BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Nusa Tenggara Barat Triwulan III Tahun 2017 Pertumbuhan produksi IBS dan IMK Triwulan III Tahun 2017 naik sebesar 9,05% dan 6,49% (y-on-y) Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang (IBS) Provinsi NTB (q-to-q) triwulan III tahun 2017 naik sebesar 2,71 persen dibandingkan dengan produksi IBS triwulan II tahun 2017. Nilai ini berada diatas pertumbuhan nasional yang naik sebesar 2,27 persen pada periode yang sama. Sedangkan pertumbuhan produksi IBS Provinsi NTB (y-on-y) pada triwulan III tahun 2017 jika dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun 2016 juga tumbuh ke arah positif sebesar 9,05 persen. Nilai ini juga di atas pertumbuhan nasional yang mencapai 5,51 persen pada periode yang sama. Sementara itu pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil (IMK) Provinsi NTB (q-to-q) pada triwulan III tahun 2017 naik sebesar 19,61 persen bila dibandingkan dengan triwulan II tahun 2017. Jika dilihat secara tahunan pertumbuhan IMK Provinsi NTB (y-on-y) triwulan III tahun 2017 naik sebesar 6,49 persen dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun 2016. Pertumbuhan komulatif produksi IMK Provinsi NTB (c-to-c) pada tahun 2017 turun sebesar 5,30 persen dibandingkan dengan keadaan pada triwulan III tahun 2016. 1
1. Pendahuluan Sektor industri manufaktur merupakan salah satu sektor andalan pembangunan nasional yang selalu mengalami perkembangan. Selain memiliki kontribusi terhadap PDB, industri manufaktur memiliki peran penting dalam penciptaan lapangan kerja baru. Adapun kontribusi sektor industri terhadap PDRB Nusa Tenggara Barat pada triwulan II tahun 2017 tanpa sektor pertambangan adalah 3,78 persen, dan kontribusi sektor industri terhadap PDRB Nusa Tenggara Barat dengan dimasukkan sektor pertambangan menjadi sebesar 3,20 persen. Di Provinsi Nusa Tenggara Barat, industri manufaktur besar dan sedang tersebar di beberapa kabupaten/kota, antara lain Kabupaten Lombok Barat, Sumbawa, dan Kota Mataram. Sedangkan sampel industri manufaktur mikro dan kecil tersebar di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. 2. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) Pertumbuhan produksi IBS dikumpulkan melalui survei yang dilakukan setiap bulan di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Sampel survei industri besar dan sedang tersebar di Kabupaten Lombok Barat, Sumbawa, dan Kota Mataram. Tabel 1. Pertumbuhan Produksi IBS Provinsi Nusa Tenggara Barat Triwulan III-2017 Pertumbuhan (%) No Kode Jenis Industri q-to-q y-on-y Triw Triw Triw Triw II III II III (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 10 Industri Makanan 2,51 4,16 9,02 10,85 2 16 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan, dan Sejenisnya 2,55 1,53-0.39 2,29 IBS (Industri Besar dan Sedang) 2,27 2,71 8,74 9,05 Pertumbuhan produksi IBS Provinsi Nusa Tenggara Barat (q-to-q) pada triwulan III-2017 mengalami kenaikan sebesar 2,71 persen dibandingkan dengan triwulan II-2017. Kenaikan untuk Industri Makanan adalah sebesar 4,16 persen sedangkan Industri Kayu, Barang dari Kayu, dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan, dan Sejenisnya naik 1,53 persen. Bila dilihat dari periode tahunan (y-on-y) pertumbuhan produksi IBS Provinsi Nusa Tenggara Barat pada triwulan III-2017 juga naik sebesar 9,05 persen dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun 2016. Peningkatan yang terjadi pada Industri Makanan sebesar 10,85 persen, 2
