BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FT UNDIP

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VII PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG KULIAH SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V PROGRAM PERANCANGAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

TA-134 Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro 94

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BATIK INDONESIA

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID

Tabel 2.7: Hasil Studi Banding Aspek Kampus Perkapalan Undip Kampus Perkapalan ITS Kampus Perkapalan UI Kesimpulan Aspek Kontekstual

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AGROBISNIS, KABUPATEN SEMARANG

BAB IV: KONSEP Pendekatan Aspek Kinerja Sistem Pencahayaan Sistem Penghawaan Sistem Jaringan Air Bersih

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL RESORT

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dalam perancangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tata Boga.

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PROYEK

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Tabel 5.1 Perhitungan Besaran Program Ruang Gelanggang a. Pengelola. No Ruang Kapasitas Standar Ruang Luas Ruang Sumber

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMAN 54 JAKARTA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

STADION AKUATIK DI SEMARANG

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang

BAB V. Tabel 5.1. Besaran Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Belajar-Mengajar (Sumber: Analisa Pribadi, 2016)

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB VI PENDEKATAN PERANCANGAN GEDUNG KULIAH SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum. Jenis Ruang

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Aktivitas Utama Ruang Jumlah Kapasitas Luas (m 2 ) Entrance hall dan ruang tiket

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMK PARIWISATA DI KABUPATEN PEMALANG

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PROYEK

46 Andhy Setiawan

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API TAMBUN BEKASI

TUGAS AKHIR 131/ BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum. Jenis Ruang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

TUGAS AKHIR PERIODE 128/

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TRANS STUDIO SEMARANG. Keg. Penerima Gate / Main Entrance Disesuaikan Parkir Pengunjung 16.

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN OLAHRAGA BOLA VOLI DI SEMARANG

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE A DI CILACAP

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAGIAN 4 DISKRIPSI HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MUSEUM PALEONTOLOGI PATIAYAM

BAB V KONSEP DESAIN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PENGOMPOSAN SAMPAH

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB V HASIL. Tabel 5.1 Program Ruang

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis.

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan

BAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BUDGET HOTEL

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Transkripsi:

BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FT UNDIP 5.1 PENDEKATAN ASPEK FUNGSIONAL Desain untuk Kampus Jurusan Teknik Lingkungan FT Undip harus dapat memenuhi kebutuhan fungsionalnya sebagai penyedia sarana pendidikan teknik lingkungan. Pendekatan fungsional merupakan pendekatan yang dilakukan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan fungsi bangunan. Tujuan dari pendekatan fungsional ini adalah untuk mendapatkan jenis-jenis, jumlah serta kapasitas ruang yang diperlukan. 5.1.1 PENDEKATAN PELAKU DAN AKTIVITAS 1. Mahasiswa Mahasiswa pada Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro terdiri atas Mahasiswa Program Sarjana (S1) dan Mahasiswa Program Magister (S2) 2. Dosen / Staff Pengajar Jurusan Teknik Lingkungan FT Undip yang memiliki beberapa program studi dan memiliki 23 dosen yang mengajar untuk S1 dan S2. Untuk program pascasarjana memiliki beberapa dosen dari lintas ilmu untuk mendukung proses penelitian mahasiswa yang mengambil tema lintas ilmu. 3. Pengelola dan Karyawan Sistem pengelolaan pada Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro terdiri dari : a. Ketua dan Sekretaris Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro b. Ketua dan Sekretaris Program Studi Sarjana (S1) Teknik Lingkungan c. Ketua dan Sekretaris Program Studi Magister (S2) Teknik Lingkungan d. Pelaksana akademik yang terdiri dari dosen dan dosen yang merangakap sebagai kepala laboratorium (Laboratorium air, udara, mikrobiologi, dan pemrograman) e. Karyawan administrasi adalah staff non edukatif yang terdiri dari : Administrasi Jurusan Teknik Lingkungan, Administrasi Program Studi Sarjana (S1) Teknik lingkungan, Administrasi Program Studi Magister (S2) Teknik lingkungan, Bagian Perpustakaan : Bagian Peminjaman, bagian registrasi, bagian koleksi buku f. Bagian Laboratorium : Staff laboratorium g. Pembantu Umum : Petugas kebersihan, petugas parkir, petugas keamanan 4. Pengunjung Pengunjung pada Kampus Jurusan Teknik Lingkungan FT Undip terdiri dari pengunjung individu dan pengunjung dalam kelompok. Aktivitas yang ada dikelompokkan menjadi kegiatan kegiatan yang lebih umum, sehingga akan mempermudah menentukan kebutuhan ruang. Kelompok kegiatan tersebut adalah sebagai berikut : KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 88

Kelompok Kegiatan Kelompok Kegiatan Utama Kelompok Kegiatan Pengelola (Akademik, keuangan, administrasi kampus dan perawatan kampus).kelompok kegiatan ini dilakukan oleh : Kegiatan Belajar Rincian Aktivitas Kegiatan belajar mengajar di ruang kuliah indoor maupun outdoor oleh dosen dan mahasiswa Kegiatan Praktikum Kegiatan yang dilakukan mahasiswa di laboratorium yang didampingi oleh dosen ataupun staff laboratorium. Selain praktikum juga dapat melakukan kegiatan diskusi, penelitian. Kegiatan Pengelola Jurusan (Ketua dan Sekretaris Jurusan Teknik Lingkungan Undip). Mengatur penyelenggaraan keperluan akademik, non akademik (keuangan dan administrasi) jurusan dan seluruh program studi yang ada. Kegiatan Administrasi Jurusan. Mengelola keperluan akademik, keuangan dan administrasi jurusan. Kegiatan ini dilakukan oleh staff administrasi jurusan. Kegiatan Program Studi S1, S2 (Ketua dan Sekretaris Program Studi) Mengatur penyelenggaraan kegiatan akademik di program studinya. Kegaitan Administrasi Program Studi Mengelola keperluan akademik program studinya. Kegiatan ini dilakukan oleh staff administrasi program studi. Kegiatan Dosen Mengelola dan menyiapkan materi perkuliahan, mengerjakan pekerjaan perkerjaan administrasi sebagai dosen, penelitian, pengabdian masyarakat dll. Kegiatan Pengelola Laboratorium Mengelola segala keperluan saat kegiatan praktikum di laboratorium, menyiapkan dan membereskan peralatan praktikum. Kegiatan Kepustakaan Kelompok Kegiatan Penunjang Akademik Kelompok kegiatan Kemahasiswaan Meliputi kegiatan administrasi perpustakaan, melayani peminjaman dan pengembalian buku, serta mengatur mekanisme perpustakaan. Perpustakaan dapat dilengkapi dengan tempat diskusi dan mengerjakan tugas serta kegiatan asistensi atau bimbingan. Kegiatan Seminar dan Sidang Kegiatan ini dilakukan pada semua program studi S1, S2. Kegiatan Asistensi atau Bimbingan Kegiatan ini dilakukan hampir disetiap mata kuliah yang ada, dengan pelaku individu maupun kelompok. Asistensi biasanya juga dilanjutkan dengan kegiatan diskusi. Kegiatan Organisasi mahasiswa Organisasi mahasiswa sebagai wadah mahasiswa untuk menyalurkan pikiran dan kreativitasnya. KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 89

