Rumah Sakit XYZ merupakan salah satu rumah sakit negeri yang ada di Kabupaten Bandung. Rumah sakit ini memiliki sepuluh instalasi, yaitu :

dokumen-dokumen yang mirip
Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kata Kunci : Inventori, Overstock, analisis ABC-VED, Continuous Review (s,s), Continuous Review (s,q). ABSTRACT

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 2673

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugasnya pada pedoman organisasi rumah sakit umum menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sakit memegang peranan penting terhadap meningkatnya derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu.

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

Lampiran 1. Struktur organisasi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 6 TAHUN 2015 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2015 merupakan. dokumen rencana pembangunan RSUD Kota Bandung periode tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah rumah sakit. Persaingan yang ada membuat rumah sakit harus

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. lain pelayanan berbagai jenis laboratorium, gizi/makanan dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. dua jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

2016, No Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang

2. STRUKTUR ORGANISASI RSUD INDRASARI RENGAT, KAB.INDRAGIRI HULU

BUPATI JENEPONTO. Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311

A. Latar Belakang Masalah

LAMPIRAN. 1. Hasil wawancara dengan pihak RSUD untuk pengumpulan data Narasumber : Dr. Herlina Jabatan : Dokter Umum. No Pertanyaan Jawaban

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2010 NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis peran..., Rizka Arofani, FKM UI, 2009

RSUD KOTA BANDUNG RENJA 2014 BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2014 merupakan dokumen

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. (IPTEK) yang ditemukan seperti berbagai peralatan canggih dibidang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan (Depkes RI, 1999). Peningkatan kebutuhan dalam bidang kesehatan ini

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMO 3 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah Sakit merupakan suatu sistem atau bagian yang integral

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Instalasi Farmasi Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tersebut adalah pelayanan kesehatan di rumah sakit. Menurut Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. sakit swasta di Surabaya yang menangani pelayanan dibidang obstetri dan

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sakit antara lain pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Undangundang

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pada hakekatnya adalah proses pengambilan keputusan dalam. kemampuan manajemen menggunakan informasi tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah

BAB I PENDAHULUAN. obat yang dikelola secara optimal untuk menjamin tercapainya ketepatan jumlah,

BAB 1 PENDAHULUAN. berfungsi menyelenggarakan pengobatan dan pemulihan, peningkatan serta

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

prioritas area yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: No Prioritas Area Indikator Standart 1. Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

1 BAB I PENDAHULUAN. pengentasan kemiskinan. Tujuan MDGs di bidang kesehatan merupakan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelanggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

WALIKOTA PROBOLINGGO

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009). Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi, kini menjadi semakin diperlukannya kebutuhan akan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 25 Tahun 2014 Seri E Nomor 22 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Upaya kesehatan merupakan kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

USULAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN KATEGORI OBAT KERAS DAN OBAT BEBAS PADA APOTEK 12 PT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 173 TAHUN 2013

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 melalui

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan-kebutuhan baru sebagai kebutuhan dasar mutu layanan. Salah satu

2016, No Republik Indonesia Sebagai Instansi Pemerintah Yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum c. bahwa Kepala Kepolisian Nega

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,dan gawat darurat (Kemendagri, 2009). Untuk mencapai pelayanan paripurna tersebut rumah sakit didukung dengan beberapa instalasi, salah satunya adalah instalasi farmasi. Berdasarkan Permenkes no 58 tahun 2014, Instalasi Farmasi adalah unit pelaksana fungsional yang menyelenggarakan seluruh kegiatan kefarmasian di rumah sakit. Standar pelayanan farmasi rumah sakit meliputi pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai, serta pelayanan farmasi klinik (Kemenkes, 2014). Salah satu tugas Instalasi Farmasi di rumah sakit adalah menyediakan obat yang diperlukan oleh beberapa instalasi lainnya seperti instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan serta instalasi gawat darurat. Ketersediaan obat merupakan hal yang sangat penting bagi rumah sakit. Jika rumah sakit mengalami kehabisan obat, maka akan merugikan rumah sakit tersebut karena akan menyebabkan kehilangan keuntungan, namun jika persediaan obat terlalu banyak, hal tersebut juga akan merugikan pihak rumah sakit karena dapat terjadi kadaluarsa dan kerusakan obat serta dapat menimbulkan biaya penyimpanan yang besar. Rumah Sakit XYZ merupakan salah satu rumah sakit negeri yang ada di Kabupaten Bandung. Rumah sakit ini memiliki sepuluh instalasi, yaitu : 1. Instalasi rawat jalan 2. Instalasi rawat inap 3. Bedah central 4. Instalasi Gawat Darurat 5. Radiologi 1

6. Laboratorium 7. Rehabilitasi medis 8. Farmasi 9. Gizi 10. IPSRS Instalasi Farmasi Rumah Sakit XYZ bertugas menyediakan keperluan yang dibutuhkan oleh beberapa instalasi lainnya, diantaranya adalah obat, gas medis, bahan lab, bahan radiologi. Rumah Sakit XYZ sering mengalami over stock persediaan obat. Berikut merupakan grafik pembelian dan penjualan obat selama bulan Januari sampai dengan Juni 2015. 2,500,000 2,000,000 1,500,000 1,000,000 500,000 Pembelian Penjualan Stock Inventori 0 Januari Februari Maret April Mei Juni Gambar I. 1 Pembelian,Penjualan, Stock, dan Inventori Obat Periode Januari-Juni 2015 Berdasarkan Gambar I.1, jumlah stock obat setiap bulannya masih sangat besar dibanding dengan penjualannya. Stock merupakan penjumlahan dari inventori bulan sebelumnya dengan pembelian obat di bulan itu. Besarnya stock menyebabkan inventori besar, sehingga menimbulkan biaya simpan yang tinggi karena semakin banyak obat yang perlu dikelola. Hal tersebut menunjukan bahwa RSUD belum memiliki kebijakan persediaan obat yang baik sehingga sering mengalami over stock. 2

