BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan landasan teori yang ada serta rumusan hipotesis penelitian maka penelitian ini bersifat kuantitatif, menurut Wiratna (2014) bahwa penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang dapat dicapai dengan menggunaka prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran). Pendekatan kuantitatif memusatkan perhatian pada gejala-gejala yang mempunyai karakteristik tertentu di dalam kehidupan manusia yang dinamakan sebagai variabel. Dalam pendekatan kuantitatif hakekatnya hubungan diantara variabel-variabel dianalisis dengan menggunakan teori yang obyektif. Penelitian yang dilakukan dengan metode kuantitatif melalui kuisioner ini untuk mengetahui ada atau tidaknya Hubungan antara Pengendalian Stres Kerja dengan Komitmen Organisasi Pada Karyawan PT. Bank X Cabang Daan Mogot. Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan data angka-angka dan analisa menggunakan statistic (Sugiono, 2008). B. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang terdiri dari satu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Pengertian variabel independen menurut Sugiyono (2014) menyatakan bahwa variabel ini sering disbut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut juga 21
22 sebagai variabel bebas (X). Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel dependen menurut Sugiyono (2014) menyatakan bahwa sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Berdasarkan pustaka dan rumusan hipotesis, terdapat variabel bebas yaitu pengendalian stres kerja (X) dan variabel terikat yaitu komitmen organisasi (Y). 1. Operasional Variabel Pengendalian Stres Kerja Operasional variabel pengendalian stres kerja dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4. Operasional Variabel Pengendalian Stres Kerja Dimensi Remove the stressors With drawing form the stressor Changing stress perception Controlling the consequences of stress Receiving social support Indikator a. Penggunaan/pemanfaatan waktu yang fleksibel b. Bekerjasama c. Telekomunikasi a. Beradaptasi dengan lingkungan baru b. Rotasi kerja a. Perubahan persepsi atas situasi yang ada b. Sell-efficacy dan Self-esteem a. Program hidup sehat b. Meditasi c. Konsultasi dengan ahlinya a. Memperbaiki persepsi b. Memahami masalah c. Dukungan emosional
23 2. Operasional Variabel Komitmen Organisasi Operasional variabel komitmen organisasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 5. Operasional Variabel Komitmen Organisasi Dimensi Affective commitment Continuance commitment Normative commitment Indikator 1. Merasa bagian organisasi 2. Berusaha demi kemajuan perusahaan 3. Perusahaan ini adalah yang terbaik 1. Sedikit pilihan berhenti kerja 2. Hidup terganggu jika berhenti kerja 3. Keinginan untuk pindah 1. Setia dengan perusahaan 2. Bertanggung jawab dgn organisasi 3. Memiliki tujuan yang sama dengan perusahan C. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi untuk penelitian yaitu di PT. Bank X cabang Daan Mogot yang beralamat di Jalan Daan Mogot Jakarta Barat. Waktu penelitian pada bulan Juni 2016, untuk waktu yang telah ditentukan oleh Kepala Operasional Layanan agar tidak mengganggu jam kerja operasional dan peneliti dapat melakukan penelitian dengan leluasa. D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi adalah suatu wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008). Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah seluruh karyawan bank PT. X cabang Daan Mogot yang berjumlah 52 orang.
24 2. Teknik Pengambilan Sampel Menurut Wiratna (2014) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Teknik sampling yang digunakan adalah Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampling jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel Sugiyono (2011). Berdasarkan teknik pengambilan sample diatas, maka jumlah populasi dan sampel pada penelitian ini sebanyak 52 orang responden. E. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data, teknik yang digunakan adalah sebagai berikut : 1) Angket/Kuisioner, menurut Wiratna (2014) Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada para responden untuk dijawab. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert yang memiliki empat pilihan jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
25 tentang fenomena sosial. Alternatif jawaban ragu-ragu dalam penelitian ini ditiadakan, karena berpengaruh pada psikologis responden, sedangkan responden perlu memberikan penilaian/pilihan yang akurat. Dalam dua alat ukur yang digunakan oleh peneliti, yaitu: alat ukur pengendalian stres kerja, dan komitmen organisasi dengan menggunakan skala Likert terdapat pernyataan-pernyataan favorable yang nantinya akan diberi skor sebagai berikut: Tabel 6. Skala Likert Fav Keterangan Skor Unfav Keterangan Skor STS Sangat Tidak Setuju 1 STS Sangat Tidak Setuju 4 TS Tidak Setuju 2 TS Tidak Setuju 3 S Setuju 3 S Setuju 2 SS Sangat Setuju 4 SS Sangat Setuju 1 a. Skala Pengendalian Kerja Skala alat ukur pengendalian stres kerja menggunakan teori Sopiah (2008) yang terdiri dari 5 (lima) strategi pengendalian stres kerja yaitu yaitu Remove the stressors, With drawing form the stressor, Changing stress perception, Controlling the consequences of stress, Receiving social support.
