BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Bimbingan Belajar Wiwaha

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Lembaga Bimbingan Belajar terhadap Pembelajaran Matematika

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan. membantu memenuhi kebutuhan hidupnya. Seiring dengan perkembangan ilmu

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS

I. Pendahuluan. Lembaga bimbingan belajar adalah salah satu lembaga pendidikan di bawah

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Dengan pendidikan, maka peluang bisnis dan kesempatan

BAB I PENDAHULUAN. barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Dalam melakukan transaksi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. modern Indonesia saat ini. Jenjang pendidikan formal di Indonesia berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. perlu ditingkatkan, baik pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat madani yang mampu menguasai, mengembangkan, mengendalikan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Bimbingan Tridaya

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas rumah,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini kemajuan perekonomian bangsa ditambah dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan Indonesia dikategorikan ke dalam dua bagian, yaitu

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi sesuai Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan hidup mendasar yang setiap hari tidak dapat dihindari. oleh manusia salah satunya adalah makan. Dalam perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. berlomba-lomba untuk memberikan pendidikan yang terbaik bagi putra-putrinya.

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN. sehingga memerlukan penyesuaian, peningkatan sarana dan prasarana yang. diperlukan untuk mendukung terselenggaranya roda pemerintahan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. siswa. Peran guru sangat penting dalam kedudukannya sebagai motivator

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa tidak terlepas dari peran pendidikan sebagai modal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mega Wulandari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Kondisi ini memicu perusahaan-perusahaan untuk terus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran akan kebutuhan pendidikan formal. Jika dahulu persepsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS

MEMUTUSKAN : : PERATURAN BUPATI TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN. BAB I KETENTUAN UMUM

BUPATI MAGETAN PERATURAN BUPATI MAGETAN NOMOR 58 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN BUPATI MAGETAN,

PEDOMAN UMUM PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) PADA TK, SD DAN SMP TAHUN PELAJARAN 2017/2018

BAB V P E N U T U P. Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu:

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan pembahasan pada bab IV sebelumnya, maka penulis dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian pendidikan dijelaskan menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2003

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 20 TAHUN 2012 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan terbagi menjadi tiga jalur, yaitu pendidikan formal, pendidikan

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH. Permendikbud No 17 Tahun 2017

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan hidup mendasar yang setiap hari tidak dapat dihindari. oleh manusia salah satunya adalah makan. Dalam perkembangannya

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 20 TAHUN 2013 TENTANG

Data Agregat per Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. dan lingkungan baik lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Dalam. saling melengkapi dan memperkaya pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. kerja sektor informal.tenaga kerja sektor informal merupakan tenaga kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, dan demikian pula sebaliknya semakin baik mutu pendidikan.

HOMESCHOOLING PRIMAGAMA SEKOLAH BERBASIS BAKAT DAN MINAT

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN DEMAK NOMOR 422.1/ 1378 / 2017

WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA). Berbeda

UNIVERSITAS GALUH PROGRAM PASCA SARJANA

WALIKOTA BUKITTINGGI PROPINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Penataan sumber daya manusia perlu diupayakan secara bertahap dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Rekrutmen adalah proses menemukan dan mendapatkan calon karyawan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Imay Ifdlal fahmy, 2013

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

WALIKOTA TASIKMALAYA

PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang kehidupan, yaitu politik, ekonomi, sosial dan budaya. Perubahan

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 129a/U/2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN SPATIAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN DIMENSI TIGA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 049 TAHUN 2017 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Kabupaten Indragiri Hulu. Kabupaten Kuantan Singingi terbentuk berdasarkan

PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Usaha Sampingan Bimbingan Belajar

UPT Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya, perubahan sikap, perilaku dan nilai-nilai pada individu,

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang terus berkembang pesat, sehingga dibutuhkan individu-individu

BAB II DESKRIPSI SMAN 10 TANGERANG Sejarah Berdirinya SMAN 10 Tangerang Seiring dengan otonomi daerah yang digulirkan pemerintah pusat maka

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

~ 1 ~ PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

K E P U T U S A N KEPALA SMA NEGERI 8 KEDIRI TENTANG PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS) PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) OFFLINE DAN ONLINE

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Aliyah Negeri Pelaihari tahun pelajaran 2009/2010 mengikuti bimbingan belajar

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vera Nurfadillah, 2014 Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

BAB V ALTERNATIF MODEL HIPOTETIK IMPLEMENTASI MANAJEMEN SEKOLAH BERMUTU. kemandirian dan kreativitas sekolah. Oleh sebab itu, SMPN RSBI sebagai

BAB I PENDAHULUAN. bukan merupakan segmen bisnis yang populer. menerbitkan edisi Bandung-nya, seperti Kompas, Republika, SINDO, Koran Tempo,

BAB I PENDAHULUAN. muda. Dan hal tersebut merupakan tanggung jawab pemerintah, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan publik melalui peningkatan pelayanan publik.

