PT TUNAS ALFIN Tbk LAPORAN KEUANGAN DENGAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN TANGGAL 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

dokumen-dokumen yang mirip
PT TUNAS ALFIN Tbk LAPORAN KEUANGAN DENGAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN TANGGAL 31 DESEMBER 2016 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Laporan Perubahan Ekuitas...

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Laporan Laba Rugi Komprehensif Laporan Perubahan Ekuitas Laporan Arus Kas...

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Laporan Perubahan Ekuitas...

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA TBK

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK


Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Laporan Laba Rugi Komprehensif Laporan Perubahan Ekuitas Laporan Arus Kas...

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA

PT LIONMESH PRIMA Tbk

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1-3. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian 4

PT LIPPO SECURITIES Tbk

LAPORAN TAHUNAN ANNUAL REPORT

PT MILLENNIUM PHARMACON INTERNATIONAL Tbk. Laporan Keuangan Periode yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2016 (Belum Diaudit)

PT GOLDEN RETAILINDO Tbk. Laporan Keuangan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011 Dan Laporan Auditor Independen

PT LIONMESH PRIMA Tbk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 Beserta LAPORAN AUDITOR

PT GOLDEN RETAILINDO Tbk. Laporan Keuangan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 Dan Laporan Auditor Independen

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2016 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2015 (Diaudit) Serta Untuk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 Beserta LAPORAN AUDITOR

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Diaudit) Serta Untuk


PT YANAPRIMA HASTAPERSADA TBK

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

PT GARUDA METALINDO Tbk

PT LIONMESH PRIMA Tbk LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2014 SERTA TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT LIONMESH PRIMA Tbk LAPORAN KEUANGAN PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2015 ( TIDAK DIAUDIT )

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 31 MARET 2013 DAN 31 MARET 2012 (MATA UANG INDONESIA)

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Diaudit) Serta Untuk

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk

PT MILLENNIUM PHARMACON INTERNATIONAL Tbk. Laporan Keuangan Periode yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2014 (Belum Diaudit)

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

PT YULIE SEKURINDO TBK LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2015 BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN (MATA UANG RUPIAH INDONESIA)

Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk tahun yang berakhir Pada tanggal 31 Desember beserta Laporan Auditor Independen

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SUPARMA Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2017 dan 2016 (Tidak diaudit)

PT LIONMESH PRIMA Tbk LAPORAN KEUANGAN PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2014 (TIDAK DIAUDIT)

LAPORAN KEUANGAN. 30 Juni 2016 dan PT. SARANACENTRAL BAJATAMA, Tbk. Jalan P. Jayakarta No. 55 Mangga Dua Selatan Sawah Besar Jakarta Pusat

PT Victoria Insurance Tbk. Laporan Keuangan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 2016

PT. NUSANTARA INTI CORPORA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT MILLENNIUM PHARMACON INTERNATIONAL Tbk. Laporan Keuangan Periode yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2013 (Belum Diaudit)

PT. NUSANTARA INTI CORPORA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT TRUST FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

DAFTAR ISI. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian... 3

Laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 dan Beserta Laporan Auditor Independen

p PT STAR PETROCHEM Tbk dan Entitas Anak Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk tahun yang berakhir Pada tanggal 31 Maret 2017

PT LIPPO SECURITIES Tbk

PT LIONMESH PRIMA Tbk LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2017 SERTA TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

PT. NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk

PT PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

Revisi PT MITRA INVESTINDO Tbk

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 SEPTEMBER 2011 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT Yulie Sekuritas Indonesia Tbk

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SURYA TOTO INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 Juni 2010 dan 2009 ( Dalam Rupiah )

PT LIONMESH PRIMA Tbk LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2016 SERTA TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

PT MITRA INVESTINDO Tbk

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

Jumlah aset lancar

PT SKYBEE Tbk DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN KEUANGAN. 31 Maret 2018 dan (Tidak diaudit) PT. SARANACENTRAL BAJATAMA, Tbk

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: Tahun 2011 Tahun 2010

PT GARUDA METALINDO Tbk

DAFTAR ISI. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian... 3

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT ALKINDO NARATAMA TBK

PT VICTORIA INSURANCE

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2012 DAN 30 JUNI 2011 (MATA UANG INDONESIA)

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


PT SKYBEE Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk LAPORAN KEUANGAN

PT MITRA INVESTINDO Tbk

PT LIONMESH PRIMA Tbk LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 31 MARET 2017 SERTA PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGALTERSEBUT ( TIDAK DIAUDIT )

PT EVER SHINE TEX Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) Serta Untuk

PT Alam Karya Unggul Tbk (d/h PT Aneka Kemasindo Utama Tbk) dan Entitas Anak

PT SAT NUSAPERSADA Tbk DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT LION METAL WORKS Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT VICTORIA INSURANCE Tbk

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT Dynaplast Tbk. dan Anak Perusahaan

Transkripsi:

LAPORAN KEUANGAN DENGAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN TANGGAL 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT Daftar Isi Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen Laporan Posisi Keuangan... 1-2 Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain... 3 Laporan Perubahan Ekuitas...... 4 Laporan Arus Kas......... 5 Catatan atas Laporan Keuangan... 6-56 **************************

Laporan Auditor Independen Laporan No.xxxxx Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi PT Tunas Alfin Tbk Kami telah mengaudit laporan keuangan PT Tunas Alfin Tbk terlampir, yang terdiri dari laporan posisi keuangan tanggal 31 Desember 2015, serta laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, dan suatu ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjelasan lainnya. Tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, dan atas pengendalian internal yang dianggap perlu oleh manajemen untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan yang bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Tanggung jawab auditor Tanggung jawab kami adalah untuk menyatakan suatu opini atas laporan keuangan tersebut berdasarkan audit kami. Kami melaksanakan audit kami berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami untuk mematuhi ketentuan etika serta merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan tersebut bebas dari kesalahan penyajian material. Suatu audit melibatkan pelaksanaan prosedur untuk memperoleh bukti audit tentang angka-angka dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Prosedur yang dipilih bergantung pada pertimbangan auditor, termasuk penilaian atas risiko kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Dalam melakukan penilaian risiko tersebut, auditor mempertimbangkan pengendalian internal yang relevan dengan penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan entitas untuk merancang prosedur audit yang tepat sesuai dengan kondisinya, tetapi bukan untuk tujuan menyatakan opini atas keefektivitasan pengendalian internal entitas. Suatu audit juga mencakup pengevaluasian atas ketepatan kebijakan akuntansi yang digunakan dan kewajaran estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen, serta pengevaluasian atas penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa bukti audit yang telah kami peroleh adalah cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis bagi opini audit kami.

