PENGARUH LAJU DOSIS DAN DOSIS IRADIASI TERHADAP RADIORESISTENSI Salmonella SPP.

dokumen-dokumen yang mirip
DEKONTAMINASI RADIASI PADA SUHU YANG BERBEDA TERHADAP Salmonella spp. PADA DAGING AYAM

KETAHANAN BAKTERI Salmonella spp. TERHADAP IRADIASI PADA MAKANAN OLAHAN DAGING AYAM

DEKONTAMINASI BAKTERI PATOGEN PADA DAGING DAN JEROAN KAMBING DENGAN IRADIASI GAMMA

KONTAMINASI AWAL DAN DEKONTAMINASI BAKTERI PATOGEN PADA JEROAN SAPI DENGAN IRADIASI GAMMA

PERLAKUAN KOMBINASI ANTARA PENCELUPAN AIR PANAS DAN IRADIASI GAMMA PADA BAKSO SAPI TERHADAP JUMLAH TOTAL BAKTERI

PENGARUH IRADIASI DAN PENYIMPANAN DARI SUPLEMEN PAKAN RUMINANSIA

8-066 PENGARUH IRADIASI DAN PENYIMPANAN SERTA RADIORESISTENSI BEBERAPA BAKTERI PATOGEN PADA MAKANAN OLAHAN ASAL AYAM

PADA DAGING BEBEK (Anasjavanica) DENGAN IRADIASI GAMMA.

SENSITIVITAS ISOLAT Salmonella sp. TERBADAP IRADIASI, SUHU, DAN ph

CEMARAN MIKROBA PADA MAKANAN OLAHAN ASAL TERNAK

ANALISIS BAKTERI PADA DAGING DAN JEROAN KERBAU YANG DIJUAL DI PASAR

BAB III METODE PENELITIAN. Asam Jawa (Tamarindus indica L) yang diujikan pada bakteri P. gingivalis.

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH IRADIASI GAMMA PADA TAHU YANG DIJUAL DI WILAYAH PASAR JAKARTA SELATAN. Idrus Kadir dan Harsojo

Y ij = µ + B i + ε ij

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. reaksi, piring kultur sel atau di luar tubuh makhluk hidup, syarat penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Yunilas* *) Staf Pengajar Prog. Studi Peternakan, FP USU.

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Metode Penelitian Sampel

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Penyiapan tanaman uji

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik untuk menguji

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian Penyediaan Isolat Fusarium sp. dan Bakteri Aktivator

PEMANFAATAN MEDIUM TAPIOKA IRADIASI UNTUK OPTIMALISASI KONDISI FERMENTASI ISOLAT KHAMIR R210

II. METODOLOGI PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana,

Teknik Isolasi Bakteri

Koloni bakteri endofit

METODE. A. Peremajaan Salmonella sp. B. Verifikasi Salmonella sp.

IV. KULTIVASI MIKROBA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian laboraturium dengan

BAB III BAHAN DAN METODE

METODE PENELITIAN. Metode Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Mei Juni Di

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

Kompetensi Mahasiswa memahami teknologi iradiasi sederhana dan mutakhir, prinsip dan perubahan yang terjadi serta dampak iradiasi terhadap mutu pangan

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN

Teknik Isolasi Bakteri

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat E. ictaluri Ikan Lele ( Clarias sp.)

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25

III. METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. reaksi, mikropipet, mikrotube, mikrotip, rak tabung reaksi, jarum ose,

BAB III METODE PENELITIAN

PENGAWETAN. Pengawetan Termal Pengawetan Non Thermal. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. Pengolahan Non Thermal 1. Pengolahan Non Thermal

KANDUNGAN MIKROBA PATOGEN, RESIDU INSEKTISIDA ORGANOFOSFAT DAN LOGAM BERAT DALAM SAYURAN

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014.

Angka Lempeng Total Bakteri pada Broiler Asal Swalayan di Denpasar dan Kabupaten Badung

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Pelaksanaan

PENGARUH MEDIA TERHADAP PERTUMBUHAN DARI Salmonella YANG DIIRADIASI. Harsojo*, Suharni Sadi*, dan Sri Hariani S.*

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2013 di. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau.

