BAB IV METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Studi Pustaka. Metode Penelitian. Persiapan. Pengambilan Data

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan analisis data dijelaskan dalam bagan alir seperti Gambar 4.1. Start.

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dijelaskan dalam bagan alir pada Gambar 4.1. Mulai. Studi Pustaka.

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bagan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tahap-tahap penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 4.1.

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian. Mulai. Identifikasi Masalah. Studi pustaka. Metode penelitian. Orientasi lapangan.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN F PERHITUNGAN KERUSAKAN STRUKTUR JALAN MENGGUNAKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX A. Hasil Perhitungan Pada Formulir Survei

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. UMUM

BAB III LANDASAN TEORI. digunakan sebagai acuan dalam usaha pemeliharaan. Nilai Pavement Condition Index

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Survei Kondisi Jalan

BAB III LANDASAN TEORI. Tabel 3.1 Jenis Kerusakan pada Perkerasan Jalan

Evaluasi Kualitas Proyek Jalan Lingkar Selatan Sukabumi Pada Titik Pelabuhan II Jalan Baros (Sta ) ABSTRAK

BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. A. Data Survei. 1. Kelengkapan Infrastruktur Perlintasan Sebidang

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

Identifikasi Jenis Kerusakan Pada Perkerasan Lentur (Studi Kasus Jalan Soekarno-Hatta Bandar Lampung)

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Geometrik. Tabel 5.1 Spesifikasi data jalan berdasarkan TCPGJAK.


TEKNIKA VOL.3 NO.2 OKTOBER_2016

Gambar 4.1 Lokasi Penelitian Ruas Jalan Piyungan-Prambanan Sumber : Google Maps

BAB III LANDASAN TEORI. A. Perlintasan Sebidang

BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

DENY MIFTAKUL A. J NIM. I

NASKAH SEMINAR 1 INSPEKSI KESELAMATAN JALAN YOGYAKARTA WONOSARI KM 18 SAMPAI DENGAN KM 22

BAB III METODOLOGI. 3.1 Metode Survei

HALAMAN MOTTO dan PERSEMBAHAN. Wahai ananda permata hati Hitunglah waktu dengan teliti Masa berjalan capat sekali Bila tak ingin hidup merugi

EVALUASI KERUSAKAN RUAS JALAN PULAU INDAH, KELAPA LIMA, KUPANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX

ANALISIS KERUSAKAN KONSTRUKSI JALAN ASPAL DI KOTA MAKASSAR DENGAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (STUDI KASUS : JALAN LETJEND HERTASNING)

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN FOLLOW YOUR HEART AKU PERNAH BERCERITA TENTANG RAGU, DIAM-DIAM RAGU, LALU RAGU, DEKAT SEKALI DENGAN RAGU

PENILAIAN KONDISI PERKERASAN PADA JALAN S.M. AMIN KOTA PEKANBARU DENGAN PERBANDINGAN METODE BINA MARGA DAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan. Setelah dilakukan analisis data dan pembahasa, maka dapat diambil kesimpulan sebagi berikut :

TINGKAT KERUSAKAN JALAN MENGGUNAKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX DAN METODE PRESENT SERVICEABILITY INDEX ABSTRAK

BAB III LANDASAN TEORI. dapat digunakan sebagai acuan dalam usaha pemeliharaan. Nilai Pavement

BAB III LANDASAN TEORI. A. Kondisi Eksisting

Tabel Tingkat Kerusakan Struktur Perkerasan Lentur

IDENTIFIKASI KERUSAKAN PERKERASAN LENTUR DI JALUR EVAKUASI BENCANA MERAPI

Perbandingan Nilai Kondisi Permukaan Perkerasan Jalan Lentur Dengan Menggunakan Metode Asphalt Institute Dan Metode PCI

EVALUASI KERUSAKAN JALAN STUDI KASUS (JALAN DR WAHIDIN KEBON AGUNG) SLEMAN, DIY

Kata Kunci : Perkerasan Jalan, Kerusakan Jalan, Pavement Condition Index (PCI)

BAB III LANDASAN TEORI. A. Jenis-Jenis Kerusakan Permukaan jalan

BAB III LANDASAN TEORI

HALAMAN MOTTO dan PERSEMBAHAN. PERSEMBAHAN : Penulis mempersembahkan Tugas Akhir ini untuk :

