TINJAUAN PUSTAKA. dalam tanah. Bentuk bakteri beragam antara lain bulat (cocci), batang (bacilli),

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Cabai keriting (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman cabai adalah 25-27º C pada siang

TINJAUAN PUSTAKA. memiliki empat buah flagella. Flagella ini bergerak secara aktif seperti hewan. Inti

BAB VIII PROSES FOTOSINTESIS, RESPIRASI DAN FIKSASI NITROGEN OLEH TANAMAN

PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK

Aktivator Tanaman Ulangan Ʃ Ӯ A0 T1 20,75 27,46 38,59 86,80 28,93 T2 12,98 12,99 21,46 47,43 15,81 T3 16,71 18,85 17,90 53,46 17,82

Mikrobia dan Tanah KULIAH 1 PENDAHULUAN 9/5/2013 BIOLOGI TANAH BIOLOGI TANAH TANAH. Tanah merupakan habitat yang sangat heterogen. Penghuninya beragam

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

PERTUMBUHAN MIKROORGANISME

1 Asimilasi nitrogen dan sulfur

Media Kultur. Pendahuluan

I. PENDAHULUAN. kebutuhan unsur hara tanaman. Dibanding pupuk organik, pupuk kimia pada

Beberapa Sifat Kimia Tanah antara lain :

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Isolasi dan identifikasi bakteri penambat nitrogen nonsimbiotik

4. Jenis pupuk. Out line. 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

Media Kultur. Pendahuluan. Komposisi Media 3/9/2016. Materi Kuliah Mikrobiologi Industri Minggu ke 3 Nur Hidayat

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc.

II. TINJAUAN PUSTAKA. : Volvocales. : Tetraselmis. Tetraselmis sp. merupakan alga bersel tunggal, berbentuk oval elips dan memiliki

III. NUTRISI DAN MEDIUM KULTUR MIKROBA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bakteri asam laktat (BAL) adalah kelompok bakteri yang bersifat Gram

TINJAUAN PUSTAKA. Fitoplankton adalah alga yang berfungsi sebagai produsen primer, selama

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki sangat melimpah. Sumber daya alam tersebut meliputi

VIII. AKTIVITAS BAKTERI NITROGEN

TINJAUAN PUSTAKA. endomikoriza atau FMA (Fungi Mikoriza Arbuskula) pada jenis tanaman. (Harley and Smith, 1983 dalam Dewi, 2007).

I. PENDAHULUAN. sekitar 500 mm per tahun (Dowswell et al., 1996 dalam Iriany et al., 2007).

HASIL DA PEMBAHASA. Tabel 5. Analisis komposisi bahan baku kompos Bahan Baku Analisis

Ir. ZURAIDA TITIN MARIANA, M.Si

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai

Nimas Mayang Sabrina S, STP, MP Lab. Bioindustri, Jur Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya

Arsip Meori September 2009 PUPUK HAYATI P

BAB I PENDAHULUAN. persoalan lingkungan dan ketahanan pangan yang dilanjutkan dengan. daripada melaksanakan pertanian organik (Sutanto, 2006).

TINJAUAN PUSTAKA. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Lactobacillus plantarum 1A5 (a), 1B1 (b), 2B2 (c), dan 2C12 (d) Sumber : Firmansyah (2009)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Kandungan Unsur Hara Makro pada Serasah Daun Bambu. Unsur Hara Makro C N-total P 2 O 5 K 2 O Organik

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penambatan nitrogen secara hayati yang non simbiotik dilakukan oleh jasad mikro

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi pemakaian pestisida. Limbah padat (feses) dapat diolah. menjadi pupuk kompos dan limbah cair (urine) dapat juga diolah

Mikroorganisme dalam Industri Fermentasi

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik dan Klasifikasi Bakteri Metanotrof Metanotrof sebagai Bakteri Pengoksidasi Metan

TINJAUAN PUSTAKA. Jamur yang menempati rhizosfer tanaman dan menumpang pada tanaman

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Serapan Hara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk meningkatkan aktivitas proses komposting. Bioaktivator

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Mineralisasi N dari Bahan Organik yang Dikomposkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tiram (Pleurotus ostreatus) berupa jumlah tubuh buah dalam satu rumpun dan

BAB 4 SIKLUS BIOGEOKIMIA

o Archaebacteria o Eubacteria

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, dunia pengobatan saat ini semakin

bio.unsoed.ac.id I. PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc.

TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan

Pupuk organik cair termasuk dalam salah satu pupuk organik yang memiliki manfaat memperbaiki sifat fisik tanah, membantu pembentukan klorofil daun,

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha

Deskripsi FORMULA PUPUK HAYATI TANAMAN KEDELAI

PEMBAHASAN Kualitas Pupuk Kompos dengan Penambahan Mikroba Pemacu Tumbuh

BAB I. PENDAHULUAN. Tanaman penutup tanah atau yang biasa disebut LCC (Legume Cover

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

Analisis Nitrit Analisis Chemical Oxygen Demand (COD) HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi dan Identifikasi Bakteri

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanah marginal merupakan tanah yang potensial untuk pertanian. Secara alami

I. PENDAHULUAN. Sterculiceae dari genus Theobroma, berasal dari Amazone dan daerah-daerah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2. TINJAUAN PUSTAKA. berflagel. Selnya berbentuk bola berukuran kecil dengan diameter 4-6 µm.

HASIL DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis merupakan tanaman yang sangat responsif terhadap

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan komoditas hortikultura

PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG )

PENDAHULUAN. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran luas,

PENDAHULUAN. Latar Belakang. usaha dilakukan, begitu juga dengan usaha di bidang peternakan. Usaha

SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME

TINJAUAN PUSTAKA. fotosintesis (Bold and Wynne, 1985). Fitoplankton Nannochloropsis sp., adalah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pupuk Hayati Wednesday, 26 January :40 - Last Updated Wednesday, 26 January :04

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Kulit Buah Jarak Pagar

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

METABOLISME MIKROBIAL OLEH: FIRMAN JAYA

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.1. Autotrof. Parasit. Saprofit

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kubis adalah kalori (25,0 kal), protein (2,4 g), karbohidrat (4,9 g), kalsium (22,0

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Green House Jurusan Biologi Fakultas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditumbuhkan dalam substrat. Starter merupakan populasi mikroba dalam jumlah

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Rhizobium sp. merupakan hal yang penting dalam bidang pertanian saat ini. Salah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA Bakteri Tanah Bakteri merupakan organisme tanah yang paling banyak populasinya di dalam tanah. Bentuk bakteri beragam antara lain bulat (cocci), batang (bacilli), dan spiral. Bakteri juga dapat bersifat pleomorphic yaitu tidak memiliki bentuk yang tetap. Ciri khas bakteri yaitu berdiameter 0,15 4,0 µm, panjang 0,2 50 µm dan mempunyai volume 0,1 5,0 µm 3 (1 ml atau 1 cm 3 mengandung 10 12 µm 3 ). Ukuran bakteri tergantung pertumbuhan sel sedangkan kecepatan metabolisme berbanding terbalik dengan ukuran bakteri. Bakteri yang berukuran kecil memiliki metabolisme yang tinggi dan sebaliknya (Coyne, 1999). Bakteri dapat hidup dimana saja dibandingkan kebanyakan organisme lain karena keanekaragaman sistem metabolisme bakteri. Menghitung jumlah bakteri di tanah sangat sulit karena tidak ada media kultur tunggal yang memadai untuk semua grup. Sekitar 10 8 sampai 10 10 bakteri per gram dari tanah yang dapat dilihat secara langsung. Jumlah bakteri lebih tinggi pada lahan budidaya dibandingkan tanah yang belum ditanami, pada tanah dengan suhu tinggi dibandingkan tanah dengan suhu rendah dan begitu juga pada tanah yang lembab dibandingkan tanah yang kering. Rata-rata berat sel bakteri hanya 1 x 10-12 g (0,001 ng). Meskipun banyak, bakteri mewakili kurang dari 10% biomasa di tanah, sekitar 300 sampai 3000 kg per hektar tergantung pada lingkungannya (Coyne, 1999). Populasi bakteri yang paling banyak dijumpai di dalam tanah adalah dari famili Corynebacteriaceae yang jumlahnya mencapai sekitar 65% dari total populasi bakteri yang terdapat di dalam tanah. Tempat kedua diduduki oleh Bacillus yang populasinya mencapai 25% dari total populasi bakteri tanah.

