Kondisi Geografis Wilayah Kabupaten Kerinci

dokumen-dokumen yang mirip
IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat

I. PENDAHULUAN. berkaitan dengan sektor-sektor lain karena sektor pertanian merupakan sektor

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

IV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI. Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan dan Otonomi

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Kabupaten Kerinci menerapkan visi dan misi yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN


IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

STUDI ARAHAN WILAYAH PENGEMBANGAN INDUSTRI PERTANIAN SEBAGAI STRATEGI PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN KERINCI 1)

BAB IV TINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN BUNGO

IV. KEADAAN UMUM 4.1. Regulasi Penataan Ruang

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

KAJIAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Kondisi Geografis

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi. Jambi, 31 Mei 2016

I. PENDAHULUAN. Ketika krisis melanda Indonesia sejak tahun 1997 usaha kecil berperan

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Dasar Hukum

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG BARAT

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA SUNGAI PENUH DI PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak di bagian utara Provinsi Lampung.

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

III. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008

III. KEADAAN UMUM LOKASI

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA SUNGAI PENUH DI PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV GAMBARAN UMUM

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

PERTUMBUHAN EKONOMI JAMBI TAHUN 2009

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2012

BAB IV GAMBARAN UMUM

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut. Masalah pokok dalam pembangunan

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai

BAB IV KONDISI UMUM. A. Letak Geografis, Iklim

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

I. PENDAHULUAN. kualitas produk melalui usaha diversifikasi, intensifikasi, ekstensifikasi dan

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Kondisi Geografis dan Persebaran Tanaman Perkebunan Unggulan Provinsi Jambi. Jambi 205,43 0,41% Muaro Jambi 5.

KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

V. SIMPULAN DAN SARAN. 1. Hasil analisis Tipologi Klassen menunjukkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

Transkripsi:

Kondisi Geografis Wilayah Kabupaten Kerinci Secara geografis Kabupaten Kerinci terletak pada koordinat : 1'40' - 2O26' Lintang Selatan dan 101'08'- 101 "50' Bujur Ti. Kabupaten Kerinci me~pakan salah satu dari sepuluh kabupaten dalam wilayah Provinsi Jambi yang berada di ujung bagian barat wilayah provinsi dan berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Barat dan Pmvinsi Bengkulu. Posisi Kabupaten Kerinci dalam skala dan orientasi Provinsi Jambi disajikan pada Gambar 5. Secara umum wilayah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Kerinci diantaranya adalah : - Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Solok, Pmvinsi Sumatera Barat; - Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kabupaten Merangin; - Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, dan Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat; - Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Bungo. Administmi Wilayah Kabupaten Kerinci Kabupaten Kerinci memilii luas wilayah 420.000 Ha, yang terdiri dari 17 wilayah kecamatan dan 278 desa. Setelah keluarnya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2008, Kabupaten Kerinci dimekarkan menjadi dua wilayah administratif, yaitu Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh. %&ai Kabupaten Kerinci memiliki 12 wilayah kecamatan dengan luas wilayah 380.850 Ha. Sedangkan Kota Sungai Penuh terdii da5 5 wilayah kecamatan dengan luas wilayah 39.150 Ha. Pada saat ini Kota Sungai Penuh belum menjalankan Mtas pembangunan, dan segala bentuk aset dan data masih didasarkan pada kabupaten induk yaitu Kabupaten Kerinci. Adapun Jumlah kecamatan, luas wilayah, jumlah desa dan kelurahan di Kabupaten Kerinci disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3 Luas Wilayah per Kecarnatan di Kabupaten Kerinci Kecamatan 1. Gunung Raya 2. Batang Merangin 3. Keliling Danau 4. Danau Kerinci 5. Sitinjau Laut 6. Tanah Kampung 7. Sungai Penuh 8. Hamparan Rawang 9. Pesisir Bukit 10. Kumun Debai 11. Air Hangat 12. Air Hangat Timur 13. Depati VII 14. Gunung Kerinci 15. Siulak 16. Kaw Aro Jumlah Luas (Ha) Desa Kelurahan Total Status Wilayah Kota Sei.Penuh Kota Sei.Penuh Kota Sei.Penuh Kota Sei.Penuh Kota Sei.Penuh 17. ~ uku~g Tujuh 16.250 11-11 Total Luas 420.000 272 6 278 Sumber : BPS Kabupafen Kerinci, Tahun 2007. Topografi dan Morfologi Wilayah Wilayah Kabupaten Kerinci membentang dari Gunung Tujuh sampai Gunung Raya. Sebagian besar (98%) berada pada ketinggian diatas 500-3.805 m dpl, dan mcmpakan bagian dari Pegunungan Bukit Barisan. Karakter wilayah bergelombang dan berbukit-bukit tersebut membentuk enclave yang sangat luas dan sebagian ditutupi hutan lebat alami yang mernpakan ciri khas wilayah Kabupaten Kerinci. Secara umum wilayah Kabupaten Kerinci dapat dikelompokkan dalam beberapa satuan morfologi yaitu dataran, perbukitan bergelombang halus sampai perbukitan bergclombang sedang dan pcgunungan. Berdasarkan kondisi geomorfologi dan penyebaran batuannya, pola orientasi ke arah utara, &an dijumpai morfologi yang lcbih tinggi yaitu morfologi perbukitan bergelombang sampai pegunungan, sedangkan pada oricntasi ke arah Selatan akan dijumpai morfologi dataran rendah.