Kelompok Kegiatan Service Kelompok Kegiatan Ruang Luar Kegiatan Komunitas Komunitas mahasiswa sebagai wadah untuk menyalurkan hobi, ketertarikan terhadap suatu jenis kegiatan. Kegiatan Ibadah Kegiatan Aktivitas Jual Beli Di kampus juga terdapat beberapa koperasi, seperti koperasi mahasiswa dan dosen. Disini dapat menjual alat tulis, makanan minuman ringan, fotocopy dll. Kegiatan pelayanan makanan dan minuman Kegitan ini meliputi kegiatan makan minum, berkumpul, melayani pembeli, menyiapkan makanan dan minuman, dll. Kegiatan Keamanan Kegiatan pelayanan dan perawatan bangunan seperti kebersihan dan utilitas kampus Kegiatan yang berkaitan dengan kebutuhan area parkir Kegiiatan Penelitian di luar ruangan di sekitar kampus Kegiatan berkumpul maupun berdiskusi di area luar Tabel 5.1 Rician Aktivitas Berdasarkan Kelompok Kegiatan (Sumber : Analisa Penyusun, 2016) 5.1.2 PENDEKATAN KEBUTUHAN RUANG BERDASARKAN AKTIVITAS Kebutuhan ruang yang didapatkan berasal dari rincian aktivitas yang dijabarkan dari kelompok-kelompok kegiatan. Kelompok kegiatan yang ada terdiri dari kelompok kegiatan utama, kelompok kegiatan pengelola, kelompok kegiatan penunjang akademik, kelompok penunjang non akademik, kelompok kegiatan service, kelompok kegiatan ruang luar. Berikut adalah Rincian aktivitas dan kebutuhan ruang setiap pelaku kegiatan : Pelaku Aktivitas Kebutuhan Ruang Mahasiswa - Mengikuti perkuliahan - Mengikuti kuliah umum - Praktikum - Penelitian - Membantu penelitian - Bimbingan / asistensi - Seminar, sidang - Ke Perpustakaan - Rapat kemahasiswaan - Berkumpul komunitas - Fotocopy - Ke KM/WC - R. Kelas - R.Kuliah umum / Lecture theater - Laboratorium - R. Seminar / sidang - Perpustakaan - Ruang Kemahasiswaan - Ruang Komunitas - Mushola - Koperasi Dosen - Mengisi perkuliahan - R. Kelas - R.Kuliah umum / Lecture theater KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 90

- Mengikuti, mengisi kuliah umum - Membimbing praktikum - Penelitian - Menilai seminar, sidang - Menemui tamu - Rapat - Ke perpustakaan - Fotocopy - Ke KM/WC Ketua Jurusan - Mengelola Jurusan - Mengisi perkuliahan - Mengikuti, mengisi kuliah umum - Membimbing praktikum - Penelitian - Menilai seminar, sidang - Menemui tamu - Rapat - Ke perpustakaan - Fotocopy - Ke KM/WC Sekretaris Jurusan Ketua Program Studi - Membantu mengelola Jurusan - Mengisi perkuliahan - Mengikuti, mengisi kuliah umum - Membimbing praktikum - Penelitian - Menilai seminar, sidang - Menemui tamu - Rapat - Ke perpustakaan - Fotocopy - Ke KM/WC - Mengelola Program Studi - Mengisi perkuliahan - Mengikuti, mengisi kuliah umum - Membimbing praktikum - Penelitian - Menilai seminar, sidang - Menemui tamu - Rapat - Ke perpustakaan - Laboratorium - R.dosen - R. Seminar / sidang - R. Rapat - R.tamu, lobby - Perpustakaan - Mushola - Koperasi - Ruang Ketua Jurusan - R. Kelas - R.Kuliah umum / Lecture theater - Laboratorium - R. Seminar / sidang - R. Rapat - R.tamu, lobby - Perpustakaan - Mushola - Koperasi - Ruang Sekretaris Jurusan - R. Kelas - R.Kuliah umum / Lecture theater - Laboratorium - R. Seminar / sidang - R. Rapat - R.tamu, lobby - Perpustakaan - Mushola - Koperasi - Ruang Ketua Prodi - R. Kelas - R.Kuliah umum / Lecture theater - Laboratorium - R. Seminar / sidang - R.tamu, lobby - R.Rapat - Perpustakaan - Mushola - Koperasi KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 91

Sekretaris Program Studi - Fotocopy - Ke KM/WC - Membantu mengelola Prodi - Mengisi perkuliahan - Mengikuti, mengisi kuliah umum - Membimbing praktikum - Penelitian - Menilai seminar, sidang - Menemui tamu - Rapat - Ke perpustakaan - Fotocopy - Ke KM/WC - Ruang Sekretaris Prodi - R. Kelas - R.Kuliah umum / Lecture theater - Laboratorium - R. Seminar / sidang - R.Rapat - R.tamu, lobby - Perpustakaan - Mushola - Koperasi - Stationary Staff Administrasi, keuangan dan umum Staff Laboratorium - Mengurusi masalah administrasi, keuangan dan umum - Rapat - Menemui tamu - Fotocopy - Ke KM/WC - Mengurus keperluan laboratorium - Menemui tamu - Fotocopy - Ke KM/WC Pustakawan - Mengelola Perpustakaan - Fotocopy - Ke KM/WC Staff Kantin - Mengelola Kantin - Ke KM/WC Staff Koperasi - Mengelola Koperasi - Ke KM/WC - Ruang staff administrasi, keuangan dan umum - Ruang rapat - Lobby - Mushola - Koperasi - Ruang staff Laboratorium - R.Penyimpanan Alat - lobby - Mushola - Koperasi - Stationary - Perpustakaann - Musholla - Koperasi - Mushola - Pakir - Koperasi - Mushola KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 92