EVALUASI JENIS DAN TINGKAT KERUSAKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI) (STUDI KASUS: JALAN ARIFIN AHMAD, DUMAI )

BAB III LANDASAN TEORI

Kata Kunci : Analisa, Kerusakan Jalan, Metode PCI

ANALISA KONDISI KERUSAKAN JALAN PADA LAPIS PERMUKAAN JALAN MENGGUNAKAN METODE PCI (Studi Kasus : Ruas Jalan Blora Cepu ) 1 ABSTRAK

ABSTRAK. Kata kunci : Analisa, Kerusakan Jalan, Metode Pavement Condition Index

BAB III LANDASAN TEORI. dapat digunakan sebagai acuan dalam usaha pemeliharaan. Nilai Pavement

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. kerusakan ruas Jalan Pulau Indah, Kupang dari STA 0+00 STA 0+800, maka

BAB III LANDASAN TEORI

Gambar 3.1. Peta lokasi penelitian

Kata Kunci : Jenis Jenis Kerusakan, Kerusakan Jalan, Metode PCI

Saiful Anwar Kurniawan NIM. I

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pendahuluan

melintang atau memanjang dan disebabkan oleh pergerakan plat beton dibawahnya) Kerusakan alur/bahu turun (lane / shoulder drop-off)...

LUQMAN DWI PAMUNGKAS NIM. I

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II PERKERASAN JALAN RAYA

BAB III LANDASAN TEORI

Margareth Evelyn Bolla *)

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : HIMANTORO MILUDA NIM. I

Kata Kunci : Jalan Raya, Kerusakan Jalan, Metode Pavement Condition Index (PCI).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI KONDISI PERKERASAN JALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI) (STUDI KASUS RUAS JALAN BEUREUNUEN BATAS KEUMALA)

JENIS KERUSAKAN JALAN PADA PERKERASAN LENTUR LOKASI CIRI CIRI PENYEBAB AKIBAT CARA PENANGANAN

BAB III LANDASAN TEORI. A. Existing Condition dan Lokasi

1. Dapat dijadikan bahan rujukan dalam menentukan

ANALISA KONDISI KERUSAKAN JALAN RAYA PADA LAPISAN PERMUKAAN

BAB I PENDAHULUAN. telah terjadi. Aktifitas masyarakat seiring dengan jumlah penduduk yang semakin meningkat

EVALUASI TINGKAT KERUSAKAN JALAN MENGGUNAKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (Studi Kasus : Jalan Purwokerto Ajibarang Kabupaten Banyumas)

ANALISA TINGKAT KERUSAKAN PERKERASAN JALAN DENGAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI) Studi Kasus : Jalan Soekarno Hatta Sta s.

TUGAS AKHIR ANALISA KONDISI KERUSAKAN JALAN PADA LAPIS PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI)

EVALUASI TINGKAT KERUSAKAN JALAN MENGGUNAKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (Studi Kasus : Jalan Purwokerto Ajibarang Kabupaten Banyumas)

Gambar 3.1. Diagram Nilai PCI

BAB I PENDAHULUAN. volume maupun berat muatan yang membebani jalan. Oleh karena perubahan

PENGARUH DISTRIBUSI LALU LINTAS TERHADAP KERUSAKAN JALAN (Studi Kasus Ruas Jalan Ampel Boyolali Km Km ) Tugas Akhir

PENURUNAN PELAYANAN JALAN AKIBAT DISINTEGRATION, UTILITY CUT DEPRESSION, BLEEDING, DAN POLISHED AGGREGATE PADA PERKERASAN LENTUR

NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR 1 INSPEKSI KESELAMATAN PADA PERLINTASAN SEBIDANG

JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM, Vol. 10 No.3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI KERUSAKAN JALAN

ANALISA KONDISI KERUSAKAN JALAN PADA LAPISAN PERMUKAAN (STUDI KASUS : JALAN ADI SUCIPTO SUNGAI RAYA KUBU RAYA)

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perhitungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA

ANALISIS KONDISI KERUSAKAN JALAN PADA LAPIS PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX

Identifikasi Jenis Kerusakan Pada Perkerasan Kaku (Studi Kasus Ruas Jalan Soekarno-Hatta Bandar Lampung)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Jalan

EVALUASI TINGKAT KERUSAKAN PERKERASAN JALAN DENGAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (Studi Kasus: Jalan M.H. Thamrin, Ajung, Jember)

Transkripsi:

BAB IV METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Pada penelitian Indeks Kondisi Perkerasan atau PCI ( Pavement Contidion Index) yang meneliti tingkat dari kondisi permukaan perkerasan dan ukurannya yang ditinjau dari fungsi daya guna yang mengacu pada kondisi dan kerusakan di permukaan perkerasan yang terjadi mengambil studi kasus pada ruas Jalan Playen-Dlingo, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan ruas jalan yang menjadi topik penelitian sepanjang 5 km yang dimulai dari Km 02+000 sampai dengan Km 07+000. Penelitian dilakukan guna menganalisis kerusakan struktur perkerasan dengan melakukan pengamatan vuisual. Adapun detail lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2 sebagai berikut: = Ruas jalan yang disurvei Gambar 4.1 DIY, Lokasi Penelitian Sumber: Google Maps 63

64 = Ruas Ruas Jalan Playen - Dlingo, Kec. Playen, Kab. Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta = Ruas jalan yang disurvei Gambar 4.2 Ruas Jalan Playen-Dlingo, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta Sumber: Google Maps Gambar 4.3 Ruas Jalan Playen-Dlingo, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta

65 B. Tahap Penelitian Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan sebelum memulai pengumpulan dan pengolahan data. Dilakukannya persiapan berupa penyusunan rencana terlebih dahulu guna agar mendapatkan hasil yang relevan, keefektifan dan efisiensi pelaksanaan dalam penggunaan waktu penelitian. Adapun tahap persiapan sebelum dilakukannya pengumpulan data yang dalam melakukan penilaian perkerasan menggunakan dan pengolahan data penelitian metode PCI adalah sebagai berikut : 1. Pengamatan pendahuluan sebagai kerangka pikir guna mendapatkan gambaran mengenai penelitian yang akan dilaksanakan, adapun hal-hal yang harus dipehatikan yaitu berupa penentuan topik pengujian, melakukan kajian latar belakang dilakukannya penelitian, mengidentifikasi permasalahan yang terjadi dan menentukan tujuan/maksud dilakukannya penelitian. 2. Kajian studi pustaka guna proses evaluasi dan perencanaan, selain itu studi pustaka sebagai sumber referensi mengenai informasi materi atau teori-teori relevan yang berkaitan dengan topik penelitian dan menambah wawasan peneliti dalam pelaksanaan dan penulisan penelitian yang dilakukan. 3. Kajian landasan teori sebagai dasar teori topik penelitian, panduan pelaksanaan penelitian, panduan metode pemecahan masalah dan panduan analisis data penelitian agar didapatkan hasil penelitian yang relevan. 4. Menentukan kebutuhan data, adapun data yang dibutuhkan yaitu data-data yang berkaitan dengan topik penelitian. Data yang dibutuhkan berupa data yang bersifat primer dari pengujian langsung di lapangan dan data sekunder yang berasal dari dinas/intansi terkait atau penelitian yang dilakukan sebelumnya, data-data tersebut merupakan data yang digunakan untuk anailisis permasalahan yang terjadi serta guna mencapai tujuan dilakukannya penelitian. 5. Analisa data sebagai salah satu tahap akhir dari penelitian dimana baik data primer maupun data sekunder dianalisi guna mencapai tujuan dilakukannya penelitian.

66 6. Pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian sebagai hasil dari analisa data yang telah didapatkan. C. Peralatan Survey Adapun peralatan yang diperlukan dalam halnya pengambilan data kerusakan jalan di lapangan berdasarkan metode PCI diantaranya: 1. Form (lembar kerja), digunakan sebagai media pencatat data ketika survey. 2. Roll meter, digunkan untuk mengukur lebar kerusakan dan lebar penampang jalan. 3. Alat tulis berupa pena atau ballpaint, digunakan untuk mencatat hasil servey yang dilakukan. 4. Rambu lalu lintas, digunakan sebagai pengaman ketika melakukan survey di lapangan. 5. Cat, digunakan sebagai penanda interval jarak yang telah ditentukan. 6. Kamera, digunakan sebagai media dokumentasi selama pengambilan data di lapanngan. D. Tahap Penelitian Tahap penelitian analisis kerusakan jalan pada perkerasan lentur pada ruas Jalan Playen - Dlingo, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta menggunakan metode Pavement Condition Index (PCI) dapat dijelaskan pada bagan alir yang ditunjukan pada Gambar 4.4.