Opini Menurut opini kami, laporan keuangan terlampir menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT Tunas Alfin Tbk tanggal 31 Desember 2015, serta kinerja keuangan dan arus kasnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. TJAHJADI & TAMARA Riani Registrasi Akuntan Publik No. AP.0264 18 Maret 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2015 Catatan 31 Desember 2015 31 Desember 2014* 1 Januari 2014/ 31 Desember 2013* ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2d,2r,4,32 105.439.927.774 117.636.810.299 93.371.119.093 Piutang usaha - pihak ketiga 2r,5,32 81.775.777.452 75.240.353.979 72.257.220.834 Persediaan 2f,6 109.777.323.506 105.855.280.781 83.036.682.565 Biaya dibayar di muka 2g 1.597.936.307 1.493.762.793 551.915.239 Pajak dibayar di muka 16a 5.799.161.547 - - Aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual 2t,14-896.319.900 896.319.900 Aset lancar lainnya 7 1.872.108.174 1.753.526.078 2.042.256.649 JUMLAH ASET LANCAR 306.262.234.760 302.876.053.830 252.155.514.280 ASET TIDAK LANCAR Piutang lain-lain 2r,8,32 1.515.888.000 1.912.833.750 2.143.800.000 Uang muka perolehan aset tetap 9 1.625.473.520 3.050.981.664 4.056.870.000 Aset pajak tangguhan 2o,16c,35 4.560.353.738 7.530.821.857 8.605.796.850 Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 136.754.552.186 pada tanggal 31 Desember 2015 dan Rp 132.527.745.280 pada tanggal 31 Desember 2014 dan Rp 123.770.840.002 pada tanggal 1 Januari 2014/31 Desember 2013 2h,2i,10 118.479.390.961 116.614.583.554 73.764.892.525 Properti investasi - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 3.301.876.581 pada tanggal 31 Desember 2015 dan Rp 3.085.567.037 pada tanggal 31 Desember 2014 dan Rp 2.869.257.493 pada tanggal 1 Januari 2014/31 Desember 2013 2i,2k,11 1.442.063.626 1.658.373.170 2.220.921.714 Aset takberwujud - neto 2i,2l,12 50.572.059 57.315.015 64.057.971 Aset tidak lancar lainnya 274.400.000 274.400.000 274.400.000 JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 127.948.141.904 131.099.309.010 91.130.739.060 JUMLAH ASET 434.210.376.664 433.975.362.840 343.286.253.340 * Disajikan kembali (Catatan 35). Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 1

LAPORAN POSISI KEUANGAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Catatan 31 Desember 2015 31 Desember 2014* 1 Januari 2014/ 31 Desember 2013* LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang usaha 2r,13,32 Pihak berelasi 2e,29 2.220.567.814 2.720.993.598 2.013.789.603 Pihak ketiga 52.676.755.560 56.791.611.523 36.693.767.461 Utang lain-lain - pihak ketiga 2r,14,32 673.870.675 5.601.366.356 5.586.451.933 Beban akrual 2r,15,32 2.052.296.352 2.491.063.278 1.601.730.245 Utang pajak 2o,16b 1.765.420.840 4.533.648.419 4.703.582.887 Bagian utang perolehan aset tetap yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun 2r,17,32 10.591.815.491 9.883.076.240 - JUMLAH LIABILITAS JANGKA PENDEK 69.980.726.732 82.021.759.414 50.599.322.129 LIABILITAS JANGKA PANJANG Utang perolehan aset tetap - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun 2r,17,32-9.552.877.616 - Liabilitas imbalan pasca kerja 2m,18,35 14.027.626.740 23.145.626.058 25.990.673.421 JUMLAH LIABILITAS JANGKA PANJANG 14.027.626.740 32.698.503.674 25.990.673.421 JUMLAH LIABILITAS 84.008.353.472 114.720.263.088 76.589.995.550 EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham Modal dasar - 2.500.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh - 1.353.435.000 saham 19 135.343.500.000 135.343.500.000 135.343.500.000 Saldo laba Ditentukan penggunaannya 20 2.300.000.000 2.200.000.000 2.100.000.000 Tidak ditentukan penggunaannya 35 212.558.523.192 181.711.599.752 129.252.757.790 JUMLAH EKUITAS 350.202.023.192 319.255.099.752 266.696.257.790 JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 434.210.376.664 433.975.362.840 343.286.253.340 * Disajikan kembali (Catatan 35). Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2015 Catatan * PENJUALAN NETO 2n,21,29 476.383.633.793 558.080.193.376 BEBAN POKOK PENJUALAN 2n,22,29 (404.525.719.160 ) (453.638.903.779) LABA BRUTO 71.857.914.633 104.441.289.597 Beban penjualan 2n,23,29 (8.472.740.239) (9.861.999.357) Beban umum dan administrasi 2n,24,35 (23.338.927.478) (24.412.024.758) Pendapatan operasi lain 2c,2j,2n,25 8.108.791.415 3.634.814.346 Beban operasi lain 2c,2n,26 (9.188.040.633) (283.935.334) LABA USAHA 38.966.997.698 73.518.144.494 Pendapatan keuangan 2n,4 4.579.711.248 4.507.286.341 Biaya keuangan 2n - (563.020.833) LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 43.546.708.946 77.462.410.002 PAJAK PENGHASILAN 2o,16c,35 (9.828.982.966 ) (19.572.679.943) LABA TAHUN BERJALAN 33.717.725.980 57.889.730.059 PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN Pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi: Pengukuran kembali program imbalan pasti 2m,18,35 3.523.916.613 (2.596.400.797) Pajak penghasilan terkait 2o,16c,35 (880.979.153 ) 649.100.200 Penghasilan komprehensif lain - neto setelah pajak 2.642.937.460 (1.947.300.597) JUMLAH LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 36.360.663.440 55.942.429.462 LABA PER SAHAM 2p,27 25 43 * Disajikan kembali (Catatan 35). Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 3