Staff Cleaning Service Staff Keamanan - Menjaga kebersihan - Menyimpan alat-alat kebersihan - Ke Km/WC - Menjaga keamanan - Ke Km/WC Pengunjung - Bertamu - Seminar, kuliah umum - Ke KM/WC Ruang kelas Laboratorium : - Ruang Janitor - Gudang - Mushola Tabel 5.2 Uraian Pelaku, Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Kebutuhan Ruang -Ruang Kepala Laboratorium -Ruang Penyimpanan Alat -Ruang Staff Laboratorium (Sumber : Analisa Penyusun, 2016) Kelompok Kegiatan Utama - Pos Keamanan - Mushola - Ruang Tamu - Ruang Kuliah umum / lecture theater - Mushola Jenis Ruang - Ruang Kelas - Ruang Kelas Besar - Ruang Kuliah Umum - Laboratorium air - Lingkungan udara - Laboratorium mikrobiologi - Laboratorium komputasi Kelompok Kegiatan Pengelola, Dosen dan Karyawan Ruang Pengelola Jurusan : - Ruang Ketua Jurusan - Ruang Sekretaris Jurusan - Lobby Ruang Pengelola Prodi S1 : - Ruang Ketua Program Studi S1 - Ruang Sekretaris Program Studi S1 Ruang Pengelola Prodi S2 : - Ruang Ketua Program Studi S2 - Ruang Sekretaris Program Studi S2 Ruang Dosen Ruang Rapat Lobby KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 93

Ruang staff administrasi akademik dan umum untuk Jurusan maupun Program studi Ruang Seminar dan Sidang Perpustakaan Green House Ruang Kemahasiswaan Ruang Komunitas Mushola Kantin Koperasi Lavatory Pos Keamanan Ruang Janitor Ruang Pompa Ruang Genset Ruang Panel Gudang Parkir (Basement) Kelompok Penunjang Akademik -Ruang Seminar -Ruang Sidang Kelompok Kegiatan Mahasiswa Kelompok Kegiatan Penunjang Non Akademik Kelompok Kegiatan Service Parkir -Parkir Mobil -Parkir Motor Tabel 5.3 Kebutuhan Ruang (Sumber : Analisa Penyusun, 2016) 5.1.3 PENDEKATAN KAPASITAS PENGGUNA DAN PENGELOLA Pendekatan kapasitas pengguna didasarkan pada jumlah pelaku dari data yang sudah didapatkan, kemudian di analisa berdasarkan rencana keputusan yang akan datang, maupun studi banding. Selain itu didasarkan juga menurut Kepmen No. 234/U/2000 dan SK Rektor Universitas Diponegoro NO 347/UN7/2012 bahwa rasio dosen dan mahasiswa dengan prodi eksakta adalah 1:20. Pelaku Kegiatan Jumlah Pelaku Rencana Jumlah Pelaku Mahasiswa S1 563 120 mahasiswa (batasan kuota) x 4 angakatan = KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 94

Adanya rencana pembatasan mahasiswa S1 Arsitektur Undip untuk beberapa tahun kedepan, yaitu 120 mahasiswa untuk tiap angkatan. 480 mahasiswa Mahasiswa S2 Dalam satu tahun direncanakan terdapat dua kali pembukaan pendaftaran S2, dengan jumlah total per tahun 60 mahasiswa. Dosen S1-30 mahasiswa (kuota maksimal) x 2 (penerimaan mahasiswa 2x setahun) x 2 th = 120 mahasiswa Jumlah Mahasiswa : 563 600 Terdapat total 23 dosen yang mengajar pada prodi S1, 23 30 Dosen S2 - (Terdiri dari Dosen S-1 dengan 6 dosen tetap S-2) Pengelola Jurusan Terdiri dari Ketua jurusan dan Sekretaris jurusan Pengelola Prodi S1 Terdiri dari Ketua prodi S1 Sekretaris prodi S1 Pengelola Prodi S2 Terdiri dari Ketua prodi S2 Sekretaris prodi S2 dan dan 2 (masuk daftar dosen) 2 2 (masuk daftar dosen) 2-2 Jumlah Pengelola dan Dosen : 23 30 Staff Administrasi Jurusan - 4 Staff Administrasi Prodi S1 7 4 Staff Administrasi Prodi S2-4 Staff Keperpustakaan 2 3 Staff Laboratorium (direncanakan terdapat 4 lab) Staff Usaha 1 8 Jumlah Staff Akademik : 10 23 Terdiri dari staff kantin & koperasi Pelaksana Umum Pelaksana umum terdiri dari office boy ataupun office girl 3 4 2 4 Petugas Keamanan - 2 Jumlah Staff Non Akademik : 5 10 TOTAL : 601 663 Tabel 5.4 Jumlah Keseluruhan Pengguna Gedung Kuliah Jurusan Teknik Lingkungan FT UNDIP KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 95

(Sumber : Analisa Penyusun, 2016) Dalam sistem pembelajaran yang baru pada Program Studi S1 Teknik Teknik Lingkungan, setiap angkatan terdiri dari 120 mahasiswa yang dibagi menjadi 3 kelas dengan masing-masing kelas 40 kursi. Sedangkan untuk S2 menggunakan maksimal kuota yaitu 30. Untuk menentukan jumlah kelas, maka : Kelas untuk S1 : 1 sks = 50 menit Jam perkuliahan mulai dari 7.50-16.00 = 7 jam 10 menit = 430 menit (istirahat 12.00-13.00) Jumlah Kurikulum 144 (non ekstrak 10 sks), maka mata kuliah menggunakan kelas = 134 sks. Sks terbanyak berada pada tahun ajaran ganjil yaitu 78 sks dan setiap 1 angkatan terdapat 3 kelas Berarti kelas yang dibutuhkan = (78 sks x 50 menit x 3) : (430 menit x 5) = 6 kelas Kelas untuk S2 : 1 sks = 50 menit Jam perkuliahan mulai dari 7.50-16.00 = 7 jam 10 menit = 430 menit (istirahat 12.00-13.00) Jumlah Kurikulum 36 sks Sks terbanyak berada pada tahun ajaran ganjil yaitu 38 sks dan setiap 1 angkatan terdapat 2 kelas dengan 2 pilihan bidang keahlian Berarti kelas yang dibutuhkan = (38 sks x 50 menit x 4) : (430 menit x 4) = 4 kelas 5.1.4 PENDEKATAN HUBUNGAN KELOMPOK RUANG Hubungan ruang yang ada dibentuk berdasarkan kelompok-kelompok ruang. Kelompok ruang disini membantu untuk mengumpulkan ruang yang memiliki fungsi dan kebutuhan yang hampir sama sehingga akan menciptakan efektifitas dan efisiensi. Kelompok Ruang Keg. Utama Kelompok Ruang Kemahasiswaan Kelompok Ruang Pengelola, dosen dan staff Kelompok Ruang Penunjang Non Akademik Kelompok Ruang Penunjang Akademik Kelompok Ruang Servis Bagan 5.1 Hubungan Antar Ruang KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 96

