BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah dalam menyelenggarakan sistem pemerintahannya telah bergeser

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perubahan baik di pusat maupun di daerah dengan berbasis kinerja. Tentunya dengan

PIAGAM INTERNAL AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. membawa kepada suatu perubahan adalah reformasi akan perwujudan dan

BAB I PENDAHULUAN. kinerja aparat birokrasi menurun. Terungkapnya banyak kasus-kasus korupsi baik

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa. Keuangan pasal 6 ayat (1) menyebutkan bahwa Badan Pemeriksa Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. Negara mengelola dana yang sangat besar dalam penyelenggaraan pemerintahannya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam rangka mewujudkan good governance di lingkungan pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) semakin lama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pemberian informasi kepada publik dalam rangka pemenuhan hak publik.

BAB I PENDAHULUAN. Nepotisme). Banyaknya kasus korupsi yang terjadi akhir-akhir ini menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip Otonomi Daerah menggunakan prinsip otonomi seluasluasnya. dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur

BAB I PENDAHULUAN. karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadinya krisis ekonomi di

BAB I PENDAHULUAN. bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen

Pedoman Audit Internal (Internal Audit Charter) Lampiran, Surat Keputusan, No:06/FMI-CS/III/2017 Tentang Penetapan Kepala Unit Audit Internal

BAB I PENDAHULUAN. dan bertanggungjawab dengan taat pada peraturan dan perundang-undangan yang

PT Wintermar Offshore Marine Tbk

BAB I PENDAHULUAN. pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, dua

BAB 1 PENDAHULUAN. perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Melalui

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. besarnya penyerahan wewenang dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, dimana

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. pendapat yang diberikan, profesionalisme menjadi syarat utama bagi. orang yang bekerja sebagai auditor. Ketidakpercayaan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. aparatur pemerintah yang berkompeten dalam menjalankan tugas sebagai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah organisasi baik swasta maupun pemerintah dapat didukung

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan memberikan gambaran dan informasi posisi keuangan

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya krisis ekonomi di Indonesia ternyata disebabkan oleh buruknya

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alat informasi baik bagi pemerintah sebagai manajemen maupun alat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998)

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan dalam perwujudan good government governance di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesalahan seperti watch dog yang selama ini ada di benak kita sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. korupsi baik di level pusat maupun daerah menjadi penyebab utama hilangnya

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

VALUE FOR MONEY AUDIT DAN PROSES AUDIT KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Audit dalam bentuk umum yaitu pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB I PENDAHULUAN. tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien, serta sesuai dengan rencana,

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. tujuan organisasi dan sesuai dengan kode etik auditor. Tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. bersifat kuantitatif dan diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik

BAB I PENDAHULUAN. ini ditandai oleh adanya tuntutan dari masyarakat akan menunjang terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. maupun eksternal perusahaan. Menurut Financial Accounting Standards

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan juga akan berkualitas tinggi. etik profesi. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) guna

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan suatu perusahaan merupakan salah satu sumber informasi

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah daerah di era

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dianggap sangat

BAB I PENDAHULUAN. proses terciptanya akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan di daerah.

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup orang banyak, maka sudah sepantasnya pemerintah dapat memberikan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan audit terhadap pemerintah. Sedangkan undang-undang No 15 tahun

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. Praktek penyelenggaraan pemerintah dewasa ini menjadi potret. buram kekecewaan masyarakat yang terjadi di semua tempat dan di

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. institusi yang dipercaya dapat mewujudkan good corporate & good governance

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Auditor pemerintahan merupakan pihak yang sangat berperan dalam pengawasan dan

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan keuangan negara merupakan suatu kegiatan yang akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Modul ke: AUDIT INTERNAL. Standar Audit Internal. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

BAB I PENDAHULUAN. daerah (Mahmudi, 2011). Laporan keuangan dalam lingkungan sektor publik

PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. fungsi-fungsi dasar manajemen lainnya yaitu perencanaan dan pelaksanaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini merupakan tinjauan atas berbagai referensi, literatur, jurnal-jurnal

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. eksternal perusahaan. (Singgih dan Bawono 2010). sulit untuk diukur, sehingga para pemakai informasi membutuhkan jasa pihak

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pemerintah merupakan lembaga yang menjalankan roda

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan dana yang dapat dipertanggungjawabkan. Pengawasan bersifat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa demokrasi saat ini, pemerintah dituntut untuk semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian audit menurut Mulyadi (2002:9) adalah suatu proses. sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sebagai auditor eksternal (Kurniawanda, 2013). laporan disetiap kali melakukan audit. Kantor Akuntan Publik (KAP) dapat

BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Otonomi Daerah di Pemerintahan Indonesia, sehingga setiap

BAB I P E N D A H U L U A N

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian:

TINJAUAN UMUM AUDIT KEUANGAN NEGARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merupakan suatu gangguan terhadap pemeriksa, bila sikap kebebasan

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan suatu negara membutuhkan dana yang cukup besar. akuntabel dalam pengelolaan keuangan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Profesionalisme menjadi syarat utama bagi seseorang yang ingin menjadi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Pemakai informasi akuntansi diklasifikasikan menjadi dua yaitu pihak internal dan

BAB 1 PENDAHULUAN. sedangkan pengauditan biasanya tidak menghasilkan data akuntansi, melainkan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang telah ditetapkan, dan ketentuan. Selain itu, pengawasan intern atas

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah dalam menyelenggarakan sistem pemerintahannya telah bergeser dari sistem tradisional menjadi sistem yang berbasis kinerja yang dilakukan secara menyeluruh baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Tentunya dengan perubahan tersebut pelaksanaan audit merupakan instrumen dalam pengawasan keuangan daerah yang berbasis kinerja. Kinerja auditor yang handal merupakan kunci sukses dalam audit. Kualitas sumber daya manusia, komitmen organisasi dan efektivitas penggunaan teknologi sistem informasi akuntansi yang tentunya akan mempengaruhi pelaksanaan pengawasan pembinaan dan pemeriksaan auditor dalam melakukan tugas audit yang dia kerjakan baik auditor internal maupun auditor eksternal. Sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2016 yang menggantikan Peraturan Pemerintah Nomor Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, Inspektorat Daerah kabupaten/kota merupakan unsur pengawas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Inspektorat Daerah kabupaten/kota sebagaimana dipimpin oleh inspektur. Inspektur Daerah kabupaten/kota dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada bupati/wali kota melalui sekretaris Daerah kabupaten/kota. Inspektorat Daerah kabupaten/kota mempunyai tugas membantu bupati/wali kota membina dan mengawasi pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah 1

2 dan Tugas Pembantuan oleh Perangkat Daerah. Kinerja pegawai Inspektorat merupakan tolok ukur bagi unit kerja yang lain di lingkungan Pemerintah Kota Surabaya serta merupakan indikator dan potensi yang dimiliki oleh para pegawai dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya. Mengingat Inspektorat sebagai salah satu organisasi dalam institusi pemerintah, maka auditor sebagai kelompok jabatan fungsional senantiasa dituntut untuk menunjukkan kinerja yang baik dalam melakukan pengawasan, pembinaan maupun pemeriksaan. Seiring dengan perkembangan tuntutan dan tanggung jawab organisasi sebagai organisasi pengawas internal, maka para auditor Inspektorat harus dapat mengembangkan dan meningkatkan kinerjanya, khususnya kinerja auditor dalam berbagai bidang, maka jelas peranan auditor inspektorat dalam pengawasan keuangan daerah sangat besar dan memiliki nilai yang sangat strategis untuk dapat mengontrol kebijakan keuangan daerah secara ekonomis, efisien, efektif, transparan dan akuntabel. Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi. Kehidupan suatu organisasi secara mendasar sangat ditentukan oleh adanya manusia dan segenap sumber daya. Manusialah yang dapat menggerakkan suatu organisasi dengan menghubungkan segenap tenaga, pikiran, bakat, kreativitas dan berupaya demi keberlangsungan kehidupan organisasi tersebut. Sumber daya manusia yang dimiliki organisasi memiliki berbagai karakteristik, termasuk kemampuan kerja, motivasi dan kinerja yang dimilikinya. Pratolo (2011:1) menyatakan bahwa peran auditor dalam melakukan pemeriksaan