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2015 Modal Saldo Laba Ditempatkan dan Ditentukan Tidak Ditentukan Jumlah Catatan Disetor Penuh Penggunaannya Penggunaannya Ekuitas Saldo 1 Januari 2014 135.343.500.000 2.100.000.000 134.867.567.306 272.311.067.306 Penyesuaian neto yang timbul dari penerapan PSAK 24 (Revisi 2013) 2b - - (5.614.809.516) (5.614.809.516) Saldo 1 Januari 2014* 35 135.343.500.000 2.100.000.000 129.252.757.790 266.696.257.790 Dividen kas 20 - - (3.383.587.500 ) (3.383.587.500) Pembentukan dana cadangan 20-100.000.000 (100.000.000) - Jumlah laba komprehensif tahun 2014* - - 55.942.429.462 55.942.429.462 Saldo 31 Desember 2014* 135.343.500.000 2.200.000.000 181.711.599.752 319.255.099.752 Dividen kas 20 - - (5.413.740.000 ) (5.413.740.000 ) Pembentukan dana cadangan 20-100.000.000 (100.000.000) - Jumlah laba komprehensif tahun 2015 - - 36.360.663.440 36.360.663.440 Saldo 31 Desember 2015 135.343.500.000 2.300.000.000 212.558.523.192 350.202.023.192 * Disajikan kembali (Catatan 35). Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 4

LAPORAN ARUS KAS Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2015 Catatan ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan 462.722.155.188 555.132.034.654 Pembayaran kepada pemasok (315.057.458.706) (365.135.959.081) Pembayaran untuk gaji, tunjangan dan imbalan pasca kerja (60.379.724.541) (60.063.285.368) Pembayaran untuk beban operasional (71.108.350.727) (58.687.332.291) Kas dihasilkan dari operasi 16.176.621.214 71.245.457.914 Penerimaan dari pendapatan keuangan 4.579.711.248 4.507.286.341 Pembayaran pajak penghasilan badan (12.651.107.530) (19.140.405.111 ) Pembayaran pajak atas revaluasi aset tetap 16a (2.302.266.919) - Penerimaan dari kegiatan operasi lainnya 3.797.387.568 1.469.515.940 Pembayaran biaya keuangan - (563.020.833) Kas Neto Diperoleh dari Aktivitas Operasi 9.600.345.581 57.518.834.251 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Pengurangan piutang lain-lain 789.900.000 1.482.150.000 Hasil penjualan aset tetap 10 115.454.545 102.272.729 Perolehan aset tetap (8.160.335.181) (10.440.574.435) Uang muka perolehan aset tetap (2.313.450.160) (6.068.344.788) Penambahan piutang lain-lain (403.638.000) (1.240.500.000) Tambahan biaya sehubungan dengan penjualan aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual (38.717.625) - Hasil penjualan properti investasi 11-455.054.250 Kas Neto Digunakan untuk Aktivitas Investasi (10.010.786.421) (15.709.942.244) ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Pembayaran utang perolehan aset tetap (9.883.076.240) (14.810.834.892) Pembayaran dividen kas 20 (5.413.740.000) (3.383.587.500) Kas Neto Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan (15.296.816.240) (18.194.422.392) KENAIKAN (PENURUNAN) NETO KAS DAN SETARA KAS (15.707.257.080) 23.614.469.615 DAMPAK PERUBAHAN SELISIH KURS PADA KAS DAN SETARA KAS 3.510.374.555 651.221.591 KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 117.636.810.299 93.371.119.093 KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 4 105.439.927.774 117.636.810.299 Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 5

