Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Iii Pada Penggolongan Makhluk Hidup Hewan Melalui Media Gambar di SDN Inpres Saiyong Hesrin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa kelas III pada mata pelajaran IPA di SDN Inpres Saiyong Kecamatan Tinangkung Kabupaten Banggai Kepulauan. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan pembelajaran menggunakan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III pada mata pelajaran IPA di SDN Inpres Saiyong Kecamatan Tinangkung Kabupaten Banggai Kepulauan. Desain penelitian yang digunakan adalah Kurt Lewin yang terdiri 4 langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas SDN Inpres Saiyong Kecamatan Tinangkung Kabupaten Banggai Kepulauan berjumlah 28 siswa yang terdiri dari 13 orang laki-laki dan 15 orang perempuan. Hasil penelitian menunjukkan Hasil tes akhir siklus I hanya mencapai 39,28% meningkatkan pada siklus II menjadi 100%. Sehingga secara umum peningkatan rata-rata yang terjadi dari siklus I ke siklus II sebesar 60,72%. Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I hanya mencapai 55% kategori cukup meningkat pada siklus II menjadi 95% kategori sangat baik. Sehingga rata-rata peningkatan hasil observasi guru dari siklus I kesiklus II adalah sebesar 40%. Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I hanya mencapai 50% kategori cukup meningkat pada siklus II menjadi 92,5% kategori sangat baik. Sehingga rata-rata peningkatan hasil observasi guru dari siklus I kesiklus II adalah sebesar 42,5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas III SDN Inpres Saiyong dalam pembelajaran IPA dapat ditingkatkan menggunakan media gambar. Kata Kunci: Hasil Belajar, Media Gambar I. PENDAHULUAN Pelaksanaan proses pendidikan, khususnya dalam pelajaran IPA tidak sedikit masalah atau hambatan yang dihadapi oleh seorang guru Sekolah Dasar (SD). Misalnya, penerapan pendekatan atau metode mengajar yang baik, penggunaan media yang tepat, agar situasinya benar-benar memberi dampak yang berarti bagi pencapaian hasil belajar siswa. Kemampuan melibatkan siswa berpartisifasi aktif agar siswa tidak menjadi pendengar yang pasif, kemampuam membuat suasana belajar yang menyenangkan tentunya dilakukan dengan situasi yang menyenangkan, sehingga tujuan pembelajaran yang telah tersusun dapat terlaksana dengan baik. 20
Pembelajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dan siswa. Guru adalah orang menciptakan belajar bagi kepentingan siswa, sedangkan siswa adalah yang digiring ke dalam lingkungan belajar yang diciptakan oleh guru. Dalam hal ini, bukan hanya guru yang aktif, tetapi harus lebih melakukan aktivitas secara mandiri dalam mengenal dan memahami setiap pembelajaran yang diberikan oleh guru. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara langsung yang dilakukan oleh peneliti dengan guru yang mengajarkan IPA kelas III SDN Inpres Saiyong, bahwa umumnya siswa kesulitan dalam memahami materi penggolongan makhluk hidup. Hal ini disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal diantaranya faktor kesehatan, intelegensi, status sosial ekonomi, dan faktor eksternal diantaranya adalah penggunaan media dan strategi pembelajaran yang kurang tepat. Media yang digunakan guru memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap tingkat kemampuan siswa. Guru cenderung hanya menjelaskan dan bercerita sehingga siswa lebih banyak menghayal, tanpa memperlihatkan gambar atau model apa yang dijelaskan tersebut. Siswa kurang tertarik pada materi yang diajarkan oleh guru, dapat mengakibatkan siswa merasa bosan dan malas mengikuti kegiatan pembelajaran. Kondisi seperti ini cukup menyulitkan dalam upaya menciptakan suasana pembelajaran yang produktif dan dinamis pada gilirannya akan mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa. Salah satu strategi yang dapat diterapkan