BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masih mengalami krisis ekonomi. Terjadinya krisis ekonomi ini menyadarkan

BAB I PENDAHULUAN. yang akuntabel dan transparan ditandai dengan diterbitkannya Peraturan

KEBUTUHAN EKONOMIS akan AUDITING

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku

BAB I PENDAHULUAN. masih mengalami krisis ekonomi. Terjadinya krisis ekonomi ini menyadarkan. harus melakukan pemeriksaan laporan keuangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. entitas bisnis, terutama yang berskala menengah hingga berskala besar. Setiap tahunnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dapat memperoleh kesuksesan hanya dengan mengadopsi teknologi baru dengan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Setiap awal dan pertengahan tahun halaman-halaman surat kabar sering

BAB II LANDASAN TEORI. sebaiknya kita perlu mengetahui definisi auditing terlebih dahulu. Ada

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan-perusahaan yang sudah go public dapat memicu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa. Keuangan pasal 6 ayat (1) menyebutkan bahwa Badan Pemeriksa Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan dalam lingkungan bisnis sangat cepat sehingga

2.4 KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

Universitas Kristen Maranatha

Pedoman Audit Internal (Internal Audit Charter) Lampiran, Surat Keputusan, No:06/FMI-CS/III/2017 Tentang Penetapan Kepala Unit Audit Internal

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan yang telah diatur oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). laporan keuangan tersebut, jasa audit yang dimaksud adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, memperoleh kepercayaan dari klien

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian audit menurut Arens et al (2008 : 4) adalah sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. berdasarkan standar auditing yang berlaku umum. Berdasarkan definisi

BAB I PENDAHULUAN. kode etik akuntan. Kode etik akuntan, yaitu norma perilaku yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya bidang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang bersih dan bebas KKN menghendaki adanya. mendukung terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance),

BAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan akan bersaing untuk menjadi yang terbaik di antara. dan tidak menyesatkan pemakainya dalam pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Derasnya arus globalisasi yang mengarah pada perdagangan bebas kini

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era

BAB V. Kesimpulan dan Saran. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai gambaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bekerja dengan baik dalam melakukan audit. Salah satu yang merupakan pekerjaan

- Struktur Organisasi PT. Pos Indonesia (Persero) - Struktur Organisasi Sekretariat Perusahaan - Struktur Organisasi Direktorat Sumber Daya Manusia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya kompetensi dan globalisasi, setiap profesi dituntut

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan suatu perusahaan merupakan salah satu sumber informasi

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi. Pemakai informasi akuntansi diklasifikasikan menjadi dua. kreditor, dan investor atau calon investor.

BAB I PENDAHULUAN. bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kinerjanya agar dapat menghasilkan produk audit yang dapat diandalkan bagi pihak

BAB I PENDAHULUAN. Pemakai informasi akuntansi diklasifikasikan menjadi dua yaitu pihak internal dan

BAB I PENDAHULUAN. menyimpang jauh dari aktivitas moral, bahkan ada anggapan bahwa dunia

BAB I PENDAHULUAN. untuk menentukan keandalan pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh

ANALISIS PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, ETIKA AUDITOR, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA AUDITOR DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK KOTA SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, keberadaan dan peran profesi auditor mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik memiliki peranan penting dalam melakukan audit

Gambar 2.1 Hirarki Standar Auditing Sumber: SPAP Per 1 Januari 2001 (IAI, 2001: )

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan suatu alat. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian auditing menurut Arens, Elder dan Beasley (2008 : 4) yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas seperti sekarang ini,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin banyaknya kebutuhan akan jasa profesional akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sebagai auditor eksternal (Kurniawanda, 2013). laporan disetiap kali melakukan audit. Kantor Akuntan Publik (KAP) dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin untuk

`EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA PENGUJIAN PENGENDALIAN: KAJIAN KONSEPTUAL AUDIT LAPORAN KEUANGAN Oleh: Amalia Ilmiani

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pernyataan yang telah ditandatanganinya. Untuk itu auditor akan sangat berhati-hati

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Melalui

AUDITING LITERATUR: Drs. Hardi, SH, MM, MH, Ak 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Salah satunya dilakukan dalam penyajian laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Financial Accounting Standard Board, terdapat dua karakteristik

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB1 PENDAHULUAN. kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien sesuai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Auditing dan Internal Auditing. memahami pengertian auditing menurut Arens dan Loebecke (2000 : 9) adalah

