BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PEDAHULUAN. pendidikan nasional di Indonesia menyatakan bahwa: Pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini dijelaskan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia (SDM), karena sumber daya yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. Cet VIII, 2001, hlm M. Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 17.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sendiri, masyarakat maupun bangsa. Di dalam Undang-undang nomor 20 tahun. 2003Pasal 1 tentang sistem Pendidikan Nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Yusi Rosidah, 2013 PENGARUH METODE TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAPA PARTISIPASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. estafet perjuangan untuk mengisi pembangunan. Hal ini sesuai dengan rumusan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan utama dalam proses pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya dimasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen yang penting dalam. pembangunan suatu bangsa, karena melalui pendidikan inilah dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan membutuhkan kesiapan,

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

BAB I PENDAHULUAN. siswa sangat mempengaruhi kualitas pembelajaran di sekolah. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memberi Dana Bantuan Operasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Syamsuddin Abin (2007, h. 22) mengatakan bahwa pendidikan dapat

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini pembangunan bidang pendidikan merupakan bagian yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. Adapun fungsi pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20

balik antara guru dan siswa dalam suatu situasi pendidikan. Oleh karena itu, guru dalam menyampaikan pembelajaran dituntut untuk mampu menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Fungsi dan tujuan pendidikan menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun

PENDAHULUAN. Terjadinya perubahan paradigma dalam metode belajar mengajar yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat (1): Pendidikan adalah usaha sadar dan. akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dan perkembangan suatu negara. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2014 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIDATO DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. latihan. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan secara terstruktur dan dalam jangka waktu tertentu. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan. Menurut Suharjo (2006: 1), pendidikan memainkan peranan. emosi, pengetahuan dan pengalaman peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk:

BAB I PENDAHULUAN. dengan pembelajaran kewirausahaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam proses kehidupan. Majunya suatu bangsa dipengaruhi oleh, mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri karena, pendidikan yang tinggi dapat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin kelangsungan hidup suatu bangsa dan negara, dan untuk mengembangkan sumber daya manusia. Perwujudan masyarakat berkualitas tersebut menjadi tanggung jawab pendidikan terutama dalam mempersiapkan peserta didik menjadi subjek yang makin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif, mandiri dan professional pada bidangnya masingmasing, seperti tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang RI no 20 tahun 2003 tentang sitem pendidikan nasional Bab 3 Pasal 3 yang menyebutkan Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dengan tujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertawakal kepada allah SWT dan Rasulnya, berakhlak mulia berpengetahuan yang luas, kreatif mandiri serta berjuang untuk mencapai cita-cita meningkatkan kemajuan negara. Tujuan Pendidikan Nasional dapat kita capai dengan upaya menyelenggarakan pendidikan bagi bangsa Indonesia. Oleh karena itu pemerintah memberikan kesempatan kepada warga negaranya untuk mendapatkan pendidikan. Pendidikan merupakan suatu aktivitas yang sangat penting bagi kehidupan sesorang karena adanya pendidikan hidup seseorang dapat terarah sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat, oleh karena itu pendidikan perlu perencanaan yang baik agar suatu tujan bisa tercapai. 1