67 Mulai Indentifikasi Masalah Studi Pustaka Metode Penelitian Persiapan Pengambilan Data Data Primer: 1. Jenis Kerusakan Jalan 2. Dimensi Kerusakan Jalan 3. Dimensi Jalan 4. Data Kerusakan Jalan Data Sekunder: 1. Geometrik Jalan 2. Jenis Jalan Analisa Data 1. Penilaian Kondisi Jalan 2. Pemeliharaan dan rebilitasi A Gambar 4.4 Bagan Alir Pelaksanaan Penelitian

68 A Hasil Pembahasan Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 4.5 Lanjutan Bagan Alir Pelaksanaan Penelitian E. Waktu Penelitian Survei lapangan dilakasanakan ketika memasuki musim kemarau, yaitu pada bulan Maret 2017. Pertimbangan yang diambil ketika menentukan hari dan jam survei di lapangan berdasarkan volume lalu lintas, aktivitas/kondisi disekitar lokasi survei dan kondisi alam atau cuaca guna memastikan survei di lapangan dapat dilaksanakan dengan lancar dan terkendali. F. Teknik Pengumpulan Data Di dalam sebuah penelitian dibutuhkan adanya data sebagai penunjang dalam penyelesaian dan keberhasilan suatu penelitian. baik itu berupa data utama yang bersifat primer maupun sekunder. Adapun penjelasan terperinci mengenai teknik pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penyelesaian penelitian mengenai analisis kerusakan jalan menggunakan Metode Pavement Condition Index (PCI) yaitu sebagai berikut: 1. Data Primer Jenis kerusakan dan Dimensi kerusakan jalan di peroleh dengan melakukan survei di lapangan. Peralatan yang digunakan pada saat survei adalah meteran, kertas, alat tulis, formulir survei dan kamera.

69 Data primer diperoleh melalui pengamatan data survey di lapangan, adapun data yang diperlukan adalah sebagai berikut: a. Pengukuran jenis kerusakan b. Dimensi kerusakan jalan c. Data hasil dari survei lapangan d. Pencatatan lokasi terjadinya kerusakan 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari instansi yang terkait, yaitu Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Yogyakarta. Data-data yang diperlukan adalah sebagai berikut: a. Data geometrik ruas jalan b. Data struktur perkerasan yang ada c. Jenis jalan G. Analisis Data Analisis perhitungan data sesuai rumusan masalah adalah sebagai berikut : 1. Penilaian Kondisi Jalan Penilaian kondisi jalan sesuai metode Pavement Condition Index (PCI) a. Pengukuran kuantitas jenis kerusakan b. Menentukan tingkat kerusakan jalan, yaitu biasa (low), sedang (medium), dan parah (high). c. Menentukan kadar kerusakan (density) d. Menentukan nilai pengurangan (deduct value), sesuai pembacaan kurva DV e. Menentukan total Deduct Value (TDV) f. Menentukan Corrected Deduct Value (CDV), sesuai pembacaan grafik hubungan TDV dan CDV g. Menentukan nilai PCI h. Menentukan nilai PCI keseluruhan 2. Pemeliharaan dan Rehabilitasi Urutan perhitungan dan pekerjaan diuraikan pada point berikut: Perbaikan Standar Bina Marga metode perbaikan a. P1 (penebaran pasir)