untuk meminimalkan masalah di atas adalah dengan menerapkan pembelajaran dengan menggunakan media gambar. Menurut Budiyono dkk, (2007:34), Media gambar merupakan penyeruan dari benda-benda dan pemandangan dalam hal bentuk, rupa serta ukuran relatif terhadap lingkungan. Pemilihan media ini didasarkan atas fakta mengenai rendahnya kemampuan siswa dalam mengekspresikan kemampuan pikiran tentang materi pelajaran penggolongan makhluk hidup, lewat media yang praktis, efesien dan menitik beratkan langsung pada kemampuan siswa, diharapkan stimulasi dan motivasi untuk mengeluarkan potensi yang ada pada diri setiap siswa. Hal tersebut nantinya dapat ditentukan melalui proses pembelajaran dalam pengamatan teks, seberapa besar keaktifan dan tingkat kemampuan siswa dalam mengekspresikan pikiran serta gagasan, tentang penggolongan makhluk hidup dengan bantuan media gambar. 21
Selama ini yang terjadi di SDN Inpres Saiyong di kelas III penggunaan media gambar tidak pernah dilakukan, sehingga hasil belajar siswa rendah dan kurang memuaskan. Sesuai data yang diperoleh selama ini pencapaian setiap siswa hanya mencapai 65%. Sementara KKM untuk mata pelajaran IPA adalah 70%. Penggunaan media gambar pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan menggunakan media gambar setidaknya siswa dapat menghubungkan gambar yang dilihatnya dengan keadaan yang terjadi disekitar mereka. Hamalik (1983:28) belajar adalah Suatu pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang, yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkahlaku yang berlaku berkat pengalaman dan latihan. Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui hasil yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Adapun hasil diperoleh karena adanya aktifitas belajar yang telah dilakukan. Winkel (1996:162) mengatakan bahwa hasil belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Sementara menurut S. Nasution (1996:17) hasil belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Hasil belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni kognitif, efektif dan psikomotor, sebaliknya hasil kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut. II. METODE PENELITIAN Desain atau model penelitian ini mengacu pada model Kurt Lewin, bahwa dalam satu siklus terdapat 4 langkah yaitu perencanaan, aksi atau tindakan, observasi dan refleksi. Keempat langkah yang dikenal dengan istilah model Kurt Lewin. Penelitian ini dilakukan di kelas III SDN Inpres Saiyong Kecamatan Tinangkung. Subjek penelitian berjumlah 28 orang siswa, yang terdiri dari 13 orang siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Peneliti memilih lokasi penelitian di SDN Inpres Saiyong Kecamatan Tinangkung, karena peneliti mengajar di sekolah SDN Inpres Saiyong dan terlibat langsung dalam kegiatan belajar mengajar di kelas III. 22
Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitif. Data kualitatif adalah data yang berupa lembar observasi aktifitas guru/peneliti, angket penilaian peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan media gambar dan lembar observasi aktifitas siswa dalam pembelajaran. Lembar pengamatan aktifitas siswa untuk mengetahui kegiatan belajar siswa dalam penggunaan media gambar, angket penilaian tentang peningkatan hasil pembelajaran IPA digunakan untuk menilai kemampuan dalam pembelajaran di kelas. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil evaluasi berupa penilaian terhadap peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran IPA menggunakan media gambar. Rencana tindakan pembelajaran pada siswa kelas III SDN Inpres Saiyong ini dilakukan secara bersiklus atau melalui tahapan-tahapan kegiatan perencanaan. Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan target yang ingin dicapai. Perencanaan Tindakan Kegiatan yang dilakukan pada tahapan perencanaan adalah sebagai berikut: 1) Menyusun rencana pembelajaran 2) Menyusun skenario pembelajaran 3) Menyiapkan bahan/materi pelajaran 4) Menetapkan guru mitra sebagai pengamat 5) Membuat lembar observasi 6) Menyiapkan tes akhir tindakan 7) Menyiapkan instrumen penelitian Pelaksanaan Tindakan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang direncanakan. Tahap pelaksanaan tindakan ini dilakukan secara bersiklus. Setiap siklus dilaksanakan satu kali pertemuan. 1) Kegiatan Awal a. Memberikan motifasi pada siswa b. Menuliskan judul konsep materi IPA yang akan dipelajari c. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dimiliki siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran 23
d. Menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pembelajaran yakni penggunaan media gambar. 2) Kegiatan Inti Observasi a) Kegiatan Guru: - (Secara klasikal menjelaskan materi yang akan diajarkan) - Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyatakan hal-hal yang belum dipahami. b) Kegiatan Siswa: - Memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru - Menggunakan media gambar dalam pembelajaran IPA sesuai petunjuk yang disampaikan oleh guru. c) Kegiatan Akhir d) Memberikan evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran IPA yang menggunakan media gambar. Pada saat observasi tindakan, dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: Refleksi 1) Observasi tindakan yang dilakukan pada penelitian ini terdiri atas dua jenis yaitu observasi dengan menggunakan penilaian pembelajaran IPA yang menggunakan media gambar dan observasi terhadap perilaku siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran dan menggunakan lembar observasi. 2) Observasi dengan penilaian pembelajaran IPA dan dilakukan pada akhir pelaksanaan penilaian, pelaksanaan penilaian dilakukan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. 3) Hasil analisis penilaian siswa sekaligus menggambarkan tingkat yang dicapai dalam penelitian melalui media gambar dalam pelaksanaan tindakan. 4) Sedangkan observasi terhadap perilaku siswa dilakukan dengan menggunakan lembar observasi untuk mengetahui perhatian dan motivasi siswa terhadap pengajaran yang diberikan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menganalisis data yang diperoleh pada tahap observasi. Berdasarkan analisa data dilakukan refleksi guna melihat 24
kekurangan dan kelebihan yang terjadi pada saat pembelajaran diterapkan. Kekurangan dan kelebihan ini dijadikan acuan untuk merencanakan siklus berikutnya. Hasil belajar siswa setelah menggunakan media gambar dikatakan tuntas apabila siswa memperoleh nilai lebih atau sama dengan 70 (N 70). Sedangkan indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas dikatakan tuntas apabila persentase ketuntasan belajar klasikal mencapai lebih dari atau sama dengan 75% (P 75%) yang dihitung dengan menggunakan rumus: Persentase KBK = banyaksiswa yang tuntasbelajar banyaksiswa seluruhnya 100% Daya Serap Individu = skor yang diperoleh siswa skor maksimal 100% Hal ini disesuaikan dengan kriteria yang digunakan di SDN Inpres Saiyong tentang kriteria Ketuntasan Belajar Klasikal (KBKM). III. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Hasil Tes Awal No Nama Siswa Nomor Soal/Skor soal Skor Keterangan 1/20 2/20 3/20 4/20 5/20 Perolehan 1 AH 20-10 10 10 50 BT 2 RA - 20 20 10 10 60 BT 3 IM 10 10-10 10 40 BT 4 TO 20-10 10 10 50 BT 5 RA 20 10 10 10 20 70 T 6 IL 20-20 - 10 50 BT 7 MZ 10 10 10-10 40 BT 8 SA 20-10 10 10 50 BT 9 FA 10 10 10 20 10 60 BT 10 RI - 20-20 20 60 BT 11 RK 10 20 10-10 50 BT 12 BA 10 20 10 10 10 60 BT 13 RU 10-10 10-30 BT 14 DA - 20 10 10 20 60 BT 15 JU 20-20 10-50 BT 16 KA 20 20 10 10 10 70 T 17 AN 10 20 20-10 60 BT 18 WA 10-20 10-40 BT 19 HE 10 20-10 20 60 BT 20 HA 10 10 10 10-40 BT 21 NU 10 10 20 10 20 70 BT 25
