BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,dan gawat darurat (Kemendagri, 2009). Untuk mencapai pelayanan paripurna tersebut rumah sakit didukung dengan beberapa instalasi, salah satunya adalah instalasi farmasi. Berdasarkan Permenkes no 58 tahun 2014, Instalasi Farmasi adalah unit pelaksana fungsional yang menyelenggarakan seluruh kegiatan kefarmasian di rumah sakit. Standar pelayanan farmasi rumah sakit meliputi pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai, serta pelayanan farmasi klinik (Kemenkes, 2014). Salah satu tugas Instalasi Farmasi di rumah sakit adalah menyediakan obat yang diperlukan oleh beberapa instalasi lainnya seperti instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan serta instalasi gawat darurat. Ketersediaan obat merupakan hal yang sangat penting bagi rumah sakit. Jika rumah sakit mengalami kehabisan obat, maka akan merugikan rumah sakit tersebut karena akan menyebabkan kehilangan keuntungan, namun jika persediaan obat terlalu banyak, hal tersebut juga akan merugikan pihak rumah sakit karena dapat terjadi kadaluarsa dan kerusakan obat serta dapat menimbulkan biaya penyimpanan yang besar. Rumah Sakit XYZ merupakan salah satu rumah sakit negeri yang ada di Kabupaten Bandung. Rumah sakit ini memiliki sepuluh instalasi, yaitu : 1. Instalasi rawat jalan 2. Instalasi rawat inap 3. Bedah central 4. Instalasi Gawat Darurat 5. Radiologi 1
6. Laboratorium 7. Rehabilitasi medis 8. Farmasi 9. Gizi 10. IPSRS Instalasi Farmasi Rumah Sakit XYZ bertugas menyediakan keperluan yang dibutuhkan oleh beberapa instalasi lainnya, diantaranya adalah obat, gas medis, bahan lab, bahan radiologi. Rumah Sakit XYZ sering mengalami over stock persediaan obat. Berikut merupakan grafik pembelian dan penjualan obat selama bulan Januari sampai dengan Juni 2015. 2,500,000 2,000,000 1,500,000 1,000,000 500,000 Pembelian Penjualan Stock Inventori 0 Januari Februari Maret April Mei Juni Gambar I. 1 Pembelian,Penjualan, Stock, dan Inventori Obat Periode Januari-Juni 2015 Berdasarkan Gambar I.1, jumlah stock obat setiap bulannya masih sangat besar dibanding dengan penjualannya. Stock merupakan penjumlahan dari inventori bulan sebelumnya dengan pembelian obat di bulan itu. Besarnya stock menyebabkan inventori besar, sehingga menimbulkan biaya simpan yang tinggi karena semakin banyak obat yang perlu dikelola. Hal tersebut menunjukan bahwa RSUD belum memiliki kebijakan persediaan obat yang baik sehingga sering mengalami over stock. 2
Selama ini Rumah Sakit XYZ hanya melakukan pembelian obat berdasarkan data penjualan obat periode sebelumnya. Rumah Sakit XYZ belum menetapkan besarnya safety stock untuk setiap obat. Pihak instalasi farmasi hanya menentukan stock maksimal yang boleh mengendap sebesar 25% dari jumlah pembelian obat tiap bulannya. Pada kenyataannya stock tersebut selalu melibihi 25% tiap bulannya. 1,200,000 1,000,000 800,000 600,000 400,000 Inventori inventori Maksimal 200,000 - Gambar I. 2 Perbandingan Inventori dengan Inventori Maksimal Dari Gambar I.2 dapat dilihat bahwa stock aktual selalu melebihi stock maksimal yang diperbolehkan. Kelebihan inventori obat tersebut menimbulkan biaya penyimpanan yang besar serta menimbulkan kerugian bagi rumah sakit karena terkadang persediaan obat tersebut rusak atau kadaluarsa. Obat yang rusak atau kadaluarsa tidak dapat dijual dan harus dimusnahkan. Berikut merupakan jumlah obat yang rusak dan kadaluarsa di bulan Januari sampai Juni 2015 dalam satuan unit. Tabel I. 1 Jumlah Obat Kadaluarsa dan Rusak Bulan Januari - Juni 2015 Januari Februari Maret April Mei Juni 21,802 9,861 6,511 12,752 11,349 7,412 3