(Sumber : Analisa Penyusun, 2016) 5.1.5 PENDEKATAN PROGRAM RUANG Pendekatan untuk program ruang berdasarkan kapasitas dan kebutuhan ruang yang telah dianalisa dan direncanakan berdasarkan standard yang ditentukan. Standard yang digunakan adalah : DA : Data Arsitek TS : Time Saver Standars For Building Types SR : Studi Ruang As : Asumsi SNPT : Standar Nasional Perguruan Tinggi BSNP : Badan Standar Nasional Pendidikan UD : Universal Design Sedangkan untuk penentuan sirkulasi/ flow dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan menurut Time Saver Standards for Building Types : 1. 5-10% : Standard Minimum 2. 20% : Kebutuhan Keluasan Sirkulasi 3. 30% : Kebutuhan Kenyamanan Fisik 4. 40% : Tuntutan Kenyamanan Psikologis 5. 50% : Tuntutan Spesifikasi Kegiatan 6. 70 100% : Keterkaitan dengan banyak kegiatan Ruang Kapasitas Unit Standard Luas Ruang Kelas Ruang Kelas S -1 40 orang 6 Ruang Kelas S -2 20 orang 4 Kapasitas 40 orang dengan luas 1,5 m²/ orang (SNPT) Jadi luas = 40 x 1,5 m² = 60 m² Kapasitas 20 orang dengan luas 1,5 m²/ orang (SNPT) Jadi luas = 20 x 1,5 m² = 30 m² 360 m² 120 m² Ruang Kelas Besar 80 orang 1 Kapasitas 80 orang dengan luas 1,5 m²/ orang (SNPT) Jadi luas = 80 x 1,5 m² = 120 m² 80 m² @duduk mhs = 1,5 x 120 = 180 m² Ruang Kuliah umum/ Lecture Hall 120 orang 1 Stage = 3 x 5 = 15 m² (AS) Sirkulasi 40 % = 78 m² 273 m² Total = 273 m² Jumlah 833 m² KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 97

Ruang Laborian @meja dan kursi = 2,26 (DA) x 2 = 4,52 m² @rak = 1,2 m² (DA) Sirkulasi 30 % = 1,71 m² Total = 7,4 m² Laboratorium Air 22 orang 1 R. Penyimpanan Alat @rak penyimpanan= 2,7x1,05= 2,835 x 2 = 8,505 m² 119,3 m² Sirkulasi 40%= 3,4 m² Total = 11,9 m² R. Praktikum (BSNP) Kapasitas 20 orang dengan luas 5 m²/ orang Jadi luas = 20 x 5 m² = 100 m² Ruang Laborian @meja dan kursi = 2,26 (DA) x 2 = 4,52 m² @rak = 1,2 m² (DA) Sirkulasi 30 % = 1,71 m² Total = 7,4 m² Laboratorium Udara Laboratorium 22 orang 1 Mikrobiologi 22 orang 1 R. Penyimpanan Alat @rak penyimpanan= 2,7x1,05= 2,835 x 2 = 8,505 m² Sirkulasi 40%= 3,4 m² Total = 11,9 m² R. Praktikum (BSNP) Kapasitas 20 orang dengan luas 5 m²/ orang Jadi luas = 20 x 5 m² = 100 m² Ruang Laborian @meja dan kursi = 2,26 (DA) x 2 @rak = 1,2 m² (DA) = 4,52 m² Sirkulasi 30 % = 1,71 m² Total = 7,4 m² 119,3 m² 119,3 m² KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 98

Laboratorium Komputasi 22 orang 1 R. Penyimpanan Alat @rak penyimpanan= 2,7x1,05= 2,835 x 2 = 8,505 m² Sirkulasi 40%= 3,4 Total = 11,9 m² R. Praktikum (BSNP) Kapasitas 20 orang dengan luas 5 m²/ orang Jadi luas = 20 x 5 m² = 100 m² Ruang Laborian @meja dan kursi = 2,26 (DA) x 2 @rak = 1,2 m² (DA) = 4,52 m² Sirkulasi 30 % = 1,71 m² Total = 7,4 m² R. Praktikum (menurut BSNP) Kapasitas 20 orang dengan luas 3 m²/ orang Jadi luas = 20 x 3 m² = 60 m² 67,43 m² Lavatory 2 40 m² (DA) 40 m² Lavatory Difabel 1 orang 1 2,1 x 1,4 = 2,94 m² (UD) 2,94 m² Jumlah 1301,27 m² Flow Area 30% 390,38 m² Total 1691,65 m² Pengelola Ketua Jurusan 1 orang 1 12 m² (SNPT) 12 m² Sekretaris Jurusan 1 orang 1 12 m² (SNPT) 12 m² Lobby 4 orang 1 Staff Jurusan 4 1 Sofa panjang = 2 x 1,2 = 2,4 m² (SR) x 2 = 4,8 m² Meja = 0,9 m² Sirkulasi 40% = 2,28 m² Total = 7,98 m² Ruang Staff @meja kursi = 2,03 (DA) x 4 = 8,12 m² 7,98 m² 16,79 m² KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 99