DOSIS INAKTIF DAN KADAR PROTEIN Klebsiella pneumonia K5 HASIL IRADIASI GAMMA

Penggunaan Formalin dan Boraks serta Kontaminasi Bakteri pada Otak-Otak (Harsojo, dkk.)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Pembiakan P. fluorescens dari Kultur Penyimpanan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

II. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Analis Kesehatan

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat

PENGERTIAN ISOLASI MIKROORGANISME

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek pada penelitian ini adalah bakteri Enterococcus faecalis yang

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. Yogyakarta dan bahan uji berupa ekstrak daun pare (Momordica charantia)

METODE Lokasi dan Waktu Materi Rancangan Yijk = + αi + βj + (αβ) ij + ijk

PEMANFAATAN RADIASI SINAR GAMMA (Co-60) UNTUK PENINGKATAN PERTUMBUHAN DAN KETAHANAN TANAMAN KEDELAI TERHADAP PENYAKIT PUSTUL DAUN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Diagram Alur Penelitian. Persiapan Penyediaan dan Pembuatan Inokulum Bacillus licheniiformis dan Saccharomyces.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan daun sirsak (Annona muricata) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Prosedur Penelitian Isolasi dan Seleksi Bakteri Proteolitik Isolasi Bakteri Proteolitik

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI TEKNIK KERJA DAN ASEPTIK; PEMINDAHBIAKAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai bulan April 2010 di

MATERI DAN METODE. Prosedur

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus Uji potensi

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu 10%, 25%, 50%, 75% dan 100%. 2. Bakteri uji yang digunakan adalah bakteri Enterococcus faecalis dengan

BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu penelitian Bahan dan Alat Isolasi dan Uji Reaksi Hipersensitif Bakteri Penghasil Siderofor

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Pengaruh PenambahanProbiotik Rhizopus oryzae

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

KADAR KOLESTEROL SERUM DARAH AYAM PETELUR YANG DIBERI AIR REBUSAN DAUN SIRIH SKRIPSI TEFI HARUMAN HANAFIAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan Metode Penyiapan suspensi Sl NPV

Pengaruh Jenis Otot dan Lama Penyimpanan terhadap Kualitas Daging Sapi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Molekuler. Penelitian ini di lakukan pada Agustus 2011.

BAB IV METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari 2015 di Laboratorium

AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK LAOS PUTIH (ALPINIA GALANGAS) TERHADAP BAKTERI Escericia coli DAN Salmonella sp. Lely Adel Violin Kapitan 1

Isolasi dan Perbaikan. Kultur. Rancang Media. Rancang Media 3/3/2016. Nur Hidayat Materi Kuliah Mikrobiologi Industri

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Februari sampai Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi,

HASIL. Kadar Protein (%) Kadar Air (%) RPH A 67,95 75,31 RPH B 61,13 74,26 RPH C 70,40 73,91

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penyiapan Tanaman Uji Pemeliharaan dan Penyiapan Suspensi Bakteri Endofit dan PGPR

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, lokasi, dan waktu penelitian 1. Materi penelitian 1.1. Alat

Transkripsi:

PENGARUH LAJU DOSIS DAN DOSIS IRADIASI TERHADAP RADIORESISTENSI Salmonella SPP. (Radioresistency Salmonella spp. By Influence of Dose Rates and Irradiation Dose) ANDINI, L.S 1, HARSOJO 1 dan L.D. DARJANTO 2 1 Puslitbang Teknologi Isotop dan Radiasi, BATAN, Jakarta. 2 FMIPA Universitas Padjadjaran, Bandung. ABSTRACT An experiment have been done by attempt concerning influence irradiation dose and dose rates to bacterium Salmonella spp were grown at media nutrient agar (NA) and Brain Heart Infusion Agar (). Salmonella used were S. hadar, S. java, S. Kentucky, and S. typhimurium. Analyse statistic was used factorial by 2 treatments the first factor is dose rate with 2 level that are 0.5 and 1.0 kgy /h, second treatment is irradiation dose with 6 level that are 0; 0.1; 0.2; 0.3; 0.4; and 0.5 kgy. The parameter measured are D 10 values and radioresistency each of serotipe at every media. The result showed influence of irradiation dose rate 0.5 kgy/h have value of D 10 lower than Salmonella spp. from dose rates 1.0 kgy/h. While the amount of cells decrease progressively at the height of irradiation dose. Value of D 10 S. Kentucky and S. hadar at the dose rate 0.5 and 1.0 kgy were not significant difference. Value of D 10 S. java at the dose rate 1.0 kgy/h are 0.088 kgy while at dose rate 0.5 kgy/h are 0.057 kgy S. typhimurium with dose rate 1 kgy have value of D 10 equal to 0.060 kgy, while at dose rate 0.5 kgy equal to 0.035 kgy/h. Usage of media nutrient of showed not significant difference. Key Words: Radioresistency, Salmonella spp. ABSTRAK Telah dilakukan percobaan mengenai pengaruh laju dosis dan dosis iradiasi terhadap ketahanan bakteri Salmonella spp yang ditumbuhkan pada media agar nutrien (NA) dan Brain Heart Infusion Agar (). Salmonella yang digunakan adalah S. hadar, S. java, S. kentucky dan S. typhimurium. Analisis statistik yang digunakan adalah pola faktorial dengan 2 perlakuan yaitu faktor pertama laju dosis 2 taraf yaitu dan 1,0 kgy/jam, faktor kedua dosis iradiasi 6 taraf yaitu 0; 0,1; 0,2; 0,3; 0,4; dan kgy. Parameter yang diukur adalah nilai D 10 dan daya tahan masing-masing serotipe pada tiap media. Hasil yang didapat menunjukkan pengaruh iradiasi dengan laju dosis kgy/jam mempunyai nilai D 10 lebih kecil pada Salmonella spp. dari pada laju dosis 1,0 kgy/jam.. Namun jumlah sel semakin menurun dengan meningkatnya dosis iradiasi. Nilai D 10 S. Kentucky dan S. hadar pada laju dosis dan 1,0 kgy tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0.05). Nilai D 10 pada S. java dengan laju dosis 1,0 kgy/jam adalah 0,088 kgy, sedangkan dengan laju dosis kgy/jam adalah 0,057 kgy. S. typhimurium dengan laju dosis 1 kgy mempunyai nilai D 10 sebesar 0,060 kgy, sedangkan pada laju dosis sebesar 0,035 kgy/jam. Penggunaan media agar nutrien maupun tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Kata kunci: Radioresistensi, Salmonella spp. PENDAHULUAN Para Peneliti telah banyak menggunakan iradiasi sebagai alat untuk mendekontaminasi bahan pangan dan pakan dari mikroba patogen yang sering mencemarinya. Salmonella adalah salah satu mikroba patogen yang sering mencemari pangan dan dapat menyebabkan salmonellosis. Penyakit ini berbahaya terutama pada unggas muda, yaitu pada anak ayam berumur dibawah 10 hari (ANDINI, 1994; SOEPARNO, 1998; POERNOMO, 1995). Selain itu Salmonella merupakan bakteri yang bersifat zoonosis yaitu penyebab penyakit pada hewan maupun manusia. Penularan dapat terjadi 1092