BAB I PENDAHULUAN. bagian utama untuk suatu Negara yang ingin maju dan ingin menguasai

I. PENDAHULUAN. sekarang ini dimana perubahan teknologi dan arus informasi yang sangat cepat mendorong

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Sejarah Perusahaan Bimbingan Belajar Wiwaha didirikan secara personal pada tahun 2005 di Jakarta, tepatnya di Jalan Puskesmas Lama No. 5 Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Sebelum mendirikan bimbingan belajar ini, pemilik adalah seorang pengajar di salah satu tempat kursus sempoa di Jakarta Selatan. Satu tahun kemudian, pemilik memutuskan untuk berhenti dan mendirikan kursus sempoa sendiri yang diberi nama Wiwaha. Pada awal berdirinya Wiwaha hanya membuka satu kelas yaitu kelas sempoa, setelah enam bulan kemudian barulah Wiwaha membuka kelas baru yaitu bahasa Inggris. Gambar 1.1 Logo Bimbingan Belajar Wiwaha Sumber: Data Internal (2014) Seiring berjalannya waktu, ternyata peminat kelas sempoa menurun tetapi sebaliknya, peminat dari kelas bahasa Inggris bertambah pesat. Selain itu banyak permintaan dari orang tua murid agar dibuka kelas untuk mata pelajaran sekolah dan juga baca tulis untuk anak pra sekolah. Berdasarkan penurunan jumlah murid, akhirnya kelas sempoa ditutup. Pada akhir tahun 2011 kelas baca tulis yang sudah berjalan enam tahun juga mengalami penurunan minat dan pada akhirnya Wiwaha memutuskan untuk menutup kelas tersebut. Kini Wiwaha berjalan dengan dua kelas yaitu bahasa Inggris untuk semua kalangan dan bimbingan belajar untuk Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas. Wiwaha telah memiliki satu cabang di daerah Depok dengan total pengajar sembilan orang baik untuk privat maupun belajar di tempat. 1

Gambar 1.2 Peta Lokasi Bimbingan Belajar Wiwaha Sumber: Google Maps (2014) 1.1.2. Visi dan Misi Visi Menjadi lembaga bimbingan belajar yang terdepan dalam meningkatkan prestasi akademik siswa. Misi Memberikan bimbingan secara berkelanjtuan melalui pendekatan interpersonal. 1.1.3. Tujuan dan Sasaran Strategi Perusahaan Tujuan Perusahaan a. Menjadi bimbingan belajar yang memiliki kualitas dalam metode belajar dan penyampaian materi b. Menciptakan suasana belajar yang memudahkan siswa memahami pelajaran Sasaran Strategis Perusahaan a. Mengembangkan metode belajar b. Menciptakan kepuasan konsumen yang baik 1.1.4. Jenis Usaha Wiwaha bergerak di bidang pendidikan, tepatnya sebagai lembaga pendidikan nonformal bimbingan belajar. Sebagai pembeda dengan kompetitornya, Wiwaha menggunakan metode Interpersonal dimana murid dilayani secara personal sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Berikut adalah jenis kelas beserta biaya masing-masing kelas: 2

Tabel 1.1 Daftar Biaya Kursus Wiwaha Biaya Kursus Bimbel SD Matematika/ Bahasa Inggris Pendaftaran Rp 50.000,- Materi 1 Tahun Rp 100.000,- Biaya Kursus (lanjutan) Biaya Bulanan Rp 150.000,- 2x pertemuan dalam seminggu Rp 240.000,- 3x pertemuan dalam seminggu Bimbel SD Matematika, Bahasa Inggris, IPA, IPS, Bahasa Indonesia Pendaftaran Rp 50.000,- Materi 1 Tahun Rp 100.000,- Biaya Bulanan Rp 300.000,- 4x pertemuan dalam seminggu Bimbel SMP Matematika/ Bahasa Inggris Pendaftaran Rp 50.000,- Materi 1 Tahun Rp 100.000,- Biaya Bulanan Rp 200.000,- 2x pertemuan dalam seminggu Rp 380.000,- 4x pertemuan dalam seminggu Bimbel SMP Matematika, Bahasa Inggris, IPA, Bahasa Indonesia Pendaftaran Rp 50.000,- Materi 1 Tahun Rp 150.000,- Biaya Bulanan Rp 400.000,- 4x pertemuan dalam seminggu Privat SMP / SMA Biaya Bulanan ± Rp 200.000,- Per pertemuan Sumber: Data Internal Wiwaha (2014) 3