3 keuangan, auditor haruslah memiliki sikap independen sehingga tercipta Good Government Governance. Erlina (2010:1) menyatakan bahwa tingkat pengelolaan keuangan oleh pemerintah daerah (PEMDA) masih rendah, ada empat langkah yang harus ditempuh pemerintah daerah untuk penguatan atau penajaman kualitas pengelolaan maupun laporan keuangan daerah adalah : 1. Penambahan kuantitas dan perbaikan kualitas sumber daya manusia (SDM) pengelola keuangan daerah, 2. Perbaikan kualitas belanja daerah untuk lebih mengutamakan belanja modal yang menambah nilai ekonomis dan investasi publik, 3. Sinkronisasi tujuan akhir masing-masing aturan terkait keuangan daerah harus dapat bersinergi antara satu aturan dengan aturan lainnya, 4. Peran inspektorat dalam pengawasan keuangan daerah harus ditingkatkan. Langkah yang bisa ditempuh, terutama oleh PEMDA, diantaranya dengan meningkatkan kompetensi auditor inspektorat dengan mengikutsertakan mereka dalam pelatihan-pelatihan pengelolaan keuangan daerah. Ini diperlukan karena pada kenyataannya masih ada auditor yang tidak memahami penatausahaan APBD dan pertanggungjawabannya, terutama di dalam telaah ulang (review) laporan keuangan. Auditor juga perlu dibekali pengetahuan teknik dan prosedur audit. Sebab, pada kenyataannya masih banyak auditor yang belum menguasai kedua hal tersebut. Adanya kelemahan Inspektorat Daerah baik Inspektorat Kota maupun Inspektorat Provinsi dalam pelaksanaan tugas sebagai pengawas internal, terutama dalam pengawasan pengelolaan keuangan pemerintah daerah. Akibat kelemahan

4 ini, kinerja lembaga pengawasan eksternal pemerintah, seperti Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), terkesan lebih menonjol karena banyaknya temuan penyimpangan dalam pengelolaan keuangan PEMDA. Namun, Inspektorat menepis kalau banyaknya temuan BPK semata-mata disebabkan kelemahan Inspektorat. Kondisi ini didasarkan pada program kerja inspektorat yang berbeda pada satu tahun anggaran. Sebaliknya, jika penyimpangan keuangan daerah masih banyak, maka kinerja inspektorat bisa dikatakan belum maksimal. Masalah yang dihadapi Inspektorat Daerah, antara lain kualitas sumber daya manusia belum memadai dalam implementasi perkembangan regulasi yang dinamis terkait dengan pengawasan. Untuk itu, Inspektorat Daerah terus meningkatkan kualitas auditornya dengan mengikutsertakan dalam berbagai pendidikan dan pelatihan. Selain itu, sarana dan prasarana penunjang kegiatan pengawasan relatif masih kurang. Komitmen dan integritas para pejabat pengawas atau auditor secara terus menerus masih perlu ditingkatkan. BPK RI (2009:4) Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) merupakan acuan bagi inspektorat dalam melaksanakan auditnya, SPKN juga sebagai alat ukur kinerja audit, pemeriksa yang memenuhi persyaratan standar audit serta audit yang dilaksanakan berdasarkan standar, akan memberikan jaminan terhadap kualitas audit itu sendiri. Lebih dari itu pelaksanaan audit akan semakin efisien dan efektif. Dengan demikian standar audit dapat berfungsi sebagai alat ukur kinerja bagi pemeriksa. Kondisi ini belum sesuai dengan SPKN yang mengharuskan auditor secara individu dan kolektif harus memiliki kecakapan profesional yang memadai untuk

5 melaksanakan kinerjanya sebagai auditor. BPK RI (2009:12) Standar Umum dalam SPKN mengatur tentang persyaratan pemeriksa dan organisasi pemeriksa yang antara lain : a. Persyaratan Kemampuan/Keahlian atau Kompetensi b. Independensi c. Penggunaan Kemahiran Profesional Secara Cermat dan Seksama atau DueProfesional Care d. Pengendalian Mutu atau Quality Assurance Untuk mencapai keempat syarat tersebut dibutuhkan komitmen auditor baik secara individu maupun organisasi. Alasan yang mendasari diperlukannya komitmen yang tinggi pada setiap profesi adalah kebutuhan akan kepercayaan publik terhadap kualitas jasa yang diberikan profesi terlepas dari yang dilakukan secara perorangan. Kepercayaan masyarakat terhadap kualitas jasa profesional akan meningkat, jika profesi mewujudkan standar kerja dan perilaku yang tinggi dan memenuhi semua kebutuhan. Pemahaman komitmen profesional ini sangatlah penting agar tercipta kondisi kerja yang kondusif sehingga organisasi dapat berjalan secara efisien dan efektif, sehingga kinerja auditor meningkat. Dengan komitmen organisasi yang dibangun harus kearah yang positif demi berlangsungnya profesi auditor namun karena adanya kasus-kasus yang menyangkut auditor, publik mungkin berpendapat bahwa komitmen organisasi yang diciptakan kearah yang negatif. Selain membangun komitmen organisasi, Inspektorat mempekerjakan auditor yang memiliki profesionalisme yang tinggi dan perilakunya yang etis. Hal ini disebabkan auditor adalah profesi yang