1. UMUM a. Pendirian Perusahaan PT Tunas Alfin Tbk ( Perusahaan ) didirikan berdasarkan Akta Notaris Edison Sianipar, S.H. No. 5 tanggal 6 Mei 1977. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A.5/412/13 tanggal 18 Oktober 1977 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 87 tanggal 30 Oktober 1979. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris Sakti Lo, S.H., M.Kn. No. 174 tanggal 30 Juni 2015 mengenai perubahan anggaran dasar untuk disesuaikan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan. Perubahan tersebut telah diterima dan dicatat oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.03-0950312 tanggal 10 Juli 2015. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, lingkup kegiatan Perusahaan meliputi bidang usaha perdagangan, agen, angkutan, pembangunan, industri kemasan dan percetakan. Pada saat ini, kegiatan usaha yang dilakukan Perusahaan adalah di bidang industri kemasan halus (fine packaging). Perusahaan mulai beroperasi komersial pada tahun 1977. Kantor pusat dan pabrik Perusahaan berlokasi di Jalan K.H. Agus Salim No. 9, Batu Ceper, Tangerang. Kantor penghubung Perusahaan berlokasi di Menara Imperium Lantai 28, Jalan H.R. Rasuna Said Kav. 1, Jakarta. PT Proinvestindo adalah entitas induk akhir Perusahaan. b. Pencatatan Perusahaan sebagai Perusahaan Publik Pernyataan Pendaftaran Perusahaan sebagai Perusahaan Publik Tanpa Penawaran Umum di Bursa Efek Surabaya (BES) dinyatakan efektif oleh Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) berdasarkan Surat No. S-151/PM/2001 tanggal 30 Januari 2001. Pada tanggal 12 Februari 2001, BES menyetujui pencatatan 90.229.000 saham Perusahaan berdasarkan Surat BES No. JKT-003/MKT/LIST/BES/II/2001 tanggal 6 Februari 2001. Pada tanggal 15 Juni 2001, BES menyetujui tambahan pencatatan 1.263.206.000 saham Perusahaan sehubungan dengan pembagian dividen saham berdasarkan Surat BES No. JKT-009/MKT/LIST/BES/VI/2001 tanggal 31 Mei 2001. Pada tanggal 30 Nopember 2007, BES bergabung ke dalam Bursa Efek Jakarta (BEJ). Selanjutnya BEJ berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mulai menjalankan fungsi bursa efek pada tanggal 1 Desember 2007. Pada tahun 2007, aktivitas saham Perusahaan ditangguhkan karena Perusahaan belum dapat memenuhi ketentuan bursa, khususnya yang terkait dengan jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham yang bukan merupakan pemegang saham pengendali. Untuk meningkatkan jumlah kepemilikan saham oleh pemegang saham yang bukan merupakan pemegang saham pengendali, PT Proinvestindo sebagai pemegang saham mayoritas Perusahaan mengajukan Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum oleh Pemegang Saham Perusahaan kepada Otoritas Jasa Keuangan ( OJK ) dalam Surat No. 001/PRO/XI/2013 tanggal 11 Nopember 2013 dan No. 001/PRO/XII/2013 tanggal 9 Desember 2013. Selanjutnya Pernyataan Pendaftaran tersebut telah memperoleh Pernyataan Efektif dari OJK dalam Surat OJK No. S-485/D.04/2013 tanggal 31 Desember 2013 dan pelaksanaan Penawaran Umum oleh Pemegang Saham Perusahaan telah dilakukan dari tanggal 3 Januari 2014 sampai dengan tanggal 9 Januari 2014. 6

1. UMUM (lanjutan) b. Pencatatan Perusahaan sebagai Perusahaan Publik (lanjutan) Sehubungan dengan telah dipenuhinya ketentuan bursa khususnya terkait persyaratan jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham yang bukan merupakan pemegang saham pengendali, selanjutnya berdasarkan Surat dari BEI No. S-00138/BEI.PPR/01-2014 tanggal 13 Januari 2014, Perusahaan memperoleh persetujuan pencatatan kembali (relisting) efek Perusahaan dari BEI, efektif sejak tanggal 17 Januari 2014. c. Dewan Komisaris dan Direksi, Komite Audit, Sekretaris Perusahaan dan Karyawan Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan tanggal 23 Juni 2015, yang dinyatakan dalam Akta Notaris Sakti Lo, S.H., M.Kn. No. 174 tanggal 30 Juni 2015, dan telah dilaporkan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Laporan Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.03-0950313 tanggal 10 Juli 2015, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Presiden Komisaris Komisaris Komisaris Independen Direksi Presiden Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Tidak Terafiliasi : Fredy Mantelagheng Liando : Pieter Tika : Gunawan : John Tika : Bernardus Budiman : Samuel Sofyan Tika : Gil Directo Talay : Muljono Sunaryo Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perusahaan tanggal 3 Mei 2013, yang dinyatakan dalam Akta Notaris Widya Agustyna, S.H. No. 310 pada tanggal yang sama, dan telah dilaporkan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Laporan Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.10-20647 tanggal 28 Mei 2013, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Presiden Komisaris Komisaris Komisaris Independen Direksi Presiden Direktur Direktur Direktur Direktur Tidak Terafiliasi : Fredy Mantelagheng Liando : Pieter Tika : Gunawan : John Tika : Bernardus Budiman : Samuel Sofyan Tika : Muljono Sunaryo Susunan komite audit Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut: Ketua Anggota Anggota : Gunawan : Stevan Djaya Saputra : Rika Prasojo 7

1. UMUM (lanjutan) c. Dewan Komisaris dan Direksi, Komite Audit, Sekretaris Perusahaan dan Karyawan (lanjutan) Sekretaris Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing adalah Ellen Golose dan Sherley Liando. Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan merupakan personil manajemen kunci Perusahaan. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, jumlah karyawan Perusahaan masing-masing adalah sejumlah 706 karyawan dan 681 karyawan (tidak diaudit). d. Tanggung Jawab Manajemen dan Persetujuan atas Laporan Keuangan Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan yang diselesaikan dan diotorisasi untuk terbit pada tanggal 18 Maret 2016. 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING Kebijakan akuntansi penting Perusahaan dalam penyusunan laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 diterapkan secara konsisten dengan penyusunan laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014, kecuali untuk penerapan beberapa Pernyataan/Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan yang telah direvisi dan berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2015 seperti yang diungkapkan pada Catatan 2b. a. Pernyataan Kepatuhan dan Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Pernyataan Kepatuhan Laporan keuangan telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia ( SAK ), yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ( PSAK ) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan ( ISAK ) yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan peraturan Bapepam-LK, yang fungsinya dialihkan kepada Otoritas Jasa Keuangan ( OJK ) sejak tanggal 1 Januari 2013, No. VIII.G.7 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun dan disajikan sesuai dengan PSAK 1 (Revisi 2013), Penyajian Laporan Keuangan, yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2015. Laporan keuangan, kecuali untuk laporan arus kas, disusun berdasarkan konsep akrual dengan menggunakan konsep biaya historis, kecuali seperti yang disebutkan dalam Catatan atas laporan keuangan yang relevan. Laporan arus kas menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Arus kas dari aktivitas operasi disusun dengan menggunakan metode langsung. 8

