BAB III. METOLODOLGI 3.1, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Kepenghuluan Teluk Pulau Hilir Kecamatan Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir. Penentuan lokasi ini dilakukan oleh peneliti dengan pertimbangan bahwa Kepenghuluan tersebut merupakan salah satu Kepenghuluan yang menjadi tempat petani membentuk organisasi petani bergabung dalam suatu kelompok tani, terbagi dari beberapa kelas yaitu kelas pemula, kelas lanjut, dan kelas madya. Melalui pembinaan oleh penyuluh pertanian di bidang pertanian tanaman pangan yang telah berlangsung ± 14 tahun, mulai berdirinya pada tahun 1995 hingga sekarang. Penelitian ini yang akan dilaksakan oleh peneliti selama 4 bulan terhitung dari penyusunan proposal, diskusi proposal, survey di lapangan untuk pengambilan data, pengolahan laporan data hasil akhir, yang dimulai dari bulan Maret2010. 3.2. Metode Pengambilan Sampel Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, yaitu melakukan penelitian untuk memperoleh fakta-fakta dari informasi yang ada dan menjadi keterangan-keterangan secara faktual. Metode survei ini sangat berguna untuk memperoleh informasi yang sama, atau sejenis dari berbagai kelompok atau orang yang berada pada Kepenghuluan Teluk Pulau Hilir. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Dimana, ada 18 kelompok tani yang terdapat di Kepenghuluan Teluk Pulau Hilir dan 3 Kelompok Tani diataranya yang akan diamati dalam penelitian ini. Masingmasing dari kelompok tani yang akan dijadikan sampel sebagai responden diambil dari Ketua, Bendahara/Sekretaris, dan 2 dari masing-masing anggota kelompok tani. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel dibawah ini:
Tabel 1. Data Jumlah Kelompok Tani Yang Akan Diamati Di Kepenghuluan Teluk Pulau Hilir No Nama Kelompok Tani Jumlah (Orang) Kelas 1 Sejati 46 Orang Madya 2 Mekar Baru 49 Orang Lanjut 3 Karya Baru 28 Orang Pemula Jumlah 123 Orang Sumber: BPP Teluk Pulau Hilir Dari tabel 1. Dapat dilihat bahwa ada 3 (tiga) Kelompok Tani yang akan diamati oleh peneliti dalam penelitian ini. Dari jumlah keseluruhan dari ke 3 Kelompok Tani tersebut berjumlah 123 orang, kemudian dari jumlah tersebut diambil 10% (12 orang), yang digunakan untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini dan 1 orang Penyuluh Pertanian. Serta 1 orang Kepala Desa, 3 orang diantaranya dari Tokoh Masyarakat. Sehingga jumlah sampel keseluruhannya adalah 17 orang. 3.3. Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dari Penyuluh dan Petani yang menjadi sampel melalui wawancara menggunakan daftar kuisioner dan pangamatan secara langsung di lapangan, Kepala Desa, serta Tokoh Masyarakat guna untuk memperoleh informasi mengenai perkembangan kegiatan pertanian melalui pembinaan kelompok tani yang sedang di jalankan dan untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang dihadapi penyuluh pertanian maupun petani di lapangan di Kepenghuluan Teluk Pulau Hilir, serta literatur data lainnya yang dapat mendukung dalam objek penelitian. Sedangkan data sekunder diperoleh dari Badan Instansi atau Lembaga yang terkait dalam penelitian ini, meliputi: Data monografi dan data topografi desa serta data penyuluh, dan data-data lain yang dapat menunjang dalam penelitian. 16
3.4. Analisis Data -:miiisltmi:m&s^' Analisis data dilakukan untuk menjawab tujuan dalam penelitian. Pada penelitian ini untuk menjawab tujuan no.l dan no.2 dilakukan secara analisis deskriptif kualitatif. 