6 memiliki tanggung jawab yang besar tidak hanya kepada klien dan kantornya tapi bertanggung jawab juga pada publik. Sistem informasi akuntansi merupakan bagian penting dari auditor internal. Informasi dapat dikatakan berkualitas jika dapat memberikan suatu gambaran yang utuh dari suatu permasalahan, atau pemecahan masalah. Para auditor internal harus menggunakan sistem informasi akuntansi untuk memudahkan dalam mengaudit perusahaan. Dengan berkembangnya tugas teknologi untuk dijadikan sebagai acuan evaluasi pemakai dalam sistem informasi. Dalam model ini dinyatakan bahwa pemakai akan memberikan nilai evaluasi yang tinggi (positif) tidak hanya dikarenakan oleh karakteristik sistem yang melekat, tetapi lebih sejauh mana sistem tersebut dipercaya dapat memenuhi kebutuhan tugas mereka dan sesuai dengan kebutuhan tugas mereka. Evaluasi pemakai atas kecocokan tugas teknologi menjadi penting artinya berkaitan dengan pencapaian kinerja individual yang tinggi sehingga mengarahkan individu untuk mencapai kinerja yang lebih baik. tetapi lebih kepada sejauh mana sistem tersebut dipercaya dapat memenuhi kebutuhan tugas mereka dan sesuai dengan kebutuhan tugas mereka. Perubahan proses akuntansi akan mempengaruhi proses audit karena audit merupakan suatu bidang praktik yang menggunakan laporan keuangan yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi. Dengan adanya kemajuan yang telah dicapai dalam bidang akuntansi yang menyangkut SIA berbasis komputer dapat menghasilkan laporan keuangan, maka praktik auditing akan terkena imbasnya. Perkembangan teknologi informasi juga mempengaruhi perkembangan proses

7 audit. Keberhasilan suatu teknologi tergantung pada si pengguna itu sendiri apabila dia memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk mengoperasikan teknologi tersebut maka akan mempermudah pekerjaan yang dilakukannya, sedangkan jika si pengguna tidak memiliki pengetahuan dan kemampuan maka teknologi tersebut justru akan mempersulitnya. Kinerja audit yang diharapkan dari auditor Inspektorat adalah audit kinerja keuangan dan administrasi sehingga diperlukan keahlian dan pengetahuan tertentu yang spesifik. Dalam melaksanakan audit, auditor juga dituntut mempunyai perilaku yang baik sehingga pelaksanaan audit dapat diterima oleh semua pihak yang terlibat. Disamping perilaku serta keahlian dan pengetahuan teknis, profesi auditor juga membutuhkan kemampuan audit yang baik (baik audit reguler maupun audit khusus), sehingga hasil audit mencerminkan keadaan yang sebenarnya dan saran yang direkomendasikan pun bertujuan semata-mata untuk perbaikan. Hasil audit yang relevan, kompeten, material dan cukup adalah cermin kerja audit yang baik. Seorang auditor dituntut untuk melaksanakan audit secara profesional dan independen. Profesionalisme seorang auditor membawa konsekuensi tanggungjawab yaitu semangat dalam melaksanakan tugas untuk selalu menaati kode etik yang bisa jadi menimbulkan kesulitan dalam mengambil keputusan atau kesimpulan audit. Auditor internal yang profesional harus memiliki independensi untuk memenuhi kewajiban profesionalnya; memberikan opini yang objektif, tidak bias dan tidak dibatasi, dan melaporkan masalah apa adanya, bukan melaporkan sesuai keinginan manajemen atau ditunggangi oleh kepentingan-

8 kepentingan tertentu. Konstruksi pembentuk profesionalisme dan independensi tersebut dibangun oleh standar kompetensi berkaitan dengan tugas-tugas yang akan dikerjakan, konteks tempat pekerjaan yang dilakukan, kriteria kinerja yang spesifik, dan sifat-sifat khusus yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Kinerja Inspektorat Daerah yang berkualitas sangat ditentukan oleh kinerja auditor. Kinerja auditor merupakan tindakan atau pelaksanaan tugas pemeriksaan yang telah diselesaikan oleh auditor dalam kurun waktu tertentu. Pengertian kinerja auditor adalah hasil kerja yang dicapai oleh auditor dalam melaksanakan tugasnya, sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya dan menjadi salah satu tolak ukur yang digunakan untuk menentukan apakah suatu pekerjaan yang dilakukan akan baik atau sebaliknya. Kinerja auditor tersebut menjadi perhatian utama, bagi entitas yang diperiksa ataupun publik dalam menilai hasil audit yang dilaksanakan oleh auditor. Seorang auditor dituntut untuk memiliki pengetahuan yang luas khususnya dibidang auditing. Salah satu sumber peningkatan kinerja seorang auditor dapat berasal dari pengalaman-penggalaman dalam bidang audit dan akuntansi. Pengalaman tersebut dapat diperoleh melalui proses yang bertahap, seperti: pelaksanaan tugas-tugas pemeriksaan, intensitas pelatihan ataupun kegiatan lain yang dapat meningkatkan kinerja auditor. Beberapa proses yang dialami tersebut dalam memberikan manfaat pengembangan pengalaman seorang auditor yang dimiliki agar lebih memiliki kecakapan yang matang. Pertambahan pengalaman akan meningkatkan perhatian auditor dalam menemukan pelanggaran-