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) a. Pernyataan Kepatuhan dan Dasar Penyusunan Laporan Keuangan (lanjutan) Dasar Penyusunan Laporan Keuangan (lanjutan) Dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, dibutuhkan pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi: - penerapan kebijakan akuntansi; - jumlah aset dan liabilitas yang dilaporkan, dan pengungkapan atas aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan; - jumlah pendapatan dan beban yang dilaporkan selama periode pelaporan. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil aktual mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula. Estimasi dan asumsi yang digunakan ditelaah secara berkesinambungan. Revisi atas estimasi akuntansi diakui pada periode dimana estimasi tersebut direvisi dan periode-periode yang akan datang yang dipengaruhi oleh revisi estimasi tersebut. Estimasi dan pertimbangan akuntansi yang signifikan yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan Perusahaan diungkapkan pada Catatan 3. Laporan keuangan disajikan dalam mata uang Rupiah yang merupakan mata uang fungsional dan pelaporan Perusahaan. b. Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Pengungkapan Perusahaan melakukan penerapan PSAK dan ISAK baru/revisi yang berlaku efektif pada tahun 2015. Perubahan kebijakan akuntansi Perusahaan telah dibuat seperti yang disyaratkan, sesuai dengan ketentuan transisi dalam masing-masing standar dan interpretasi. Penerapan dari standar akuntansi berikut oleh Perusahaan, yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2015, menyebabkan perubahan signifikan terhadap laporan keuangan Perusahaan: - PSAK 1 (Revisi 2013), Penyajian Laporan Keuangan Standar revisi ini mengharuskan Perusahaan untuk memisahkan penyajian pos-pos penghasilan komprehensif lain ( OCI ) ke dalam dua kelompok berdasarkan apakah mereka akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi di masa yang akan datang. Pos-pos OCI yang tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi harus disajikan terpisah dengan pos-pos yang dapat direklasifikasi ke laba rugi di masa yang akan datang. Perusahaan telah memodifikasi pos-pos OCI dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain untuk menyajikan pos-pos yang akan direklasifikasikan ke laba rugi pada masa yang akan datang terpisah dari pos-pos yang tidak akan direklasifikasikan ke laba rugi. Informasi komparatif telah disajikan kembali dengan menggunakan basis yang sama. Revisi tersebut hanya mempengaruhi penyajian namun tidak mempengaruhi posisi maupun kinerja keuangan Perusahaan. - PSAK 24 (Revisi 2013), Imbalan Kerja Penerapan PSAK 24 (Revisi 2013), Imbalan Kerja mengakibatkan perubahan kebijakan akuntansi Perusahaan sebagai berikut: a) Seluruh biaya jasa lalu diakui langsung di laporan laba rugi. Sebelumnya, biaya jasa lalu diakui berdasarkan metode garis lurus sepanjang periode vesting jika perubahan bersifat kondisional terhadap sisa jasa pekerja untuk periode waktu tertentu (periode vesting); b) Biaya bunga dan imbal hasil yang diharapkan dari aset program diganti dengan nilai bunga bersih yang dihitung berdasarkan tingkat diskonto terhadap kewajiban (aset) imbalan pasti bersih. 9

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) b. Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Pengungkapan (lanjutan) - PSAK 24 (Revisi 2013), Imbalan Kerja (lanjutan) c) Keuntungan dan kerugian aktuarial berganti nama menjadi pengukuran kembali dan diakui secara langsung pada penghasilan komprehensif lain. Keuntungan dan kerugian aktuaria tidak akan lagi ditangguhkan dengan pendekatan koridor atau diakui dalam laba rugi. Pengukuran kembali diakui dalam penghasilan komprehensif lain tidak akan diakui kembali melalui laba rugi pada periode berikutnya. d) Revisi standar ini juga mensyaratkan pengungkapan yang lebih ekstensif. Pengungkapan tersebut telah diterapkan di Catatan 18. Sesuai dengan ketentuan transisi PSAK 24 (Revisi 2013), Imbalan Kerja serta sesuai dengan PSAK 25, Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Keuangan dan Kesalahan, perubahan pengakuan biaya jasa lalu tersebut dipertimbangkan sebagai perubahan kebijakan akuntansi dan diterapkan secara retrospektif. Perusahaan telah menerapkan ketentuan transisi dan menyajikan kembali jumlah-jumlah komparatif secara retrospektif (Catatan 18 dan 35). Penerapan dari standar baru atau revisi, yang relevan dengan operasi Perusahaan, namun tidak menimbulkan dampak yang material terhadap laporan keuangan adalah: a. PSAK 46 (Revisi 2014), Pajak Penghasilan. b. PSAK 48 (Revisi 2014), Penurunan Nilai Aset. c. PSAK 50 (Revisi 2014), Instrumen Keuangan: Penyajian. d. PSAK 55 (Revisi 2014), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. e. PSAK 60 (Revisi 2014), Instrumen Keuangan: Pengungkapan. f. PSAK 68, Pengukuran Nilai Wajar. g. ISAK 15, PSAK 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya. c. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Transaksi-transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs tengah tanggal transaksi perbankan terakhir yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia. Laba atau rugi atas selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing diakui pada usaha tahun berjalan. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, kurs yang digunakan adalah sebagai berikut: 1 Dolar Amerika Serikat (US$) 13.795,00 12.440,00 1 Franc Swiss (CHF) 13.951,30 12.582,83 1 Dolar Singapura (SIN$) 9.751,19-1 Euro (EUR) - 15.133,27 d. Kas dan Setara Kas Kas dan setara kas terdiri dari kas, kas di bank dan deposito berjangka dengan jangka waktu 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak dijadikan sebagai jaminan pinjaman serta tanpa pembatasan penggunaan. 10