Sedangkan yang 10% ditempati oleh jenis-jenis Agrobacterium, Azotobacter, Nitrosomonas, Nitrobacter, Rhizobium, Pseudomonas, Achromobacter, Clostridium, dan Sprilum (Hanafiah et al., 2009). Menurut Fitter et al (1985) tingkat pertumbuhan bakteri di rizosfer atau permukaan akar cepat hanya untuk beberapa hari pertama. Penurunan tingkat pertumbuhan bisa disebabkan baik kekurangan zat atau kematian yang disebabkan makrofauna. Azotobacter spp. Genus Azotobacter berbentuk batang atau bulat, terkadang hampir menyerupai ragi, tidak memiliki endospora dan mampu mengikat nitrogen di atmosfir ketika karbohidrat atau sumber energi lainnya tersedia. Tumbuh baik pada media yang kekurangan nitrogen (Breed et al., 1957). Azotobacter memiliki sel-sel yang besar dengan diameter 2 4 µm atau lebih. Mempunyai kemampuan mengubah bentuk dan ukuran sel. Beberapa strain bergerak dengan flagel. Ketika mengikat nitrogen pada media yang mengandung karbohidrat, bakteri ini membentuk kapsul yang luas atau lapisan yang tipis. Azotobacter merupakan bakteri aerob obligat, memiliki enzim nitrogenase yang mengkatalis nitrogen dan mampu tumbuh pada kondisi karbohidrat yang tinggi, alkohol, dan asam organik (Madigan et al., 2009). Azotobacter merupakan bakteri aerob yang memiliki tingkat respirasi tinggi, dan pengikat nitrogen yang paling intensif diselidiki. Bakteri ini menggunakan beberapa senyawa nitrogen, ammonia, nitrat, nitrit, urea dan molekul yang mengandung nitrogen organik. Ketika strain Azotobacter menggunakan nitrogen dari udara, nitrogen yang didapat melebihi 1 mg nitrogen

per mililiter dari media kultur. Efisiensinya diukur dari nitrogen yang difiksasi per satuan dekomposisi gula, cukup rendah, sekitar 5 sampai 20 mg nitrogen difiksasi per gram gula teroksidasi, namun terkadang dapat melebihi 30 mg. Kepadatan Azotobacter biasanya bervariasi dari nol sampai beberapa ribu per gram, dan jarang ditemukan jumlah yang melebihi 10 3 per gram dan bakteri ini banyak ditemukan pada daerah tropis (Alexander, 1977). Berdasarkan percobaan Dachlan et al (2012) konsentrasi Azotobacter sp. secara tunggal berpengaruh sangat nyata terhadap berat gabah berisi permalai. Pemberian Azotobacter sp 50 L ha -1 memperlihatkan berat gabah berisi per malai sebesar 2,21 g berbeda nyata dengan tanpa pemberian Azotobacter sebesar 1,63 g. Ini menunjukkan peningkatan populasi mikroba berkorelasi positif dengan aktivitas fiksasi N 2 di daerah perakaran. Populasi Azotobacter pada daerah perakaran tanaman jati umur 35 tahun sebesar 15,3 x 10 4 / g tanah dan setelah 6 bulan mengalami peningkatan menjadi 20 x 10 4 / g tanah (Dagba et al., 2011) Bacillus spp. Genus Bacillus memiliki sel yang berbentuk batang dan mampu menghasilkan endospora. Bergerak menggunakan flagel atau tidak bergerak sama sekali, beberapa spesies merupakan gram variabel atau gram negatif. Biasanya protein terurai dengan produksi amonia. Karbohidrat umumnya difermentasi dan beberapa menghasilkan gas. Bersifat aerob atau anaerob fakultatif dan katalase positif. Suhu maksimum untuk bertumbuh sangat bervariasi, tidak hanya antar spesies tetapi antar strain dari spesies yang sama (Breed et al., 1957). Jumlah spesies Bacillus terbesar terdapat di dalam tanah, dan beberapa strains sudah diisolasi dari gurun pasir dan daerah kutub. Secara umum, tanah