22 WI 10 10-10 10 40 BT 23 CI 20 20 10 10 10 70 T 24 SR - 20-20 10 50 BT 25 Wulandari - 20-20 20 60 BT 26 Priskila 20 10 10 - - 40 BT 27 Santi 10-10 20 10 50 BT 28 Tera 10 10 10 20-50 BT Skor yang Diperoleh 320 310 260 290 280 1460 Skor Maksimal 560 560 560 560 560 2800 % Daya Serap 57,14 55,35 46,42 51,78 50 52,14 Keterangan: T = Tuntas; BT = Belum Tuntas Persentase Ketuntasan belajar klasikal = banyaknya siswa yang tuntas banyak siswa seluruhnya x 100% = 3 28 x 100% = 10,71% Tabel 2. Hasil Tes Akhir Siklus I No Nama Siswa Nomor Soal/Skor soal Skor Keterangan 1/20 2/20 3/20 4/20 5/20 Perolehan 1 AH 20 10 10 10 10 60 BT 2 RA 10 20 20 10 10 70 T 3 IM 10 10 10 10 10 50 BT 4 TO 20-10 10 10 50 BT 5 RA 20 10 10 20 20 80 T 6 IL 20-20 10 10 60 BT 7 MZ 10 10 10 10 10 50 BT 8 SA 20 10 10 10 10 60 BT 9 FA 10 10 20 20 10 70 T 10 RI - 20 10 20 20 70 T 11 RK 10 20 10 10 10 60 BT 12 BA 10 20 10 10 10 60 BT 13 RU 10-10 10 10 40 BT 14 DA 10 20 10 10 20 70 T 15 JU 20-20 10 10 60 BT 16 KA 20 20 10 10 20 80 T 17 AN 10 20 20 10 10 70 T 18 WA 10-20 10 10 50 BT 19 HE 10 20 10 10 20 70 T 20 HA 10 10 10 10 10 50 BT 21 NU 10 10 20 10 20 70 BT 22 WI 10 10 10 10 10 50 BT 26
23 CI 20 20 20 10 10 80 T 24 SR - 20 10 20 10 60 BT 25 WU - 20 10 20 20 70 T 26 PR 20 10 10-10 50 BT 27 SA 10 20 10 20 10 70 T 28 TR 10 10 10 20 10 60 BT Skor yang Diperoleh 340 350 360 340 350 1740 Skor Maksimal 560 560 560 560 560 2800 % Daya Serap 60,71 62,5 64,28 60,71 62,5 62,14 Keterangan: T = Tuntas; BT = Belum Tuntas Persentase Ketuntasan belajar klasikal = banyaknya siswa yang tuntas banyak siswa seluruhnya x 100% = 11 x 100% 28 = 39,28% Tabel 3. Hasil Tes Akhir Siklus II No Nama Siswa Nomor Soal/Skor soal Skor Keterangan 1/20 2/20 3/20 4/20 5/20 Perolehan 1 AH 20 20 20 10 10 80 T 2 RA 20 20 20 20 10 90 T 3 IM 20 20 10 10 10 70 T 4 TO 20 20 20 10 10 80 T 5 RA 20 20 20 20 20 100 T 6 IL 20 20 20 10 10 80 T 7 MZ 20 10 10 20 10 70 T 8 SA 20 10 20 20 10 80 T 9 RA 10 20 20 20 20 90 T 10 RI 20 20 10 20 20 90 T 11 RK 20 20 10 20 10 80 T 12 BA 20 20 10 20 10 80 T 13 RU 10 20 20 10 10 70 T 14 DA 20 20 10 10 20 80 T 15 JU 20 20 20 10 10 80 T 16 KA 20 20 20 10 20 90 T 17 AN 20 20 20 10 10 80 T 18 WA 10-20 20 10 10 70 T 19 HE 20 20 10 10 20 80 T 20 HA 20 20 10 10 10 70 T 21 NU 10 20 20 10 20 80 T 22 WI 20 20 10 10 10 70 T 23 CI 20 20 20 20 20 100 T 24 SR 20 20 10 20 10 80 T 27
25 WU 10 20 10 20 20 80 T 26 PR 20 10 10 20 10 70 T 27 SA 20 20 20 20 10 90 T 28 TR 20 20 10 20 10 80 T Skor yang Diperoleh 510 530 430 420 370 2310 Skor Maksimal 560 560 560 560 560 2800 % Daya Serap 91,07 94,64 76,78 75 66,07 82,5 Keterangan: T = Tuntas; BT = Belum Tuntas Persentase Ketuntasan belajar klasikal = banyaknya siswa yang tuntas banyak siswa seluruhnya x 100% = 28 x 100% 28 = 100% Pembahasan Pada hari Senin 15 September 2014 peneliti menemui kepala sekolah dan rekan sejawat. Pada pertemuan tersebut, peneliti menyampaikan maksud dan tujuan penelitian serta mendiskusikan rencana kegiatan pelaksanaan tindakan penelitian. Dari pertemuan tersebut kepala sekolah menyetujui dan memberi izin untuk melaksanakan penelitian di kelas III. Selanjutnya pada hari Rabu, 17 September 2014, peneliti memberikan tes awal pada seluruh siswa kelas III semester I yang berjumlah 28 siswa. Setelah dilaksanakan tes awal, hasil pekerjaan siswa dikoreksi, selanjutkan disusun dari skor tinggi sampai skor rendah. Hal ini untuk mengetahui kemampuan awal siswa tentang materi yang diujikan. Hasil tes awal dapat dilihat dari lampiran 2. Pada hari Senin, 22 September 2014 peneliti membicrakan hasil tes awal dengan seorang rekan sejawat untuk menjadikan 7 siswa yang akan dijadiakan subjek penelitian. Penentuan 7 siswa sebagai subyek penelitian berdasarkan skor hasil tes yang rendah. Siswa ini dipiih untuk ditempatkan pada setiap kelompok yang berbeda yang nantinya agar dapat amati dengan teliti dan seksama. Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti bertindak sebagai guru. Pembelajaran dilaksanakan kepada seluruh siswa kelas III SDN Inpres Saiyong sebanyak 28 siswa, tetapi pengamat berfokus kepada subyek penelitian (yang terpilih dengan kemampuan rendah). Langkah-langkah pembelajaran dari setiap tindakan disesuaikan dengan pembelajaran. Siklus I 28