1.1.5. Struktur Organisasi Pimpinan Bimbingan Belajar Penasehat Kurikulum Administrasi Pengajar Gambar 1.3 Struktur Organisasi Bimbingan Belajar Wiwaha Sumber: Data Internal Wiwaha (2014) Berdasarkan Gambar 1.3 dapat diketahui hubungan, wewenang dang tanggung jawab dari setiap anggota organisasi. Berikut adalah uraian dari masing-masing tugas pada struktur organisasi tersebut: a. Pimpinan Bimbingan Belajar Pimpinan bimbingan belajar bertugas untuk mengawasi jalannya kegiatan bimbingan belajar, melakukan penyeleksian dan pelatihan terhadap pengajar dan bagian administrasi, serta berkoordinasi langsung dengan penasehat kurikulum. b. Penasehat Kurikulum Bertugas untuk membuat silabus, mencari dan membuat materi dan berkoordinasi langsung dengan pengajar dan administrasi. c. Administrasi Bertugas sebagai front liner, membuat laporan keuangan harian, dan membantu pengetikan data. d. Pengajar Bertugas untuk mentransfer ilmu, mendidik, dan mengarahkan siswa sesuai dengan metode bimbingan belajar. 1.2. Latar Belakang Penelitian Menurut Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta, pada tahun 2012 kota Jakarta memiliki penduduk sebanyak 9,99 juta jiwa. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, kedepannya Indonesia akan menghadapi berbagai tantangan seperti meningkatnya jumlah penduduk yang diprediksi mencapai 350 juta jiwa pada 2045. Untuk menghadapi itu, Presiden mengatakan, Indonesia 4

harus menjadi bangsa yang adaptif dan inovatif untuk menjadi pemenang. Karena itu perlu ada paradigma, kebijakan dasar, strategi, blue print, dan road map mengenai pendidikan nasional (Gatra, 2013). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2003 pasal 13 tentang Sistem Pendidikan Nasional, jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Selanjutnya menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2003 pasal 1, pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Sedangkan pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Satuan pendidikan nonformal diungkapkan oleh Badan Pengusaha Batam terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim serta satuan pendidikan yang sejenis. Tabel 1.2 Satuan Pendidikan Nonformal No. Nama 1 Lembaga Kursus 2 Lembaga Pelatihan 3 Kelompok Belajar 4 Pusat Kegiatan Belajar Masyarkat 5 Majelis Taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis Sumber: Badan Pengusaha Batam Seperti yang telah ditampilkan pada Tabel 1.2 salah satu satuan pendidikan nonformal adalah lembaga kursus. Munurut Direktorat Pembinaan Kursus & Pelatihan, lembaga kursus terdiri dari beberapa jenis, salah satunya adalah bimbingan belajar. Sebagai alternatif belajar, banyak siswa yang menggantungkan harapannya pada bimbingan belajar untuk mendapatkan materi yang tidak diajarkan di sekolah. Dengan adanya proses penerimaan di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui ujian tertulis semakin menambah daya tarik siswa terhadap bimbingan belajar (Hari, 2008). Sekolah yang memiliki otoritas sebagai tempat untuk menyelenggarakan pendidikan sering dipertanyakan perannya. Hal ini adalah salah satu masalah yang ada dalam dunia pendidikan di Indonesia (Hari, 2008). Menurut salah satu koran di Indonesia, Detik News, tumbuhnya berbagai bimbingan belajar menjadi satu fenomena menarik dan menjadi catatan tersendiri bagi dunia pendidikan di Indonesia. 5