Ketua Prodi 1 orang 2 Sekretaris Prodi 1 orang 2 Staff administrasi, akademik dan umum Prodi 4 orang 2 Ruang @ dosen 1 orang 30 Ruang Rapat Dosen Lavatory 30 orang 1 @rak = 1,2 m2 (DA) x 4 = 4,8 m² Sirkulasi 30 % = 3,87 m² Total = 16,79 m² -Ruang Ketua Prodi @meja kursi Kaprodi =2,26 (DA) m² 2 Kursi Tamu = 2 x 0,5 = 1 m² @rak = 1,2 m2 (DA) x 2 = 2,4 m² Sirkulasi 40 % = 2,26 m² Total = 7,92 m² -Ruang Sekretaris Jurusan @meja kursi Sekprodi =2,26 (DA) m² 2 Kursi Tamu = 2 x 0,5 = 1 m² @rak = 1,2 m2 (DA) x 2 = 2,4 m² Sirkulasi 40 % = 2,26 m² Total = 7,92 m² Ruang Staff @meja kursi = 2,03 (DA) x 4 = 8,12 m² @rak = 1,2 m² (DA) x 4 = 4,8 m² Sirkulasi 30 % = 3,87 m² Total = 16,79 m² Ruang dosen @meja kursi =2,26 (DA) m² 2 Kursi Tamu = 2 x 0,5 = 1 m² @rak = 1,2 m² (DA) Sirkulasi 30 % = 1,34 m² Total = 5,79 m² Ruang Rapat @meja kursi=1,9 (DA) x 30 = 57 m² Sirkulasi 50% = 28,5 m² Total = 85,5 m² 15,84 m² 15,84 m² 33,58 m² 173,7 m² 85,5 m² 2 15 m² (DA) 15 m² Jumlah 373,23 m² Flow area 30% 111,96 m² Total 485,19 m² Penunjang Akademik Perpustakaan 40 orang 1 Ruang baca 158,16 m² KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 100

Ruang Seminar 8 orang 2 Ruang sidang 4 orang 2 @meja kursi = 2x1,7= 3,4 m² x 20 = 68 m² @Loker = 0,26 x (90:6) = 3,9 m² Sirkulasi 40% = 28,76 m² Total = 100,66 m² Ruang staff perpus @meja kursi =2,16 (DA) x 2 = 4,32x (3 staff) = 12, 96 m² @rak = 1,2 m2 (DA) x 2 = 2,4 m² Sirkulasi 40% = 6,14 m² Total = 21,50 m² Rak buku isi 200 buku. Koleksi buku 2000 buku = 2000 : 200 = 10 rak Ukuran rak = 1,2 m2 (DA) x 10 = 12 m² Sirkulasi 200% = 24 m² Total = 36 m² @area duduk utk seminar = 0,95 (DA) x 7 = 6,65 m2 @Pembicara = 12 (DA) x 1 = 12 m² Sirkulasi 40% = 7,46 m² Total = 26,11 m² @meja kursi =2,16 (DA) x 4 = 8,64 m² Sirkulasi 40% = 3,44 m² Total = 12,10 m² 52,22 m² 24,20 m² Green House 4 orang 1 Asumsi 32 m² Jumlah 266,58 m² Flow area 30% 79,97 m² Total 346,55 m² Kelompok Kegiatan Kemahasiswaan @rak = 1,2 m² (DA) @Loker = 0,26 x 5= 1,3 m² Ruang Himpunan Mahasiswa 5 orang 1 @meja dan kursi = 1,80 x 1,20 = 2,16 (DA) x 4 =8,64 m² 22,28 m² Sirkulasi 100% = 11,14 m² Total = 22,28 m² KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 101

Ruang Komunitas 5 orang 1 Kantin, cafetaria Koperasi dan Snack Bar @rak = 1,2 m² (DA) @Loker = 0,26 x 5= 1,3 m² @meja dan kursi = 1,80x 1,20 = 2,16 (DA) x 4 =8,64 m² Sirkulasi 100%= 11,14 Total = 22,28 m² Kelompok Kegitan Penunjang Non Akademik 30 orang 1 Mushola 30 1 1 -Area makan = 1,25x1,57=1,96 = 2 m² (DA) 2 m² x 30 = 60 m² -Dapur= 15% x 60 = 9 m² Sirkulasi 30% = 20,7 m² Total = 89,6 m² 12 m² (SR) - Area Sholat @org sholat = 1,2 x 0,9 = 1,08 m² (DA) - wudhu = 30% x 32,4 = 9,72 m² = 1,08 x 30 = 32,4 m² Sirkulasi 20 % = 8,42 m² Total = 50,54 m² 22,28 m² Jumlah 44,56 m² Flow Area 30% 13,36 m² Total 57,92 m² 89,6 m² 12 m² 50,54 m² Pos Kemanan 2 orang 1 Asumsi 2 m 2 /orang 4 m² Kelompok Kegiatan Service Jumlah 156,14 m² Flow Area 30% 46,84 m² Total 202,98 m² Ruang Janitor 1 Asumsi 4 Ruang Genset Ruang Pompa 1 1 SR SR Ruang Panel 1 SR 6 Ruang BMS 1 Asumsi 16 Gudang 1 Asumsi 16 KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 102 12 9 Jumlah 63 m² Flow Area 30 % 18,9 m²

Total 81,9 m² Parkir Mobil 40 (asumsi 2 kali peraturan minimal BSNP) 1 25 m² persatuan luas parkir sudah termasuk sirkulasi (BSNP) 25 m² x 40 = 1500 1.000 m² Motor 90 (asumsi 2 kali peraturan minimal BSNP) 1 3 m² persatuan luas parkir sudah termasuk sirkulasi (BSNP) 3 m² x 90 = 180 180 m² Jumlah 1180 m 2 TOTAL 4046,19 m 2 Tabel 5.5 Program Ruang (Sumber : Analisa Penyusun, 2016) 5.1.6 PENDEKATAN SIRKULASI Pendekatan sirkulasi dibedakan menurut kelompok pelaku, yaitu mahasiswa, kelompok pengelola dan dosen, kelompok karyawan (staff umum, administrasi dan keuangan), staff laboratorium dan staff service. Sirkulasi Mahasiswa Kegiatan Akademik Kegiatan kemahasiswaan Kelompok utama (kelas, lab) Parkir Kegiatan Non ademik Bagan 5.2 Sirkulasi Mahasiswa (Sumber : Analisa Penyusun, 2016) Sirkulasi Pengelola dan Dosen Kegiatan Akademik Kegiatan Klmpk. Pengelola Kelompok utama (kelas, lab) Parkir Kegiatan Non akademik KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 103