Kegiatan awal dilaksanakan dengan mengucapkan salam dan dijawab oleh siswa serta memberitahukan dan menjelaskan cara pembelajaran yang akan dilaksanakan. Kemudian dilanjutkan dengan tahap persepsi, untuk mengetahui pengetahuan awal siswa dengan memberi pertanyaan. Dilanjutkan dengan penyampaian dengan TPK semua kegiatan ini berlangsung selama 10 menit. Peneliti menyajikan materi yaitu subpokok penggolongan makhluk hidup. Setelah penyajian materi, kemudian peneliti meminta siswa untuk menuliskan namanama hewan berdasarkan tempat hidupnya. Selanjutnya guru menyuruh siswa untuk membacakan nama-nama hewan berdasarkan tempat hidupnya yang telah mereka tuliskan. Setelah itu peneliti membagi siswa menjadi 7 kelompok, di mana masingmasing kelompok terdiri dari 4 orang. Selanjutnya peneliti memberikan kesempatan kepada tiap kelompok untuk mengerjakan LKS kelompok yang membuat permasalahan sesuai tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran, yaitu penggolongan makhluk hidup. Pada saat siswa menyelesaikan LKS, guru bersama pengamat berkeliling dalam kelas mengamati dan membimbing masing-masing kelompok. Selain itu juga mengamati keempat subyek penlitian dan memberi motivasi kepada seluruh kelompok agar aktif dalam berdiskusi. Setelah kelompok selesai mengerjakan LKS, tiap ketua dari masing-masing kelompok mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya. Kelompok lain diberi kesempatan untuk menanggapi kelompok yang yang sedang mempresentasikan jawaban anggota kelompoknya. Diskusi antar kelompok berjalan sangat baik hal ini terlihat dari antusiasnya setiap kelompok untuk menanggapi jawaban kelompok lain. LKS yang dikerjakan oleh tiap kelompok dikumpul dan bagi kelompok yang mendapat nilai tertinggi diberi berupa kata-kata penguatan. Semua kegiatan di atas berlangsung 45 menit. Kemudian pada akhir tindakan, peneliti mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan mengenai penggolongan makhluk hidup, dilanjutkan dengan evaluasi secara individu dan juga guru melanjutkan dengan pemberian PR. Dengan demikian pembelajaran siklus 1 belum mencapai persentase ketuntasan belajar klasikal yang telah ditentukan sebesar 75%. Sedangkan hasil tes akhir siswa siklus I hanya mencapai 39,28%. Oleh karena itu guru memutuskan untuk melakukan perbaikan pada tindakan siklus II. Dalam melakukan observasi, peneliti menggunakan 29
observasi untuk mengamati bagaimana siswa merespon ketika peneliti memasuki fase pertama sampai selesai. Kegiatan pembelajaran, yaitu memberi informasi tentang tujuan pembelajaran, menjelaskan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sampai dengan bagaimana suasana kelas saat tes berlangsung. Hasil observasi dilakukan oleh 2 orang rekan sejawat sebagai pengamat terhadap aktivitas guru sebagai peneliti (pengajar) dan juga mengamati aktivitas anak selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Siklus II Seperti halnya siklus I, pada siklus II kegiatan awal dilaksanakan dengan mengucapkan salam dan dijawab oleh siswa serta memberitahukan dan menjelaskan cara pembelajaran yang akan dilaksanakan. Kemudian dilanjutkan dengan tahap persepsi, untuk mengetahui pengetahuan awal siswa dengan memberi pertanyaan. Dilanjutkan dengan penyampaian dengan TPK semua kegiatan ini berlangsung selama 10 menit. Peneliti menyajikan materi yaitu subpokok penggolongan makhluk hidup. Setelah penyajian materi, kemudian peneliti meminta siswa untuk menuliskan namanama hewan berdasarkan tempat hidupnya. Selanjutnya guru menyuruh siswa untuk membacakan