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) e. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi Perusahaan memiliki transaksi dengan pihak-pihak berelasi, dengan definisi yang diuraikan pada PSAK 7 (Revisi 2010), Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi, sebagai berikut: a. Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut: i. memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor; ii. memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau iii. personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari entitas pelapor. b. Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut: i. Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain). ii. Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, dimana entitas lain tersebut adalah anggotanya). iii. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama. iv. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga. v. Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor. vi. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a). vii. Orang yang diidentifikasi dalam butir (a) (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas). Transaksi dengan pihak-pihak berelasi dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak. Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan yang relevan. f. Persediaan Persediaan dinyatakan berdasarkan nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi neto. Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata bergerak. Nilai realisasi neto adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk melaksanakan penjualan. Perusahaan menetapkan penyisihan untuk keusangan dan/atau penurunan nilai persediaan berdasarkan hasil penelaahan berkala atas kondisi fisik dan nilai realisasi neto persediaan. g. Biaya Dibayar di Muka Biaya dibayar di muka diamortisasi dan dibebankan pada operasi selama masa manfaat dengan menggunakan metode garis lurus. 11

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) h. Aset Tetap Seluruh aset tetap awalnya diakui sebesar biaya perolehan, yang terdiri dari harga perolehan dan biaya-biaya tambahan yang dapat diatribusikan langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan supaya aset tersebut siap digunakan sesuai dengan maksud manajemen. Setelah pengakuan awal, aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai, apabila ada. Penyusutan aset tetap, kecuali tanah, dimulai pada saat aset tersebut siap untuk digunakan sesuai maksud penggunaannya dan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat aset tetap sebagai berikut: Masa Manfaat (Tahun) Bangunan 20 Mesin dan peralatan 8-16 Perlengkapan kantor 4-8 Kendaraan bermotor 8 Tanah dinyatakan berdasarkan harga perolehan dan tidak disusutkan karena manajemen berpendapat bahwa besar kemungkinan hak atas tanah tersebut dapat diperbaharui/diperpanjang pada saat jatuh tempo. ISAK 25 menetapkan bahwa biaya pengurusan legal hak atas tanah dalam bentuk Hak Guna Bangunan ( HGB ) yang dikeluarkan ketika tanah diperoleh pertama kali diakui sebagai bagian dari perolehan tanah pada akun Aset Tetap dan tidak diamortisasi. Biaya pengurusan perpanjangan atau pembaharuan legal hak atas tanah diakui sebagai Aset Takberwujud dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih pendek. Penilaian aset tetap dilakukan atas penurunan dan kemungkinan penurunan nilai wajar aset jika terjadi peristiwa atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat mungkin tidak dapat seluruhnya terealisasi. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya. Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, manfaat ekonomis dan metode penyusutan dievaluasi, dan jika sesuai keadaan, disesuaikan secara prospektif. Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada operasi pada saat terjadinya. Beban pemugaran dan penambahan dalam jumlah besar dikapitalisasi pada jumlah tercatat aset tetap terkait bila besar kemungkinan bagi Perusahaan manfaat ekonomi masa depan menjadi lebih besar dari standar kinerja awal yang ditetapkan sebelumnya dan disusutkan sepanjang sisa masa manfaat aset tetap terkait. Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Akumulasi biaya perolehan aset dalam penyelesaian dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan sesuai dengan tujuannya. Aset dalam penyelesaian tidak disusutkan karena belum tersedia untuk digunakan. 12

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) i. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai aset diperlukan, maka Perusahaan membuat estimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau Unit Penghasil Kas ( UPK ) dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dipertimbangkan mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan nilainya menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Penilaian dilakukan pada setiap akhir periode pelaporan apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk suatu aset mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi tersebut ada, maka Perusahaan mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Kerugian penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk suatu aset dibalik hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Pembalikan tersebut dibatasi sehingga jumlah tercatat aset tidak melebihi jumlah terpulihkannya maupun jumlah tercatat, neto setelah penyusutan, seandainya tidak ada rugi yang telah diakui untuk aset tersebut pada periode sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan nilai diakui dalam laba rugi. Setelah pembalikan tersebut diakui sebagai laba rugi, penyusutan aset tersebut disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya. j. Sewa Penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Sewa Operasi - Perusahaan sebagai Lessee Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Dengan demikian, pembayaran sewa diakui sebagai beban pada operasi dengan dasar garis lurus selama masa sewa. Sewa Operasi - Perusahaan sebagai Lessor Sewa yang didalamnya Perusahaan tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. 13

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) k. Properti Investasi Properti investasi merupakan tanah dan bangunan yang dikuasai Perusahaan untuk menghasilkan sewa atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk tujuan administratif atau dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari. Perusahaan telah memilih model biaya untuk mencatat properti investasinya. Penyusutan bangunan yang merupakan properti investasi dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis selama 20 (dua puluh) tahun. Tanah yang merupakan properti investasi dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan. Properti investasi dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau ketika properti investasi tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasannya. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain dalam periode penghentian atau pelepasan tersebut terjadi. Transfer ke properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan yang ditunjukkan dengan dimulainya penggunaan oleh pemilik, dimulainya pengembangan untuk dijual, atau berakhirnya pemakaian oleh pemilik, dimulainya sewa operasi ke pihak lain. Untuk transfer dari properti investasi ke aset tetap yang digunakan dalam operasi, Perusahaan menggunakan metode biaya pada tanggal perubahan penggunaan. Jika properti yang digunakan Perusahaan menjadi properti investasi, Perusahaan mencatat properti tersebut sesuai dengan kebijakan aset tetap sampai dengan saat tanggal terakhir perubahan penggunaannya. l. Aset Takberwujud Aset takberwujud diukur sebesar nilai perolehan pada pengakuan awal. Setelah pengakuan awal, aset takberwujud dicatat pada nilai perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan rugi penurunan nilai, apabila ada. Umur manfaat aset takberwujud dinilai apakah terbatas atau tidak terbatas. Aset takberwujud dengan umur terbatas diamortisasi selama umur manfaat ekonomi aset dan dievaluasi apabila terdapat indikator adanya penurunan nilai untuk aset takberwujud. Periode dan metode amortisasi untuk aset takberwujud dengan umur terbatas ditelaah setidaknya setiap akhir periode pelaporan. Sebagaimana dijelaskan pada Catatan 2h atas laporan keuangan di atas, Perusahaan menerapkan ISAK 25, Hak atas Tanah. Biaya pengurusan perpanjangan atau pembaharuan legal hak atas tanah diakui sebagai aset takberwujud dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih pendek. Aset takberwujud dihentikan pengakuannya pada saat: i. dijual; atau ii. ketika tidak ada manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan dari penggunaan atau penjualan aset tersebut. 14