here to qet your free novapdf Lite registration key Gambar 5 Peta Administrasi Kabupaten Kerinci

Penutupan Lahan Berdasarkan peta penutupan Iahan Kabupaten Kerinci tahun 2005 dapat diketahui bahwa kawasan hutan yang mendominasi wilayah ini sebesar 56% atau seluas 235.703 Ha yang tersebar di bagian barat dan timur wilayah kabupaten. Selanjutnya disusul oleh penggunaan untuk pertanian lahan kering (78.268 Ha), dan hutan budidaya (35.695 Ha). Penutupan lahan berupa pemukiman memiliki luas 8.851 Ha, yang menyebar di sepanjang jaringan jalan. Perkembangan pemukiman saat ini cukup pesat menyebar sporadis di pusat-pusat kegiatan di setiap wilayah kecamatan. Penutupan lahan berupa lahan perkebunan memiliki luas 5.981 Ha, atau 1,4% dari luas wilayah, diia jenis komoditas utarnanya adalah perkebunan teh di Kecamatan Kayu Aro. Sedangkan lahan sawah di Kabupaten Kerinci memilii luas 15.284 Ha atau sebesar 3,6% dari total luas wilayah. Rincian dan gambaran penutupan lahan di Kabupaten Kerinci disajikan pada Tabel 4 dan Gambar 6. Tabel 4 Penutupan Lahan di Kabupaten Kerinci Penutupan Laban Luas (Ha) 1. Badan Air 9.256 2. Hutan 235.703 3. Hutan Budidaya 35.695 4. Kebun Campuran 10.206 5. Perkebunan 5.981 6. Permukiman 8.851 7. Pertanian Tanah Kering 78.268 8. Rumpuflanah terbuka 9.531 9; saw& 15:284 10. Semakfbelukar 11.225 Total Luas 420.000 Sumber : Bappeda Kabupaten Kerinci, Tahun 2007.

bbw -.*a w.- rn ----- -he-?= --w"#* wa*l*bn-n -unm*xrm mam-- -inn*-q Gambar 6 Peta Penutupan Lahan here to get your free novapdf Lite registration key