9 pelanggaran. Dan pengalaman-pengalaman yang didapat auditor, memungkinkan berkembangnya potensi yang dimiliki auditor melalui proses-proses yang telah dipelajari sebelumnya, sehingga potensi terjadinya kekeliruan di masa mendatang akan semakin berkurang. Pengalaman yang lebih akan menghasilkan pengetahuan yang lebih. Seseorang yang melakukan pekerjaan sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki akan memberikan hasil yang lebih baik daripada mereka yang tidak mempunyai pengetahuan yang cukup dalam tugasnya. Surabaya sebagai kota terbesar kedua di Indonesia dan sebagai ibukota Provinsi Jawa Timur menjadi salah satu barometer yang dapat dijadikan contoh dalam proses pengawasan, pengendalian dan pemeriksaan yang dilaksanakan oleh Inspektorat Kota Surabaya. Sebagai kota yang memiliki anggaran pendapatan belanja daerah yang cukup besar maka proses pengawasan pada pemerintah kota surabaya dalam melaksanakan pemerintahan harus di laksanakan secara efektif dan efisien guna mengurangi terjadinya tindak kecurangan yang dilakukan oleh aparatur pemerintah yang tidak bertanggung jawab. Inspektorat Kota Surabaya sebagai pengawas internal Pemerintah Kota Surabaya haruslah memiliki kualitas sumber daya manusia yang berkualitas dan mempunyai komitmen terhadap organisasi dimana dia bekerja dan harus mampu memanfaatkan penggunaan teknologi sistem informasi akuntansi agar kinerja auditor dalam menjalankan fungsi pengawasan internal pemerintah dapat berjalan secara efektif dan efisien.

10 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latarbelakang yang dikemukakan diatas maka penulis mendapatkan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah kualitas sumber daya manusia berpengaruh positif pada kinerja auditor? 2. Apakah komitmen organisasi berpengaruh positif pada kinerja auditor? 3. Apakah penggunaan teknologi sistem informasi akuntansi berpengaruh positif pada kinerja auditor? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka didapatkan tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Untuk menguji pengaruh positif kualitas sumber daya manusia pada kinerja auditor. 2. Untuk menguji pengaruh positif komitmen organisasi pada kinerja auditor. 3. Untuk menguji pengaruh positif efektifitas penggunaan teknologi sistem informasi akuntansi pada kinerja auditor. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain : 1. Kontribusi Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai perilaku orangorang berprofesi dalam bidang audit, dan dapat memberikan informasi dan referensi bagi pihak-pihak yang berkepentingan terutama dalam teori tentang kualitas sumber daya manusia, komitmen organisasi efektivitas penggunaan

11 teknologi infornasi akuntansi dan kinerja audior. 2. Kontribusi Praktis hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan upaya peningkatan kinerja auditor/pegawai, dan diharapkan akan menghasilkan informasi yang bermanfaat sebagai masukan dan pertimbangan pemerintah untuk mengetahui arti pentingnya kinerja auditor. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Untuk lebih terarahnya penelitian ini dan tidak menyimpang dari pokok permasalahan yang ada, maka penulis hanya membatasi pada lingkup sebagai berikut: 1.5.1 Kualitas Sumber Daya Manusia a. Analisis Kinerja b. Peningkatan Kompetensi c. Spesifikasi keahlian d. Manajemen Informasi 1.5.2 Komitmen Organisasi a. Ikatan Emosional b. Loyalitas karyawan c. Kewajiban pegawai d. Integritas pejabat

12 1.5.3 Efektivitas Penggunaan Teknologi Sistem Informasi Akuntansi a. Penggunaan Teknologi b. Pemanfaatan Sistem Akuntansi Terkomputerisasi c. Kemudahan Sistem Informasi 1.5.4 Kinerja Auditor a. Efektivitas kinerja b. Efisiensi kinerja c. Kemampuan audit d. Ketepatan waktu