sedangkan untuk Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya naik sebesar 2,29 persen. Tabel 2. Pertumbuhan Produksi IBS Provinsi Nusa Tenggara Barat Triwulanan Tahun 2016-2017 (dalam persen) Periode q-to-q Periode y-on-y Komulatif Tahun Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV (Tahunan) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 2016 2,53 4,27 2,41 3,44 1,06 4,56 3,63 4,63 3,20 2017 0,37 2,27 2,71-7,94 8,74 9,05 - - 3. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK) Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat telah melakukan survei tentang perkembangan produksi industri manufaktur mikro dan kecil melalui Survei Industri Mikro Kecil (IMK) Tahun 2017 secara triwulanan sejak triwulan I tahun 2011. Sedangkan sebelum tahun 2011 masih dilakukan secara tahunan. Jumlah sampel survei IMK di Provinsi Nusa Tenggara Barat pada triwulan III Tahun 2017 adalah sebanyak 1.054 unit perusahaan/usaha, yang tersebar di seluruh kabupaten/kota. Tabel 3. Pertumbuhan Produksi IMK Provinsi Nusa Tenggara Barat Triwulan III-2017 Kode Pertumbuhan Tw III 2017 No Jenis Industri q-to-q c-to-c y-on-y (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 10 Industri Makanan 18,31 11,52 26,74 2 11 Industri Minuman -5,48 20,72 11,64 3 13 Industri Tekstil 9,03 18,23 18,12 4 14 Industri Pakaian Jadi -15,90 3,50-0,09 5 16 Industri Kayu, Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan 55,49-8,52 1,12 Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan, dan Sejenisnya 6 18 Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 29,79 58,61 78,65 7 21 Industri Farmasi, Produk Obat Kimia, dan Obat -53,18 10,70-35,34 Tradisional 8 23 Industri Barang Galian Bukan Logam 26,24 3,78 29,62 9 25 Industri Barang Logam, Bukan Mesin, dan 21,90-2,57 1,13 Peralatannya 10 31 Industri Furnitur 18,28 35,18 51,76 11 32 Industri Pengolahan Lainnya 23,00-5,63 16,72 IMK (Industri Mikro dan Kecil) 19,61-5,30 6,49 3
Persen Pertumbuhan produksi IMK Provinsi NTB triwulan III-2017 (q-to-q) mengalami peningkatan sebesar 19,61 persen terhadap triwulan II-2017. Hampir seluruh industri mengalami peningkatan pada triwulan ini. Secara rinci industri manufaktur mikro kecil yang mengalami kenaikan produksi adalah: Industri Kayu, Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya naik 55,49 persen Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman naik 29,79 persen Industri Barang Galian Bukan Logam naik 26,24 persen Industri Pengolahan Lainnya naik 23,00 persen Industri Barang Logam, Bukan Mesin, dan Peralatannya naik 21,90 persen Industri Makanan naik 18,31 persen Industri Furnitur naik 18,28 persen Industri Tekstil naik 9,03 persen Sedangkan industri manufaktur mikro dan kecil yang mengalami penurunan produksi pada triwulan III-2017 terhadap triwulan II-2017 adalah: Industri Farmasi, Produk Obat Kimia, dan Obat Tradisional turun 53,18 persen Industri Pakaian Jadi turun 15,90 persen Industri Minuman turun 5,48 persen Gambar 1 memperlihatkan pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan III-2017 (q-to-q) menurut jenis 2-digit. Grafik 1. Pertumbuhan Produksi IMK Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Nasional Triwulan III-2017 (q-to-q) Menurut Jenis 2-digit 80,00 60,00 55,49 40,00 20,00 0,00-20,00-40,00 29,79 26,24 21,90 23,00 18,31 18,28 19,61 9,03 8,12 3,96 2,93 0,03-0,21-1,40-3,29-5,48 3,70 0,53 0,66-1,89-1,68 10 11 13 14 16 18 21 23 25 31 32 IMK -15,90 NTB Nasional -60,00-53,18 4