Bagan 5.3 Sirkulasi Pengelola dan Dosen (Sumber : Analisa Penyusun, 2016) Sirkulasi Karyawan Kegiatan Klmpk. Pengelola Parkir Kegiatan Non akademik Bagan 5.4 Sirkulasi Karyawan (Sumber : Analisa Penyusun, 2016) Sirkulasi Staff Laboratorium Kelompok utama Parkir Kegiatan Non akademik Bagan 5.5 Sirkulasi Staff Laboratorium (Sumber : Analisa Penyusun, 2016) Sirkulasi Staff Service Kegiatan Non akademik Kegiatan Akademik Kelompok utama (kelas, lab) Service Parkir Kegiatan Klmpk. Pengelola Kemahasiswaan Bagan 5.6 Sirkulasi Staff Service (Sumber : Analisa Penyusun, 2016) KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 104

5.2 PENDEKATAN ASPEK KONTEKSTUAL Menurut RTBL (Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan) Universitas Diponegoro, Jurusan Teknik Lingkungan mendapatkan lahan untuk membangun gedung kuliah di sebelah timur gedung Dekanat lama Fakultas Teknik. Peruntukan lahan sudah sesuai karena telah ditetapkan masterplan Universitas Diponegoro dan Fakultas Teknik. Gambar 5.1 Rencana Letak Kampus Jurusan Teknik Lingkungan UNDIP (Sumber : Karya, 2013) Pada gambar diatas, area yang berwarna ungu merupakan area yang direncanakan pembangunannya, sedangkan area yang berwarna kuning dan hitam merupakan area yang sudah terbangun. Tapak berada di wilayah Kota Semarang, Kecamatan Tembalang yang masuk kedalam BWK VI yang peruntukannya untuk kawasan pendidikan dengan Koefisien Dasar Bangunan maksimal adalah 60%. Dalam merencanakan Gedung Program Studi Fakultas Teknik UNDIP selain harus memperhatikan peraturan bangunan pada BWK VI juga harus memperhatikan ketentuan-ketentuan bangunan yang sudah direncanakan dalam RTBL FT 2011. Berikut peraturan bangunan berdasarkan RTBL FT 2011 : a. Garis Sempadan Bangunan (GSB) : 23.4 m b. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) : 40% c. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) : 1.31 ( 6 lantai, 30 m) KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 105

d. Jarak antar bangunan : 8 m Gambar 5.2 Batas Tapak Kampus Jurusan Teknik Lingkungan UNDIP (Sumber : Karya, 2013) Dengan luas lahan 3141,71 m², dengan KDB yang akan digunakan adalah 40 % maka memiliki KDB seluas 1256,68 m². Luas bangunan yang diperoleh dari analisa program ruang adalah 4046,19 m 2 maka Kampus Jurusan Teknik Lingkungan FT Undip memiliki 4 lantai dan 1 basement untuk area parkir 5.3. PENDEKATAN ASPEK KINERJA Aspek kinerja yang diterapkan pada kampus ini menggunakan passive design dan active solution. Dengan kedua kolaborasi tersebut, diharapkan dapat menghemat penggunaan energi dalam perancangan kampus ini. Active solution membantu mengoptimalkan efisiensi energi yang teah didapat dari passive design dan membantu mengkondisikan kenyamanan untuk penggunanya, seperti kenyamanan dalam pencahayaan dan penghawaan. 5.3.1. SISTEM PENCAHAYAAN Sistem pencahayaan pada kampus ini akan menggunakan dua sistem pencahayaan, yaitu alami dan buatan untuk mendapatkan efisiensi energi.dalam upaya menghemat energi dan biaya maka ruang-ruang yang ada dimungkinkan untuk mendapatkan pencahayaan alami. Pencahayaan alami dimaksimalkan dengan tetap menjaga agar kenyamanan ruang tetap terjaga. Cahaya alami dapat masuk ke ruangan dengan suhu ruang yang nyaman bagi penggunanya memerlukan passive design yang dikombinasikan dengan active solution pada beberapa ruang khusus. KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 106

Active solution disini menggunakan lampu sensor cahaya yang memi liki parameter untuk mengukur kenyamanan cahaya ruang. Saat cuaca mendung ataupun sore, cahaya alami dari ruang luar berkurang, pada saat itu lampu akan secara otomatis menyala melalui sensor. Saat ruangan kosong (tidak ada gerakan) maka lampu akan mati, namun saat ruangan digunakan (terdapat gerakan) maka lampu akan otomatis menyala. Pencahayaan buatan menggunakan lampu flourescent dengan menggunakan ballast elektronik, yang disebut dengn Lampu hemt energi atau Compact Flourescent Lamp (CFL). Untuk passive design, penggunaan sun shading di luar jendela yang dilengkapi dengan shading devices yang dapat mengurangi kelebihan cahaya (yang menyebabkan silau) pada interior bangunan. Sun shading disini untuk mencegah cahaya matahari langsung masuk ke bangunan. Pada beberapa ruang yang mendapatkan sedikit cahaya matahari, dapat menggunakan light shelves yang mampu merefleksikan cahaya matahari kedalam ruangan karena terdapat kaca reflektif di dalamnya. Gambar 5.3 Kombinasi antara passive design dan active solution yang diterapkan pada sun shading yang diengkapi dengan shading devices maupun light shelves. (Sumber : Zero Energy Building, BCA Academy Brochure, 2012) 5.3.2. SISTEM PENGHAWAAN/PENGKONDISIAN RUANG Active solution disini menggunakan AC VRV, yang memiliki keunggulan sebagai berikut : Dapat dihubungkan dengan pipa yang lebih panjang, individual/centralized control, linear capacity control seingga cocok untuk bangunan bertingkat rendah hingga tinggi. Lebih ringkas, lebih ringan dengan berat 285 kg untuk unit outdoor, yang dapat dihubungkan dengan beberapa unit indoor maupun digunakan dengan system ac cental Lebih hemat listrik dan kapasitasnya bisa diperbesar hingga 60 PK dalam satu system. KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 107

Gambar 5.4 Sistem AC VRV (Sumber : Daikin product brochure, 2013) 5.3.3. SISTEM JARINGAN AIR BERSIH DAN KOTOR Mempertimbangkan kondisi kemampuan PDAM Kota Semarang yang belum mampu melayani kebutuhan air bersih kawasn kampus Universitas Diponegoro, maka satu-satunya sumber yang dapat digunakan adalah sumber air baku air tanah dalam atau eksploitasi dengan konstruksi sumur dalam.untuk menyalurkan air disediakan pompa air untuk memompa air dari sumur ke tandon air diatas gedung. Kemudian disalurkan ke seluruh saluran-saluran air didalam gedung dengan dibantu gaya gravitasi. Untuk cara kerja penyaluran air dari sumur adalah sebagai berikut : Gambar 5.5 Sistem Air Bersih dari Sumur (Sumber : Kusumasari, 2015) KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 108