Zona Pemanfaatan Ruang Wiiayab Kabupaten Kerinci Berdasarkan karakteristik wilayahnya, Kabupaten Kerinci dibagi dalam empat jenis tipe zona pemanfaatan ruang (Gambar 7) yaitu : 1) zona perlindungan, 2) zona pengendalian ketat, 3) zona pemanfaatan ruang terbatas, dan 4) zona pemanfaatan intensif (RTRW Kabupaten Kerinci Tahun 2006-2016). Arahan pemanfaatan ruang untuk setiap zona tersebut disajikan dibawah ini. 1) Zona Perlindungan (Zona A) Zona ini merupakan kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) seluas 215.000 Ha, sesuai dengan SK Menhutbun nomor: 901/KPTS-2AIl99, dm Keppres nomor: 32 Tahun 1990 tentang Penetapan dan Kriteria Kawasan findung. Zona A terdiri dari 13 kecamatan yaitu : Kayu Aro, Gunung Kerinci, Gunung Tujuh, SiuIak, Air Hangat, Air Hangat Timur, Sungai Penuh, Kumun Debai, KeSiing Danau, Batang Merangin, Gunung Raya dan Danau Kerinci. 2) Zona Pengendalian Ketat (Zona B) Zona ini didasarkan pada pertimbangan bahwa daerah ini potensial terhadap bencana gempa bumi clan mwan banjir. Zona ini didominasi oleh pemanfaatan lahan pertartian lahan basah, hutan kemasyarakatan, dan permukiman. Kecamatan yang masuk dalam zona B ini terdii dari 12 kecamatan yaitu : Kecamatan Sungai Penuh, Hamparan Rawang, Kumun Debai, Pesisir Bukit, Tanah Kampung, Sitinjau Laut, Air Hangat Ti, Air Hangat, Danau Kerinci, Depati Tujuh, Siulak dan Keliling Danau. Penetapan fungsi kota utama (Sungai Penuh) di dalam zona ini addah sebagai permukiman terbatas, pertartian lahan basah, pusat Smgkungan pelayanan perdagangan dan jasa tingkat kabupaten dan kecamatan, pekebunan, kawasan penyangga dan pusat 'ngkungan pelayanan bencana. 3) Zona Pemanfaatan Terbatas (Zona C) Zona ini ditentukan berdasar pertimbangan bahwa wilayah ini mendapat pengaruh langsung dari kondisi bencana yang kemungkinan terjadi, mengingat zona ini masih terdapat bebempa patahdsesar. Zona ini merupakan lahan potensi budidaya pertanian yang cukup luas, dapat dikembangkan sebagai kawasan budidaya perkmian lahan basah dan perkebunan, serta pengembangan

permukirnan terbatas. Zona C meliputi Kecamatan Gunung Kerinci, Kayu Aro dan Gunung Tujuh. Kota-kota yang terdapat di daiam zona ini ditetapkan fungsinya sebagai pusat pemerintahan serta permllkiman terbatas, pertanian lahan basah, perkebunan teh, hutan kemasyarakatan (pertanian tanaman keras), perdagangan dan jasa skala kecamatan dan lokal, kawasan penyangga, pusat lingkungan pelayanan bencana serta industri berbasis komoditas pertanian. 4) Zona Pemanfaatan Intensif (Zona D) Zona ini ditentukan berdasar pada pertimbangan bahwa daerah ini relatif landai dan merupakan daerah yang berpotensi untuk diiaatkan sebagai kawasan budidaya seperti: perkebunan, sawah, hutan kemasyarakatan, dan pengembangan kawasan permukiman. Zona D meliputi Kmatan Keliling Danau, Gunung Raya dan Batang Merangin. Fungsi kota-kota didalam zona D ini diarahkan untuk pengembangan kawasan permukiman, perdagangan dan jasa skala kecamatan, pertanian lahan kering, perkebunan, hutan kemasymkatan (perkebunan tanaman keras), industri berbasis komoditi perkebunan dan pertanian. Zona ini diarahkan menjadi alternatif alokasi kebutuhan pertumbuhan penduduk di Zona B.