Persen Dilihat dari pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil Provinsi NTB (y-on-y) pada triwulan III-2017 dibandingkan dengan triwulan III-2016 juga terjadi kenaikan sebesar 6,49 persen. Jenis-jenis industri manufaktur yang mengalami kenaikan adalah: Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman naik 78,65 persen Industri Furnitur naik 51,76 persen Industri Barang Galian Bukan Logam naik 29,62 persen Industri Makanan naik 26,74 persen Industri Tekstil naik 18,12 persen Industri Pengolahan Lainnya naik 16,72 persen Industri Minuman naik 11,64 persen Industri Barang Logam, Bukan Mesin, dan Peralatannya naik 1,13 persen Industri Kayu, Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya naik 1,12 persen Sedangkan jenis-jenis industri yang mengalami penurunan adalah: Industri Farmasi, Produk Obat Kimia, dan Obat Tradisional turun 35,34 persen Industri Pakaian Jadi turun 0,09 persen Gambar 2 memperlihatkan pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan III-2017 (y-on-y) menurut jenis 2-digit. Grafik 2. Pertumbuhan Produksi IMK Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Nasional Triwulan III-2017 (y-on-y) Menurut Jenis 2-digit 100,00 80,00 78,65 60,00 40,00 20,00 0,00-20,00-40,00-60,00 51,76 26,74 29,62 11,64 18,12 16,72 14,48 10,30 6,96 12,84 1,76 6,49 2,39 0,00 1,12 4,67 5,34 0,47 1,13-0,09 10 11 13 14 16 18 21 23 25 31 32 IMK -0,31-11,55 NTB -35,34 Nasional 5
Tabel 4. Pertumbuhan Produksi IMK Provinsi Nusa Tenggara Barat Triwulanan Tahun 2016-2017 (dalam persen) Periode q-to-q Periode y-on-y Komulatif Tahun Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV (Tahunan) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 2016 4,40 0,00-1,96-19,72-5,10-6,88 2,97-14,70-3,98 2017 10,69-0,49 19,61 - -9,56-12,72 6,49 - - 4. Konsep dan Definisi Industri Pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi, dan atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya menjadi lebih dekat kepada pemakai akhir. Termasuk dalam kegiatan industri adalah jasa industri dan pekerjaan perakitan (assembling). Jasa Industri adalah kegiatan industri yang melayani keperluan pihak lain. Pada kegiatan ini bahan baku disediakan oleh pihak lain, sedangkan pihak pengolah hanya melakukan pengolahannya dengan mendapatkan imbalan sebagai balas jasa (upah maklon). Pengelompokan industri pengolahan biasanya didasarkan pada jumlah tenaga kerja, yaitu: Industri Besar, Industri Sedang, Industri Kecil, dan Industri Mikro. Industri Besar adalah industri yang mempunyai tenaga kerja 100 orang atau lebih. Industri Sedang adalah industri yang mempunyai tenaga kerja antara 20 sampai 99 orang Industri Kecil adalah industri yang mempunyai tenaga kerja antara 5 sampai 19 orang Industri Mikro adalah industri yang mempunyai tenaga kerja antara 1 sampai 4 orang 6
Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Tahun 2017 Indonesia Menurut Jenis Industri ( 2 Digit) Lampiran 1 Pertumbuhan (%) Kode No Jenis Industri q-to-q y-on-y II III II III (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 10 Industri Makanan 8,45 4,99 6,90 9,24 2 11 Industri Minuman 0,49 7,70-8,18 3,64 3 12 Industri Pengolahan Tembakau 2,02 1,79 0,75 2,36 4 13 Industri Tekstil -4,11 3,58-2,86 4,63 5 14 Industri Pakaian Jadi 6,64-0,04 5,78 6,98 6 15 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki -0,06-0,51 3,07 4,50 7 16 Industri Kayu, Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan 0,64-0,35-3,88-1,06 Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan, dan Sejenisnya 8 17 Industri Kertas dan Barang dari Kertas -6,17 2,61-5,71-2,73 9 18 Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 3,91 1,80 4,46 7,01 10 20 Industri Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia 2,34 1,33 10,96 9,30 11 21 Industri Farmasi, Produk Obat Kimia, dan Obat Tradisional 3,23-1,12 8,43 4,64 12 22 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik -7,02 1,93 0,48 4,46 13 23 Industri Barang Galian Bukan Logam -3,14 7,13-4,20-1,42 14 24 Industri Logam Dasar 5,67 0,48 7,01 11,97 15 25 Industri Barang Logam, Bukan Mesin, dan Peralatannya 0,25 2,09 9,26 8,82 16 26 Industri Komputer, Barang Elektronik dan Optik -3,97 4,18 0,28-1,78 17 27 Industri Peralatan Listrik 1,53 4,82-1,74 2,16 18 28 Industri Mesin dan Perlengkapan ytdl 7,51 1,11 2,70 3,98 19 29 Industri Kendaraan Bermotor, Trailer dan Semi Trailer -4,25 5,59-3,82 3,37 20 30 Industri Alat Angkutan Lainnya 4,66 4,70 1,43 6,03 21 31 Industri Furnitur 1,20 2,04-0,69 4,46 22 32 Industri Pengolahan Lainnya -2,54 0,56-5,46-4,88 23 33 Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan 1,22 2,73-7,37 3,66 IBS (Industri Besar dan Sedang) 2,46 2,27 3,89 5,51 7
Lampiran 2 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Triwulan III Tahun 2017 Indonesia Menurut Jenis Industri ( 2 Digit) No Kode Jenis Industri Pertumbuhan (%) q-to-q c-to-c y-on-y (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 10 Industri Makanan 3,96 9,02 10,30 2 11 Industri Minuman -0,21 5,99 2,39 3 12 Industri Pengolahan Tembakau 2,40-13,99-21,92 4 13 Industri Tekstil -1,40 2,79 0,00 5 14 Industri Pakaian Jadi -3,29 5,46 6,96 6 15 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki -14,21 5,47-0,18 7 16 Industri Kayu, Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus 2,93 3,34 1,76 (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan, dan Sejenisnya 8 17 Industri Kertas dan Barang dari Kertas -4,03 18,53 19,97 9 18 Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 8,12 10,41 14,48 10 20 Industri Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia 16,67 15,69 24,56 11 21 Industri Farmasi, Produk Obat Kimia, dan Obat Tradisional 0,03-8,06-11,55 12 22 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik -7,66-6,50-10,68 13 23 Industri Barang Galian Bukan Logam 3,70-0,77 0,47 14 24 Industri Logam Dasar 3,77 3,81 3,51 15 25 Industri Barang Logam, Bukan Mesin, dan Peralatannya -1,89-1,52-0,31 16 26 Industri Komputer, Barang Elektronik dan Optik 6,51 37,42 35,99 17 27 Industri Peralatan Listrik 6,55-1,70 8,25 18 28 Industri Mesin dan Perlengkapan ytdl -26,05 7,24-14,93 19 29 Industri Kendaraan Bermotor, Trailer dan Semi Trailer -1,94-1,45-0,33 20 30 Industri Alat Angkutan Lainnya -2,42 6,45 0,59 21 31 Industri Furnitur -1,68 4,92 4,67 22 32 Industri Pengolahan Lainnya 0,53 10,28 12,84 23 33 Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan 10,77-1,01 11,93 IMK (Industri Mikro dan Kecil) 0,66 4.79 5,34 Diterbitkan oleh: Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat Jl. Gunung Rinjani No.2 Mataram-Nusa Tenggara Barat 83125 Drs. Anas, M.Si Kepala Bidang Statistik Produksi Telepon: (0370) 621385 E-mail: anas2@bps.go.id Website: www.bps.go.id Konten Berita Resmi Statistik dilindungi oleh Undang-Undang, hak cipta melekat pada Badan Pusat Statistik. Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi tulisan ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik 8