nama-penggolongan hewan berdasarkan cara bergerak dan cara berkembangbiaknya. Setelah itu peneliti membagi siswa menjadi 7 kelompok, di mana masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang. Selanjutnya peneliti memberikan kesempatan kepada tiap kelompok untuk mengerjakan LKS kelompok yang membuat permasalahan sesuai tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran, yaitu penggolongan makhluk hidup. Pada saat siswa menyelesaikan LKS, guru bersama pengamat berkeliling dalam kelas mengamati dan membimbing masing-masing kelompok. Selain itu juga mengamati keempat subyek penlitian dan memberi motivasi kepada seluruh kelompok agar aktif dalam berdiskusi. Setelah kelompok selesai mengerjakan LKS, tiap ketua dari masing-masing kelompok mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya. Kelompok lain diberi kesempatan untuk menanggapi kelompok yang yang sedang mempresentasikan jawaban anggota kelompoknya. Diskusi antar kelompok berjalan sangat baik hal ini terlihat dari antusiasnya setiap kelompok untuk menanggapi jawaban kelompok lain. LKS yang dikerjakan oleh tiap kelompok dikumpul dan bagi kelompok yang mendapat nilai 30
tertinggi diberi berupa kata-kata penguatan. Semua kegiatan berlangsung 45 menit. Kemudian pada akhir tindakan, peneliti mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan mengenai penggolongan makhluk hidup, dilanjutkan dengan evaluasi secara individu dan juga guru melanjutkan dengan pemberian PR. Dengan demikian demikian pembelajaran siklus 1 belum mencapai persentase ketuntasan belajar klasikal yang telah ditentukan sebesar 75%. Sedangkan hasil tes akhir siswa siklus II telah mencapai 100%. Oleh karena itu, guru memutuskan untuk tidak melakukan perbaikan pada tindakan siklus III. Dalam melakukan observasi, peneliti menggunakan observasi untuk mengamati bagaimana siswa merespon ketika peneliti memasuki fase pertama sampai selesai. Kegiatan pembelajaran, yaitu memberi informasi tentang tujuan pembelajaran, menjelaskan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sampai dengan bagaimana suasana kelas saat tes berlangsung. Hasil observasi dilakukan oleh 2 orang rekan sejawat sebagai pengamat terhadap aktivitas guru sebagai peneliti (pengajar) dan juga mengamati aktivitas anak selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Hasil observasi guru pada siklus I mencapai 95% masuk dalam kategori sangat baik.hal ini karena guru telah memperbaiki proses pembelajaran yang dikelolanya. IV. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan, dengan sumber informasi siswa kelas III SDN Inpres Saiyong, maka penulis menarik beberapa kesimpulan, yaitu bahwa hasil belajar siswa kelas III SDN Inpres Saiyong dalam pembelajaran IPA dapat ditingkatkan menggunakan media gambar. Selain itu hasil observasi juga menunjukkan adanya peningkatan dalam aktifitas guru dan siswa. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian, maka peneliti menyampaikan saran-saran sebagai berikut: 1. Hendaknya dalam penyampaian materi IPA di kelas III SDN Inpres Saiyong, guru dapat meggunakan media gambar karena dapat meningkatkan hasil belajar anak tentang penggolongan makhluk hidup, hal ini terlihat dari peningkatan hasil belajar siswa melalui peningkatan skor perolehan pada tes akhir tindakan. 31
2. Hendaknya guru menggunakan media gambar pada materi IPA dan mata pelajaran lainnya karena dapat memotivasi serta dapat meningkatkan percaya diri siswa dan juga keaktifan siswa dalam belajar. DAFTAR PUSTAKA Budiyono. (2007). Media Gambar Secara Visual. Bandung, PT. Remaja Rosdakarya Hamalik, Oemar. (1983). Media Pendidikan, Alumni: Bandung S. Nasution. (1996). Pengerttian Prestasi Belajar, PT. Remaja Rosdakarya Jakarta Winkel. (1996). Pengertian Prestasi Belajar dan Aktivitas Mental/Psikis. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya. 32