3.4.1. Fungsi dan Peran Penyuluh Pertanian,c, 3.4.1.1. Fungsi Penyuluh Pertanian Fungsi penyuluh pertanian dalam pengembangan kelompok tani ini diperlukan adanya dukungan sumberdaya manusia yang berkualitas pada penyuluhnya. Yang diharapkan mampu mengarahkan pada peningkatan kemampuan setiap kelompok tani dalam melaksanakan fungsinya, peningkatan kemampuan para anggota dalam usaha mengembangkan agribisnis agar penguatan kelompok tani menjadi organisasi petani yang kuat dan mandiri berbasis pertanian tanaman pangan dalam meningkatkan mutu hasil usahatani yang lebih baik, serta mampu menggali potensi, memecahkan masalah-masalah usahatani anggotanya secara lebih efektif, dan memudahkan dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya agar menjadi berkembang dari kelompok tani yang telah dibina. ' ' 3.4.1.2. Peran Penyuluh Pertanian Peranan penting penyuluh pertanian juga berperan sebagai organisator dan dinamisator bagi petani dalam melaksanakan kegiatan penyuluh sehingga petani membentuk kelompok-kelompok tani dan mengembangkannya menjadi suatu lembaga ekonomi dan sosial yang mempunyai peran dalam mengembangkan masyarakat disekitarnya. sebagai teknisi dimana penyuluh harus memiliki pengetahuan dan keterampilan teknis yang baik, dan penyuluh juga sebagai jembatan penghubung antara lembaga penelitian dengan petani. Pada ke dua aspek tersebut mengenai fungsi dan peran penyuluh pertanian diharapkan nantinya mampu membawa kelompok tani ke dunia pertanian yang maju yang sesuai dengan perubahan zaman kepada keadaan yang lebih baik untuk mencapai tujuan menuju modernisasi pertanian dalam meningkatkan pengetahuan petani. Sehingga, diharapkan petani akan mampu meningkatkan produksi dalam usahataninya. Dengan demikian maka dapat
dikatakan kegiatan penyuluh pertanian yang dilaksanakan nantinya menjadi efektif. -.,,.. 3.4.1.3. Permasalahan yang Dihadapi Penyuluh Pertanian dan Petani Pada aspek ini peneliti akan melihat suatu kendala atau permasalahan yang dihadapi oleh penyuluh pertanian di lapangan dalam memberikan informasinya kepada petani dan permasalahan yang dihadapi oleh petani dalam menerima informasi dari penyuluh pertanian. 3.5. Konsep Operasional Dalam penelitian ini konsep operasional yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Fungsi penyuluh pertanian adalah orang yang melaksanakan tugas untuk memfasilitasi proses pembelajaran, memberikan akses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya, sebagai upaya meningkatkan produktivitas, effesinsi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian lingkungan hidup kepada petani. 2. Peran penyuluh pertanian adalah orang yang melakukan tugas sebagai sumber informasi utama bagi petani, dan sebagai jembatan penghubung antara lembaga penelitian dengan petani yang memiliki peran sebagai pendidik, pemimpin, dan penasehat dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan di Kepenghuluan Teluk Pulau Hilir. 3. Penyuluh pertanian adalah orang yang mengemban tugas memberikan dorongan atau motivasi kepada para petani agar mau mengubah cara pikir, cara kerja, dan cara hidup dengan cara-cara yang lebih baik dan sesuai dengan potensi yang ada di Kepenghuluan Teluk Pulau Hilir. 4. Petani merupakan sasaran utama penyuluhan, dimana petani merupakan orang yang aktif melakukan dan mengelola usaha dibidang pertanian yang tergabung dalam suatu kelompok tani di Kepenghuluan Teluk Pulau Hilir. 18
5. Kelompok tani merupakan organisasi bersifat non-formal yang dibentuk atas dasar kesadaran dan kepentingan bersama dan terdiri dari sekumpulan petani dalam bidang usaha pertanian yang ada di wilayah kerja penyuluh pertanian di Kepenghuluan Teluk Pulau Hilir. 6. Pembinaan kelompok tani adalah upaya penyuluh pertanian untuk menumbuhkan kembangkan kerjasama antar petani dengan pihak lainnya yang terkait dalam meningkatkan kemampuan masyarakat dengan memberikan bimbingan, melalui pendekatan secara kekeluargaan agar mereka dapat lebih mandiri dalam mengembangkan usaha dibidang pertanian tanaman pangan di wilayah kerja penyuluh pertanian di Kepenghuluan Teluk Pulau Hilir. 7. Efektivitas program adalah melihat kondisi sejauh mana program tersebut dapat mencapai apa yang menjadi tujuan dari kegiatan pelatihan dan program penyuluhan selama ini yang menjadi tujuan dari kegiatan penyuluhan dalam pembangunan pertanian. 19