26 Tabel 7. Blue Print Skala Pengendalian Stres Kerja Dimensi Remove the stressors With drawing form the stressor Changing stress perception Controlling the consequences of stress Receiving social support Indikator a. Penggunaan/pemanfaatan waktu yang fleksibel b. Bekerjasama c. Penggunaan telekomunikasi a. Beradaptasi dengan lingkungan baru b. Rotasi kerja a. Perubahan persepsi atas situasi yang ada b. Sell-efficacy dan Self-esteem a. Program hidup sehat b. Meditasi c. Konsultasi dengan ahlinya a. Memperbaiki persepsi b. Memahami masalah c. Dukungan emosional Favorable Unfavorable 1, 2, 3 5 4 6 7 8, 9 10, 11 13 12 14, 15 17 16 18, 19 20, 21 23 22 24 25 b. Skala Komitmen Organisasi Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala yang diadaptasi dan dimodifikasi oleh peneliti berdasarkan konsep komitmen organisasi dari Mayer dan Allen (dalam Sopiah, 2008) dengan menggunakan tiga dimensi yaitu Affective commitment, Continuance commitment dan Normative commitment. Tes ini terdiri dari 27 item.
27 Tabel 8. Blue Print Skala Komitmen Organisasi Dimensi Indikator Favorable Unfavorable Affective commitment 1. Merasa bagian organisasi 1, 2 Continuance commitment Normative commitment 2. Berusaha demi kemajuan perusahaan 4, 5, 6 3. Perusahaan ini adalah yang terbaik 7,8, 9 1. Sedikit pilihan berhenti kerja 10, 11 2. Hidup terganggu jika berhenti kerja 3. Keinginan untuk pindah 1. Setia dengan perusahaan 2. Bertanggung jawab dgn organisasi 3. Memiliki tujuan yg sama dgn perusahan 14, 15 16, 17, 18 19, 20 22, 23, 24 26 3 12 13 21 25, 27 F. Pengolahan dan Metode Analisa 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Menurut Priyatno (2011) Uji validitas item digunakan untuk mengukur ketepatan suatu item dalam kuesioner atau skala, apakah item-item kuesioner tersebut sudah tepat dalam mengukur apa yang ingin diukur, atau bisa melakukan penilaian langsung dengan metode korelasi Pearson atau metode corrected itemtotal correlation. Pada uji validitas di penelitian ini menggunakan corrected itemtotal correlation, menurut Priyatno (2011) Metode corrected item-total correlation dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor total item dan melakukan koreksi terhadap nilai koefisien korelasi yang overestimasi (estimasi nilai lebih tinggi dengan sebenarnya). Langkah dalam menguji validitas : a. Menentukan hipotesis. H 0 = Skor butir berkorelasi positif dengan skor faktor. H 1 = Skor butir tidak berkorelasi positif dengan skor faktor.