Selama ini Rumah Sakit XYZ hanya melakukan pembelian obat berdasarkan data penjualan obat periode sebelumnya. Rumah Sakit XYZ belum menetapkan besarnya safety stock untuk setiap obat. Pihak instalasi farmasi hanya menentukan stock maksimal yang boleh mengendap sebesar 25% dari jumlah pembelian obat tiap bulannya. Pada kenyataannya stock tersebut selalu melibihi 25% tiap bulannya. 1,200,000 1,000,000 800,000 600,000 400,000 Inventori inventori Maksimal 200,000 - Gambar I. 2 Perbandingan Inventori dengan Inventori Maksimal Dari Gambar I.2 dapat dilihat bahwa stock aktual selalu melebihi stock maksimal yang diperbolehkan. Kelebihan inventori obat tersebut menimbulkan biaya penyimpanan yang besar serta menimbulkan kerugian bagi rumah sakit karena terkadang persediaan obat tersebut rusak atau kadaluarsa. Obat yang rusak atau kadaluarsa tidak dapat dijual dan harus dimusnahkan. Berikut merupakan jumlah obat yang rusak dan kadaluarsa di bulan Januari sampai Juni 2015 dalam satuan unit. Tabel I. 1 Jumlah Obat Kadaluarsa dan Rusak Bulan Januari - Juni 2015 Januari Februari Maret April Mei Juni 21,802 9,861 6,511 12,752 11,349 7,412 3

Dari Tabel I.1 dapat dilihat bahwa jumlah obat kadaluarsa dan rusak tiap bulannya sangat besar. Kadaluarsa atau rusak dapat disebabkan karena lamanya obat tersebut berada di gudang. Hal itu menimbulkan kerugian bagi Rumah Sakit XYZ karena menimbulkan biaya inventori yang besar dan biaya obat kadaluarsa. Oleh karena itu, diperlukan adanya penelitian mengenai kebijakan persediaan obat guna mengatasi permasalahan tersebut. Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan membantu Rumah Sakit XYZ untuk mengurangi total biaya persediaan obat di Rumah Sakit XYZ. I.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana pengelompokan obat berdasarkan analisis VED dan analisis ABC? 2. Bagaimana pengelompokan obat berdasarkan tingkat penyerapan dana dan tingkat kepentingan keberadaan obat? 3. Bagaimana kebijakan persediaan obat untuk masing-masing tingkat prioritas untuk meminimasi total biaya persediaan? I.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui pengelompokan obat berdasarkan analisis VED dan analisis ABC? 2. Mengetahui pengelompokan obat berdasarkan tingkat penyerapan dana dan tingkat kepentingan keberadaan obat? 3. Menentukan kebijakan persediaan obat untuk masing-masing tingkat prioritas untuk meminimasi total biaya persediaan? I.4. Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini, maka manfaat yang dapat diperoleh adalah : 1. Mengurangi overstock obat di Rumah Sakit XYZ 2. Meminimalisir total biaya persediaan obat di Rumah Sakit XYZ. 4

I.5. Batasan Penelitian Adapun batasan-batasan dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Harga obat diasumsikan konstan 2. Data yang digunakan adalah data persediaan obat bulan Januari sampai Juni 2015 3. Lead time konstan 4. Penelitian hanya sampai tahap usulan, tidak sampai pada tahap implementasi I.6. Sistematika Penulisan Berikut merupakan uraian sistematika penulisan Tugas Akhir ini : Bab I Pendahuluan Pada bab ini akan membahas mengenai latar belakang permasalahan sehingga akan mengarahkan pada perumusan masalah serta tujuan penelitian. Selain itu, pada bab ini juga membahas manfaat dari penelitian yang dilakukan serta batasan masalah untuk mempersempit ruang lingkup. Bab II Landasan Teori Pada bab ini akan membahas mengenai teori-teori apa saja yang sesuai dan mendukung dalam melakukan penelitian ini. Selain itu, pada bab ini juga dijelaskan alasan pemilihan metode untuk penelitian ini. Bab III Metodologi Penelitian Pada bab ini diuraikan secara rinci mengenai tahapan penelitian yang dilakukan,meliputi : tahap merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, pengumpulan dan pengolahan data, menganalisis permasalahan yang dihadapi, dan tahap terakhir berupa pengambilan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data 5

Pada bab ini berisi pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian ini,baik berupa data primer yang didapat dari hasil penelitian langsung, maupun data sekunder yang didapat dari hasil wawancara. Pengolahan data dilakukan sesuai dengan metodologi penelitian yang terdapat pada bab III. Bab V Analisis Pada bab ini berisi analisis hasil pengolahan data yang telah dilakukan. Analisis juga dilakukan terhadap kondisi awal sebelum dilakukan usulan dan setelah dilakukan usulan. Bab VI Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi tentang kesimpulan penelitian yang dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian yang terdapat pada bab I. Selain itu, pada bab ini juga diberikan saran untuk pihak perusahaan serta untuk penelitian selanjutnya. 6