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) m. Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek Imbalan kerja jangka pendek diakui sebagai liabilitas pada saat terhutang kepada karyawan berdasarkan metode akrual. Imbalan pasca kerja Perusahaan memberikan imbalan pasca kerja kepada karyawannya sesuai dengan ketentuan dari Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003. Sejak 20 Oktober 2011, Perusahaan mengikuti Manulife Program Pesangon dari PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia. Polis asuransi ini memenuhi syarat sebagai aset program imbalan pasca kerja Perusahaan. Program pensiun imbalan pasti adalah program pensiun yang menetapkan jumlah imbalan pensiun yang akan diterima oleh karyawan pada saat pensiun, biasanya berdasarkan beberapa faktor seperti usia, masa kerja atau kompensasi. Liabilitas imbalan pasti yang diakui di laporan posisi keuangan Perusahaan adalah nilai kini kewajiban imbalan pasti dikurangi nilai wajar aset program pada tanggal laporan posisi keuangan. Kewajiban imbalan pasti dihitung oleh aktuaris independen menggunakan metode projected unit credit. Nilai kini kewajiban imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas keluar masa depan dengan menggunakan tingkat suku bunga Obligasi Pemerintah dalam mata uang yang sama dengan mata uang imbalan yang akan dibayarkan dan waktu jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo pensiun yang bersangkutan. Keuntungan dan kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian pengalaman dan perubahan asumsi aktuarial segera diakui seluruhnya melalui penghasilan komprehensif lain dalam periode terjadinya. Akumulasi saldo pengukuran kembali dilaporkan di saldo laba. Biaya jasa lalu diakui segera dalam laporan laba rugi. Biaya jasa lalu yang timbul dari amandemen atau kurtailmen program diakui sebagai beban dalam laba rugi pada saat terjadinya. Keuntungan atau kerugian atas kurtailmen atau penyelesaian suatu program imbalan pasti diakui ketika kurtailmen atau penyelesaian terjadi. Kurtailmen terjadi apabila salah satu dari kondisi berikut terpenuhi: i. Menunjukkan komitmennya untuk mengurangi secara signifikan jumlah pekerja yang ditanggung oleh program; atau, ii. Mengubah ketentuan dalam program imbalan pasti yang menyebabkan bagian yang material dari jasa masa depan pekerja tidak lagi memberikan imbalan atau memberikan imbalan yang lebih rendah. Penyelesaian program terjadi ketika Perusahaan melakukan transaksi yang menghapuskan semua liabilitas hukum atau konstruktif atas sebagian atau seluruh imbalan dalam program imbalan pasti. 15

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) n. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pengakuan Pendapatan Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Perusahaan dan jumlahnya dapat diukur secara andal. Pendapatan diukur pada nilai wajar pembayaran yang diterima, tidak termasuk diskon, rabat dan Pajak Pertambahan Nilai ( PPN ). Pendapatan dari penjualan barang harus diakui bila seluruh kondisi berikut dipenuhi: - Perusahaan telah memindahkan risiko secara signifikan dan memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli; - Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual; - Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal; - Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan mengalir kepada Perusahaan tersebut; dan - Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan transaksi penjualan dapat diukur dengan andal. Penghasilan bunga diakui berdasarkan waktu terjadinya dengan acuan jumlah pokok terutang dan tingkat bunga yang sesuai. Penghasilan sewa diakui dengan dasar garis lurus selama masa sewa. Pengakuan Beban Beban diakui pada saat terjadinya (asas akrual). o. Perpajakan Pajak Kini Aset dan liabilitas pajak kini untuk tahun berjalan diukur sebesar jumlah yang diharapkan dapat direstitusi dari atau dibayarkan kepada otoritas perpajakan. Tarif pajak dan peraturan pajak yang digunakan untuk menghitung jumlah tersebut adalah yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada tanggal pelaporan. Pajak penghasilan kini diakui dalam laba rugi, kecuali apabila pajak tersebut terkait dengan transaksi atau kejadian yang langsung diakui di ekuitas atau penghasilan komprehensif lain. Dalam hal ini, pajak tersebut diakui langsung pada ekuitas atau penghasilan komprehensif lain. Manajemen secara periodik melakukan evaluasi atas posisi yang diambil dalam pelaporan pajak sehubungan dengan situasi di mana peraturan pajak terkait menjadi subyek interpretasi dan menetapkan provisi bila diperlukan. Perubahan terhadap liabilitas perpajakan diakui pada saat diterimanya surat ketetapan pajak atau, jika Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut ditetapkan. 16