2 Salah satu yang mempengaruhi proses belajar mengajar adalah guru. Guru memiliki peranan penting dalam atau kunci bagi keberhasilan dalam pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Guru adalah pendidik yang bertugas sebagai fasilitator agar peserta didik dapat mencapai tujuan pendidikan. Pendidik juga berfungsi sebagai fasilitator yang baik dalam menjalankan kegiatan pendidikan, pendidik harus melakukan beberapa peran diantaranya adalah bahwa pendidik perlu memiliki model atau teknik yang tidak saja disesuaikan dengan bahan atau isi pendidikan yang akan disampaikan tapi juga disesuaikan terhadap kondisi peserta didik dan lingkungan belajar mengajar. Melihat pentingnya seorang guru dalam mengajar, hendaklah seorang guru itu dapat mengerahkan segala kemampuan dalam keterampilannya dalam mengajar secara professional dan efektif. Salah satunya adalah seorang guru mampu untuk memiliki model pembelajaran yang bervariasi dan efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Cara mengajar guru sangat penting dalam menentukan proses pembelajaran. Pembelajaran dikelas yang selama ini berpusat pada guru dan tidak memberikan kesemparan kepada peseta didik untuk aktif dalam pembelajaran merupakan salah satu permasalahan yang terajadi di dunia pendidikan. Pembelajaran seperti ini mengakibatkan aktivitas belajar siswa dalam kelas menjadi membosankan, karena guru hanya menggunakan model ceramah. Ekonomi merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang berguna bagi kehidupan sehari-hari. Ekonomi bersifat fleksibel sehingga selalu berkembang sesuai tuntutan jaman. Dengan adanya tuntutan inilah pendidik harus lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan dan menerapkan ilmu ekonomi, sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang berakibat pada peningkatan mutu pendidikan. Adanya berbagai jenis hambatan dalam diri guru maupun siswa, pros belajar mengajar sering tidak efektif dan efisien. Moh. Surya (2009:32), definisi belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.

3 Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri seseorang. Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang hendak di capai. Observasi awal di sekolah SMA 8 Pasundan Bandung menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran, kurangnya aktivitas siswa di dalam kelas dikarenakan penggunaan metode mengajar yang tidak sesuai atau kurang tepat, sehingga siswa tidak dapat dengan mudah memahami dan menguasai materi yang disampaikan guru. Supaya kegiatan pembelajaran mencapai tujuan seoptimal mungkin, guru diharapkan memiliki kemampuankemampuan yang diperlukan siswa, menguasai materi yang akan diajarkan, mampu mengklasifikasikan macam-macam metode mengajar dan menguasai teknik-teknik mengajar. Penentuan metode bagi guru merupakan hal yang cukup penting. Keberhasilan siswa akan bergantung kepada metode yang digunakan oleh guru. Salah satu metode yang dianggap efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran Ekonomi adalah metode pembelajaran kooperatif. Penerapan metode kooperatif terbukti efektif untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa. Semua metode kooperatif menitikberatkan pada proses belajar dalam kelompok dan bukan mengerjakan bersama dalam kelompok. Dalam pembelajaran kooperatif, para siswa dilatih untuk dapat kerja sama dan mengakui perbedaan pendapat dengan orang lain. Metode pembelajaran kooperatif selain membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit juga berguna untuk membantu siswa menumbuhkan keterampilan kerjasama dalam kelompoknya dan melatih siswa dalam berpikir kritis dan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan dapat meningkat. Salah satu jenis metode pembelajaran kooperatif adalah metode IOC (Inside Outside Circle). IOC (Inside Outside Circle) adalah metode pembelajaran dimana siswa bekerja secara kelompok dalam suatu permainan berbentuk lingkaran dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari. Oleh karena itu peneliti berusaha mengambangkan metode Inside Outside Circle dalam suatu Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

4 dalam rangka meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi. Melihat permasalahan di atas maka peneliti menggunakan model pembelajaran Inside Outside Circuit (IOC) dalam mata pelajaran Ekonomi. Pemilihan model pembelajaran Inside Outside Circle (IOC) yang tepat diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajaran siswa dalam mata pelajaran Ekonomi, Melalui pembelajaran dengan metode Inside Outside Circle siswa akan belajar lebih aktif dalam berfikir dan memahami materi secara berkelompok dan siswa dapat lebih mudah menyerap materi pelajaran, serta kematangan pemahaman terhadap jumlah materi pelajaran Berdasarkan Latar Belakang di atas maka peneliti terinspirasi untuk melakukan penilitian dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Inside Outside Circle (IOC) Terhadap Aktivitas Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X Di SMA 8 Pasundan Bandung Tahun Ajaran 2016/2017. B. Identifikasi Masalah Setelah membaca uraian latar belakang di atas, berbagai masalah yang dapat dikemukakan sebagai berikut: 1. Aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi kelas X di SMA 8 Pasundan Bandung masih kurang. 2. Proses pembelajaran yang tidak didukung dengan model pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa di kelas 3. Mata pelajaran ekonomi merupakan materi yang memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi, sehingga memerlukan pemahaman dan keaktifan siswa dalam memahami materi. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka Rumusan Masalah penelitian ini sebagai berikut: a. Bagaimana penerapan model pembelajaran Inside Outside Circel pada mata pelajaran ekonomi kelas X MIA di SMA Pasundan 8 Bandung?