70 b. P2 (pelaburan aspal setempat) c. P3 (pelapisan retakan) d. P4 (pengisian retak) e. P5 (penambalan lubang) f. P6 (perataan) H. Alur Penelitian Adapun alur analisis kondisi perkerasan jalan, seperti yang tercantum dalam bagan alir dibawah ini : 1. Survei Lapangan Survei lapangan dilakukan untuk mengetahui kondisi kerusakan jalan dengan menggunakan metode Pavement Condition Index (PCI). Adapun kegiatan yang dilakukan pada saat survei di lapangan antara lain : a. Menentukan ruas jalan yang akan ditinjau b. Menentukan panjang jalan c. Mengukur setiap jenis kerusakan jalan d. Menentukan solusi perbaikan untuk setiap perkerasan ruas jalan Formulir Survei Kerusakan Jalan seperti pada Tabel 4.1 berikut : Tabel 4.1 Formulir Survei Metode PCI AIRFIELD ASPHALT PAVEMENT SKETCH : SKETCH : CONDITION SURVEY DATA SHEET FOR SAMPLE 100 M UNIT 6 M 1. Retak buaya (m 2 ) 9. Pinggir Jalan Turun Vertikal (m) 17. Patah Slip (m 2 ) 2. Kegemukan (m 2 ) 10.Retak Memanjang/Melintang (m) 18. Mengembang Jembul (m 2 ) 3. Retak Kotak-Kotak (m 2 ) 11.Tambalan (m) 19. Pelepasan Butir (m 2 ) 4. Cekungan (m) 12.Pengausan Agregat (m) 5. Keriting (m 2 ) 13.Lubang (count) 6. Amblas (m 2 ) 14.Perpotongan Rel (m 2 ) 7. Retak Pinggir (m) 15.Alur (Rutting) (m 2 ) 8. Retak Sambung (m) 16.Sungkur (m 2 ) STA DISTRESS SEVERITY QUANTITY TOTAL DENSITY (%) DEDUCT VALUE TOTAL DV

71 2. Tinjauan Kerusakan Pengukuran untuk setiap jenis kerusakan diambil dari setiap unit yang telah dipilih secara acak pada lokasi ruas jalan yang telah dipilih. Tiap kerusakan diukur tingkat kerusakannya, yang terdiri dari low, medium, hard yang dapat dilihat pada bab sebelumnya Tabel 3.1 sampai Tabel 3.19 kemudian data yang diperoleh dimasukan kedalam formulir yang disediakan. a. Retak Kulit Buaya (Alligator Cracking) Retak kulit buaya diukur dengan cara mengukur luas permukaan dalam satuan meter persegi (m 2 ). Kesulitan utama dalam mengukur jenis kerusakan ini yaitu jika terdapat dua atau tiga tingkat kerusakan dalam satu unit. Jika kerusakan tersebut mudah dibedakan satu sama lain, maka harus diukur secara terpisah. Namun jika tingkat kerusakan yang berbeda sulit dibedakan, maka seluruh kerusakan harus dinilai pada tingkat kerusakan tertinggi. Jika retak buaya dan alur terjadi di daerah yang sama, masing-masing dicatat secara terpisah di masing-masing tingkatnya. b. Kegemukan (Bleeding) Cacat permukaan ini diukur dengan cara mengukur luas permukaan dalam satuan meter persegi (m 2 ). c. Retak Blok (Block Cracking) Retak blokir diukur dengan cara mengukur luas permukaan dalam satuan meter persegi (m 2 ). Setiap bagian perkerasan yang memiliki tingkat kerusakan yang jelas berbeda harus diukur dan dicatat secara terpisah. d. Keriting (Corrugation) Keriting diukur dalam meter persegi (m 2 ). Perbedaan ketinggian rata-rata antara tinggi dan kedalaman lipatan menunjukan tingkat keparahan. Untuk menentukan perbedaan ketinggian rata-rata, alat ukur harus ditempatkan tegak lurus terhadap lipatannya sehingga kedalaman bisa diukur dalam satuan inci (mm). Kedalaman rata-rata dihitung dari pengukuran tersebut.