Untuk air kotor, dibedakan menjadi black water dan grey water. Black water yang berasal dari toilet dan urinoar di salurkan menuju septictank kemudian diresapkan ke sumur resapan. Sementara grey water dan limbah cair laboratorium aakan disalurkan menuju IPAL. 5.3.4. SISTEM JARINGAN LISTRIK Sumber listrik yang digunakan adalah listrik dari PLN. Gambar 5.6 Penyaluran Listrik dari PLN ke gedung Kuliah (Sumber : Adam, 2014) 5.3.5. SISTEM PEMBUANGAN SAMPAH Sistem pembuangan sampah yang digunakan menggunakan cara collection (pengumpulan). Tiap ruang disediakan tempat sampah dengan wadah terpisah. Wadah dibedakan berdasarkan jenis sampah dan kapasitas. Tiap ruangan akan diberi 2 wadah berbeda yaitu untuk sampah organik dan anorganik. Selanjutnya setelah tiap ruangan dikumpulkan, disalurkan ke shaf sampah yang ada dalam gedung untuk dikumpulkan setelah itu sampah yang telah dikumpulkan akan di jemput oleh petugas sampah fakultas untuk di buang ke TPST UNDIP. Gambar 5.7 Dua jenis wadah tempat sampah (Sumber : Karya, 2013) KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 109

Gambar 5.8 Kendaraan Pengangkut Sampah (Sumber : Karya, 2013) 5.3.6. SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN a. Sistem Proteksi Aktif Kebakaran (Active Fire Protction System) Sistem proteksi aktif kebakaran adalah suatu sistem pencegahan dan pemadaman kebakaran yang bertumpu kepada peralatan mekanis dan elektronis.aspek-aspek dalam sistem proteksi aktif kebakaran adalah : Fire detection, berguna untuk mengetahui timbulnya api sedini mungkin. Yang termasuk dalam Fire detector adalah : Detektor Asap (Smoke Detector) Detektor asap merespon terhadap keberadaan asap di dalam udara, dan bergantung kepada pergerakan asap. Detektor Panas (Heat Detector) Detektor panas bereaksi terhadap kenaikan temperature udara di dalam bangunan secara signifikan. Detektor Nyala (Flame Detector) Detektor nyala bereaksi terhadap emisi radiasi elektromagnetik yang dihasilkan oleh nyala api. Detector tersebut berhubungan dengan sistem yang secara otomatis bekerja bila detector bereaksi. Sistem secara otomatis menyalakan : Sistem alarm Sistem pemadaman otomatis melalui sprinkler. Alat ini akan bekerja bila suhu udara di ruangan mencapai 60 C-70 C. Penutup kaca pada sprinkler akan pecah dan menyemburkan air. Setiap sprinkler head dapat melayani luas area 10-20m2 dengan ketinggian ruangan 3 meter.jarak antara dua sprinkler head biasanya 4 meter di dalam ruangan dan 6 meter di koridor.sprinkler biasanya diletakkan di dalam maupun unit hunian apartemen, dan koridor. Fire suppression, adalah Sistem fire supression di dalam bangunan bertujuan untuk memadamkan api ketika api masih kecil. Aspek dalam fire supression adalah - First-aid Appliance adalah alat pemadam api awal yang dapat dipergunakan oleh penghuni dalam pemadaman titik-titik api sebelum kedatangan pasukan pemadam kebakaran. - Portable Fire Extinguisher KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 110

Jumlah dan lokasi dari peralatan pemadam api portable bergantung pada ukuran dan fungsi bangunan. penempatan setiap 20-25 meter dengan jarak jangkauan seluas 200-250 cm. Terdapat beberapa jenis, yaitu air, foam, powder. Gambar 5.9 Portable Fire Extinguisher (Sumber : www. goldenstatefireprotection.com, 2016) b. Sistem Proteksi Pasif Kebakaran Sistem proteksi kebakaran pasif merupakan sistem perlindungan terhadap kebakaran yang bekerjanya melalui sarana pasif yang terdapat pada bangunan. Biasanya juga disebut sebagai sistem perlindungan bangunan dengan menangani api dan kebakaran secara tidak langsung. Caranya dengan meningkatkan kinerja bahan bangunan, struktur bangunan, pengontrolan dan penyediaan fasilitas pendukung penyelamatan terhadap bahaya api dan kebakaran. Yang termasuk di dalam sistem protrksi pasif ini antara lain : Perencanaan dan disain site, akses dan lingkungan bangunan Perencanaan struktur bangunan Perencanaan material konstruksi dan interior bangunan Perencanaan daerah dan jalur penyelamatan (evakuasi) pada bangunan Perencanaan jumlah pintu, lebar pintu dan jarak pintu yang memenuhi syarat dalam keadaan darurat. Pintu darurat ini sebaiknya langsun mengarah ke luar bangunan agar orang dapat keluar secepat mungkin. Untuk ruang umum, lebar pintu darurat dapat ditentukan 1,5 m / 100 orang.perencanaan tangga darurat untuk bangunan yang berlantai lebih dari satu. 5.3.7. SISTEM KOMUNIKASI Terdapat dua sistem komunikasi yang digunakan, yaitu sistem internal dan eksternal. Penggunaan telepon otomatis dengan sistem PABX (Private Automatic Branch Exchange) untuk kemudahan pelayanan telekomunikasi dengan back up sistem manual dengan bantan operator. Wifi (jaringan komunikasi tanpa kabel) dan LAN (Local Area Network) yaitu sistem komunikasi data, berupa pertukaran informasi dan data antar komputer dalam satu bangunan atau kompleks bangunan untuk kepentingan mahasiswa, dosen, maupun pengelola. a. Sistem Komunikasi Internal Sistem komunikasi ini diterapkan untuk komunikasi yang terjadi antar ruang atau dalam satu ruang yag dilakukan antar pengguna. b. Sistem Komunikasi Eksternal Sistem komunikasi ini digunakan untuk komunikasi yang terjadi dari dan ke luar bangunan KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 111