5 b. Berapa besar pengaruh penerapan model pembelajaran Inside Otside Circle terhadap Aktivitas Belajar pada mata pelajaran ekonomi kelas X di SMA 8 Pasundan Bandung? D. Tujuan penelitian Berdasarkan Rumusan Masalah tersebut, penelitian dilaksanakan dengan tujuan agar peserta didik dapat: 1. Untuk Mengetahui penerapan model pembelajaran Inside Outside Circle pada mata pelajaran ekonomi kelas X MIA di SMA Pasundan 8 Bandung 2. Untuk mengetahi seberapa besar pengaruh penerapan model pembelajaran inside ouside circle terhadap aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X MIA di SMA 8 Pasundan Bandung E. Manfaat penelitian 1. Manfaat teoritis Secara teoritis, hasil dari penelitian ini di harapkan dapat menjadi referensi atau masukan bagi perkembangan pendidikan dengan menerapkan model pembelajaran Inside Outside Cirle (IOC) atau model pembelajaran lainnya. Dapat meningkatkan aktivitasbelajar siswa di dalam kelas agar proses pembelajaran yang monoton terutama dalam mata pelajaran ekonomi. Agar siswa lebih dapat memahami materi dan berpikiran kritis. 2. Manfaat dari Segi Kebijakan Memberikan arahan kebijakan untuk pembangunan pendidikan bagi siswa dalam pelajaran ekonomi yang baik dan efektif untuk diterapkan dan dianjurkan, berkaitan dengan kebijakan sekolah guru harus menggunakan model pembelajaran Inside Outside Circle 3. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Untuk mengembangkan tingkat aktivitas belajar siswa di dalam kelas dalam mata pelajaran ekonomi kelas X di SMA 8 Pasundan. Agar suasana pembelajaran di kelas tidak monoton, mudah bosan dan siswa dapat lebih cepat memahami materi yang diterangkan oleh guru.

6 b. Bagi Guru Sebagai upaya pengembangan dan peningkatan kualitas pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih kreatif untuk menunjang siswa lebih bisa mengemukakan pendapat dan meningkatkan aktivitasbelajar siswa dalam mata pelajaran ekonomi. c. Bagi Sekolah Penelitan ini digunakan sebagai bahan masukan untuk menciptakan suasana belajar yang lebih menyenangkan tetapi siswa tetap mengerti materi yang diajarkan dan mampu menyelesaikan permasalahan yang terjadi dikehidupan sehari-hari dalam masalah ekonomi, baik di sekolah maupun dilingkungannya. d. Bagi Peneliti Sebagai tambahan informasi dan untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti dalam bahasan dan ruang lingkup yang lebih luas. e. Bagi FKIP Penelitian ini diharapkan dapat memecahkan masalah dalam metode pembelajaran yang ada di FKIP Universitas Pasundan agar tercipta pembelajaran yang optimal dan tidak membosankan. f. Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat membantu peneliti lainnya untuk menyempurnakan penelitiannya dimasa yang akan datang hingga lebih sempurna. 4. Manfaat Isu dan Aksi Sosial Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada semua pihak yang akan melakukan penelitian mengenai pengaruh model pembelajaran disekolah menengah atas sebagai acuan untuk mendapat masukan bagi penulis yang akan meneliti pengetahuan mengenai model pembelajaran Inside Outside Circle menjadi lebih baik lagi. F. Definisi Operasional Agar penelitian tidak terjadi salah panafsiran terhadap beberapa istilah, maka berikut pengertian istilah-istilah tersebut:

7 a. Menurut Agus (2009;46) Model pembelajaran dapat diartikan dengan istilah sebagai gaya atau strategi yang dilakukan oleh seorang guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. dalam penerapannya itu gaya yang dilakukan tersebut mencakup beberapa hal strategi atau prosedur agar tujuan yang ingin dikehendaki dapat tercapai. b. Menurut Slameto (2010;28) Model Pembelajaran Inside Outside Circle (IOC) ini merupakan salah satu tipe dari Cooperative Learning yang bertujuan untuk melatih peserta didik belajar mandiri dan belajar berbicara, menyampaikan informasi kepada orang lain. Selain itu juga melatih kedisiplinan dan ketertiban peserta didik, serta menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. c. Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik ataupun mental (Sardiman, 2009:96). Aktivitas belajar adalah serangkaian kegiatan fisik atau jasmani maupun mental atau rohani yang saling berkaitan sehingga tercipta belajar yang optimal. Berdasarkan definisi operasional dari konsep judul yang telah diuraikan di atas, maka yang dimaksud Pengaruh Model Pembelajaran Inside Outside Circle (IOC) Terhadap Aktivitas Belajar Siswa adalah suatu pelaksanaan yang didalamnya terdapat interaksi antara suatu perangkat dan tindakan dalam proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik melalui pemecahan masalah guna menggali kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik dengan tujuan peserta didik mampu menguasai bahan/ materi ajar khususnya pada mata pelajaran ekonomi di kelas X MIA di SMA Pasundan 8 Bandung.

8 G. Sistematika Skripsi 1. BAB I PENDAHULUAN: bagian yang berisi pernyataan tentang pendahuluan atau bagian awal dari skripsi yang didalamnya berisi sub bab seperti; A. Latar Belakang Masalah B. Identifikasi Masalah C. Rumusan masalah D. Tujuan Peneltian E. Manfaat Penelitian F. Definisi Operasional G. Sistematika Skripsi. 2. BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN; bagian yang berisi deskripsi teoritis yang memfokuskan kepada hasil atas teori, konsep, kebijakan, dan peraturan yang ditunjang oleh hasil penelitian terdahulu yang sesuai dengan masalah penelitian. Dalam penelitian ini peneliti memaparkan konsep atau teori-teori mengenai model pembelajaran Inside Outside Circle dan aktivitas belajar. Secara prinsip BAB II terdiri dari empat pokok bahasan, yaitu kajian teori, hasil penelitian terdahulu, kerangka pemikiran serta asumsi dan hipotesisi. 3. BAB III METODE PENELITIAN: bab ini menjelaskan secara sistematis dan terperinci langkah-langkah dan cara yang digunakan dalam menjawab permasalahan dan memperoleh simpulan. Bab ini berisikan hal-hal seperti; 1. Metode penelitian 2. Desain Penelitian 3. Subjek dan Objek Penelitian 4. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 5. Tekhnik Analisis Data 6. Prosedur Penilitian. 4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN; bab ini menyampapikan dua hal yang utama, yakni (1) temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan berbagai kemungkinan bentuknya sesuai dengan urutan rumusan permasalahan penelitian dan (2) pembahasan temuan peneilitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan.

9 5. BAB V SIMPULAN DAN SARAN; bab ini berisikan uraian yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap analisis temuan hasil penelitian. Selian itu bab ini juga berisikan rekomendasi peneliti yang ditujukan kepada para pembuat kebijakan, penguasa, atau kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penlitian selanjutnya, dan kepada pemecah masalah di lapangan atau follow up dari hasil penelitian.