28 b. Menentukan nilai r tabel. Dari r tabel untuk df = jumlah kasus (n) - 2, dengan tingkat signifikansi 5%. (dapat dilihat pada lampiran). c. Mencari r hasil. Melalui program SPSS 21.00 for Windows rhasil untuk tiap item (variabel) bisa dilihat pada kolom Corrected Item Total Correlation. Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Metode uji reliabilitas yang sering digunakan adalah Cronbach Alpha. Untuk menentukan apakah instrumen tersebut reliable atau tidak, bisa digunakan batasan tertentu seperti 0,6. Reliabilitas apabila kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik Priyatno (2011). Langkah dalam menguji reliabilitas : a. Menentukan hipotesis. H 0 = H 1 = Skor butir berkorelasi positif dengan komposit faktornya. Skor butir tidak berkorelasi positif dengan komposit faktornya. b. Membandingkan cronbach alpha dengan 0,60 c. Mencari r hasil Disini r hasil adalah Cronbach Alpha (terletak di akhir output pada program SPSS 21.00 for Windows). d. Mengambil keputusan. Dasar pengambilan keputusan :
29 1) Jika r alpha positif atau r alpha > 0,60, maka butir atau variabel tersebut reliabel. 2) Jika r alpha tidak positif atau r alpha < 0,60 maka butir atau variabel tersebut tidak reliabel. Tabel 9. Interval Cronbach s Alpha Interval Cronbach s Alpha Tingkat Hubungan 0,00 0,20 Tidak Reliabel 0,21 0,40 Kurang Reliabel 0,41 0,60 Cukup Reliabel 0,61 0,80 Reliabel 0,81 1,00 Sangat Reliabel 2. Analisis Deskriptif Pada subbab sebelumnya penulis sudah menjelaskan bahwa metode analisis yang digunakan salah satunya adalah analisis deskriptif. Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan tentang ciri-ciri responden dan variabel penelitian. Dalam penelitian, penulis menggunakan analisis deskriptif atas variabel independen dan dependennya yang selanjutnya dilakukan pengklasifikasian terhadap jumlah total skor responden. Dari jumlah skor jawaban responden yang diperoleh kemudian disusun kriteria penilaian untuk setiap item pernyataan. Untuk mendeskripsikan data pada setiap variabel penelitian dilakukan dengan menyusun tabel distribusi frekuensi untuk mengetahui apakah tingkat perolehan nilai (skor) variabel penelitian masuk dalam kategori: sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju. Untuk menetapkan skor rata rata maka jumlah jawaban kuesioner dibagi jumlah pertanyaan dikalikan jumlah responden (Umar, 2002)
30 3. Analisis Korelasi Analisis hubungan (korelasi) adalah suatu bentuk analisis data dalam penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kekuatan atau bentuk arah hubungan diantara dua variabel atau lebih, dan besarnya pengaruh yang disebabkan oleh variabel yang satu (variabel bebas) terhadap variabel lainnya (variabel terikat) (Siregar, 2014). Tabel 10. Tingkat Korelasi dan Kekuatan Hubungan Nilai Korelasi (r) Tingkat Hubungan 0,00 0,199 Sangat Lemah 0,20 0,399 Lemah 0,40 0,599 Cukup 0,60 0,799 Kuat 0,80 1,000 Sangat Kuat Sumber: (Siregar, 2013) Ada beberapa teknik statistik yang dapat digunakan dalam menganalisis hubungan antara beberapa variabel, salah satunya koefisien korelasi. Koefisien korelasi adalah bilangan yang menyatakan kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih atau juga dapat menentukan arah dari kedua variabel. Nilai korelasi (r) = (-1 0 1). Untuk kekuatan hubungan, nilai koefisien korelasi berada diantara -1 dan 1, sedangkan untuk arah dinyatakan dalam bentuk positif (+) dan negatif (-). Misalnya: a. Apabila r = -1 artinya korelasi negatif sempurna, artinya terjadi hubungan bertolak belakang antara variabel X dan variabel Y, bila variabel X naik, maka variabel Y turun.
31 b. Apabila r = 1 artinya korelasi positif sempurna, artinya terjadi hubungan searah variabel X dan variabel Y, bila variabel X naik, maka variabel Y naik (Siregar, 2013). Rumus Persons s Correlation Product Moment: Keterangan: r N x y ƩX ƩY Ʃx² Ʃy² Ʃxy = Koefisien korelasi Pearson s Correlation Product Moment = Jumlah individu dalam sampel = Skor yang diperoleh subyek dalam setiap item = Skor total yang diperoleh subyek dalam setiap item = Jumlah skor dalam variabel X = Jumlah skor dalam variabel Y = Jumlah kuadrat masing-masing skor X = Jumlah kuadrat masing-masing skor Y = Jumlah skor perkalian variabel X dan Y 4. Koefisiensi Determinasi Koefisien determinasi (KD) adalah angka yang menyatakan atau digunakan untuk mengetahui kontribusi atau sumbangan yang diberikan oleh sebuah variabel atau lebih X (bebas) terhadap variabel Y (terikat) (Siregar, 2014: 252). Rumus : KD = (r)² x 100% Keterangan : KD (Koefisien Determinasi) r (Nilai Korelasi)