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) o. Perpajakan (lanjutan) Pajak Tangguhan Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer aset dan liabilitas antara pelaporan komersial dan pajak pada setiap tanggal pelaporan. Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer yang boleh dikurangkan sepanjang perbedaan temporer dan rugi fiskal yang belum dikompensasikan tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba fiskal pada masa yang akan datang. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diharapkan akan berlaku pada periode saat aset dipulihkan atau liabilitas diselesaikan berdasarkan tarif pajak dan peraturan pajak yang berlaku atau yang telah secara substantif telah berlaku pada tanggal pelaporan. Nilai tercatat aset pajak tangguhan ditelaah pada setiap tanggal pelaporan dan diturunkan apabila laba fiskal mungkin tidak memadai untuk mengkompensasi sebagian atau semua manfaat aset pajak tangguhan. Pada setiap tanggal pelaporan, Perusahaan meninjau kembali aset pajak tangguhan yang tidak diakui dan mengakui aset pajak tangguhan yang sebelumnya tidak diakui apabila besar kemungkinan bahwa laba fiskal pada masa yang akan datang akan tersedia untuk pemulihannya. Aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan disaling-hapuskan jika terdapat hak secara hukum untuk melakukan saling hapus antara pajak aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini, atau aset dan liabilitas pajak tangguhan pada entitas yang sama, atau entitas bermaksud untuk memulihkan aset dan liabilitas pajak kini dengan dasar neto. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Pendapatan, beban-beban dan aset-aset diakui neto atas jumlah PPN kecuali: i. PPN yang muncul dari pembelian aset atau jasa yang tidak dapat dikreditkan oleh kantor pajak, yang dalam hal ini PPN diakui sebagai bagian dari biaya perolehan aset atau sebagai bagian dari beban yang terjadi; dan ii. Piutang dan utang yang disajikan termasuk dengan jumlah PPN. Jumlah PPN neto yang terpulihkan dari, atau terutang kepada, kantor pajak temasuk sebagai bagian dari pajak dibayar di muka atau utang pajak pada laporan posisi keuangan. p. Laba per Saham Laba per saham dihitung berdasarkan laba tahun berjalan dibagi dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar selama tahun yang bersangkutan. Perusahaan tidak mempunyai efek berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014. 17

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) q. Informasi Segmen Perusahaan menerapkan PSAK 5 (Revisi 2009), Segmen Operasi, yang mengatur pengungkapan yang akan memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi di mana entitas beroperasi. Segmen operasi dilaporkan dengan cara yang sejalan dengan pelaporan internal yang diberikan kepada pengambil keputusan operasional. Direksi Perusahaan diidentifikasi sebagai pengambil keputusan operasional, yang bertanggung jawab mengalokasikan sumber daya, menilai kinerja segmen operasi dan membuat kebijakan strategis. Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas: a. yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama); b. yang hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan c. dimana tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan. r. Instrumen Keuangan i. Aset keuangan Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, aset keuangan tersedia untuk dijual, atau sebagai derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif, jika sesuai. Perusahaan menentukan klasifikasi atas aset keuangan pada saat pengakuan awal. Pengakuan awal dan pengukuran Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajarnya, ditambah, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar dalam laporan laba rugi, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan tersebut. Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi aset. Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan pengiriman aset dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar (perdagangan yang lazim) diakui pada tanggal perdagangan, yaitu tanggal Perusahaan berkomitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut. Aset keuangan Perusahaan meliputi kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lain-lain. Perusahaan menetapkan bahwa semua aset keuangan tersebut dikategorikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Perusahaan tidak memiliki aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, investasi dimiliki hingga jatuh tempo dan aset keuangan tersedia untuk dijual. 18

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) r. Instrumen Keuangan (lanjutan) i. Aset keuangan (lanjutan) Pengukuran setelah pengakuan awal Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan, yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Setelah pengakuan awal, aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain pada saat pinjaman yang diberikan dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi. Penghentian pengakuan Aset keuangan dihentikan pengakuannya pada saat: (1) hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset tersebut telah berakhir; atau (2) Perusahaan telah mentransfer hak mereka untuk menerima arus kas yang berasal dari aset atau berkewajiban untuk membayar arus kas yang diterima secara penuh tanpa penundaan material kepada pihak ketiga dalam perjanjian yang memenuhi kriteria pass-through dan (a) Perusahaan telah secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat dari aset, atau (b) Perusahaan secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat suatu aset, namun telah mentransfer kendali atas aset tersebut. Penurunan nilai aset keuangan Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset keuangan yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk ekspektasi kerugian kredit masa datang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan atau piutang memiliki suku bunga variabel, tingkat diskonto untuk mengukur kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif terkini. 19

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) r. Instrumen Keuangan (lanjutan) i. Aset keuangan (lanjutan) Penurunan nilai aset keuangan (lanjutan) Nilai tercatat aset keuangan tersebut berkurang melalui penggunaan akun penyisihan dan jumlah kerugian diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain. Pendapatan bunga tetap diakui berdasarkan nilai tercatat yang telah dikurangi, berdasarkan suku bunga efektif aset tersebut. Pinjaman yang diberikan dan piutang, bersama-sama dengan cadangan terkait, akan dihapuskan pada saat tidak terdapat kemungkinan pemulihan di masa depan yang realistik dan semua jaminan telah terealisasi atau telah dialihkan kepada Perusahaan. Jika, pada periode berikutnya, jumlah taksiran kerugian penurunan nilai bertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui ditambah atau dikurangi dengan menyesuaikan akun cadangan. Jika penghapusan kemudian dipulihkan, maka pemulihan tersebut diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain. ii. Liabilitas keuangan Pengakuan awal dan pengukuran Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya amortisasi, atau derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif, mana yang sesuai pada saat pengakuan awal. Perusahaan menentukan klasifikasi liabilitas keuangan tersebut pada saat pengakuan awal. Pengakuan awal liabilitas keuangan dalam bentuk liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya amortisasi dicatat pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Liabilitas keuangan Perusahaan meliputi utang usaha, utang lain-lain, beban akrual dan utang perolehan aset tetap yang diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya amortisasi. Pengukuran setelah pengakuan awal Setelah pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya amortisasi yang dikenakan bunga selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain pada saat liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi. Penghentian pengakuan Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya, jika dan hanya jika, liabilitas keuangan tersebut berakhir, yaitu ketika liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa. 20