yang mengandung bahan organik rendah dan terbatasnya flora didominasi oleh B. subtilis, B. licheniformis, dan B. cereus. Berbagai spesies Bacillus dapat tumbuh pada ph 10 atau diatasnya (Harwood, 1989). Aktivitas antibiotik dan sporulasi Bacillus ditemukan pada kondisi ph 7,5 glukosa 3 % dan 0,3 % nitrogen. Alexander (1977) menjelaskan jumlah Bacillus umumnya cukup tinggi, bervariasi sekitar 10 6 sampai 10 7 atau lebih per gram. Menurut Ali dan Rante (2011) jumlah mikrobia yang terdapat pada sampel tanah rizosfer tanaman gingseng jawa menunjukkan bahwa ada 10,91 (106 cfu/g tanah) dan bakteri Bacillus sp. mendominasi populasi kelompok bakteri tersebut Lactobacillus spp. Secara morfologi, genus Lactobacillus berbentuk batang, tipis dan panjang, gram positif. Hampir semua bakteri ini tidak bergerak. Genus Lactobacillus merupakan bakteri aerofilik atau anaerob, namun ada beberapa strains yang dapat berkembang dengan kehadiran udara. Bakteri ini membutuhkan asam amino bervariasi, antara 2 sampai 15, piridoksin, tiamin, riboflavin, biotin, asam folat, dan asam nikotinat (Burrows et al., 1959). Lactobacillus jarang memproduksi pigmen. Pigmen yang dihasilkan berwarna kuning atau orange hingga kuning tua atau merah bata (Breed et al., 1957). Lactobacillus biasanya lebih resistan pada kondisi asam dibandingkan dengan bakteri asam laktat lainnya, dan mampu tumbuh baik pada ph dibawah 4. Karena hal ini, mereka dapat menjadi selektif saat diisolasi dari tanah dengan media asam yang kaya akan karbohidrat (Madigan et al., 2009). Menurut Hardiningsih et al (2005) Lactobacillus yang diberi perlakuan ph rendah (ph 2, ph 2,5 dan ph 3) mampu mempertahankan hidupnya dengan