Ketidakpuasan terhadap kondisi pembelajaran di sekolah diyakini sebagai salah satu penyebab tumbuh suburnya berbagai bimbingan belajar tersebut (Hari, 2008). Keterbatasan sistem yang berlaku di sekolah juga ikut memicu tumbuhnya berbagai bimbingan belajar. Kemampuan guru yang terbatas, kurangnya fasilitas belajar yang memadai, serta tuntutan kurikulum yang tidak realistis menyebabkan siswa mencari alternatif lain untuk belajar di luar sekolah. Sekolah juga dianggap tidak mampu menyediakan semua kebutuhan yang diperlukan siswa terlebih lagi kesiapan untuk berebut kursi di Perguruan Tinggi Negeri yang diidam-idamkan (Hari, 2008). Menurut salah satu siswa SMAN 70 Jakarta Selatan, keinginan siswa untuk belajar di bimbingan belajar adalah karena ingin berlatih menjawab soal secara cepat lewat pelatihan di bimbingan belajar, yang setiap bulan memberi siswa kesempatan uji coba (Inggried, 2011). Selain itu bimbingan belajar juga menjadi tempat untuk men-drill soal-soal ujian, lebih melatih, serta menambah wawasan dengan mengupas berbagai macam tipe dan karakter soal UN (Latief, 2011). Sementara menurut salah seorang guru di Bandung, fenomena suburnya bisnis bimbingan belajar tumbuh karena unsur tren sehingga siswa cenderung mengikuti teman-teman yang sudah ikut bimbingan belajar. Namun selain itu beliau tak menampik, ada guru yang kurang maksimal memberikan materi pembelajaran di kelas, sampai suasana belajar mengajar yang tak membuat siswa betah di sekolah (Inggried, 2011). Terdapat pula kontra mengenai bimbingan belajar seperti yang dikemukakan oleh Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), melalui harian Kompas yaitu menurutnya bimbingan belajar sekarang telah memasuki sekolah bukan hanya sebagai kegiatan ekstrakulikuler, tetapi sudah memasuki jam belajar efektif bahkan menggantikan pelajaran sekolah dengan alasan persiapan Ujian Nasional. Hal ini membawa pendidikan hanya berorientasi pada persiapan ujian, latihan soal, menghafal, dan memprediksi soal. Menurutnya, pendidikan yang berorientasi pada pembentukan karakter yang digagas Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh telah terpinggirkan oleh orientasi pada nilai dan hasil jangka pendek dari Ujian Nasional (More, 2011). Menurut Badan Pusat Statistik, pada tahun 2012-2013 kota Jakarta Selatan memiliki 300.609 siswa dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Umum sehingga apabila ditarik kesimpulan berdasarkan pro dan kontra mengenai bimbingan belajar diatas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peluang yang menarik sehingga mendorong pertumbuhan binis bimbingan belajar itu sendiri. 6

Tabel 1.3 Jumlah Pelajar di kota Jakarta Selatan Tahun 2012-2013 Kecamatan Jumlah Siswa Jagakarsa 45.672 Pasar Minngu 38.076 Cilandak 35.878 Pesanggrahan 36.525 Kebayoran Lama 44.529 Kebayoran Baru 27.976 Mampang Prapatan 14.340 Pancoran 14.031 Tebet 28.051 Setiabudhi 15.551 Sumber: Jakarta Selatan Dalam Angka (2013) Berdasarkan Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa kecamatan Pasar Minggu merupakan salah satu kecamatan yang memiliki jumlah siswa terbanyak di Jakarta Selatan. Berikut adalah tabel yang menunjukan jumlah Bimbingan Belajar di masing-masing kelurahan pada kecamatan Pasar Minggu. Tabel 1.4 Jumlah Bimbingan Belajar pada Masing-Masing Kelurahan Kelurahan Jumlah Bimbingan Belajar Cilandak Timur 3 Ragunan 1 Kebagusan 7 Pasar Minggu 4 Jati Padang 3 Pejaten Barat 3 Pejaten Timur 2 Sumber: Olah Data Penulis Dapat dilihat dari Tabel 1.4 kelurahan Kebagusan memiliki Bimbingan Belajar paling banyak diantara kelurahan yang lain, oleh karena itu penulis memilih area Kebagusan untuk memilih objek penelitian. Menurut pengamatan penulis, dalam radius ± 2.5 kilometer pada jalan Kebagusan Raya terdapat setidaknya tujuh bimbingan belajar. Berikut adalah pemetaan bimbingan belajar pada jalan Kebagusan Raya: 7

Gambar 1.4 Pemetaan Bimbingan Belajar pada jalan Kebagusan Raya dan sekitar pada awal tahun 2014 Sumber: Olah Data Penulis Berikut adalah keterangan lebih lanjut dari pemetaan tersebut: Tabel 1.5 Daftar Bimbingan Belajar pada jalan Kebagusan Raya dan sekitar pada awal tahun 2014 No. Nama Bimbingan Belajar 1. Bimbingan Belajar Wiwaha (2005) 2. Bimbingan Belajar Ibu Zainab (2006) 3. Bimbingan Minat Baca dan Belajar Anak AIUEO (2010) 4. Bimbingan Belajar Smart Education Center (2009) 5. Bimbingan Minat Baca dan Belajar Anak AIUEO (2010) 6. Bimbingan Belajar Paramitha Education (2009) 7. Bimbingan Belajar Nurul Fikri (2008) Sumber: Olah Data Penulis 8