-- W>V,"S -.I- Z- m n h m Ruang -ParnbraaRmrn, a--xau,-a, --T-mC> --h*nr(e-l)) Gambar 7 Peta Zonasi Pemanfaatan Ruang here to get vour free novapdf Lite registration key

Kependudukan Pada tahun 1997 penduduk Kabupaten Kerinci bejumlah 290.334 jiwa dan tahun 2007 meningkat menjadi 313.634 jiwa, selama kurun waktu sepuluh tahun tersebut Kabupaten Kerinci mengalami pertumbuhan penduduk sebesar 0,77%. Mata Pencaharian Perduduk Kabupaten Kerinci pada tahun 2007 sebagian besar adalah pada sektor pertanian (62,27%) dm sektor perdagangan (14,46%), dan selanjutnya jasa kemasyarakatan (12,01%), dm perdagangan (8,56%). Kepadatan penduduk Kabupaten Kerinci yakni 74,67 JiwaIKm2. Kecamatan terpadat penduduknya adalah Kecamatan Hamparan Rawang dengan kepadatan 1.085 JiwaJKm2 dan kepadatan terendah Kecamatan Gunung Raya 20 JiwalKm2. Rincian kepadatan penduduk per kecamatan disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Kerinci Tahun 2007 Kecamatan Luas Jumlah Penduduk Kepadatan Tahun 2007 (Jiwa) (Jiial~m~) 1. Gunung Raya 746.77 15.169 20 2. Batann Merangin 567.32 22.725 40 3. ~elilig ~anai 4. Danau Kerinci 5. Sitinjau Laut 6. TanahKampung 7. Sungai Penuh 8. Hamparan Rawang 9. Pesisir Bukit 10; Kumun Debai 11. Aii Hangat 12. Air Hangat Tmur 13. Depati W 14. Gunung Kerinci 15. Siulak 16. Kavu Aro 17. ~&ung Tujuh 162.50 11.824 73 Total 4200.00 313.634 74,67 Sumber : BPS Kabupaten Kerinci Tahun 2008. Perekonomian Pada tahun 2007 nilai PDRB Kabupaten Kerinci atas dasar harga berlaku rnencapai 3.03 Triliun. Sumbangan PDRB terbesar berasal dari sektor pertanian

yang mencapai 1.5 Triliun atau 50,50% dari total PDRB Kabupaten Kerinci. Struktur perekonomian di Kabupaten Kerinci disajikan pada Tabel 6. Tabel 6 PDRB Kabupaten Kerinci Atas Harga Berlaku Tahun 2006-2007 Tahun SektorILapangan Usaha 2006 2007 Rp. (000) 1. Perkmian 1.348.696.58 1.534.114.66 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Indushi Pengolahan 4. Listrik dan Air Bersih 5. Bangunan 6. Perdarrangan - - Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan, Pos dan Telekomunikasi 234.117142 275.865;68 8. Keuangan, - - Persewaan & Jasa Perusahaan 111987,60 132.384,64 9. Jasa 363.502,84 412.883,19 Total 2.641.99447 3.037.628,SS Surnber : BPS Kabupaten Kerinci Tahun 2008 Kontribusi sektor pertanian tetap mendominasi dari tahun ke tahun, walaupun pada tahun 2007 ini mengalami penman dari tahun sebelumnya. Sub sektor yang memilii kontribusi terbesar dalam pembentukan nilai sektor pertanian hi adalah sub sektor tanaman bahan makanan dan tanaman perkebunan, diia masing-masing sub sektor ini memiliki sumbangan sebesar 26,51% dan 19,08%. Kontribusi sektor dan sub sektor perkmian dalam PDRB Kabupaten Kerinci disajikan pada Tabel 7. Tabel 7 Distribusi PDRB Atas Harga Berlaku Menurut Sektor Pertanian dan Non Pertanian Tahun 2003-2007 Tahun Sektor 2003 2004 2005 2006 2007 0, 10 1. Pertanian 48,Ol 47,73 50,237 50,237 50,48 Tanaman Bahan Makanan 24,30 24,86 26,42 26,47 26,51 Tanaman Perkebunan 18,83 18,OO 9,48 19,54 19,08 Petemakan dan Hasil-hasilnya 3,69 3,62 3,75 336 3,79 Kehutanan 0,05 0,04 0,04 0,03 0,03 Perikanan 1,14 1,21 1,19 1,15 137 2. Non Pertanian 519 5237 49,13 48,95 4932 Total 100 100 100 100 100 Sumber : Bappeda Kabupaten Kerinci Tahurl 2008.

Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kerinci pada tahun 2007 mencapai 5,93%, meningkat dibandingkan dari tahun sebelumnya yang mencapai tingkat pertumbuhan 5,81%. Peningkatan ini diantaranya terkait dengan pertumbuhan sektor pertanian sebesar 6,69%, sektor perdagangan sebesar 7,16% dan sektor keuangan sebesar 4,87%. Secara umum pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kerinci dalam tahun 2003 sampai 2007 rata-rata tumbuh sebesar 5,43%. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kerinci disajikan pada Gambar 8 dan Tabel 8. Gambar 8 Grafik Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Kerinci Tahun 2003-2007

Tabel 8 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kerinci Atas Harga Konstan Tahun 2003-2007 SektorILapangan Usaha Tahun 2003 2004 2005 2006 2007 % 1. Pertanian 4,04 436 5,660 5,23 6,69 a. Tanaman bahan makanan 4,72 6,09 6,81 5,52 7,12 b. Tanaman perkebunan 4,14 3,34 4,02 4,60 6,52 c. Petemakan dan basil-hasilnya 0,40 4,89 6,36 6,92 5,62 d. Kehutanan 6,50-5,25-20,20-20,55-0,23 e. Perikanan 0,OO 4,67 4,04 3,82 2,97 2. Pertambangan dan Penggalian 3,72 3,78 189 O,72 3,15 a. Miyak dan gas bumi 0,OO 0,OO 0,OO 0,OO 400 b. Pertambangan tanpa migas 0,OO 0,OO 0,OO 0,OO 0,OO c. Penggalian 3,72 3,78 1,89 0,72 315 3. Industri Pengolahan 2,18 3,Ol 3,64 7,42 5,79 a. Induslximigas 0,OO 0,OO 0,OO 0,OO 0,OO b. Industri tanpa migas 2,18 3,Ol 3,64 7,42 5,79 4. Liitrik dan Air Benih 17,61 1033 521 659 326 a. Listrik 19,12 10,06 5,05 8,55 3,72 b. Air bersih 13,67 11,05 5,64 1,28 2,32 5. Bangunan 22,74 14,14 1339 938 742 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 393 3,41 637 622 7,16 a. Perdagangan besar & ecem 3,81 3,12 6,75 6,19 7,78 b. Hotel 4,91 5,27 6,07 6,98 3,19 c. Resfom 4,51 4,98 5,62 6,33 3,92 7. Pengangkutan, Pos & Telekom 5,71 637 3,88 734 3,65 a. Pengangkutan 5,66 6,40 3,79 7,49 3,39 b. Pos dm telekomunikwi 7,03 5,61 6,06 8,85 10,55 8. Keoanpn, sewa & Jam Pnhn 2906 4,73 5,73 3,86 4,237 a. Bank 8,37 24,8 15,65 8,98 10,53 b. Lembaga keuangaa 1,25 1,39 1,65 2,73 3,73 c. Sewa bangunan 0,81 0,82 3,78 2,44 3,27 d. Jasapemsahaan 4,24 4,42 4,93 4,67 3,15 9. Jasa 5,67 530 292 552 3,48 a. Pemerintahan dan pertahanan 5,71 5,50 2,46 5,54 3,78 b. Swasta 5,53 5,53 4,61 6,46 2,43 PDRB 430 5,12 5,40 581 5,93 Sumber : BPS Kabupaten Kerinci Tahun 2008. Industri Pertanian di Kabupaten Kerinci Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian clan Perdagangan Kabupaten Kerinci pada tahun 2007, diketahui bahwa Kabupaten Kerinci memiliki 9 sentra indusiri kecil pengolaban hail pertanian yang terdiri dari. 1) industri gula teby 2) industri gula merah aren, 3) keripik ubi dan keladi, 4) industri kerajinan anyaman,