melalui air, pakan maupun pangan yang telah tercemar oleh bakteri tersebut. Penggunaan berbagai dosis sinar gamma telah banyak dilakukan untuk berbagai tujuan antara lain sterilisasi alat kedokteran, sterilisasi makanan untuk orang sakit, pengawetan makanan, dan memperpanjang masa pertunasan, akan tetapi tidak memperhatikan pengaruh laju dosisnya. Penggunaan laju dosis secara efektif masih dipertanyakan terutama pada dosis minimal untuk membunuh Salmonella (HERMANA, 1991; MAHA, 1993; MURANO, 1997) Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pemakaian laju dosis yang berbeda memberikan harga D 10 (D 10 : dosis iradiasi dimana bakteri masih bertahan hidup sebanyak 10%) yang sama pada berbagai serotipe Salmonella yang diinokulasikan pada media agar nutrien dan. Pemakaian laju dosis yang sesuai akan memberikan hasil yang diharapkan dan secara ekonomis dapat lebih efektif. MAATERI DAN METODE Bakteri patogen Salmonella yang digunakan adalah serotipe Salmonella hadar, S. java, S. kentucky dan S. typhimurium yang diperoleh dari koleksi kultur biakan Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Isotop dan Radiasi, Badan Tenaga Nuklir Nasional, Jakarta. Media yang digunakan antara lain agar nutrien (NA), agar Brain Heart Infusion (), media cair nutrien, peptone dan lainlain. Percobaan dilakukan dengan 2 tahap yaitu: 1. Pengaruh laju dosis dan dosis iradiasi terhadap pertumbuhan Salmonella spp. pada media NA dan. 2. Pengaruh laju dosis dan dosis iradiasi terhadap nilai D 10 pada Salmonella spp. pada media NA dan. Setiap kultur biakan dibuat subkultur dan diinkubasi selama 2-3 hari pada suhu 37 o C. Satu ose tiap kultur kemudian dipindahkan ke dalam 10 ml media cair nutrien steril lalu diinkubasi semalam pada suhu 37 o C. Satu ml kultur biakan murni dipindahkan ke dalam 100 ml media cair baru steril lalu diinkubasi dalam penangas air goyang semalam (16 18 jam) pada suhu 37 o C. Kemudian biakan disentrifus dengan kecepatan 10.000 rpm selama 10 menit pada suhu 4 o C. Supernatan dibuang lalu endapan dicuci 2 kali dengan 20 ml akuades steril dengan cara disentrifus dengan kecepatan dan waktu yang sama. Setelah itu endapan diencerkan dengan 0,1% air pepton steril sesuai standar kekeruhan 3. 10 8 Sel/ml (ITO, et al., 1993; ANDINI, 1995). Suspensi ini dimasukkan ke dalam tabung steril sebanyak 4 ml tiap perlakuan, kemudian diiradiasi. Setelah diiradiasi dilakukan pengenceran bertingkat, kemudian diinokulasikan ke dalam tiap media dalam cawan petri sebanyak 0,1 ml diratakan, lalu diinkubasi selama 2 x 24 jam. Pada suhu 37 o C. Parameter yang diamati pertumbuhan mikroba, nilai D 10 dan jumlah total koloni, dan daya tahan masing-masing serotipe Salmonella pada tiap media dan tiap laju dosis. Analisis statistik yang digunakan adalah percobaan faktorial dengan rancangan acak kelompok dengan 2 faktor, yaitu faktor 1 laju dosis 2 taraf terdiri dari dan 1,0 kgy/jam (kgy = kilogray adalah satuan dosis iradiasi), dan faktor kedua dosis iradiasi terdiri dari 6 taraf yaitu 0; 0,1; 0,2; 0,3; 0,4; dan kgy di iradiator panorama serba guna (IRPASENA) (STEEL dan TORRIE, 1991). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil perhitungan sidik ragam menunjukkan perbedaan sangat nyata (P<0,05) pada perlakuan dosis iradiasi. Sementara itu, untuk perlakuan media, laju dosis, dan interaksi tidak berbeda nyata. Tabel 1. Nilai rata-rata jumlah koloni S. hadar pada berbagai dosis iradiasi jumlah koloni/ml (log) 0 7,6710 a 0,1 5,7781 b 0,2 3,0426 c 0,3 1,8651 cd 0,4 0,8297 de 0,1968 e Huruf yang sama kearah kolom tidak menunjukkan perbedaan yang nyata 1093

Tabel 2. Nilai rata-rata jumlah koloni S. java pada berbagai laju dosis, dosis iradiasi dan media Laju dosis kgy/jam) Jumlah sel (log) 1,0 0 7,8057 a 7,7816 a 7,7936 0,1 6,9769 b 6,7149 b 6,8459 0,2 6,0192 c 5,4264 c 5,7228 0,3 4,8687 d 3,6113 d 4,2400 0,4 4,1377 e 1,8908 e 3,0143 3,6061 e 0,0000 f 1,8031 NA BHI 0 7,7357 a 7,8516 a 7,7936 0,1 6,9592 b 6,7326 b 6,8459 0,2 5,7263 c 5,7193 c 5,7228 0,3 4,3537 d 4,1263 d 4,2400 0,4 3,5770 e 2,4516 e 3,0143 1,8308 f 1,7753 f 1,8031 Superskrip yang sama kearah kolom tidak menunjukkan perbedaan yang nyata Pada dosis 0,3 kgy dan 0,4 kgy ke atas jumlah koloni tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, begitu pula pada dosis 0,4 dan kgy tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, walaupun terjadi penurunan jumlah koloni bakteri. Pada dosis 0 0,2 kgy mempunyai jumlah koloni yang sangat berbeda. Hasil perhitungan sidik ragam jumlah koloni S. java menunjukkan perbedaan sangat nyata pada perlakuan dosis iradiasi. Sementara itu, perlakuan media, laju dosis, dan interaksi tidak berbeda nyata Hasil perhitungan sidik ragam jumlah koloni S. kentucky menunjukkan perbedaan sangat nyata pada perlakuan dosis iradiasi. Sedangkan untuk perlakuan media, laju dosis, dan interaksi tidak berbeda nyata. Pada dosis 0,3 kgy ke atas jumlah koloni tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, pada dosis 0 0,2 kgy mempunyai jumlah koloni yang sangat berbeda Hasil perhitungan sidik ragam jumlah koloni S. typhimurium menunjukkan perbedaan sangat nyata pada perlakuan dosis iradiasi. Pada laju dosis 1,0 kgy mulai dosis iradiasi 0,3 kgy sudah tidak ada pertumbuhan pada media NA, sedangkan pada media mulai dosis 0,4 kgy tidak ada pertumbuhan. Perbedaan media pertumbuhan pada lebih cocok untuk Serotipe tersebut, hal ini mungkin terdapatnya nutrisi khusus yang diperlukan oleh serotipe tersebut, sedangkan media NA mengandung zat yang umum untuk bakteri. Tabel 3. Nilai rata-rata jumlah koloni S. kentucky pada berbagai dosis iradiasi jumlah koloni/ml (log) 0 7,9075 a 0,1 5,9893 b 0,2 4,0295 c 0,3 2,2430 d 0,4 1,1518 de 348 e Superskrip yang sama kea rah kolom tidak menunjukkan perbedaan yang nyata Pada Tabel 5 terlihat bahwa umumnya antar laju dosis terhadap jumlah koloni serotipe Salmonella menunjukkan perbedaan yang nyata. Akan tetapi untuk S. kentucky antar laju dosis tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. 1094