Berikut adalah daftar harga dari masing-masing bimbingan belajar: Tabel 1.6 Daftar Harga Bimbingan Belajar Ibu Zainab Bimbingan Belajar Ibu Zainab Biaya Bulanan (Seminggu 2x) *untuk semua pelajaran Sekolah Dasar Sumber: Data Internal Ibu Zainab Rp 50.000,- Tabel 1.7 Daftar Harga Bimbingan Minat Baca dan Belajar Anak AIUEO Bimbingan Minat Baca dan Belajar Anak AIUEO Biaya Pendaftaran Rp 250.000,- Kelas Standar (1 guru: 4 murid) Seminggu 2x Rp 150.000,- / bulan Seminggu 3x Rp 200.000,- / bulan Seminggu 4x Rp 250.000,- / bulan Seminggu 5x Rp 300.000,- / bulan Seminggu 6x Rp 350.000,- / bulan Kelas Khusus (1 guru: 2 murid) Seminggu 2x Rp 300.000,- / bulan Seminggu 3x Rp 400.000,- / bulan Seminggu 4x Rp 500.000,- / bulan Seminggu 5x Rp 600.000,- / bulan Kelas Paket 72 jam (1 guru: 4 murid) Rp 1.050.000,-/ paket Sumber: Data Internal Bimbingan Minat Baca dan Belajar Anak AIUEO Tabel 1.8 Daftar Harga Bimbingan Belajar Smart Eductaion Center Bimbingan Belajar Smart Eductaion Center Biaya Pendaftaran Rp 100.000,- Bahasa Inggris Pra SD Rp 70.000,- / bulan 2x / minggu Bahasa Inggris SD Kelas I s/d VI Rp 70.000,- / bulan 2x / minggu Matematika SD Kelas I s/d VI Rp 90.000,- / bulan 2x / minggu 9

Biaya Kelas Khusus Bimbel (lanjutan) Bimbingan Belajar SD Kelas I s/d V Rp 100.000,- / bulan 2x / minggu Bahasa Inggris SMP Rp 130.000,- / bulan 2x / minggu Calistung (Baca Tulis Hitung) Rp 150.000,- / bulan 3x / minggu Bimbingan Belajar SMP Kelas VII & VIII Rp 150.000,- / bulan 3x / minggu Bimbingan Belajar SMA Rp 200.000,- / bulan 2x / minggu Privat SD Kelas I s/d VI Rp 65.000,- / pertemuan @ 1,5 jam Privat SMP Kelas VII s/d IX Rp 70.000,- / pertemuan @ 1,5 jam Semi Privat SD Kelas I s/d VI Rp 250.000,- / bulan 2x / minggu @ 1,5 jam Semi Privat SMP Kelas VII s/d IX Rp 350.000,- / bulan 2x / minggu @ 1,5 jam Sumber: Data Internal Bimbingan Belajar Smart Eductaion Center Tabel 1.9 Daftar Harga Bimbingan Belajar Paramitha Education Bimbingan Belajar Paramitha Education Biaya Pendaftaran Rp 100.000,- TK (taman kanak-kanak) Rp 100.000,- / bulan 2x / minggu Bimbingan Belajar Sekolah Dasar (SD) Rp 120.000,- / bulan 2x / minggu Bimbingan Belajar Sekolah Menengah Rp 140.000,- / bulan 2x / minggu Pertama (SMP) Bimbingan Belajar Sekolah Menengah Rp 150.000,- / bulan 2x / minggu Atas (SMA) Bimbingan Alumni Rp 200.000,- / bulan 3x / minggu Sumber: Data Internal Bimbingan Belajar Paramitha Education Tabel 1.10 Daftar Harga Bimbingan Nurul Fikri Bimbingan Nurul Fikri Jenjang Biaya Tunai Tunai Juara Angsuran (Rp) Jam Belajar (Rp) (Rp) (Rp) 4-5-6 Sekolah Dasar 1.500.000 1.270.000 1.050.000 3x 500.000 2x / minggu 7-8-9 Sekolah Menengah Pertama 1.590.000 1.350.000 1.110.000 3x 530.000 2x / minggu 10