72 e. Amblas (Depression) Amblas diukur dalam meter persegi (m 2 ) dari permukaan unit. Kedalaman maksimum amblas menentukan tingkat kerusakan. Kedalaman ini dapat diukur dengan menempatkan alat ukur sejajar di daerah amblas dan diukur kedalamannya. f. Cacat Tepi Perkerasan (Edge Cracking) Cacat permukaan ini diukur dengan cara mengukur luas permukaan dalam satuan meter persegi (m 2 ). g. Retak Sambung (Joint Reflection Cracking) Diukur dalam meter panjang (m), panjang dan tingkat kerusakan retak masing-masing harus diidentifikasikan dan dicatat. Jika retak memiliki tingkat kerusakan yang berbeda dalam satu unit, maka setiap hari bagian harus dicatat secara terpisah. h. Retak Memanjang dan Melintang (Longitudinal & Transfersal Cracks) Retak memanjang dan melintang diukur di dalam meter panjang (m). Panjang dan tingkat kerusakan masing-masing retak halus diidentifikasi dan dicatat. Jika setiap bagian retak memiliki tingkat kerusakan berbeda harus dicatat secara terpisah. i. Tambalan (Patcing and Utility Cut Patcing) Tambalan diukur dalam satuan meter persegi (m 2 ) dari permukaan unit yang mengalami kerusakan. Namun, jika luas unit yang mengalami kerusakan memiliki tingkat kerusakan yang berbeda, bidang-bidang ini harus diukur dan dicatat secara terpisah. j. Agregat Licin (Polished Aggregate) Diukur dalam satuan meter persegi (m 2 ) dengan cara mengukur luas permukaan unit yang mengalami kerusakan. k. Lubang (Potholes) Diukur dalam meter persegi (m 2 ) dari permukaan unit. Kedalaman maksimum lobang menentukan tingkat kerusakan. Kedalaman ini dapat diukur dengan menempatkan alat ukur sejajar di daerah lubang dan diukur kedalamannya.

73 l. Alur (Rutting) Alur diukur dalam satuan meter persegi (m 2 ), dan tingkatan kerusakannya ditentukan oleh kedalaman alur tersebut. Untuk menentukan kedalaman maksimumnya. m. Sungkur (Shoving) Sungkur diukur dalam meter persegi (m 2 ) dengan cara mengukur luas permukaan pada unit yang mengalami sungkur. 3. Analisis Data a. Kadar Kerusakan (Density) Density atau kadar kerusakan adalah presentase luasan dari suatu jenis kerusakan terhadap luasan suatu unit segmen yang diukur dalam meter panjang. Nilai density suatu jenis kerusakan dibedakan juga berdasarkan tingkat kerusakannya. Rumus mencari nilai density dapat dilihat pada rumus 3.1 dan 3.2 b. Menghitung Nilai Pengurangan (Deduct Value) Nilai pengurangan adalah nilai pengurangan untuk tiap jenis kerusakan yang diperoleh dari kurva hubungan antara density dan Deduct Value. Deduct Value juga dibedakan atas tingkat kerusakan untuk tiap-tiap jenis kerusakan. c. Menghitung Total Deduct Value (TDV) Total Deduct Value (CDV) adalah nilai total dari individual Deduct Value untuk tiap jenis kerusakan dan tingkat kerusakan yang ada pada suatu unit penelitian. d. Menghitung Corrected Deduct Value (CDV) Corrected Deduct Value (CDV) dipeeroleh dari kurva hubungan antara nilai TDV dengan nilai CDV dengan pemilihan lengkung kurva sesuai dengan jumlah nilai individual deduct value yang mempunyai nilai lebih besar dari 2. e. Klasifikasi Kualitas Perkerasan Jika nilai CDV telah diketahui, maka nilai PCI untuk tiap unit dapat dilihat dilandasan teori dengan rumus (3.3) dan (3.4).

74 4. Analisa hasil keputusan metode yang digunakan Dari nilai PCI masing-masing unit penelitian dapat diketahui kualitas lapis perkerasan untuk unit segmen berdasarkan kondisi tertentu yaitu sempurna (excellent), sangat baik (very good), baik (good), sedang (fair), jelek (poor), sangat jelek (very poor), dan gagal (failed). 5. Menentukan Jenis Penanganan Setelah diketahui nilai kondisi perkerasan berdasarkan hasil dari perhitungan nilai PCI, maka selanjutnya dapat dilanjutkan dengan menentukan dengan jenis pemeliharaan atau perawatan terhadap perkerasan jalan tersebut. Dalam menentukan jenis pemeliharaannya nilai kondisi perkerasan ini disesuaikan dengan standar Bina Marga 1995 sehingga didapat nilai kondisi jalan.