Tabel 4. Nilai rata-rata jumlah koloni S. typhimurium pada berbagai laju dosis, dosis iradiasi dan media NA 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0 0,1 0,2 0,3 0,4 Laju Dosis kgy/jam 1,0 7,8566 a 6,7536 b 5,1963 c 3,1717 d 1,5558 e 0,0000 f 8,1696 a 7,1176 b 5,7694 c 4,1090 d 3,1945 d 1,5441 e 7,8183 a 6,5321 b 2,8938 c 7,7262 a 6,7149a 5,2133 b 2,6045 c Jumlah sel (log) 7,8375 6,6429 4,0450 1,5859 0,7779 0,0000 7,9479 6,9162 5,4914 3,3568 1,5973 0,7721 Huruf yang sama kearah kolom tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Tabel 5. Nilai rata-rata jumlah koloni Salmonella spp. pada berbagai laju dosis iradiasi (log) Serotipe Laju dosis (kgy/jam) S. hadar 1 S. java 1 S. kentucky 1 S. typhimurium 1 0,1183 a 0,0350 b 0,0883 a 0,0567 a 4,1686 c 3,1167c 0,0600 a 0,0350 b Huruf yang sama kearah kolom tidak menunjukkan perbedaan yang nyata Pada serotipe S. kentucky dengan laju dosis 1 kgy/jam memiliki nilai rata-rata jumlah koloni yang lebih besar (4,1686) daripada laju dosis kgy/jam (3,1167), begitu pula dengan ketiga serotipe yang lain. Hal ini berarti jumlah kematian sel bakteri S. Kentucky pada laju dosis 1 kgy/jam lebih sedikit daripada laju dosis kgy/jam. Menurut SUHADI (1976) dan HILMY (1980), kecepatan radiasi mempengaruhi kepekaan jenis dan daya tahan mikroba. Kondisi yang ditunjukkan kedua laju dosis pada percobaan ini memperlihatkan bahwa kesinambungan penyinaran lebih memberi pengaruh yang besar pada kematian sel. Laju dosis kgy/jam mempunyai kesinambungan penyinaran lebih lama daripada laju dosis 1 kgy/jam. Hasil penelitian yang dilakukan oleh ITO dan SHAMSUL (1994) pengaruh sinar gamma lebih efektif daripada pancaran elektron untuk melemahkan mikroba dalam rempah-rempah tergantung pada laju dosisnya. Menurut DARUSSALAM (1989), jika proses pembelahan dihambat atau dihalangi terus menerus dapat menimbulkan kematian sel dan jaringan. Tabel 6 menunjukkan nilai rata-rata D 10 (kgy) beberapa serotipe Salmonella. Nilai D 10 S. java menunjukkan paling tinggi dibandingkan dengan serotipe yang lain, hal ini berarti S. java merupakan serotipe yang paling tahan terhadap iradiasi dibanding S. hadar, S. kentucky, maupun S. typhimurium. Sementara itu, S. hadar merupakan serotipe Salmonella yang paling peka terhadap iradiasi karena mempunyai nilai D 10 paling kecil dibanding serotipe yang lain (0,039 dan 0,036 kgy). 1095