BAB I PENDAHULUAN. dan bertanggungjawab dengan taat pada peraturan dan perundang-undangan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara kenyataan yang ada dengan yang seharusnya ada. Setiap pemeriksaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia

BAB I PENDAHULUAN. eksternal perusahaan. (Singgih dan Bawono 2010). sulit untuk diukur, sehingga para pemakai informasi membutuhkan jasa pihak

PENDAHULUAN BAB I. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan dalam dunia usaha yang pesat pada era globalisasi saat ini

PIAGAM KOMITE AUDIT PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP ETIKA PENDIDIK PADA PROGRAM STUDI AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN. bersertifikat atau kantor akuntan publik yang melakukan audit atas entitas

BAB I PENDAHULUAN. BUMN mempunyai tanggung jawab yang semakin besar. (Trimanto dan Lena,

BAB I PENDAHULUAN. sendiri terdapat banyak kantor akuntan publik yang memberikan jasa audit pada

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. melakukan audit terhadap pemerintah. Sedangkan undang-undang No 15 tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyatakan bahwa Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about

STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan memberikan gambaran dan informasi posisi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. pola kehidupan manusia sebagai makhluk yang dinamis pun turut berubah dalam arti

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan penugasan pemeriksaan (examination) secara obyektif atas

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat dan semakin berkembangnya sumber

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan juga akan berkualitas tinggi. etik profesi. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) guna

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU ETIS AUDITOR (Survey pada Auditor di Surakarta dan Yogyakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama dari skripsi adalah pendahuluan yang mencakup gambaran

BAB I PENDAHULUAN. kemudian mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang. berkepentingan (Boynton et al.,2001) dalam (Junaidi, 2016).

BAB I PENDAHULUAN. semua kepentingan menegakkan kebenaran, kemampuan teknis dan

Transkripsi:

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akuntansi sebagai alat penghasil informasi keuangan bagi para pengambil keputusan bisnis harus memberikan tanggapan atas adanya dinamika dalam dunia usaha agar dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan agar dapat mempertahankan kepercayaan masyarakat. Sebagai pengguna informasi akuntansi, auditor internal sebagai salah satu profesi yang diperlukan dalam dunia akuntansi pada perusahaan, juga mengalami tuntutan yang sama khususnya mengenai mutu pekerjaannya, yaitu dalam memberikan informasi laporan akuntansi dan auditing pada setiap keputusan yang diambil oleh manajemen sehingga laporan tersebut dapat dimengerti dan dipakai oleh pengguna informasi. Pelaksanaan aktivitas operasional perusahaan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah digariskan, selamanya menuntut pihak manajemen untuk melakukan pengendalian agar semua aktivitas terarah pada tujuan dan proses pencapaian tujuan dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Dengan semakin luasnya aktivitas usaha maka lingkup pengendalian yang harus dilakukan oleh manajemen juga berkembang semakin luas dan kompleks. Dalam pelaksanaan audit, auditor selalu dihadapkan akan adanya resiko bahwa hasil audit tidak dapat mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Kenyataan ini timbul karena adanya keterbatasan yang melekat pada pelaksaaan audit, yaitu tidak mungkin bagi auditor untuk memeriksa satu persatu semua kejadian dan transaksi yang mempengaruhi laporan keuangan, sehingga auditor akan dihadapkan pada resiko audit yaitu berupa kemungkinan tidak ditemukannya kesalahan material. Oleh karena itu auditor harus melakukan pertimbanganpertimbangan audit tertentu dalam menentukaan prosedur audit yang paling efektif. Sebelumnya masalah ini pernah dikemukakan dalam skripsi Riki Sudjana Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi UNISBA 2002 yang berjudul :