kerapatan optimal rata-rata antara 0,66-0,71. Berdasarkan percobaan Oyeyiola et al (2013) persentasi frekuensi dari kehadiran bakteri Lactobacillus plantarum pada rhizosphere, rhizosplane, dan non rhizosphere berturut-turut sekitar 2,6%, 0%, 10% pada tanaman Okra berumur 1 minggu, sedangkan pada tanaman Okra berumur 8 minggu sekitar 1,9%, 6,0%, 0%. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Populasi Bakteri Sebagian besar spesies dari bakteri tumbuh baik pada media yang netral, dan umumnya media dikomposisikan dengan ph yang mendekati 7 setelah sterilisasi. Spesies saprofit biasanya menunjukkan toleransi yang lebih besar terhadap perubahan konsentrasi ion hidrogen dibandingkan dengan spesies patogenik. Beberapa spesies dari bakteri mampu tumbuh pada larutan seperti asam dengan ph 1 sedangkan yang lain mampu tumbuh pada media alkali dengan ph 13. Bakteri mampu mengubah konsentrasi ion hidrogen dari lingkungannya, ketika hasil dari respirasi mereka bersifat asam atau basa (Clifton, 1958). Kebutuhan oksigen mikroorganisme terbagi atas empat jenis yaitu obligat aerob, obligat anaerob, mikroaeropilik, dan fakultatif anaerob. Obligat berarti kebutuhan bakteri akan oksigen adalah mutlak, sedangkan fakultatif berarti kebutuhan bakteri akan oksigen tidak mutlak. Mikroorganisme fakultatif fleksibel, organisme ini mempunyai kemampuan memnyelesaikan proses tersebut atau memanfaatkan senyawa (Coyne, 1999). Suhu mengatur semua proses biologi, dan hal ini merupakan faktor penting bagi bakteri. Sebagian besar mikroorganisme merupakan mesofilik dengan suhu optima sekitar 25 hingga 35 o C dan kemampuan untuk tumbuh dari suhu sekitar 15 hingga 45 o C. Spesies tertentu berkembang baik pada suhu

dibawah 20 o C dan disebut psikrofilik. Termofilik merupakan organisme yang tumbuh pada suhu sekitar 45 hingga 65 o C dan beberapa obligat termofilik mampu memperbanyak diri dibawah 40 o C (Alexander, 1977). Bakteri autotrof membutuhkan amonia, nitrit, sulfur atau senyawanya, garam besi, hidrogen, atau bahan anorganik yang dapat dioksidasi bakteri. Bakteri autotrof. Umumnya, bakteri heterotrof mampu memperoleh energi dari oksidasi berbagai senyawa organik seperti karbohidrat, asam lemak, asam amino, alkohol (Clifton, 1958). Kelembaban mengatur aktivitas bakteri dengan 2 cara. Karena air merupakan komponen utama protoplasma, pasokan air yang cukup harus tersedia untuk perkembangan vegetatif. Namun, ketika kelembaban terlalu tinggi, proliferasi mikroba ditekan dengan kelimpahan air. Kerapatan bakteri maksimal ditemukan pada wilayah dengan kelembaban yang cukup tinggi, dan tingkat optimum aktivitas bakteri aerob terdapat pada 50 75 % kapasitas kelembaban tanah. Populasi bakteri pada beberapa jenis tanah sangat berkorelasi dengan kelembaban (Alexander, 1977). Pupuk NPK Komplit Pupuk NPK komplit merupakan gabungan dari tiga unsur yang menjadi penyeimbang kesuburan tanah yaitu kimia, fisika, biologi. Pupuk NPK komplit diformulasikan dengan konsep memadukan keunggulan bahan kimia, organik dan hayati ditambah bahan lain seperti humate acid (Amri dan Anggar, 2015). Bahan baku anorganik yang digunakan diantaranya adalah urea, amonium nitrat, ZA, TSP, SP-36, SSP, FMP, DAP, MAP, KCL, ZK, rock phosphate, kieserite, TE. Bahan baku organik yang digunakan diantaranya adalah rumput

laut, janjang kelapa sawit, ZK organik, guano, zeolit, dolomit, asam humik, enzim dan pupuk hayati yang digunakan adalah Azotobacter sp., Azospirillum sp., Bacillus sp., Aspergillus sp., Lactobacillus sp., Trichoderma sp., dan mikoriza (PT Satya Agrindo Perkasa, 2010). Keunggulan formula bahan pupuk NPK komplit yaitu memiliki unsur hara makro dan mikro lengkap, memiliki kapasitas tukar kation tinggi sehingga pupuk menjadi slow release dan mengurangi leaching, sumber energi bagi mikroba, memperbaiki struktur tanah, menjaga kelembaban tanah, kehadiran mikroba menyebabkan fiksasi N dari udara, menjaga dan mengendalikan penyakit ganoderma (PT Satya Agrindo Perkasa, 2010).