kesadaran situasi inidalam kalangan perawat bangsal belum banyak dilakukan dan melihat betapa pentingnya kesadaran situasi yang harus dimiliki oleh setiap perawat bangsal, peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh edukasi tentang kesadaran situasi terhadap peningkatan kesadaran situasi perawat bangsaldi RSUD dr. Hardjono Ponorogo.

6 B. Perumusan Masalah Uraian di atas dapat dirumuskan masalah Bagaimana pengaruh edukasi tentang kesadaran situasi terhadap peningkatan kesadaran situasi perawat bangsal di RSUD dr. Hardjono Ponorogo?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Menjelaskan pengaruh edukasi tentang kesadaran situasi pada perawat bangsal. 2. Tujuan Khusus a. Menjelaskan tingkat kesadaran situasi perawat bangsal sebelum dan sesudah dilakukan edukasi. b. Menjelaskan perbedaan kesadaran situasi pada perawat bangsal sebelum dan sesudah dilakukan edukasi. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Sebagai upaya peningkatan kesadaran situasi perawat bangsal di RSUD dr. Hardjono Ponorogo. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat memperluas wawasan dan pengetahuan mahasiswa tentang pentingnya peningkatan kesadaran situasi pada perawat bangsal di RSUD dr. Hardjono Ponorogo.

7 b. Bagi Perawat Bangsal Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan meningkatkan kesadaran situasi pada perawat bangsal di RSUD dr. Hardjono Ponorogo. c. Bagi Instansi 1) Bagi Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Hasil penelitian ini dapat menambah kepustakaan bagi dosen dan mahasiswa sehingga dapat memperoleh pengetahuan tentang pentingnya peningkatan kesadaran situasi pada perawat bangsal di RSUD dr. Hardjono Ponorogo. 2) Bagi Profesi Dokter Bagi dunia pendidikan kedokteran hasil penelitian ini bermanfaat sebagai sumber informasi untuk pengembangan ilmu kedokteran khususnya dan sebagai acuan atau sumber data untuk penelitian berikutnya yang berkaitan dengan pentingnya peningkatan kesadaran situasi pada perawat bangsal di RSUD dr. Hardjono Ponorogo. 3) Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Kesehatan Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan ilmu pengetahuan khususnya ilmu pengetahuan perawat bangsal mengenai pentingnya peningkatan kesadaran situasi pada perawat bangsal di RSUD dr. Hardjono Ponorogo.

8 E. Keaslian Penelitian Penelitian tentang efek edukasi Situation Awareness pada perawat bangsal belum pernah dilakukan, sepengatuhan penulis. Penelitian yang terkait dengan penelitian ini adalah: 1. Cicik Sechan Hasan Baagil (2012) dengan judul penelitian Pengaruh Situation Awareness Bidan Terhadap Intention Dalam Pelayanan Kontrasepsi IUD Dan Implan Dengan Behavior Beliefs, Normative Beliefs Dan Control Beliefs Sebagai Determinan. Penelitian ini membuktikan ada pengaruh (1) Behavioral Beliefs terhadap Situation Awareness (p=0,001); (2) Normative Beliefs terhadap Situation Awareness (p=0,001); (3) Control Beliefs terhadap Situation Awareness (p=0,005); dan (4) Situation Awareness terhadap Intention bidan dalam pelayanan kontrasepsi (p=0,001). Persamaan dengan penelitian ini adalah meneliti tentang Situation Awareness dan perbedaannya dalah intervensi dilakukan pada bidan. 2. Dr. Rosmala Dewi, M.Pd. Kons (2012) dengan judul penelitian Pengaruh Kesadaran Situasi, Kepemimpinan Transformasional, Konflik dan Efikasi Diri Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Dasar Kota Medan. Hasil penelitian ini menunjukkan upaya meningkatkan kinerja kepala sekolah diawali dengan upaya peningkatan kesadaran situasi diikuti dengan peningkatan kepemimpinan transformasional dan selanjutnya peningkatan efikasi diri dengan tetap menjaga konflik tidak meningkat. Persamaan dengan penelitian ini mengetahui

9 pengaruh Situation Awareness dan perbedaannya adalah intervensi dilakukan pada kepala sekolah. 3. Haswinda, Istia (2008) dengan judul penelitian Hubungan Kesadaran Politik Dan Situasi Pada Hari Pemungutan Suara Dengan Tingkat Partisipasi Politik Masyarakat Ulak Karang Utara Dalam Pilkada Provinsi Sumatera Barat Tahun 2005. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan kasadaran politik dan situasi yang berpengaruh dalam tingkat pastisipasi masyarakat dalam pilkada Provinsi Sumatera Utara Tahun 2005. Persamaan dengan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesadaran situasi pada masyarakat dan perbedaannya terletak pada intervensi yang dilakukan yaitu padamasyarakat Ulak Karang Utara.