Dari Tabel I.1 dapat dilihat bahwa jumlah obat kadaluarsa dan rusak tiap bulannya sangat besar. Kadaluarsa atau rusak dapat disebabkan karena lamanya obat tersebut berada di gudang. Hal itu menimbulkan kerugian bagi Rumah Sakit XYZ karena menimbulkan biaya inventori yang besar dan biaya obat kadaluarsa. Oleh karena itu, diperlukan adanya penelitian mengenai kebijakan persediaan obat guna mengatasi permasalahan tersebut. Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan membantu Rumah Sakit XYZ untuk mengurangi total biaya persediaan obat di Rumah Sakit XYZ. I.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana pengelompokan obat berdasarkan analisis VED dan analisis ABC? 2. Bagaimana pengelompokan obat berdasarkan tingkat penyerapan dana dan tingkat kepentingan keberadaan obat? 3. Bagaimana kebijakan persediaan obat untuk masing-masing tingkat prioritas untuk meminimasi total biaya persediaan? I.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui pengelompokan obat berdasarkan analisis VED dan analisis ABC? 2. Mengetahui pengelompokan obat berdasarkan tingkat penyerapan dana dan tingkat kepentingan keberadaan obat? 3. Menentukan kebijakan persediaan obat untuk masing-masing tingkat prioritas untuk meminimasi total biaya persediaan? I.4. Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini, maka manfaat yang dapat diperoleh adalah : 1. Mengurangi overstock obat di Rumah Sakit XYZ 2. Meminimalisir total biaya persediaan obat di Rumah Sakit XYZ. 4
I.5. Batasan Penelitian Adapun batasan-batasan dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Harga obat diasumsikan konstan 2. Data yang digunakan adalah data persediaan obat bulan Januari sampai Juni 2015 3. Lead time konstan 4. Penelitian hanya sampai tahap usulan, tidak sampai pada tahap implementasi I.6. Sistematika Penulisan Berikut merupakan uraian sistematika penulisan Tugas Akhir ini : Bab I Pendahuluan Pada bab ini akan membahas mengenai latar belakang permasalahan sehingga akan mengarahkan pada perumusan masalah serta tujuan penelitian. Selain itu, pada bab ini juga membahas manfaat dari penelitian yang dilakukan serta batasan masalah untuk mempersempit ruang lingkup. Bab II Landasan Teori Pada bab ini akan membahas mengenai teori-teori apa saja yang sesuai dan mendukung dalam melakukan penelitian ini. Selain itu, pada bab ini juga dijelaskan alasan pemilihan metode untuk penelitian ini. Bab III Metodologi Penelitian Pada bab ini diuraikan secara rinci mengenai tahapan penelitian yang dilakukan,meliputi : tahap merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, pengumpulan dan pengolahan data, menganalisis permasalahan yang dihadapi, dan tahap terakhir berupa pengambilan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data 5
Pada bab ini berisi pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian ini,baik berupa data primer yang didapat dari hasil penelitian langsung, maupun data sekunder yang didapat dari hasil wawancara. Pengolahan data dilakukan sesuai dengan metodologi penelitian yang terdapat pada bab III. Bab V Analisis Pada bab ini berisi analisis hasil pengolahan data yang telah dilakukan. Analisis juga dilakukan terhadap kondisi awal sebelum dilakukan usulan dan setelah dilakukan usulan. Bab VI Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi tentang kesimpulan penelitian yang dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian yang terdapat pada bab I. Selain itu, pada bab ini juga diberikan saran untuk pihak perusahaan serta untuk penelitian selanjutnya. 6