BAB I Pendahuluan 2 Peranan Kode Etik Auditor Internal dalam Menunjang Efektivitas Pelaksanaan Audit. Pengertian umum mengenai pemeriksaan (Auditing) telah banyak dikemukakan oleh beberapa ahli diantaranya oleh Arens (2003:11) yang menjelaskan bahwa: Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent independent person. Dengan demikan untuk melaksanakan audit diperlukan informasi yang dapat diverifikasi, sejumlah kriteria yang dapat digunakan sebagai dasar pengevaluasian informasi tersebut serta pelaksanan audit dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen. Auditor internal yang bersifat internal tetapi dalam melakukan tugasnya harus bersifat independen dan selalu didukung, baik oleh manajemen puncak maupun karyawan lainnya dan di dalam melaksanakan tugasnya selalu dituntut untuk dapat bersikap profesional serta meningkatkan kinerjanya dengan cara meningkatkan efektivitas pelaksanaan audit. Dalam melaksanakan tugas pemeriksaan, para auditor akan selalu berhubungan dengan individu- individu maupun kelompok-kelompok di dalam sebuah instansi atau perusahaan yang diperiksa serta dihadapkan dengan berbagai masalah yang cukup rumit, baik yang bersifat teknis maupun non teknis. Permasalahan yang bersifat teknis mungkin akan mudah dipecahkan bila mendasarkan diri pada program dan prosedur-prosedur pemeriksaan yang ditetapkan sebelumnya. Namun untuk permasalahan yang bersifat non teknis mungkin akan sulit dipecahkan karena menyangkut masalah- masalah yang berkaitan dengan sikap mental, emosi, faktor psikologis, moral, karakter, dan halhal lain yang satu sama lainnya akan mengalami perubahan-perubahan pada setiap situasi dan kondisi yang berbeda. Faktor-faktor non teknis di atas pada situasi dan kondisi tertentu akan mempengaruhi kinerja para auditor. Oleh karena itu untuk kelancaran tugas dan

BAB I Pendahuluan 3 kualitas kerja, ada suatu ketentuan yang mengatur sikap moral dan moral auditor guna mempertahankan kualitas yang tinggi mengenai kecakapan teknis, moralitas, dan integritasnya. Ketentuan untuk mengatur sikap mental dan moral tersebut adalah kode etik bagi auditor internal. Menurut hasil sidang kode etik Indonesia dalam prosiding kongres IAI ke VIII di Jakarta tanggal 23 25 September 1998 menyatakan bahwa : Kode etik Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja di lingkungan dunia usaha, pada instansi pemerintah maupun lingkungan dunia pendidikan dalam pemenuhan tanggung jawab profesionalnya. Untuk melaksanakan tugas auditor yang baik, seorang auditor harus bersikap profesional, mempunyai integritas tinggi, pengetahuan dan ketrampilan yang memadai, sikap mental yang teguh dan moral yang baik. Dengan demikian, selain faktor-faktor sebelumnya, sikap mental dan moral merupakan salah satu faktor yang penting untuk diperhatikan dalam upaya untuk mencapai keberhasilan pelaksanan pemeriksaan, sehingga persepsi auditor atas kode etiknya yang merupakan aturan perilaku auditor dalam menjalankan tugasnya, seharusnya merupakan salah satu faktor uang berpengaruh terhadap efektivitas pelaksanaan audit. Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang dituangkan dalam judul : HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI AUDITOR INTERNAL ATAS KODE ETIK DENGAN EFEKTIVITAS PELAKSANAAN AUDIT. 1.2 Identifikasi Masalah Untuk memperjelas arah penelitian, berdasarkan latar belakang yang telah dikemukan di atas, maka penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana persepsi auditor internal atas kode etik. 2. Bagaimana pelaksanaan audit yang dilakukan oleh auditor internal. 3. Bagaimana hubungan persepsi auditor internal atas kode etik dengan efektivitas pelaksanaan audit.

BAB I Pendahuluan 4 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah telah diidentifikasikan, maka tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Persepsi auditor internal atas kode etik. 2. Efektivitas pelaksanaan audit yang dilakukan oleh auditor internal. 3. Hubungan antara persepsi auditor internal atas kode etik dengan efektivitas pelaksanaan audit. 1.4 Kegunaan Penelitian Dalam tercapainya tujuan penelitian ini, maka hasil penelitian diharapkan agar dapat memberikan kegunaan sebagai berikut : 1. Bagi penulis 1) Untuk menambah pengetahuan serta menerapkan pengetahuan teoritis yang di dapat selama kuliah sehingga dapat mengembangkan daya berfikir. 2) Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana ekonomi program studi akuntansi Universitas Widyatama. 2. Bagi perusahaan Sebagai bahan masukan baik berupa saran atau koreksi, sehingga dapat membantu memecahkan masalah yang mereka hadapi dan dapat menjadi sumbangan pemikiran. 3. Bagi masyarakat, khususnya di lingkungan perguruan tinggi Diharapkan dapat memberikan manfaat dan berguna untuk menambah pengetahuan dan sekaligus dapat dijadikan referensi penelitian di bidang yang sama pada masa yang akan datang. 1.5 Kerangka Pemikiran Dalam melaksanakan tugas pemeriksaan, para auditor internal selalu berhubungan dengan individu maupun kelompok di dalam instansi tersebut yang