5) industri tembakau iris, 6) sentra pengolahan opak, 7) sentra dodol kentang, 8) sentra sirup kayu manis, dan 9) sentra pengolahan tempe. Sentra industri di Kabupaten Kerinci ini terdiri dari 648 unit usaha dengan total jumlah tenaga kerja 13.345 orang. Nilai investasi dari seluruh indud tersebut pada tahun 2007 sebesar 1,6 Milyar rupiah, dengan nilai produksi sebesar 14,9 Milyar rupiah. Industri-industri pertanian di Kabupaten Kerinci sebagian besar berlokasi di Kecamatan Sungai Penuh, Kayu Aro dan Gunung Kerinci, karena potensi wilayah cukup mendukung aktivitas industri pengolahan tersebut untuk saat ini. Sebaran lokasi industri pengolahan dan lokasi sen- industri di Kabupaten Kerinci disajikan pada Gambar 9.

here to get your free novapdf Lite registration key KABUI'ATEN KERlNCl

Kebijakan Pengembangan Sektor Industri di Kabupaten Kerinci Kebijakan daemh dalam pengembangan sektor industri di Kabupaten Kerinci tertuang dalam rencana kerja dan arah kebijakan umum Dinas Perindustrim dan Perdagangan Kabupaten Kerinci Tahun 2007. Kebijakan tersebut diantaranya adalah: 1) pelaksanaan pembinaan dan pengembangan industri yang berbasis agro, 2) pelaksanaan kebijakan biibingan teknis, manajemen dan pemasaran industri kecil dan menengah serta pelaku dunia usaha, 3) optimalisasi dalam mgka peningkatan, pemasaran hail komoditi pertanian, perkebunan, sektor industri melalui hformasi dan promosi keja sama dengan berbagai pihak, 4) peningkatan sarana dan prasarana indh perdagangan, serta inventatisasi peluang investasi dan penanaman modal, 5) pengawasan clan pengendalian standarisasi industri dan menciptakan iklii usaha yang sehat, 6) identifikasi dan evaluasi pennasalahan dan perkembangan industri dan perdagangan, 7) fasilitasi dunia usaha dalam mendapatkan kepastian hukum berusaha melalui perizinan sesuai peram dan perundang- undangan yang berlaku, 8) upaya terciptanya kondisi yang kondusif bagi pelaku usaha maupun masyarakat, dan 9) upaya perluasan pangsa pasar hasil pertanian, perkebunan dan hasil industri yang berorientasi ekspor. Kebijakan Pembangunan Daerah Kabupaten Kerinci Kebijakan daerah Kabupaten Kerinci dalam pelaksanaan pembangunan terkait dengan pengembangan industri pertanian dan pembangunan berkelanjutan, terhmg dalam misi daerah. Kebijakan tersebut diantaranya adalah: 1) peningkatan dan pengembangan sistim agribisnis yang berbasis ekonomi kerakyatan dengan memanfaatkan potensi daerah yang berdaya saing dan berorientasi pasar, 2) pengembangan usaha kecil, menengah dan koperasi serta usaha informal, dan 3) peningkatan konservasi dm rehabilitasi sumberdaya dam dan lingkungan hidup.