Tabel 6. Nilai rata-rata D 10 (kgy) Salmonella spp. pada berbagai laju dosis dan media Serotipe Media S. hadar NA S. java NA S. kentucky NA S. typhimurium NA Laju dosis (kgy/jam) 1 0,043 0,035 0,042 0,030 0,091 0,053 0,085 0,060 0,055 0,032 0,053 0,040 0,053 0,028 0,067 0,042 0,039 0,036 0,072 0,072 0,043 0,046 0,040 0,054 KESIMPULAN Hasil yang didapat menunjukkan bahwa pengaruh iradiasi dengan laju dosis kgy/jam mempunyai nilai D 10 lebih kecil pada Salmonella spp. dari pada laju dosis 1,0 kgy/jam.. Namun jumlah sel semakin menurun dengan meningkatnya dosis iradiasi. Nilai D 10 S. Kentucky dan S. hadar pada laju dosis dan 1,0 kgy tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Nilai D 10 S. java dengan laju dosis 1,0 kgy/jam adalah 0,088 kgy dengan laju dosis kgy/jam adalah 0,057 kgy. S. typhimurium dengan laju dosis 1 kgy mempunyai nilai D 10 sebesar 0,060 kgy, sedang pada laju dosis sebesar 0,035 kgy/jam. S. java merupakan serotipe yang paling tahan terhadap iradiasi dibanding S. hadar, S. kentucky, maupun S. typhimurium. Penggunaan media agar nutrien maupun tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. DAFTAR PUSTAKA ANDINI, L.S. 1995. Pertumbuhan optimal bakteri patogen Salmonella dan dekontaminasinya pada daging ayam dengan iradiasi gamma. Persentasi Ilmiah Jabatan Fungsional Peneliti, PAIR, BATAN, Jakarta. ANDINI, L.S., HARSOJO, S.D. ANASTASIA dan M. MAHA. 1994. Efek iradiasi gamma pada Salmonella yang diisolasi dari daging ayam segar. Risalah APISORA, BATAN, Jakarta Desember 1994. hlm. 165. DARUSSALAM, M. 1989. Radiasi dan Radioisotop. Penerbit Tarsito Bandung. HERMANA. 1991. Iradiasi Pangan. Penerbit Institut Teknologi Bandung, Bandung. hlm. 87. HILMY, N. 1980 Penentuan dosis radiosterilisasi dan Radiopasteurisasi. Kumpulan Laporan Penelitian PAIR BATAN, Jakarta. hlm. 1 5. ITO, H., and M.D. SHAMSUL ISLAM. 1994. Effect of dose rate on inactivation of microorganisms in spices by electron-beams and gamma-rays irradiation. Radiat. Phys. Chem. 43(6): 545. ITO, H., HARUN AL-RASHID, NARVEMON SANGTHONG, A.Y. PITAYA, R. PONGPEN and I. ISHIGAKI. 1993. Effects of gamma irradiation on frozen shrimps and decontamination of pathogenic bacteria. Radiat. Phys. Chem. 42(1 3): 279. MAHA, M. 1993. Iradiasi bahan pangan., Bahan penataran di Pusat Penelitian Export Indonesia, Departemen Perdagangan, Jakarta. 15 Februari 1993. MURANO, L.E., E.A. MURANO, K. SHENOY and D.G. OLSON. 1997. D values of, Salmonella enteritidis Isolates and Quality attributs of shell eggs. Treated with Irradiation. The poultry Sc. Ass. http://www psa.uiuc.edu/toc/ abs/97/jan 97 ab 202.html. SOEPARNO. 1998. Ilmu dan teknologi Daging. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. SRI POERNOMO. 1995. Standar higiene dan keamanan pangan, Bahan penataran manajemen usaha jasa boga di Institut Pertanian Bogor, 11 September 9 Desember 1995. STEEL, R.G.D. and J.H. TORRIE. 1991. Principles Procedures of Statistic a Biometrical Approach. 2 nd. Mc Graw Hill. 1096

SUHADI, F. 1976. Pengaruh radiasi pengion terhadap bakteri. Majalah BATAN, Jakarta IX: 44 55. 1097