BAB I Pendahuluan 5 diperiksa serta dihadapkan dengan berbagai maslah yang cukup rumit baik bersifat teknis maupun non teknis. Permasalahan yang bersifat teknis mungkin akan mudah dipecahkan bila mendasarkan diri pada program dan prosedur audit yang ditetapkan sebelumnya, namun untuk permasalahan yang bersifat non teknis mungkin akan sulit dipecahkan karena menyangkut masalah-massalah yang berkaitan dengan sikap mental, emosi, faktor-faktor psikologis, moral, karakter, dan hal-hal lain yang satu sama lainnya akan mengalami perubahan-perubahan pada setiap situasi dan kondisi yang berbeda. Faktor-faktor non teknis di atas, pada situasi dan kondisi tertentu akan mempengaruhi kinerja para auditor. Oleh karena itu untuk kelancaran tugas dan kualitas kerja, ada suatu ketentuan yang mengatur sikap moral dan moral auditor guna mempertahankan kualitas yang tinggi mengenai kecakapan teknis, moralitas, dan integritasnya. Ketentuan untuk mengatur sikap mental dan moral tersebut adalah kode etik Ikatan Akuntan Indonesia. Pengertian kode etik professional menurut Cashin, et al (1990:4-6) adalah sebagai berikut : Code of professional ethics is a guide to accountants conduct in fulfilling their professional obligations and in activities affect the public view of the professional. Sedangkan menurut Carmichael, et al (2003:28), etika didefinisikan sebagai berikut : Ethics are rules designed to maintain a profession on digrifed level, to guide members in their relation with each other, and to assure the public that the profession will maintain a high level of performance. Ethics are derived from fundamental values, many of which are held in common by all profession.. Agar para auditor dapat menerapkan kode etik secara nyata dalam melaksanakan tugasnya, tentulah dibutuhkan motivasi yang mendalam dari diri mereka sendiri untuk mengetahui dan memahami keterikatannya atas kode etik, dengan diketahui dan dipahaminya manfaat kode etik diharapkan timbul persepsi yang positif dari para auditor yang akan berpengaruh terhadap sikap mereka untuk

BAB I Pendahuluan 6 mentaati dan mengamalkan kode etik dalam melaksakan tugasnya. Dengan ditaatinya seluruh kode etik Ikatan Akuntan Indonesia oleh para auditor dalam menjalankan tugasnya, diharapkan pelaksanaan auditnya dapat berjalan efektif. Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka penulis menentukan hipotesis sebagai berikut: TERDAPAT HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI AUDITOR INTERNAL ATAS KODE ETIK DENGAN EFEKTIVITAS PELAKSANAAN AUDIT. 1.6 Metode Penelitian 1.6.1 Metode yang Digunakan Dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriftif analisis, yaitu suatu metode yang berusaha mengumpulkan data yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, menyajikan, serta menganalisanya sehingga dapat memberikan gambaran yang cukup jelas atas objek yang diteliti kemudian diambil kesimpulan. Studi kasus dengan pendekatan kuantitatif merupakan metode yang menghendaki suatu kajian yang rinci, mendalam, menyeluruh atas objek tertentu selama kurun waktu tertentu, termasuk interaksi dengan lingkungannya.. 1.6.2 Teknik Pengumpulan Data Dilakukan dengan Cara : 1. Penelitian Lapangan (Field Research) Yaitu penelitian yang dlakukan secara langsung terhadap objek yang diteliti dengan maksud memperoleh data primer. Data tersebut diperoleh dengan cara : 1. Kuesioner, yaitu lembaran-lembaran isian yang di dalamnya berisi pernyataan dan/atau pertanyaan yang dapat mengolah data kualitatif menjadi data kuantitatif guna pengujian hipotesis. 2. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab dengan pihak yang berwenang atau bagian lain yang berhubungan langsung dengan objek yang diteliti.

BAB I Pendahuluan 7 3. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengamati dan meninjau secara langsung ke perusahaan yang diteliti. 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara membaca, mempelajari, buku-buku, majalah-majalah dan tulisan-tulisan lainnya yang ada kaitannya dengan objek penelitian. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitan Untuk membuat skripsi ini, penulis mengadakan penelitian pada PT. INTI (PERSERO) yang berlokasi di Jl. Moch Toha No.77 Bandung. Penelitian ini dimulai pada bulan Januari 2008.