5.3.8. SISTEM PENANGKAL PETIR Sistem penangkal petir yang digunakan adalah sistem faraday, karena dengan sistem ini apabila terjadi sambaran petir maka medan listrik di dalam ruangan akan tetap netral sehingga kerusakan alat-alat listrik di dalam rumah atau gedung dapat diminimalisir. Cara kerja sistem ini adalah menyalurkan arus listrik yang diterima diujung tombak melalui kabelkabel konduktor menuju ke tanah / ground. 5.3.9. SISTEM KEAMANAN Sistem keamanan yang dipakai menggunakan cctv yang diletakkan di titik-titik tertentu di lingkungan kampus. Nantinya cctv akan terhubung dengan sistem BMS (Building Management System) dan BAS (Building Automation System). Gambar 5.11 Sistem Keamanan dengan CCTV (Sumber : Smart and Green Buildings Schneider Electric, 2010) 5.3.10. SISTEM TRANSPORTASI VERTIKAL Sistem transportasi verikal yang digunakan di Gedung Kuliah Jurusan Teknik Lingkungan FT UNDIP adalah 1. Tangga penggunaan tangga diperuntukan untuk jalur evakuasi apabila terjadi bencana alam. 2. Lift Lift dipilih untuk memudahkan perpindahan pengguna yang membutuhkan keefektifan dan kecepatan berpindah ruang dan membantu pengguna yang sudah berumur, disable. Lift menggunakan Sistem Geared Motor, yaitu motor / mesin berada di atas, memerlukan ruang mesin di atas. (menggunakan roda gigi untuk transfer dari daya dari motor) 3. Ramp Perancangan ramp, perlu memperhatikan kenyamanan orang yang akan melewatinya. Ramp yang ideal, memiliki kemiringan sudut ± 6% (1:15). Ramp digunakan pada sirkulasi horizontal di dalam maupun diluar bangunan. KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 112

5.3.11. PENERAPAN SISTEM AUTOMASI GEDUNG Untuk mengoptimalkan sistem pengoperasian dan distribusi pemakaian energi seluruh peralatan mekanis (M&E) yang terdapat di dalam gedung seperti: sistem HVAC, sistem penerangan, sistem transportasi vertikal/ horisontal (lift dan escalator), sistem plumbing (air bersih/ kotor dan kotoran), distribusi beban listrik, dan lain lain, secara tepat dan efisien agar penghematan energi dan sinergi tercapai, maka pemilihan sistem operasi yang terintergrasi secara utuh (total) menjadi suatu pilihan yang tepat. Suatu sistem operasi gedung yang terintegrasi dalam satu sistem manajemen pengendalian terpadu dikenal dengan sistem BMS gedung (building management system). Tujuan dari sistem manajemen adalah meningkatkan efisiensi pemakaian beban dan menghilangkan pemakaian energi yang sia-sia (idle). Agar pengoperasian seluruh sistem M&E dapat berjalan secara automatic (mandiri) maka pada sistem bangunan dikembangkan suatu sistem BAS (building automation system), karena dengan sistem manual tidak akan mencapai suatu kondisi optimum, misalnya pengaturan temperatur dan penerangan interior dengan sensor sesuai dengan perubahan dinamis beban panas dan kuat penerangan yang disyaratkan sehingga dapat menghidup-matikan penerangan secara automatis, dan Iain-lain. Sistem BAS juga dilengkapi dengan suatu sistem monitoring (kontrol) terintegrasi dengan schedulle maintenance, sehingga waktu servis dapat ditentukan sesuai dengan kondisi performance peralatan mekanis yang dioperasikan. Penerapan sistem BMS dan BAS selanjutnya banyak dibahas sebagai bagian dari sistem bangunan pintar atau intelligent building systems. 5.4 PENDEKATAN ASPEK TEKNIS 5.4.1. SISTEM STRUKTUR Pendekatan sistem struktur Gedung Kuliah Jurusan Teknik Lingkungan FT UNDIP berdasarkan pada jenis tanah dan topografi. Alternatif sistem struktur yang digunakan adalah struktur rangka (rigid frame) dengan kontruksi beton bertulang. Pondasi yang digunakan adalah pondasi sumuran. Sistem struktur berdasarkan persyaratan teknis (bentang yang dibutuhkan) yaitu memenuhi persyaratan sebagai berikut: Kekokohan/ strenght, yaitu kekuatan struktur berkaitan dengan sifat bahan, dimana struktur harus dapat memiliki kekuatan untuk memikul beban Kestabilan/stability, yaitu bangunan harus dapat berdiri dengan kokoh dan stabil Keamanan/safety, yaitu struktur bangunan harus aman, dari bencana maupun bahaya. Keawetan/durability, struktur harus dapat bertahan lama. Sistem struktur bangunan bentang lebar terdiri dari : a. Sub Structure Sub Structure adalah struktur bawah bangunan atau pondasi. Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang. Pondasi ini digunakan apabila tanah dasar terletak pada kedalaman yang relatif dalam. Jenis pondasi dalam yang dicor ditempat dengan menggunakan komponen beton dan batu belah sebagai pengisinya. KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 113

b. Upper Structure Upper Structure adalah pondasi atas bangunan. Upper structure yang digunakan pada bangunan ini adalah struktur rangka kaku (rigid frame structure). Struktur ini baik untuk bangunan bentang lebar 5.5. PENEKANAN ASPEK VISUAL ARSITEKTURAL Merencanakan dan merancang bangunan berdasar aspek visual arsitektural berpedoman pada 7 unsur pokok dalam arsitektur adalah : 1. Sumbu (Axis) berkaitan dengan orientasi 2. Place (Posisi) berkaitan dengan hirarki 3. Skala berkaitan dengan proporsi 4. Shape (Wujud) berkaitan dengan geometry 5. Texture berkaitan dengan focal point 6. Warna berkaitan dengan focal point 7. Keseimbangan berkaitan dengan harmoni dan sinergi Dalam penekanan desain green architecture, unsur matahari dijadikan faktor pertimbangan utama dalam perletakan massa bangunan. Jumlah massa, konfigurasi massa, orientasi massa pada matahari akan membentuk selubung bangunan. Massa yang memiliki zoning ruang-ruang yang memerlukan kenyamanan dalam pencahayaan memerlukan treatment yang berbeda, seperti menggunakan double skin ataupun sun shading. Selain itu dengan adanya vertikal garden akan menurunkan suhu sekitar bangunan. Sehingga kerja pendingin ruangan menjadi berkurang. Active solution disini akan terlihat pada pemakaian teknologi-teknologi pada bangunan, seperti penggunaan Motorized Roller Blinds. Desain secara passive yang diwujudkan pada bentuk bangunan dipadukan dengan teknologi-teknologi yang ada, akan membentuk visual tersendiri. KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 114