Bimbingan Nurul Fikri (lanjutan) 10-11 Sekolah 1.590.000 1.350.000 1.110.000 3x 530.000 2x / minggu Menengah Atas 12 Sekolah Menengah 1.860.000 1.580.000 1.300.000 3x 620.000 2x / minggu Atas & Program Persiapan Langsung Seleksi Perguruan Tinggi Super Intensif Seleksi Masuk Perguruan Tinggu 3.030.000 2.570.000 2.120.000 3x 1.010.000 Setiap hari selama 5 pekan Biaya Pendaftaran Rp 100.000,- Sumber: Data Internal Bimbingan Belajar Nurul Fikri Munculnya berbagai bimbingan belajar di sekitar jalan Kebagusan Raya membawa dampak bagi bimbingan belajar Wiwaha yang mengalami penurunan profit dari lima tahun terakhir. Gambar 1.5 Profit Bimbingan Belajar Wiwaha Tahun 2009-2013 Sumber: Data Internal Wiwaha (2014) Dari Gambar 1.5 dapat diketahui bahwa terdapat penurunan profit dari tahun ke tahun pada bimbingan belajar Wiwaha. Hal ini disebabkan oleh penurunan jumlah siswa karena adanya persaingan pada industri pendidikan nonformal khususnya di daerah Kebagusan, Jakarta Selatan. Oleh karena itu penting untuk bimbingan belajar Wiwaha mengetahui strategi pengembangan bisnis yang tepat agar dapat bersaing dan mendapatkan siswa baru sehingga menghasilkan peningkatan profit. 11

Selain itu, belum ada penelitian sebelumnya tentang bagaimana merumuskan strategi untuk mengahdapi ancaman dan memaksimalkan peluang yang ada untuk meningkatkan pendapatan pada bimbingan belajar Wiwaha dengan pendekatan Business Model Canvas. Berdasarkan uraian dan latar belakang diatas maka peneliti ingin melakukan analisis mengenai strategi pengembangan bisnis dari bimbinga belajar Wiwaha dengan mengambil judul skripsi Strategi Pengembangan Bisnis Bimbingan Belajar dengan Pendekatan Business Model Canvas (Studi Kasus Bimbingan Belajar Wiwaha). 1.3. Perumusan Masalah Berikut adalah permasalahan penelitian yang akan dibahas: 1. Bagaimana gambaran model bisnis bimbingan belajar Wiwaha saat ini jika ditinjau dengan pendekatan Business Model Canvas? 2. Bagaimana evaluasi model bisnis bimbingan belajar Wiwaha dengan menggunakan analisis SWOT? 3. Bagaimana strategi pegembangan bisnis yang sesuai dan disarankan untuk diterapkan pada bimbingan belajar dengan pendekatan Business Model Canvas? 1.4. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui gambaran model bisnis bimbingan belajar Wiwaha saat ini jika ditinjau dengan pendekatan Business Model Canvas. 2. Untuk mengevaluasi model bisnis bimbingan belajar Wiwaha dengan menggunakan analisis SWOT 3. Untuk memberikan strategi pegembangan bisnis yang sesuai dan disarankan untuk diterapkan pada bimbingan belajar dengan pendekatan Business Model Canvas. 1.5. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan untuk memiliki kegunaan sebagai berikut: 1. Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan pertimbangan untuk bimbingan belajar Wiwaha dalam memenangkan persaingan bisnis bimbingan belajar sehingga dapat meningkatkan pendapatan. 2. Kegunaan Akademis Sebagai bahan pertimbangan bagi semua pihak yang akan melakukan penelitian atau karya ilmiah dengan bahasan yang serupa ataupun untuk keperluan lainnya. 12

1.6. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan penelitian ini dibagi menjadi lima bab, yaitu: BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dikemukakan mengenai latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian. Selain itu terdapat beberapa data objek studi pada bab ini. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN RUANG LINGKUP PENELITIAN Bab ini berisi tentang tinjauan kepustakaan yang berkaitan dengan topik penelitian, serta ruang lingkup yang membatasi penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi metode, pendekatan, dan teknik yang digunakan dalam mengumpulkan maupun menganalisis data yang dapat menjawab serta menjelaskan masalah penelitian. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi mengenai analisis gambaran model bisnis perusahaan yang ditinjau dari Sembilan elemen business model canvas serta perumusan strategi pengembangan usaha. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi tentang kesimpulan atas hasil penelitian dan saran yang diberikan dengan hasil penelitian. 13